JUDUL PROGRAM
EFEKTIFITAS PEMBERIAN L-ARGININE SECARA ORAL TERHADAP
GAMBARAN HISTOPATOLOGI PEMBULUH DARAH YANG
DIPRESERVASI DENGAN TEKNIK BEKU KERING
BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Ulvi Hudriyah
Sholehudin
Rozaki Mara Hana
Elok Setyorini
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
061111105
Angkatan 2011
061111106
Angkatan 2011
011111123
Angkatan 2011
061211131025 Angkatan 2012
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
Ketua Pelaksana
Dr.Anwar
M.Kes.,drh
DirekturMaruf,
Kemahasiswaan
NIP.196509051993031004
Universitas Airlangga
Sholehudin
Dosen
Pendamping
NIM.061111106
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
RINGKASAN...............................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 2
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 5
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ...................... v
Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................... xii
Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Peneliti ..xiii
Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti....xiv
iii
RINGKASAN
Perkembangan bedah vaskular saat ini berkembang sangat pesat,
khususnya dalam bidang endovaskular. Namun demikian di negara-negara sedang
berkembang, memiliki karakter yang berbeda. Angka trauma vaskular perifer
yang membutuhkan tindakan pembedahan masih cukup tinggi, sedang
perkembangan endovaskular berjalan lebih lambat. Penggunaan endovaskuler
untuk cedera pada ekstremitas masih terbatas, sementara data kecelakaan
ekstremitas pada anjing semakin meningkat (Aron, 1995). Salah satu faktor
keberhasilan operasi pintas vaskular adalah jenis conduit yang digunakan. Conduit
yang ideal seharusnya: mudah didapat, mudah digunakan, resisten terhadap
trombosis dan infeksi, tahan lama, tidak mahal, karakteristiknya serupa dengan
pembuluh darah yang akan digantikan. Namun ada beberapa kondisi klinis yang
menyebabkan vaskular autolog ini tidak cocok dan tidak dapat digunakan oleh
karena kualitasnya inferior. Kondisi-kondisi tersebut antara lain : penderita yang
mengalami insufisiensi vena, thrombosis vena dalam, kelainan arteri perifer,
penderita gagal ginjal kronis yang berulang kali venanya ditusuk untuk akses
hemodialisa, serta pada penderita penyakit jantung koroner paska pembedahan
pintas koroner harus mengalami operasi ulangan (sekitar 10-15%). Sedangkan
penggunaan graft sintetis dari material yang banyak digunakan, seperti poliethilen
tereftalat (Dacron) dan politetrafluoroetilen (PTFE) memiliki keterbatasan antara
lain: (a) Secara umum penggunaan graft vaskular prostesa tidak dapat digunakan
pada kondisi infeksi; (b) tingkat patensi lebih rendah pada operasi pintas
pembuluh darah kecil seperti arteri tibialis.(9, 14); (c) harga graft vaskular
prostesa lebih tinggi (Fahner et al., 2006). L-Arginine pertama kali ditemukan
pada tahun 1886, yang merupakan salah satu dari 20 asam amino yang mudah
ditemukan dalam bentuk L-form. L-arginine pertama kali didapatkan dari isolasi
ekstrak bunga Lupin atau Sundial Lupine (Lupinus perennis) oleh seorang ahli
kimia berkebangsaan Swiss bernama Ernst Schultze. Sejak saat itu L-Arginine
dimanfaatkan sebagai suplemen untuk meningkatkan ketahan sistem imunitas,
mempercepat penyembuhan luka dan memperbaiki sekresi sistem hormonal. Pada
tahun 1998, seorang peneliti berkebangsaan Amerika mendapatkan hadiah nobel
atas penelitiaanya yang menemukan bahwa L-Arginine merupakan prekursor dari
NO, dilanjutkan oleh 3 peneliti berkebangsaan Italia yang menemukan peranan LArginine dalam cidera vascular (Preiser et al., 2001).
KATA KUNCI : Allografft, Pembuluh darah, L Arginine, stenosis
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan bedah vaskular saat ini berkembang sangat pesat,
khususnya dalam bidang endovaskular. Namun demikian di negara-negara sedang
berkembang, memiliki karakter yang berbeda. Angka trauma vaskular perifer
yang membutuhkan tindakan pembedahan masih cukup tinggi, sedang
perkembangan endovaskular berjalan lebih lambat. Penggunaan endovaskuler
untuk cedera pada ekstremitas masih terbatas, sementara data kecelakaan
ekstremitas pada anjing semakin meningkat (Aron, 1995).
Salah satu faktor keberhasilan operasi pintas vaskular adalah jenis conduit
yang digunakan. Conduit yang ideal seharusnya: mudah didapat, mudah
digunakan, resisten terhadap trombosis dan infeksi, tahan lama, tidak mahal,
karakteristiknya serupa dengan pembuluh darah yang akan digantikan. Namun ada
beberapa kondisi klinis yang menyebabkan vaskular autolog ini tidak cocok dan
tidak dapat digunakan oleh karena kualitasnya inferior. Kondisi-kondisi tersebut
antara lain : penderita yang mengalami insufisiensi vena, thrombosis vena dalam,
kelainan arteri perifer, penderita gagal ginjal kronis yang berulang kali venanya
ditusuk untuk akses hemodialisa, serta pada penderita penyakit jantung koroner
paska pembedahan pintas koroner harus mengalami operasi ulangan (sekitar 1015%). Sedangkan penggunaan graft sintetis dari material yang banyak digunakan,
seperti poliethilen tereftalat (Dacron) dan politetrafluoroetilen (PTFE) memiliki
keterbatasan antara lain: (a) Secara umum penggunaan graft vaskular prostesa
tidak dapat digunakan pada kondisi infeksi; (b) tingkat patensi lebih rendah pada
operasi pintas pembuluh darah kecil seperti arteri tibialis.(9, 14); (c) harga graft
vaskular prostesa lebih tinggi (Fahner et al., 2006)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa graft vaskular beku kering
memiliki sifat sebagai conduit yang mendekati ideal dan memiliki keunggulan
dibandingkan graft beku segar, antara lain (a) tidak bersifat antigenik (less
antigenic) oleh karena allograft beku kering bersifat tidak hidup (non viable); (b)
mudah dibawa oleh ahli bedah; (c) bisa disimpan dalam jangka waktu panjang di
suhu kamar (Joalsen, 2013). Penelitian eksperimental dapat dilakukan dengan
melakukan intervensi pada beberapa aspek, antara lain : graft vaskular (intervensi
pada metode harvesting dan tehnik preservasi graft), tehnik operasi (penggunaan
benang, tehnik anastomosis, faktor operator) atau pada aspek resipien coba
(pengkondisian pra dan paska intervensi). Aspek yang ingin peneliti pelajari
adalah intervensi pada resipien yaitu dengan memberikan L-Arginine kepada
hewan coba kelinci New Zealand (Oryctolagus Cuniculus).
Sel endotel pembuluh darah merupakan struktur anatomi yang dinamis.
Sel endotel dapat melakukan regulasi aliran darah dengan memproduksi agen
vasodilator (Nitric Oxide dan Prostacyclin-PGI2) dan vasokonstriktor (Platelet
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pemberian L-Arginine secara oral dapat memperbaiki
gambaran histopatologi arteri yang dipreservasi dengan tehnik beku
kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus?
2. Apakah pemberian L-Arginine secara oral dapat menekan angka
terjadinya stenosis allograft arteri yang dipreservasi dengan tehnik
beku kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus?
1.3
TUJUAN PROGRAM
1. Memberikan gambaran pengaruh pemberian L-Arginine per oral
terhadap perubahan gambaran histopatologi arteri yang dipreservasi
dengan tehnik beku kering (freeze drying) yang diimplantasikan pada
Oryctolagus Cuniculus pada operasi rekonstruksi vaskular.
2. Memberikan gambaran pengaruh pemberian L-Arginine per oral
dalam menekan angka terjadinya stenosis pada arteri yang dipreservasi
dengan tehnik beku kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus
pada operasi rekonstruksi vaskular.
1.4
1.5
KEGUNAAN PROGRAM
1. Memberikan informasi tambahan mengenai manfaat L-Arginine dalam
menekan angka terjadinya stenosis pada arteri yang dipreservasi
dengan tehnik beku kering secara in vivo.
2. Memberikan informasi tambahan mengenai manfaat L-Arginine dalam
menekan angka terjadinya thrombus pada allograft arteri yang
dipreservasi dengan tehnik beku kering secara in vivo.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.4
3.4
Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
Variabel Bebas
: Intervensi L - Arginine
Variabel Terikat
: Penggunaan Allograft beku kering
Variabel Terkendali
: Teknik pemberian L Arginine secara oral
Teknik pembedahan dan pemulihan
3.5
3.5.1
Cara Kerja
Perlakuan
Sebelum Operasi dimulai, kelinci dipuasakan 12 jam. Premedikasi dengan
menggunakan sulfas atropine 0.05 mg/kg subkutan, 10 menit kemudian
dilanjutkan dengan anestesi dengan menggunakan kombinasi ketamine 25
mg/kgBB dengan Xylazine 3mg/kgBB intramuskuler atau midazolam 2 mg/kgBB
intramuskuler(64). Setelah kelinci dibius dan diposisikan miring, kemudian bulu
di daerah lapangan operasi dibersihkan dan dicukur, keempat kaki di fiksasi.
Dilakukan tindakan asepsis pada lapangan operasi mulai leher. Lapangan operasi
dipersempit dengan duk steril. Kemudian dilakukan insisi di daerah leher sisi
kanan, diperdalam lapis demi lapis identifikasi arteri karotis kanan. Lalu
dilakukan reseksi segmen arteri karotis sepanjang 1-2 cm, sebelumnya proximal
dan distal dari segmen arteri karotis yang akan direseksi dipasang klem vaskuler.
Selanjutnya pada kedua kelompok kelinci resipien dilakukan pintas arteri karotis
kanan, dengan menggunakan allograft arteri yang dipreservasi dengan tehnik beku
kering. Sebelum anastomosis dilakukan, heparin diberikan secara intravena
dengan dosis 70 IU/kg.
Anastomosis dilakukan dengan tehnik end to side menggunakan benang
non absorbable monofilamen 8.0 secara jelujur kontinyu, arteri karotis resipien di
distal anastomosis proximal diligasi dengan silk 3.0 dan disisi proximal dari
anastomosis distal diligasi juga dengan benang silk 3.0. Perdarahan dirawat.
Kemudian luka dijahit secara primer dengan silk 3.0. Setelah anastomosis selesai
heparin kembali diberikan dengan dosis 70 IU/Kg. Pengamatan terhadap kedua
kelompok kelinci resipien dilakukan selama 4 minggu.
3.5.2 Perawatan dan Evaluasi
Selama pengamatan kelinci akan dilakukan rawat luka secara teratur dengan
menggunakan povidone iodine 10% dan ditutup dengan pembalut transparan anti
air serta elastomul, kemudian akan diberikan antibiotik Ampicilin 25 mg/kgbb dan
analgetik Paracetamol 50 mg/kgbb. Selama masa pengamatan 4 minggu, hewan
coba kelompok perlakuan akan diberikan tambahan terapi oral L-Arginine 2,25%
(2,25 gr dalam 100 cc air) sebagai suplemen dalam air minum, dengan total ratarata dosis 2 gram/kg bb/hari.
3.5.3
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1
4.2
Biaya
No. Jenis Pengeluaran
1.
Peralatan penunjang
2.
Bahan habis pakai
3.
Perjalanan
4.
Lain-lain: administrasi, publikasi,
seminar, laporan, lainnya
Jumlah
Anggaran
Rp 3.629.000,00
Rp 4.812.500,00
Rp 120.000, 00
Rp 200.000,00
Rp 12.500.000,00
Jadwal Kegiatan
No.
Jenis Kegiatan
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bulan
3
9.
pembahasan penelitian
Penulisan artikel ilmiah dan publikasi
hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Aron D.N., Palmer R.H., Johnson A.L. (1995): Biologic strategies and balanced
concept for repair of highly comminuted long bone fractures. Compend. Cont.
Educ. Pract. Vet., 17, 3550.
Association of Official Analytical and Chemists (AOAC). 1995. Official Methods
of Analysis the Association of Official Analytical and Chemists 16th. Vir-ginia:
Inc. Arlington.
Fahner PJ, Idu MM, van Gulik TM, Legemate DA. Systematic review of
preservation methods and clinical outcome of infrainguinal vascular allografts.
Journal of vascular surgery. 2006;44(3):518-24. Epub 2006/09/05.
Fitridge, Robert ; Thompson, Matthew. 2006. Mechanisms of Vascular Disease, A
Textbook for Vascular Surgeons. Cambridge.
Furie B. 2008.Mechanisme of Thrombus Formation. Boston: New England
medical journal 359.
Gotlieb AL. 2008 Rubins Pathology 5th Editor Raphael Rubin, David Slayer.
Lippincot William Wilkins.Philadelphia 388
Jin Okazaki, Kimihiro Komori, Katsumi Kawasaki. L-Arginine inhibits smooth
muscle cell proliferation of vein graft intimal thickness in hypercholesterolemic
rabbits. Elsevier Cardiovascular Research. 1997, 36:429436
Joalsen, Ivan. Perbandingan Penggunaan Allograft Arteri Beku Kering dengan
Allograft Arteri Beku Segar sebagai Alternatif Conduit pada Operasi Pintas
Vaskular : Studi eksperimental pada Oryctolagus Cuniculus. 2013. Fakultas
Kedokteran Airlangga Surabaya.
Pearson, A.M. and Dutson, T.R. 1994 Quality Attributes and Their Measurment in
Meat, Poultry and Fish Product. Blackie-Academic and Profesional.
Preiser JC, Berre PJ, Van Gossum A, et al. Metabolic effects of arginine addition
to the enteral feeding of critically ill patients. JPEN J Parenter Enteral Nutr
2001;25:182-187.
10
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
11
vi
12
vii
13
viii
14
ix
15
16
xi
17
Kuantitas
2 kali
untuk 2
motor
SUB TOTAL (Rp)
4. Lain lain
Material
Justifikasi
Kuantitas
Jumlah
(Rp)
800.000
390.000
69.000
420.000
113.000
50.000
2.292.000
Jumlah
(Rp)
4.500.000
4.800.000
9.300.000
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
35.000
140.000
140.000
Harga
Jumlah
xii
18
Cetak
Proposal
Perizinan
lab
Publikasi
Pemakaian
Penulisan
proposal
Penelitian
1 kali
Satuan (Rp)
30.000
(Rp)
30.000
3 Minggu
96.000
288.000
450.000
450.000
768.000
Rp. 12.500.000, 00
Seminar
1 kali
SUB TOTAL (Rp)
Total (Keseluruhan)
2.
Sholehudin/
061111106
Pendidikan
Dokter
Hewan
Kedokteran
Hewan
8 jam/ minggu
3.
Rozaki Mara
Hana/
011111123
Pendidikan
Dokter
Umum
Kedokteran
Umum
8 jam/ minggu
4.
Elok Setyorini/
061211131025
Pendidikan
Dokter
Hewan
Kedokteran
Hewan
8 jam/ minggu
Uraian Tugas
Mengontrol,
menyurvei
kebutuhandan
melakukan
penelitian
bersama
Melakukan
penelitian,
penelusuran
pustaka dan
penyusunan
laporan akhir
Melakukan
penelitian,
design poster
dan
administrasi
Melakukan
penelitian dan
publikasi
xiii
19
xiv