Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
EFEKTIFITAS PEMBERIAN L-ARGININE SECARA ORAL TERHADAP
GAMBARAN HISTOPATOLOGI PEMBULUH DARAH YANG
DIPRESERVASI DENGAN TEKNIK BEKU KERING

BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Ulvi Hudriyah
Sholehudin
Rozaki Mara Hana
Elok Setyorini

Ketua
Anggota
Anggota
Anggota

061111105
Angkatan 2011
061111106
Angkatan 2011
011111123
Angkatan 2011
061211131025 Angkatan 2012

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

USULAN PKM PENELITIAN


1. Judul : Efektivitas Ekstrak Teripang (Holothuria scabra) terhadap
Jumlah Fibroblas Dalam Upayanya sebagai Antiinflamasi Alternatif pada
Penyembuhan Radang Kronis Tikus (Rattus novergicus)
2. Bidang kegiatan
: PKM-P
a. Nama lengkap
: Sholehudin
b. NIM
: 061111106
c. Jurusan
: S1 Pendidikan Dokter Hewan
d. Perguruan tinggi
: Universitas Airlangga
e. Alamat /no.hp
: Asrama Putra UA Surabaya/085731320176
f. Alamat email
: sholehudin60@gmail.com
3. Anggota pelaksana kegiatan : 2 orang
4. Dosen pendamping
a. Nama lengkap dan gelar : Dr. Thomas V. Widiyatno, drh., M,Si
b. NIDN
: 0017105809
c. Alamat rumah
: Jl. Bendul merisi IX/31 Surabaya
d. No.telp
: 08121762246
5. Biaya kegiatan total
a.DIKTI
: Rp 9.000.000,00
6. Jangka waktu pelaksanaan : 5 bulan
Surabaya, 16 Juni 2014
Menyetujui
Wakil Dekan
FakultasKedoteranHewan

Ketua Pelaksana

Dr.Anwar
M.Kes.,drh
DirekturMaruf,
Kemahasiswaan
NIP.196509051993031004
Universitas Airlangga

Sholehudin
Dosen
Pendamping
NIM.061111106

Drs. Eko Supeno, M.Si.


NIP. 196504031989111001

Dr. Thomas V. Widiyatno, drh.,M,Si


NIP. 195810171987011001
ii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
RINGKASAN...............................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 2
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 5
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ...................... v
Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................... xii
Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Peneliti ..xiii
Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti....xiv

iii

RINGKASAN
Perkembangan bedah vaskular saat ini berkembang sangat pesat,
khususnya dalam bidang endovaskular. Namun demikian di negara-negara sedang
berkembang, memiliki karakter yang berbeda. Angka trauma vaskular perifer
yang membutuhkan tindakan pembedahan masih cukup tinggi, sedang
perkembangan endovaskular berjalan lebih lambat. Penggunaan endovaskuler
untuk cedera pada ekstremitas masih terbatas, sementara data kecelakaan
ekstremitas pada anjing semakin meningkat (Aron, 1995). Salah satu faktor
keberhasilan operasi pintas vaskular adalah jenis conduit yang digunakan. Conduit
yang ideal seharusnya: mudah didapat, mudah digunakan, resisten terhadap
trombosis dan infeksi, tahan lama, tidak mahal, karakteristiknya serupa dengan
pembuluh darah yang akan digantikan. Namun ada beberapa kondisi klinis yang
menyebabkan vaskular autolog ini tidak cocok dan tidak dapat digunakan oleh
karena kualitasnya inferior. Kondisi-kondisi tersebut antara lain : penderita yang
mengalami insufisiensi vena, thrombosis vena dalam, kelainan arteri perifer,
penderita gagal ginjal kronis yang berulang kali venanya ditusuk untuk akses
hemodialisa, serta pada penderita penyakit jantung koroner paska pembedahan
pintas koroner harus mengalami operasi ulangan (sekitar 10-15%). Sedangkan
penggunaan graft sintetis dari material yang banyak digunakan, seperti poliethilen
tereftalat (Dacron) dan politetrafluoroetilen (PTFE) memiliki keterbatasan antara
lain: (a) Secara umum penggunaan graft vaskular prostesa tidak dapat digunakan
pada kondisi infeksi; (b) tingkat patensi lebih rendah pada operasi pintas
pembuluh darah kecil seperti arteri tibialis.(9, 14); (c) harga graft vaskular
prostesa lebih tinggi (Fahner et al., 2006). L-Arginine pertama kali ditemukan
pada tahun 1886, yang merupakan salah satu dari 20 asam amino yang mudah
ditemukan dalam bentuk L-form. L-arginine pertama kali didapatkan dari isolasi
ekstrak bunga Lupin atau Sundial Lupine (Lupinus perennis) oleh seorang ahli
kimia berkebangsaan Swiss bernama Ernst Schultze. Sejak saat itu L-Arginine
dimanfaatkan sebagai suplemen untuk meningkatkan ketahan sistem imunitas,
mempercepat penyembuhan luka dan memperbaiki sekresi sistem hormonal. Pada
tahun 1998, seorang peneliti berkebangsaan Amerika mendapatkan hadiah nobel
atas penelitiaanya yang menemukan bahwa L-Arginine merupakan prekursor dari
NO, dilanjutkan oleh 3 peneliti berkebangsaan Italia yang menemukan peranan LArginine dalam cidera vascular (Preiser et al., 2001).
KATA KUNCI : Allografft, Pembuluh darah, L Arginine, stenosis

iv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Perkembangan bedah vaskular saat ini berkembang sangat pesat,
khususnya dalam bidang endovaskular. Namun demikian di negara-negara sedang
berkembang, memiliki karakter yang berbeda. Angka trauma vaskular perifer
yang membutuhkan tindakan pembedahan masih cukup tinggi, sedang
perkembangan endovaskular berjalan lebih lambat. Penggunaan endovaskuler
untuk cedera pada ekstremitas masih terbatas, sementara data kecelakaan
ekstremitas pada anjing semakin meningkat (Aron, 1995).
Salah satu faktor keberhasilan operasi pintas vaskular adalah jenis conduit
yang digunakan. Conduit yang ideal seharusnya: mudah didapat, mudah
digunakan, resisten terhadap trombosis dan infeksi, tahan lama, tidak mahal,
karakteristiknya serupa dengan pembuluh darah yang akan digantikan. Namun ada
beberapa kondisi klinis yang menyebabkan vaskular autolog ini tidak cocok dan
tidak dapat digunakan oleh karena kualitasnya inferior. Kondisi-kondisi tersebut
antara lain : penderita yang mengalami insufisiensi vena, thrombosis vena dalam,
kelainan arteri perifer, penderita gagal ginjal kronis yang berulang kali venanya
ditusuk untuk akses hemodialisa, serta pada penderita penyakit jantung koroner
paska pembedahan pintas koroner harus mengalami operasi ulangan (sekitar 1015%). Sedangkan penggunaan graft sintetis dari material yang banyak digunakan,
seperti poliethilen tereftalat (Dacron) dan politetrafluoroetilen (PTFE) memiliki
keterbatasan antara lain: (a) Secara umum penggunaan graft vaskular prostesa
tidak dapat digunakan pada kondisi infeksi; (b) tingkat patensi lebih rendah pada
operasi pintas pembuluh darah kecil seperti arteri tibialis.(9, 14); (c) harga graft
vaskular prostesa lebih tinggi (Fahner et al., 2006)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa graft vaskular beku kering
memiliki sifat sebagai conduit yang mendekati ideal dan memiliki keunggulan
dibandingkan graft beku segar, antara lain (a) tidak bersifat antigenik (less
antigenic) oleh karena allograft beku kering bersifat tidak hidup (non viable); (b)
mudah dibawa oleh ahli bedah; (c) bisa disimpan dalam jangka waktu panjang di
suhu kamar (Joalsen, 2013). Penelitian eksperimental dapat dilakukan dengan
melakukan intervensi pada beberapa aspek, antara lain : graft vaskular (intervensi
pada metode harvesting dan tehnik preservasi graft), tehnik operasi (penggunaan
benang, tehnik anastomosis, faktor operator) atau pada aspek resipien coba
(pengkondisian pra dan paska intervensi). Aspek yang ingin peneliti pelajari
adalah intervensi pada resipien yaitu dengan memberikan L-Arginine kepada
hewan coba kelinci New Zealand (Oryctolagus Cuniculus).
Sel endotel pembuluh darah merupakan struktur anatomi yang dinamis.
Sel endotel dapat melakukan regulasi aliran darah dengan memproduksi agen
vasodilator (Nitric Oxide dan Prostacyclin-PGI2) dan vasokonstriktor (Platelet

Activating FactorPAF dan Endothelins) yang dilepaskan secara sangat selektif


pada keadaan tertentu (Fitridge, 2006). Nitric Oxide Oxide (NO) adalah molekul
signaling yang dihasilkan oleh berbagai macam sel antara lain sel neuron, otot
lurik, endotel pembuluh darah dan sel imun tertentu. NO dapat berdifusi dengan
mudah melewati membrane sel dan menghasilkan berbagai respon fisiologis. NO
berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan dan stenosis.
NO mampu mencegah terjadinya agregasi sel leukosit dan platelet, adhesi dari
endotel, dan cidera akibat proliferasi neo-intima akibat migrasi dan proliferasi sel
otot polos tunika media (smooth muscle cell SMC). Arginine adalah asam
amino non-essensial precursor dari Nitirc Oxide (NO). Sehingga diharapkan
pemberian Arginine dapat meningkatkan kerja dari NO dan mampu mencegah
restenosis graft paska rekonstruksi vaskular menggunakan graft arteri beku kering
akibat hyperplasia intima. Hal ini perlu dibuktikan secara eksperimental karena
hingga saat ini belum ada penelitian yang mempelajari manfaat Arginine dalam
penggunan graft beku kering. Penelitian sebelumnya akan peranan Arginine
dalam proteksi akan cidera endotel dan pembuluh darah juga masih membutuhkan
penelitian lanjutan. Termasuk penelitian akan aplikasi graft beku kering itu sendiri
(Jin Okazaki et al., 1997)
1.2

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pemberian L-Arginine secara oral dapat memperbaiki
gambaran histopatologi arteri yang dipreservasi dengan tehnik beku
kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus?
2. Apakah pemberian L-Arginine secara oral dapat menekan angka
terjadinya stenosis allograft arteri yang dipreservasi dengan tehnik
beku kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus?

1.3

TUJUAN PROGRAM
1. Memberikan gambaran pengaruh pemberian L-Arginine per oral
terhadap perubahan gambaran histopatologi arteri yang dipreservasi
dengan tehnik beku kering (freeze drying) yang diimplantasikan pada
Oryctolagus Cuniculus pada operasi rekonstruksi vaskular.
2. Memberikan gambaran pengaruh pemberian L-Arginine per oral
dalam menekan angka terjadinya stenosis pada arteri yang dipreservasi
dengan tehnik beku kering (freeze drying) pada Oryctolagus Cuniculus
pada operasi rekonstruksi vaskular.

1.4

LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini berupa artikel ilmiah
tertang penelitian efektifitas pemberian L-arginine secara oral terhadap gambaran
histopatologi pembuluh darah yang dipreservasi dengan teknik beku kering.

1.5

KEGUNAAN PROGRAM
1. Memberikan informasi tambahan mengenai manfaat L-Arginine dalam
menekan angka terjadinya stenosis pada arteri yang dipreservasi
dengan tehnik beku kering secara in vivo.
2. Memberikan informasi tambahan mengenai manfaat L-Arginine dalam
menekan angka terjadinya thrombus pada allograft arteri yang
dipreservasi dengan tehnik beku kering secara in vivo.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan tentang Allograft Beku Kering


Raman dkk. dan So YC dkk, menunjukkan bahwa penggunaan allograft
arteri beku kering memberikan patensi dini buruk pada saat diimplantasikan serta
menyebabkan aneurisma graft. Tehnik preservasi beku kering memberikan
beberapa keuntungan dibandingkan tehnik beku segar antara lain (a) tidak bersifat
antigenik oleh karena allograft beku kering bersifat tidak hidup (non viable); (b)
mudah dibawa oleh ahli bedah; (c) bisa disimpan dalam jangka waktu panjang di
suhu kamar (Rob, 1954)
Kelebihan dari metode ini adalah graft dapat disimpan dalam temperatur
ruangan dengan jangka waktu tak terbatas, patensi dari jaringan saat digunakan
cukup baik, serta bukti bahwa teknik ini tidak terdapat jaringan endotel yang
viable sehingga dapat mengurangi proses imunologis (Marangoni et al, 1951)
Dikatakan pula oleh Shah dkk, penggunaan graft beku kering memiliki
keunggulan sifat antigenitas yang rendah serta menimbulkan reaksi inflamasi
lokal maupun sistemik yang lebih rendah. Maka resiko terjadinya hiperplasia neointima lebih kecil dikarenakan respon inflamasi yang terjadi minimal, demikian
pula dengan migrasi sel otot polos (SMC) (Shah, 2003)
2.2

Patofisiologi Penyembuhan Graft


Memahami mekanisme proses penyembuhan graft merupakan hal penting
dalam keberhasilan rekonstruksi vaskular, salah satunya dengan bypass
menggunakan graft sintetik. Respon jaringan pada implantasi graft vaskular
prostetik sangat rumit, melibatkan banyak variabel dan faktor termasuk bahan dari
graft prostetik itu sendiri, bagaimana proses dan metode rekonstruksinya, panjang
dan letak graft, serta porositas konduit graft. Dan yang paling penting adalah
interaksi graft dengan host di area anastomosis. Desain suatu graft vaskular
prostetik harus lah sederhana namun kuat, tahan terhadap tekanan darah, mampu
mengalirkan darah dengan baik, tahan terhadap biodegradasi (biogically inert) dan
non porostik. Pada umumnya graft failure pada operasi rekonstruksi vaskular
disebabkan oleh (1) thrombogenisitas dari lumen graft (2) mismatch dari graft
compliance (3) hiperplasia intima anastomotik. Memahami mekanisme diatas dan

melakukan modulasi potensi tersebut diharapkan mampu menurunkan resiko graft


failure.
2.3

Proses Terbentuknya Trombus Intravaskuler


Bila suatu pembuluh darah mengalami kerusakan maka proses hemostasis
akan terjadi. Proses ini diperlukan agar tidak darah yang keluar tidak sampai
mengancam jiwa. Platelet yang bersirkulasi adalah faktor utama timbulnya
thrombus, koagulasi darah yang diawali dengan faktor jaringan (tissue factor)
menghasilkan thrombin dan fibrin. Ketika mekanisme patologis menyebabkan
ketidak-seimbangan antar faktor hemostasis akan timbul pembentukan thrombin
berlebihan yang disebut thrombosis (Rutherford, 2010). Dinding pembuluh darah
yang diliputi oleh sel endotel memegang peranan penting dalam menjaga patensi
vaskuler. Endotel memiliki 3 regulator thrombus yaitu NO, Prostacyclin dan
ectonucleotidase CD 39.
Sementara itu collagen dalam subendotelial matrix dan faktor jaringan
menjaga agar pembuluh darah tetap suatu sistem yang tertutup. Ketika timbul
suatu diskontinuitas dinding pembuluh darah sehingga rusak maka collagen dan
faktor jaringan akan terpapar oleh darah yang mengalir dalam lumen. Collagen
akan memacu aktivasi serta akumulasi dari platelet sementara paparan dari faktor
jaringan akan menimbulkan formasi thrombin, yang tidak hanya merubah
fibrinogen menjadi fibrin namun juga mengaktivasi platelet. Aktivasi platelet
terjadi melalui 2 jalur yaitu (1) paparan collagen subendotelial dan (2) thrombin
melalui faktor jaringan. Diantara dua jalur ini mana yang dominan tergantung dari
penyakit yang mendasari atau cidera yang dialami, namun konsekuensi
selanjutnya tetap sama (Furie, 2008)
L Arginine dan perannya sebagai Perkusor NO
L-Arginine pertama kali ditemukan pada tahun 1886, yang merupakan
salah satu dari 20 asam amino yang mudah ditemukan dalam bentuk L-form. Larginine pertama kali didapatkan dari isolasi ekstrak bunga Lupin atau Sundial
Lupine (Lupinus perennis) oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Swiss bernama
Ernst Schultze. Sejak saat itu L-Arginine dimanfaatkan sebagai suplemen untuk
meningkatkan ketahan sistem imunitas, mempercepat penyembuhan luka dan
memperbaiki sekresi sistem hormonal. Pada tahun 1998, seorang peneliti
berkebangsaan Amerika mendapatkan hadiah nobel atas penelitiaanya yang
menemukan bahwa L-Arginine merupakan prekursor dari NO, dilanjutkan oleh 3
peneliti berkebangsaan Italia yang menemukan peranan L-Arginine dalam cidera
vascular (Preiser et al., 2001).
Berdasarkan klasifikasi the international union of biochemistry, papain
termasuk enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat
dengan pertolongan molekul air. Aktivitas katalisis papain dilakukan melalui
hidrolisis yang berlangsung pada sisi - sisi aktif papain. Pemisahan gugus - gugus

2.4

amida yang terdapat di dalam protein tersebut berlangsung melalui pemutusan


ikatan peptida (Wong, 1989 diacu dalam Budiman, 2003). Enzim ini mempunyai
aktivitas katalitik sebagai proteinase dan sanggup menghidrolisis peptida.
Berdasarkan sifat - sifat kimia dari lokasi aktif, papain termasuk protease
sulfhidril, karena bagian aktif papain adalah gugus SH (Reed, 1975).
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa proses hiperplasia intima akibat
terjadinya kerusakan endotel baik yang disebabkan oleh cidera endotel (baik
karena trauma vaskular maupun trauma akibat pembedahan), respon inflamasi
maupun shear stress akan menyebabkan restenosis dari lumen pembuluh darah
maupun graft sintetik.(15,50,52-54) Proses migrasi dan proliferasi SMC dapat
terjadi pula pada graft sintetik. Penggunaan NO donor maupun precursor dapat
mencegah proses tersebut terjadi. L- Arginine merupakan precursor dari NO.
Pemberian L-arginin baik intravena maupun oral dengan dosis besar menunjukkan
peningkatan pembentukan NO pada individu dengan kerusakan fungsi sel-sel
endotel, sehingga fungsi NO dalam kaskade cidera pembuluh darah tetap dapat
berjalan (Gotlieb, 2008)
BAB 3
METODE PENELITIAN
1.1

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu, di ruang Bedah Rumah
Sakit Hewan Pendidikan dan Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
3.2

Alat dan Bahan Penelitian


Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 ekor kelinci
jantan, berumur 6- 8 bulan berat badan kurang lebih 2000 -3000 gram dan sehat.
Peralatan yang digunakan adalah kandang kelincidilengkapi dengan tempat makan
dan minum. Spuit, ember, timbangan untuk menimbang berat tikus, alat bedah,
tempat jaringan, tissue processor, mikroskop cahaya, mikrotom, waterbath, gelas
obyek, dan gelas penutup.Bahan utama untuk perlakuan adalah paracetamol dan
ekstrak teripang. Bahan lain yang digunakan adalah kapas, alkohol, larutan Netral
Buffer Formalin 10 % untuk fiksasi, bahan pembuatan preparat histopatologi
seperti alkohol, xylol, paraffin, gliserin, dan hematoksilin eosin (HE).
1.2

Rancangan Penelitian dan Analisis Data


Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 5 perlakuan konsentrasi ekstrak daun pepaya (0%; 0,25%;
0,5%; 0,75%; dan 1%) dan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan. Analisis
statistic yang digunakan untuk perhitungan data adalah analisis ragam,
dilanjutkan dengan uji BNT 5% bila terdapat perbedaan.

3.4

Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
Variabel Bebas
: Intervensi L - Arginine
Variabel Terikat
: Penggunaan Allograft beku kering
Variabel Terkendali
: Teknik pemberian L Arginine secara oral
Teknik pembedahan dan pemulihan

3.5
3.5.1

Cara Kerja
Perlakuan
Sebelum Operasi dimulai, kelinci dipuasakan 12 jam. Premedikasi dengan
menggunakan sulfas atropine 0.05 mg/kg subkutan, 10 menit kemudian
dilanjutkan dengan anestesi dengan menggunakan kombinasi ketamine 25
mg/kgBB dengan Xylazine 3mg/kgBB intramuskuler atau midazolam 2 mg/kgBB
intramuskuler(64). Setelah kelinci dibius dan diposisikan miring, kemudian bulu
di daerah lapangan operasi dibersihkan dan dicukur, keempat kaki di fiksasi.
Dilakukan tindakan asepsis pada lapangan operasi mulai leher. Lapangan operasi
dipersempit dengan duk steril. Kemudian dilakukan insisi di daerah leher sisi
kanan, diperdalam lapis demi lapis identifikasi arteri karotis kanan. Lalu
dilakukan reseksi segmen arteri karotis sepanjang 1-2 cm, sebelumnya proximal
dan distal dari segmen arteri karotis yang akan direseksi dipasang klem vaskuler.
Selanjutnya pada kedua kelompok kelinci resipien dilakukan pintas arteri karotis
kanan, dengan menggunakan allograft arteri yang dipreservasi dengan tehnik beku
kering. Sebelum anastomosis dilakukan, heparin diberikan secara intravena
dengan dosis 70 IU/kg.
Anastomosis dilakukan dengan tehnik end to side menggunakan benang
non absorbable monofilamen 8.0 secara jelujur kontinyu, arteri karotis resipien di
distal anastomosis proximal diligasi dengan silk 3.0 dan disisi proximal dari
anastomosis distal diligasi juga dengan benang silk 3.0. Perdarahan dirawat.
Kemudian luka dijahit secara primer dengan silk 3.0. Setelah anastomosis selesai
heparin kembali diberikan dengan dosis 70 IU/Kg. Pengamatan terhadap kedua
kelompok kelinci resipien dilakukan selama 4 minggu.
3.5.2 Perawatan dan Evaluasi
Selama pengamatan kelinci akan dilakukan rawat luka secara teratur dengan
menggunakan povidone iodine 10% dan ditutup dengan pembalut transparan anti
air serta elastomul, kemudian akan diberikan antibiotik Ampicilin 25 mg/kgbb dan
analgetik Paracetamol 50 mg/kgbb. Selama masa pengamatan 4 minggu, hewan
coba kelompok perlakuan akan diberikan tambahan terapi oral L-Arginine 2,25%
(2,25 gr dalam 100 cc air) sebagai suplemen dalam air minum, dengan total ratarata dosis 2 gram/kg bb/hari.

3.5.3

Pembuatan Preparat Histopatologi (Bancoft, 2008)


Pembuatan preparat histopatologi dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut: organ kulit difiksasi dengan menggunakan larutan Netral Buffer Formalin
10% selama minimal 24 jam. Kemudian jaringan dipotong-potong dan
dimasukkan ke dalam wadah spesimen yang terbuat dari plastik. Selanjutnya
dilakukan proses dehidrasi pada konsentrasi alkohol bertingkat yaitu alkohol 70%,
80%, 90% alkohol absolut I, absolut II masing-masing 2 jam.
Kemudian dilakukan penjernihan dengan xylol kemudian pencetakan
menggunakan parafin sehingga tercetak di dalam blok-blok parafin dan disimpan
dalam lemari es. Blok-blok parafin tersebut kemudian di potong tipis 5-6 m
menggunakan mikrotom. Hasil potongan diapungkan dalam air hangat bersuhu
60C (waterbath) untuk meregangkan agar jaringan tidak berlipat. Sediaan
kemudian diangkat dan diletakkan pada gelas objek untuk dilakukan pewarnaan
Hematoxylin dan Eosin (HE).

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1

4.2

Biaya
No. Jenis Pengeluaran
1.
Peralatan penunjang
2.
Bahan habis pakai
3.
Perjalanan
4.
Lain-lain: administrasi, publikasi,
seminar, laporan, lainnya
Jumlah

Anggaran
Rp 3.629.000,00
Rp 4.812.500,00
Rp 120.000, 00
Rp 200.000,00
Rp 12.500.000,00

Jadwal Kegiatan
No.
Jenis Kegiatan
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penelusuran pustaka dan informasi


penyusunan penelitian
Konsultasi penyusunan proposal
penelitian
Perijinan penelitian
Persiapan alat dan bahan penelitian
Pengumpulan sampel
Penelitian
Analisis data
Konsultasi penyusunan hasil dan

Bulan
3

9.

pembahasan penelitian
Penulisan artikel ilmiah dan publikasi
hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Aron D.N., Palmer R.H., Johnson A.L. (1995): Biologic strategies and balanced
concept for repair of highly comminuted long bone fractures. Compend. Cont.
Educ. Pract. Vet., 17, 3550.
Association of Official Analytical and Chemists (AOAC). 1995. Official Methods
of Analysis the Association of Official Analytical and Chemists 16th. Vir-ginia:
Inc. Arlington.
Fahner PJ, Idu MM, van Gulik TM, Legemate DA. Systematic review of
preservation methods and clinical outcome of infrainguinal vascular allografts.
Journal of vascular surgery. 2006;44(3):518-24. Epub 2006/09/05.
Fitridge, Robert ; Thompson, Matthew. 2006. Mechanisms of Vascular Disease, A
Textbook for Vascular Surgeons. Cambridge.
Furie B. 2008.Mechanisme of Thrombus Formation. Boston: New England
medical journal 359.
Gotlieb AL. 2008 Rubins Pathology 5th Editor Raphael Rubin, David Slayer.
Lippincot William Wilkins.Philadelphia 388
Jin Okazaki, Kimihiro Komori, Katsumi Kawasaki. L-Arginine inhibits smooth
muscle cell proliferation of vein graft intimal thickness in hypercholesterolemic
rabbits. Elsevier Cardiovascular Research. 1997, 36:429436
Joalsen, Ivan. Perbandingan Penggunaan Allograft Arteri Beku Kering dengan
Allograft Arteri Beku Segar sebagai Alternatif Conduit pada Operasi Pintas
Vaskular : Studi eksperimental pada Oryctolagus Cuniculus. 2013. Fakultas
Kedokteran Airlangga Surabaya.
Pearson, A.M. and Dutson, T.R. 1994 Quality Attributes and Their Measurment in
Meat, Poultry and Fish Product. Blackie-Academic and Profesional.
Preiser JC, Berre PJ, Van Gossum A, et al. Metabolic effects of arginine addition
to the enteral feeding of critically ill patients. JPEN J Parenter Enteral Nutr
2001;25:182-187.

Rob CG. The preservation of arterial grafts by freeze-drying. Proceedings of the


Royal Society of Medicine. 1954;47(5):368-70. Epub 1954/05/01.
Rutherford. RB. Rutherfords Vascular Surgery. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Inc;
2010. 2435 p.

Shah, Prediman. Inflammation, Neointimal Hyperplasia, and Restenosis; As the


Leukocytes Roll, the Arteries Thicken. 2003. Ahajournals.org; 107(17) 2175.

10

LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

11

vi

12

vii

13

viii

14

ix

15

Lampiran Biodata Dosen Pembimbing

16

xi

17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material
Justifikasi
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Pemakaian
Tempat
Cawan
10
80.000
sampel
Petri
Gelas Ukur
Kebutuhan
6
65.000
penelitian
Pipet
Kebutuhan
6
11.500
penelitian
Tabung
Kebutuhan
6
70.000
Kaca
penelitian
Pengaduk
Kebutuhan
6
40.000
penelitian
Pinset
Kebutuhan
2
25.000
anatomi
penelitian
SUB TOTAL (Rp)
2. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Pemakaian
Variabel
Bank
4.500.000
penelitian
Jaringan
Pembuatan
Beku
kering
Kelinci
Variabel
16 ekor
300.000
New
penelitian
Zealand
SUB TOTAL (Rp)
3. Perjalanan
Material
Justifikasi
Pemakaian
Perjalanan
Mengambil
ke Sidoarjo
Sampel

Kuantitas

2 kali
untuk 2
motor
SUB TOTAL (Rp)

4. Lain lain
Material
Justifikasi

Kuantitas

Jumlah
(Rp)
800.000
390.000
69.000
420.000
113.000
50.000
2.292.000

Jumlah
(Rp)
4.500.000

4.800.000

9.300.000

Harga
Satuan (Rp)

Jumlah
(Rp)

35.000

140.000

140.000

Harga

Jumlah
xii

18

Cetak
Proposal
Perizinan
lab
Publikasi

Pemakaian
Penulisan
proposal
Penelitian

1 kali

Satuan (Rp)
30.000

(Rp)
30.000

3 Minggu

96.000

288.000

450.000

450.000
768.000
Rp. 12.500.000, 00

Seminar
1 kali
SUB TOTAL (Rp)
Total (Keseluruhan)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


NO Nama/ NIM
Program
Bidang Ilmu
Alokasi waktu
Studi
(jam/ minggu)
1.
Ulvi Hudriyah/ Pendidikan
Kedokteran
8 jam/ minggu
061111105
Dokter
Hewan
Hewan

2.

Sholehudin/
061111106

Pendidikan
Dokter
Hewan

Kedokteran
Hewan

8 jam/ minggu

3.

Rozaki Mara
Hana/
011111123

Pendidikan
Dokter
Umum

Kedokteran
Umum

8 jam/ minggu

4.

Elok Setyorini/
061211131025

Pendidikan
Dokter
Hewan

Kedokteran
Hewan

8 jam/ minggu

Uraian Tugas
Mengontrol,
menyurvei
kebutuhandan
melakukan
penelitian
bersama
Melakukan
penelitian,
penelusuran
pustaka dan
penyusunan
laporan akhir
Melakukan
penelitian,
design poster
dan
administrasi
Melakukan
penelitian dan
publikasi

xiii

19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua peneliti

xiv

Anda mungkin juga menyukai