Bahan Penggantar Manajemen
Bahan Penggantar Manajemen
Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian, manajemen dan administrasi, pentingnya manajemen,
serta tujuan manajemen
Indikator Capaian
Materi Perkuliahan
A. Pengertian Manajemen:
1. Dalam penggunaannya secara umum, kata-kata manajemen diartikan
sebagai sekelompok orang-orang (atasan) yang pekerjaannya adalah
mengarahkan semua usaha dan kegiatan dari orang-orang
lainnya
organisasi.
Pengkombinasian,
pengkoordinasian,
dan
suatu
pengambilan
rangkaian
keputusan,
aktivitas
(termasuk
pengorganisasian,
perencanaan
dan
kepemimpinan,
dan
Perencanaan
dan
pengambilan
keputusan
Pengorganisasi
an
Pengendalian
Kepemimpinan
Gambar 1:
Manajemen Dalam Organisasi
juga
bisa
dilihat
dari
segi
kepemimpinan,
yaitu
Tabel 1:
Contoh Sumber Daya yang Digunakan oleh Organisasi
Organisasi
Perusahaan
perminyakan
Sumber Daya
Manusia
Eksekutif perusahaan
Pekerja pengeboran
Pendidikan
Guru, staf
administrasi
Pemerintahan
Kota
Polisi, karyawan
Super Market
Pramuniaga toko,
kasir, manajer
Sumber Daya
Finasial
Investasi
pemegang saham,
laba
Dana dari
pemerintah,
kontribusi dari
alumni, masyarakat
Pendapatan pajak,
Bantuan
pemerintah pusat
Laba, investasi
pemilik
Sumber Daya
Fisik
Bangunan kantor,
alat-alat
penyulingan
Gedung sekolah,
media, labor
Sumber Daya
Informasi
Data penjualan,
Kesepakatan
OPEC
Laporan kegiatan,
kebijakan
pemerintah
Bangunan kantor,
peralatan
kebakaran
Bangunan toko,
Rak-rak etalase
Ramalan
ekonomi, statistik
penduduk
Daftar harga dari
pemasok, data
pesaing
A. Perkembangan Manajemen
Denga kompleksitas yang melekat pada pekerjaan manajer,
terdapat suatu pertanyaan apakah manajemen merupakan suatu ilmu
pengetahuan atau merupakan seni? Kenyataannya, manajemen yang
efektif merupakan kombinasi dari pengetahuan dan seni.
logis,
objektif,
dan
sistematis.
Manajer
dapat
manajer
berusaha
untuk
menggunakan
ilmu
dan
memecahkan
masalah
atas
dasar
intuisi,
dengan
komunikasi, dan
mengandalkan
manajemen
pada
keahlian
konseptual,
pengkombinasian
ilmu
pengetahuan
dan
seni,
profesional,
seseorang
memerlukan
pendidikan
dan
pengalaman.
Keuntungan
dari
pendidikan
sebagai
sumber
keahlian
rasional
atau
management approah)
manajemen
klasik
(classical
perilaku
organisasi
(organizational
approach)
d. Pendekatan integratif (integrative approach)
behavioral
Scientific
Management
dikembangkan
oleh
dan
kawan-kawannya
beranggapan
bahwa
para
karyawan
Manajemen
dan
harus secara
pengembangan
kemampuannya.
saintifik memilih
karyawan, dan
Kondisi-kondisi
menyediakan
standar
untuk
kondisi-kondisi
bekerja.
standar
Manajemen
untuk
bekerja.
harus
Para
tugasnya.
Dengan
bayaran
yang
tingi
ini
sanksi
melaksanakan
kepada
karyawan
tugas-tugasnya,
yaitu
yang
gagal
dengan
dalam
mengurangi
Expertice
dalam
mempekerjakan
melakukan
rang-orang
pekerjaan.
yang
ahli
Manajemen
dalam
harus
bidangnya
10
management
berbeda,
namun
keduanya
saling
Apa saja
11
singkat,
konsep-konsep
dasar
dari
pendekatan
(2)
(3)
(4)
(5)
(regulations)
sehingga
12
dapat
(6)
(7)
(8)
(9)
antar individu
di dalam
13
sebagai
Manajemen klasik
mahluk
individu
yang
mempunyai
perasaan.
berharga
kepada
manajer
dalam
memilih
dan
memotivasi karyawan.
Pendukung awal pada pendekatan hubungan antar manusia ini
adalah Mary Parke Follete. Dia bisa dikatan sebagai pioneer dalam
gerakan hubungan antar manusia. Meskipun Follete bekerja pada zaman
manajemen ilmiah, tetapi dengan cepat dia menyadari pentingnya
elemen manusia di tempat kerja. Follett mengatakan bahwa problema
mendasar
dalam
suatu
organisasi
adalah
pengembangan
dan
industri.
Hasilnya
menunjukkan
bahwa
peningkatan
atau
iluminasi
yang
konstan.
Hasilnya,
kedua
kelompok
ini
15
organisasi
merupakan
suatu
fungsi
dari
norma-norma
16
untuk
melindungi
mereka
dari
keputusan
ini
merupakan
hubungan
antar
manusia
C. Pendekatan
Perilaku
Organisasi
(Organizational
Behavior
Approach)
Selama tahun 1950-an, suatu transisi terjadi di dalam pendekatan
hubungan antar manusia. Para ahli manajemen mulai melihat bahwa
produktivitas pekerja dan keberhasilan organisasi tidak hanya didasarkan
pada sekedar kepuasan ekonomi atau kebutuhan sosial. Revisi
pendekatan dari hubungan antar manusia ini dikenal dengan istilah
pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach).
Pendekatan perilaku organisasi ini melihat bahwa perilaku individu di
dalam organisasi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan apa yang
17
Sedangkan
Teori Y, menurut
McGregor, manajer melihat para karyawan sebagai orangorang yang mau bekerja, bertanggungjawab, punya inisiatif,
dan dapat mengontrol dirinya sendiri. Orang-orang ini tidak
memerlukan pengawasan yang ketat dan eksternal motivasi
dalam bekerja.
2. Chris Argyris. Ia merekomendasikan otonomi yang lebih luas
dan pekerjaan yang lebih baik bagi para pekerja.
3. Rensis Likert, yang menekankan nilai partisipasi dalam
manajemen.
Selama beberapa tahun, pendekatan perilaku organisasi ini
sangat
populer
dan
secara
konsisten
menekankan
pada
perilaku
organisasi
18
ini
juga
memiliki
keterbatasan.
situasional
seperti
faktor
lingkungan
dan
teknologi
reaksi
terhadap
organisasi.
D. Pendekatan Terintegrasi
Pendekatan
terintegrasi
muncul
sebagai
kemudian
transformasi
variabel-variabel
untuk
menghasilkan
in-put
ini
murid-murid
melakukan
yang
proses
cerdas
dan
berpendidikan.
Pendekatan klasik di dalam organisasi mengabaikan pengaruh
kebutuhan
individu
dan
interaksi
sosial;
sedangkan
pendekatan
mencoba
memfusikan
pendekatan-pendekatan
klasik,
dalam
konsep-konsep
struktural
dan
konsep-konsep
individual,
sistem kooperatif,
informal organisasi.
kerjasama,
komunikasi,
authority,
memperkaya
hasil
kerja
Barnard
dan
menggunakan
konsep
20
pendekatan-pendekatan
tersebut
berusaha
terintegrasi
mempunyai
kemampuan
untuk
dan
yang tidak
21
lainnya,
informalitas
lebih
dominan.
Pada
semua
Pendekatan Sistem:
Pengakuan akan saling ketergantungan
internal
Pengakuan akan pengaruh lingkungan
Pendekatan
Klasik
Manajemen
Metode-metode
untuk
meningkatkan efisiensi dan
membantu perencanaan,
pengorganisasian,
dan
pengendalian
Pendekatan Kontijensi
Pengakuan akan sifat situasional dari
manajemen
Respon terhadap karakteristik tertentu dari
situasi
Pendekatan
Hubungan
Antar Manusia
Pendekatan
Organisasi
Pentingnya hubungan
informal dalam
organisasi, serta
motivasi berdasarkan
kebutuhan individu
Kebersamaan, status,
dan norma kelompok
menentukan hasil
Pentingnya
pemahaman proses
individual, kelompok,
dan organisasi untuk
efektivitas organisasi
Pentingnya hubungan
yang baik antara
pegawai dengan
manajer, dan kinerja
organisasi
22
Perilaku
3.
4.
23
Tatap Muka 5
Proses dan Fungsi manajemen
Untuk dapat memahami proses manajemen dengan baik adalah
dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi dasar dari manajemen, yang secara
bersama-sama membangun proses tersebut.
A. Fungsi manajemen
1. Menurut Fayol (dalam Hoy & Miskel, 1987), tingkahlaku administratif
terdiri dari lima fungsi, yaitu:
to
command:
mengatur
dan
membuat
staf
melakukan
pekerjaannya
planning
organizing
staffing
directing
Co
coordinating
reporting
budgeting
24
25
tersebut
memang
berurutan.
Akan
tetapi
pada
kenyataannya, seorang manajer setiap saat bisa saja terlibat dalam berbagai
kegiatan secara bersamaan, dan juga sering kali berganti aktivitas secara
tidak terduga. Griffin (2002) mengilustrasikannya seperti pada Gambar 1.2.
Gambar 4:
Proses Manajemen
Pengorganisasia:
Menentukan cara terbaik
mengelompokkan
aktivitas dan menentukan
sumber dayanya
Perencanaan dan
Pembuatan Keputusan:
Menetapkan tujuan
organisasi dan cara
terbaik untuk
mencapainya
Kepemimpinan:
Memotivasi anggota
organisasi untuk bekerja
bagi kepentingan organisasi
Pengendalian:
Memonitor, menilai, dan
memperbaiki aktivitas
yang sedang berlangsung
untuk memastikan
pencapaian tujuan
Catatan:
Cara Menunjukkan bagaimana fungsi manajemen dilaksanakan
Menunjukkan Kenyataan yang sebenarnya dari manajemen
26
Tabel 2:
Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Para Ahli
Fayol
Gullick
Terry
Messie
Griffin
to plan
planning
Planning
Decision making
to organize
organizing
Organizing
Organizing
to command
staffing
Actuating
Staffing
Organizing
to
directing
controlling
Planning
Leadership
coordinating
Controlling
controlling
reporting
Communicating
budgeting
Directing/leadership
coordinate
to control
Planning and
decision making
B. Proses Manajemen
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa untuk memahami
proses manajemen terlebih dahulu kita harus memahami tentang fungsifungsi dasar manajemen, karena fungsi-fungsi dasar tersebut yang
secara bersama-sama membangun proses manajemen. Jadi, fungsifungsi dasar manajemen tersebut adalah dasar bagi kegiatan atau
proses manajerial pada semua level, baik level yang bawah (lower
management) sampai pada level yang paling tinggi (top management),
dan pada semua organisasi, termasuk organisasi pendidikan.
27
organisasi
pendidikan
melaksanakan
di
sekolah
aktivitas
juga
perencanaan.
melakukan
aktivitas
28
akhirnya
tujuan
operasional dan
rencana
taktis
akan
Gambar 5:
Proses Perencanaan
Konteks Lingkungan
Misi Organisasi
Maksud
Dasar Pikiran
Tujuan Strategis
Arah
Rencana Strategis
Tujuan Operasioanl
Tujuan Taktis
Nilai
Rencana Taktis
29
Rencana Operasional
B. Pembuatan Keputusan
1. Pengertian Pembuatan Keputusan
a. Menurut Terry (dalam Syamsi (1995) pembuatan keputusan
adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih.
b. Hampir sejalan dengan Terry, Griffin (2004), pembuatan
keputusan adalah tindakan memilih satu
alternatif dari
d. Siagian
(1992)
mengatakan
pembuatan
keputusan
pada
30
langkah
tertentu.
Langkah-langkah
tersebut
adalah:
(1)
dan
(5)
menetapkan
pilihan
tindakan;
(6)
Bahkan bisa
keputusan
sebagai
jantung
kegiatan
administratif;
31
kegiatan paling penting dari semua kegiatan organisasi, bahkan Hoy &
Miskel (2001) mengatakan bahwa pembuatan keputusan adalah
tanggungjawab utama dari semua administrator melalui suatu proses
di mana keputusan-keputusan itu dibuat dan dilaksanakan.
Chamberlain
(dalam
Duncan,
1973)
salusu,
2000) sebagai
ill-structured
decisions
and
nonroutine.
b. Ditinjau dari pembuat keputusan, Hill et.al (dalam Salusu, 2000)
menegaskan bahwa keputusan terprogram biasanya dibuat oleh
yang menduduki posisi manajemen yang lebih rendah; dan
sebaliknya, keputusan-keputusan besar yang tidak terprogram
dan yang mempunyai dampak luas terhadap organisasi, atau
disebut juga dengan keputusan strategik, umumnya dibuat oleh
manajemen tingkat tinggi. Semakin tinggi kedudukan para
pengambil keputusan, semakin luas ruang lingkup keputusan yang
dibuatnya, yang juga berarti semakin luas dampaknya terhadap
organisasi dan masyarakat. Mengingat keputusan terprogram
sudah ada pedomannya, maka pembuat keputusan tingkat atas
tidak perlu lagi melibatkan diri dalam pembuatan keputusan
seperti itu.
c. Dari segi waktunya, banyak para ahli yang mengklasifikasikan
keputusan ke dalam tiga macam keputusan, yaitu (1) keputuan
jangka panjang, (2) keputusan jangka menengah, dan (3)
keputusan jangka pendek. Selanjutnya, jika dilihat dari segi
33
yang
tidak
terprogram
atau
tidak
terstruktur
dari
jenisnya,
Mangkusubroto
dan
Trisnadi
(1983)
Jenis Keputusan
yang Dibuat
Jangka Waktu
Keputusan
Sifat Informasi
Manajemen Puncak
Strategik / tidak
terstruktur / tidak
terprogram
Panjang
Sangat tidak
pasti
Manajemen
Menengah
Taktis /
terstruktur /
terprogram
Menengah (5
tahunan)
Cukup pasti
Manajemen Bawah
Operasional /
rutin /terprogram
Jangka pendek
Kepastian tinggi
34
35
pekerjaan
adalah
kegiatan
menentukan
peralatan
khusus
untuk
membantu
pekerjaan tersebut.
Jika
orang
yang
melaksanakan
tugas
yang
sangat
pelaporan
ini
adalah
penentuan
37
rentang/rantai
supervisor
dan
bawahan
(semakin
tinggi
prosedur
yang
terstandarisasi
(semakin
banyak
manajer kepada
orang
lain.
Alasan
utama
38
Banyak
manajer
yang
tidak
bisa
mengorganisasikan
mungkin
tidak
mempercayai
bawahan
bisa
yang
terdesentralisasi,
kekuasaan
pembuatan
ada
organisasi
yang
desentralisasi.
f)
Pengkoordinasian aktivitas.
39
100%
sentralisasi atau
100%
Spesialisas
pekerjaan
dan
departementalisasi
adalah
berperan
mengkoordinasikan
sebagai
unit-unit
penghubung
yang
saling
untuk
bergantung.
40
dibentuk dengan menarik seorang perwakilan dari masingmasing departemen atau kelompok. Dengan cara ini fungsi
koordinasi menyebar pada beberapa individu, dan masingmasing mempunyai informasi khusus tentang kelompok
yang terlibat.
Integrasi departemen. Integrasi departemen ini hampir
sama dengan satuan tugas tetapi sifatnya lebih permanen.
Anggota dari integrasi departemen adalah orang-orang dari
unit yang memerlukan koordinasi.
3. Prinsip Pengorganisasian
a) Organisasi mempunyai tujuan yang jelas
b) Tujuan organisasi harus dipahami oleh seluruh anggota organisasi
c) Tujuam organisasi harus dapat diterima oleh setiap anggota
organisasi
d) Adanya kesatuan arah dari berbagai bagian di dalam organisasi
e) Adanya kesatuan perintah
f)
j)
Penempatan
orang-orang
hendaknya
sesuai
dengan
kemampuannya
4. Tipe Organisasi
a. Dilihat dari Fungsi Sosialnya:
Menurut
Katz
dan
Kahn
(1966),
semua
organisasi
41
organisasi-organisasi dapat diklasifikasikan menurut perananperanan sosietal (kemasyarakatan) yang esensial. Katz dan Kahn
melihat ada empat fungsi organisasi dalam masyarakat, yaitu:
(1) Organisasi-organisasi produktif. Fungsi dari organisasi tipe
ini adalah untuk menciptakan kekayaan, memproduksi barangbarang,
dan
memberikan
pelayanan-pelayanan.
Misalnya
dan
mengontrol
sumber-sumber,
serta
teori-teori
dalam
batas-batas
tertentu.
Misalnya
42
karyawan;
organisasi-organisasi
profesi,
klub-klub,
dan
organisasi-organisasi keagamaan.
(2) Tipe organisasi yang memberikan keuntungan kepada
pemilik,
manajer,
dan
stockholders.
Organisasi
ini
yang
sebesar-besarnya
kepada
masyarakat
tipe
ini
harus
benar-benar
mengutamakan
43
hambatan-hambatan
apa
yang
ditemui
di
dalam
itu
penting
dilakukan.
pendelegasian.
7. Jelaskan
mengapa
pengkoordinasian
44
Tatap Muka 11
Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
a. Etzioni (1961:116) mendefinisikan kepemimpinan sebagai power
based predominantly on personal characteristic, usually normative in
nature (kepemimpinan sebagai kekuasaan yang pada dasarnya
merupakan kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain,
sebagai karakteristik personal, yang bersifat alamiah)
b. Katz & Kahn (1966:302) mengatakan bahwa kepemimpinan sebagai
intisari dari organisasi adalah the influential increment over and
above mechanical compliance with the routine directive of the
organization
c.
adalah
serangkaian
proses
mempengaruhi
mempengaruhi
perilaku
45
orang
lain--memotivasi,
cara
memberikan
bimbingan
serta
arahan,
dan
2. Fungsi Kepemimpinan
a. Di awal literatur atau teori yang dikemukakan para ahli, fungsi dari
kepemimpinan
adalah
tentang
bagaimana
seorang
manajer
pekerjaan,
tetapi
juga
memobilisasi
atau
3. Teori Kepemimpinan:
Analisa ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan memusatkan
perhatian kepada pemimpin itu sendiri. Pertanyaan penting yang dicoba
46
yaitu
sifat
kepribadian
(personality
traits),
sifat
motivasi
47
oriented), butuh kekuasaan (power needs), dan mempunyai harapanharapan (expectations) yang tinggi.
Aspek
kemampuan
atau
keterampilan
meliputi:
kemampuan
interpersonal,
yaitu
kemampuan
untuk
administratif
biasanya
merupakan
campuran
antara
kepemimpinan
meliputi
empat
kelompok
faktor,
yaitu
kecilnya
organisasi,
struktur
organisasi,
hirarkhi,
tin gkat
Kepemimpinan otokratis
Kepemimpinan demokratis
48
Kepemimpinan
prestatif
yaitu
gaya
kepemimpinan
yang
dan
Schmidt
mengemukakan
gaya
Pemimpin
membuat
keputusan
dan
kemudian
49
hanya
memikirkan
50
tentang
usaha
meningkatkan
Gaya otoriter
Gaya konsultatif
Gaya partisipatif
51
sejumlah
gaya
kepemimpinan
yang
sudah
dibahas,
gaya
52
Tatap Muka 12
Pengendalian (controlling)
untuk
memastikan
bahwa
pekerjaan
dilaksanakan
pelaksanaan
fungsi
pengendalian
ini.
Pengendalian
53
standar minimal yang ingin dicapai di akhir tahun ajaran untuk anak kelas
tiga SMA adalah 7 (tujuh). Namun, ketika dilakukan penilaian akhir
ternyata hasilnya hanya 6 (enam), maka sistem pengendalian di sekolah
akan menampilkan masalah tersebut kepada para pembuat kebijakan
atau para manajer pendidikan sehingga mereka dapat membuat
penyesuaian-penyesuaian atau tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mencapai standar minimal tersebut. Tanpa sistem atau prosedur
pengendalian yang efektif, suatu organisasi cenderung tidak akan meraih
tujuan-tujuannya.
Di dalam pelaksanaan fungsi pengendalian dewasa ini, satu hal
perlu diingat oleh para manajer bahwa organisasi tidak berada pada
kondisi yang statis, melainkan dinamis, yaitu mengalami perubahan
secara terus menerus sejalan dengan perubahan lingkungan, atau
perubahan yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan teknologi ini bisa digunakan di dalam pelaksanaan
fungsi pengendalian agar lebih efektif dan efisien.
6. Bentuk Pengendalian:
a. Pengendalian awal kegiatan (pengendalian input), yaitu upaya
pemantauan terhadap segala sumber daya yang ada yang
diperlukan (guru-guru/pegawai, dana, sarana dan prasarana, serta
informasi).
b. Pengendalian pada proses kegiatan (pengendalian proses), yaitu
pengendalian yang dilakukan selama proses kegiatan. Fokus
pengendalian proses ini adalah pemenuhan standar-standar untuk
kualitas dan kuantitas produk. Pengendalian proses ini dilakukan
untuk memastikan bahwa semua komponen bekerja sesuai dengan
54
Pengendalian
pasca
tindakan
(pengendalian
output),
yaitu
kebutuhan
akan
tindakan
koreksi
dengan
cara:
fungsi
atau
hanya
melaksanakan
sebagian
dari
fungsi-fungsi
2.
55
3.
56
Tatap Muka 13
Komunikasi
Hampir
sama
dengan
Lewis,
Kincaid
(1985)
57
Sumber pesan
(sender atau
komunikator).
Semua
peristiwa
58
Source
(Sumber)
Komunikasi
Pesan
melalui
Media
Encoding
Feedback
2. Model Komunikasi
a. Komunikasi satu arah
b.
59
Decoding
Reciever
(Penerima
pesan)
Komunikasi
melihat
sesuatu
konsisten
dengan
apa
yang
dipercayainya
4) Perbedaan bahasa atau kurang tepat dalam menggunakan
bahasa
5) Perbedaan minat, budaya, dan nilai-nilai yang dianut
6) Sikap
7) Latar belakang pengetahuan
60
teman-teman tersebut.
61
Tatap Muka 14
Tingkatan-tingkatan Manajemen dan Ketrampilan-ketrampilan yang
Dimiliki
A. Tingkatan Manajemen
Manajer dapat dibedakan menurut tingkatan mereka di dalam
organisas (levels of management). Setiap tingkatan manajer mempunyai
tugas-tugas dan gaya manajemen yang berbeda. Mengingat tugas-tugas
mereka yang berbeda, maka setiap tingkatan manajer membutuhkan
keterampilan-keterampilan yang berbeda. Pada bagian ini akan dibahas
tingkatan-tingkatan manajer dan keterampilan-keterampilan yang harus
dimiliki oleh masing-masing tingkatan manajer tersebut.
Pandangan yang paling umum menyebutkan tiga tingkatan
manajer yang mendasar, yaitu: manajer puncak (top manager); manajer
menengah (midle manager); dan manajer lini pertama (lower manager).
Tingkatan manajer ini dapat dilihat pada Gambar berikut
Gambar 7:
Tingkatan Manajemen
TOP
MANAGER
MIDLE MANAGER
LOWER MANAGER
62
Top Manager
Top manager (manajer puncak) merupakan kelompok kecil eksekutif
yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan organisasi. Manajer puncak
sering disebut manajer strategik, presiden, wakil presiden, atau CEO (chief
executive manager). Manajer puncak menciptakan tujuan dan strategi
organisasi, serta kebijakan-kebijakan operasional. Fokus manajer puncak
tidak hanya pada kemajuan dan perkembangan, serta efektivitas organisasi
secara keseluruhan; tetapi juga pada interaksi antara organisasi dengan
lingkungan. Interaksi ini mengharuskan manajer puncak untuk bekerja
secara intensif dengan orang-orang yang ada di luar organisasi dan
organisasi-organisasi lainnya.
Secara tradisional, peran manajer puncak adalah menetapkan arah
organisasi dengan menyusun rencana strategik dan mengontrol sumber
daya yang ada. Namun pada saat sekarang ini, manajer puncak tidak hanya
menyusun rencana strategik saja, tetapi juga harus berperan sebagai
pemimpin
organisasi.
Sebagai
pemimpin,
manajer
puncak
harus
63
Midle Manager
Midle manager (manajer tingkat menengah) merupakan kelompok
manajer yang paling banyak di dalam sebagian besar organisasi. Sesuai
dengan namanya, manajer tingkat menengah terletak diantara manajer
puncak dan manajer lini bawah. Manajer tingkat menengah ini sering juga
disebut dengan manajer taktis. Secara tradisional, peran manajer tingkat
menengah adalah mengimplementasikan kebijakan dan rencana yang telah
dikembangkan oleh manajer puncak. Manajer tingkat menengah mengurai
rencana-rencana strategik yang dibuat oleh manajer puncak menjadi
rencana-rencana taktis, yang kemudian dikomunikasikan kepada manajer lini
bawah. Selain dari itu, mereka juga bertugas mengontrol, mengevaluasi dan
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari manajer lini bawah.
Namun pada saat sekarang ini, peran manajer tingkat menengah tidak
hanya mengontrol dan mengkoordinasikan kerja manajer lini bawah; tetapi
mereka
juga
berperan
membantu
manajer
lini
bawah
dalam
64
Lower Manager
Lower manager (manajer lini bawah) sering disebut juga dengan
manajer
operasional.
Tugas
manajer
lini
bawah
adalah
B.
Ketrampilan Manajemen
65
66
sangat
dituntut
untuk
mampu
mengidentifikasi
dan
organisasi
terhadap
lingkungannya.
Semakin
tinggi
strategik,
melihat
organisasi
67
secara
keseluruhan,
dan
membuat
keputusan
yang
mendasar
yang
dapat
melayani
keseluruhan organisasi.
(4) Keterampilan berkomunikasi (communication skill), yaitu keterampilan
manajer yang berkaitan dengan kemampuannya untuk menyampaikan
ide-ide atau informasi secara efektif kepada orang lain atau menerima
ide atau informasi secara efektif dari orang lain, baik secara lisan
maupun tulisan. Keterampilan ini memungkinkan manajer mampu
menyampaikan ide kepada bawahannya sehingga bawahan tahu apa
yang diharapkan atasan dari mereka, dan untuk mengkoordinasikan
pekerjaan bawahan dengan rekan-rekannya sehingga mereka bisa
bekerjasama dengan baik.
(5) Keterampilan membuat keputusan (decision making skill), adalah
kemampuan manajer untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan
secara tepat masalah yang dihadapi, lalu memilih satu alternatif atau
tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Manajer
yang efektif adalah manajer yang dapat membuat keputusan dengan
tepat. Dalam kenyataan, tidak ada manajer yang selalu bisa membuat
keputusan dengan tepat. Akan tetapi, manajer dapat dikatakan efektif
jika mereka dapat membuat keputusan yang efektif di kebanyakan
waktunya; dan jika mereka membuat keputusan yang keliru, maka
mereka akan bisa cepat menyadarinya.
(6) Ketrampilan
mengelola
waktu
(time
management
skill),
yaitu
68
69
70
71