Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat


esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada
kenyataannya hal ini tidak dapat sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat
kota. Masyarakat belum berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi
ke angkutan bus. Akibatnya penggunaan kendaraan pribadi cendrung lebih
dominan dari pada kendaraan angkutan umum. Pertumbuhan kendaraan
pribadi yang cukup tinggi dan dominannya moda transportasi pribadi tersebut
akan menimbulkan kemacetan lalu lintas karena menyebabkan pergerakan
lalu lintas terkonsentrasi pada pusat kota. Disamping itu tingkat disiplin
pengguna jalan masih belum memadai. Tingkah laku sebagian pengemudi
kendaraan umum dalam berlalu lintas masih sangat memperhatikan, kebutkebutan, saling mendahului, menurunkan penumpang di sembarang tempat,
dan tempat-tempat lain yang selalu menimbulkan gangguan terhadap
kelancaran lalu lintas. Jakarta belum mempunyai sistem serta infrasturktur
transportasi massal yang terpadu. Transportasi yang bisa melayani kebutuhan
perpindahan warganya dengan cepat, aman, murah,nyaman dan massal.
Transportasi busway (BRT Bus Rapid Transit ) di Indonesia
dikembangkan berdasarkan analisis faktor-faktor yang menyebabkan
buruk pengelolaan angkutan umum di Indonesia selama ini. Untuk
tidak mengulang dan melakukan kesalahan yang sama maka berbagai
konsep baru dalam transportasi publik dilaksanakan dalam sistem busway.
Kemunculan busway sangat erat kaitannya dengan reformasi di era
1

1997.Krisis yang menghantam armada angkutan umum menyebabkan hanya


sekitar 60% angkutan yang beroperasi di jalan raya, ditambah lagi dengan
harga suku cadang yang melambung, menyebabkan banyak perusahaan
angkutan bangkrut, sementara tarif tidak bisa dinaikkan. Oleh karena itu
muncullah pemikiran untuk menyelamatkan angkutan umum. Didorong oleh
semangat reformasi, sistem busway diluncurkan sebagai upaya untuk
memperbaiki sistem transportasi publik di Jakarta.Proses kemunculan busway
pun sangat menarik karena membuktikan komitmen politik yang tinggi antara
Gubernur DKI dan DPRD. Dengan adanya kesepakatan dan kesolidan
pemerintah dalam mendukung program ini, juga dengan dukungan dunia
internasional, peluncuran BRT menjadi lancar. Proses ini mempercepat
munculnya sistem busway di Jakarta yang hanya makan waktu 2,5 tahun.
Karena proses yang dipercepat ini, maka armada pertama dibeli oleh
pemerintah sebenarnya kurang sehat dalam sistem pengelolaan busway.

1.2.

Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

1.3.

Kelebihan dan kekurangan dari Bus Transjakarta


Dampak yang ditimbulkan dari Bus Transjakarta
Kendala Penerapan Bus Transjakarta
Kualitas Pelayanan Bus Transjakarta

Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan makalah ini sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui dampak Penggunaan Bus Transjakarta
2. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Bus Transjakarta itu sendiri
3. Bagaimana kualitas dari Bus Transjakarta itu sendiri
1.4

Batasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka di berikan


batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Dampak yang di timbulkan dari Bus Transjakarta
2 Kendala Penerapan Bus Transjakarta
3 Kualitas Pelayanan Bus Transjakarta

BAB II

KAJAIAN TEORI

3.1Pengertian Busway/ Bus Transjakarta

Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah system


transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini
dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota,
colombia. Unit Pengelola Transjakarta Busway adalah lembaga yang dibentuk
oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola layanan angkutan
umum massal dengan menggunakan moda bus. Pembangunan Bus Rapid
Transit (BRT) merupakan salah satu strategi dari Pola Transportasi Makro
(PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi yang
aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan
terjangkau oleh masyarakat. BRT yang difasilitasi dengan jalur, armada bus
dan infrastruktur yang dibangun khusus. Kini masyarakat mempunyai
alternatif angkutan umum yang memberikan kemudahan menjangkau seluruh
wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda dibandingkan dengan
angkutan umum lainnya. Perencanaan busway telah dimulai sejak tahun 1997
oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan
berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak diserobot
kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan lalulintas. Meskipun busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang,
Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak.
Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota, sekarang Jakarta sebagai
contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara penanggulangannya.

Model bus Transjakarta ada 2 :


1. single decker bus (bus tunggal)
2. articulated bus (bus gandeng)
3.2Sejarah Bus Transjakrta

Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004,ditandai dengan


peresmian Koridor 1, dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih
cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian
Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah.
Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada
masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004)
pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif
Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas
Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif Transjakarta
seharga Rp3500.
2.2.1

Koridor 1 (2004)
Jalur Transjakarta (kanan) merupakan jalur khusus yang tidak boleh
dilewati kendaraan lainnya. Bus Transjakarta memulai operasinya pada 15
Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat,
nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut,
bus ini diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya
dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum
selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket
disubsidi oleh pemerintah daerah. Pada saat awal beroperasi, Transjakarta
mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika atap salah satu
busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak dari busbus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan
lokasi halte, hingga lampu yang lepas. Selama 2 pekan pertama, dari 15

Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus Transjakarta memberikan pelayanan


secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, di mana warga
Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu,
mulai 1 Februari 2004, bus Transjakarta mulai beroperasi secara komersial.

Gambar 2.2.1 Jalur Transjakarta (kanan) merupakan jalur khusus yang


tidak boleh dilewati kendaraan lainnya.
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

2.2.2

Koridor 2 dan 3 (2006)


Tepat 2 tahun setelah pertama kali dioperasikan, pada 15 Januari 2006
Transjakarta meluncurkan jalur koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) dan 3
(Kalideres-Pasar Baru). Pada hari Minggu, 10 Februari 2008, beberapa bus
Transjakarta koridor 3 mulai melalui rutenya yang baru, yaitu dari arah
Kalideres setelah halte Jelambar tetap lurus melewati Jalan Kyai Tapa menuju
Halte Harmoni Central Busway tidak berbelok melalui Tomang. Penggunaan
jalur ini masih belum resmi karena sebagian besar bus koridor 3 masih melaui
jalur Tomang, dan 2 halte busway sepanjang Jalan Kyai Tapa belum

beroperasi. Sejak tanggal 10 September 2008, 2 halte tersebut (Grogol dan


Sumber Waras) mulai dioperasikan secara resmi.
2.2.3

Koridor 4,5,6 dan 7 (2007)


Pada tahun 2006, dimulai pembangunan 4 koridor baru Busway, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Pulogadung - Dukuh Atas (Koridor 4)


Kampung Melayu - Ancol (Koridor 5)
Ragunan - Latuharhari (Koridor 6)
Kampung Rambutan - Kampung Melayu (Koridor 7)

Sama seperti pada pembangunan koridor-koridor sebelumnya, proyek


pembangunan 4 koridor ini juga mengundang reaksi negatif beberapa pihak
terutama karena kemacetan parah yang disebabkannya. Koridor 4-7 ini
diresmikan penggunaannya pada Sabtu 27 Januari 2007, oleh Gubernur
DKI Jakarta Sutiyoso di shelter Taman Impian Jaya Ancol. Setelah
peresmiannya, keempat koridor ini baru efektif beroperasi pada tanggal 28
Januari 2007. Tidak seperti pada waktu peresmian koridor 1, tidak ada
tiket gratis untuk masyarakat untuk sosialisasi di koridor-koridor ini.
2.2.3

Koridor 8(2008-2009) dan 9,10 (2009-2010)


Pembangunan koridor 8-10 dimulai pada bulan Agustus 2007. Ketiga
koridor ini awalnya direncanakan untuk dapat beroperasi bulan Maret 2008,
namun mengalami beberapa penundaan. Rencana operasional koridor 8
awalnya ditunda hingga 14 Februari 2009, namun akhirnya mengalami
penundaan lagi. Koridor ini pertama kali diujicoba secara terbatas pada
tanggal 9 Februari 2009, dan memasuki tahap operasional pada Sabtu-21
Februari 2009. Dari 45 bus yang dibutuhkan untuk melayani koridor 8, hingga
tanggal 6 Februari 2009 baru tersedia 20 bus, yang memaksa BLUTJ untuk
memangkas rute operasional dari Lebak Bulus - Harmoni menjadi Lebak
Bulus- Daan Mogot Pada hari pertama operasionalnya, koridor 8
direncanakan beroperasi pada periode 13.00-22.00 WIB
7

Setelah mengalami beberapa penundaan, pada Senin-7 Desember 2009,


Kepala Dinas Perhubungan DKI M. Tauchid menginformasikan bahwa
pengoperasian koridor 9 dan 10 kembali mengalami penundaan. Target
operasional yang awalnya ditetapkan pada Juni-Oktober 2010 diundur
menjadi November 2010. Penundaan kali ini disebabkan karena penentuan
tarif per kilometer bus yang baru disepakati oleh Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) dan belum ditunjuknya operator yang mengelola koridor
ini. Penentuan operator direncakan menggunakan sistem lelang yang akan
dilakukan pada bulan Februari atau Maret 2010. Koridor ini direncakan akan
dilayani oleh total 139 armada dengan perincian:
1. 65 bus single dan 15 bus gandeng di Koridor 9.
2. 45 bus single dan 10 bus gandeng di Koridor 10.
Koridor 8, 9 dan 10 ini melayani rute:

1. Lebak Bulus - Harmoni (Koridor 8), dengan panjang 26 km.


Rute melalui Jalan Ciputat Raya, Jalan TB Simatupang,
Jalan Metro Pondok Indah, Jalan Sultan Iskandar Muda, Jalan
Teuku Nyak Arif, Jalan Letjen Supeno, Jalan Panjang, Jalan
Daan Mogot, Jalan Tomang Raya, Gajah Mada/Hayam Wuruk.
2. Pinang Ranti - Pluit (Koridor 9), dengan panjang 29,9 km.
Rute melalui Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor,
Mayjen Sutoyo, MT Haryono, Gatot Subroto, S Parman,
Latumeten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga, Pluit.
3. Cililitan - Tanjung Priok (Koridor 10), dengan panjang 19 km.

Rute melalui Jalan Mayjen Sutoyo, DI Panjaitan, Jend


Ahmad Yani, Yos Sudarso, Enggano.

2.2.4

Koridor 11 (2011)
Diresmikan tanggal 28 Desember 2011, Koridor 11 yang melayani rute
Kampung Melayu-Pulo Gebang ini berbeda dengan Koridor lainnya dalam
desain halte. Kalau di halte-halte Koridor lain tidak ada lantai khusus
penyandang

cacat,

di

halte

Koridor

11

fasilitas

tersebut

sudah

disediakan...halte Walikota Jakarta Timur adalah halte yang paling


lengkap...ada mushola, toilet, dan air mancur (tak lupa lantai khusus untuk
dilewati penyandang cacat juga tetap disediakan).

Operator

Koridor

11

adalah Perum DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor RI), bus yang digunakan
disini adalah bus gandeng Inobus Kuning-Merah (DMR) sebanyak 21 unit.
2.2.5

Koridor 12 (2013)
Koridor 12 dengan rute Pluit-Tanjung Priok ini diresmikan oleh Gubernur
DKI Jakarta, Joko Widodo pada tanggal 14 Februari 2013 . Kalau anda pernah
melihat peta rute Koridor 12, rutenya pasti muter-muter segala lewat KotaMangga Dua-Kemayoran-Sunter. Salah satu halte yang desainnya mengikuti
nuansa

disekitarnya

adalah

halte

Museum

Fatahillah,

ya

sesuai

namanya...halte tersebut bernuansa museum. Operator Koridor 12 adalah PT.


Bianglala Metropolitan (BMP) dengan 36 unit bus gandeng yang terdiri dari
18 Unit Bus Gandeng Inobus Produksi PT. Industri Kereta Api (INKA)
Dengan Karoseri Laksana, dan 18 Unit Bus Gandeng Ankai Dari China
(Hanya Chassisnya Saja) Dengan Karoseri New Armada.

Koridor 12 semua busnya udah gandeng tapi masalahnya di daerah Kota


Tua itu jalanannya sempit sehingga buat manuver bus gandeng terlalu susah.
Waktu tempuh Pluit-Tanjung Priok ini sekali tempuh saja bisa 1-2 jam, kalau
macet bisa 2 jam lebih pasti sampainya...jadi bagi yang ingin menggunakan
Koridor 12 sebaiknya mengatur waktu keberangkatannya terlebih dahulu agar
tidak terlambat sampai tujuan. Koridor 12 ini sekarang busnya suka di bantuin
9

ke Koridor 9 barengan sama 5 unit Zhongtong dari Koridor 1 karena Koridor


9 ini walaupun busnya banyak tapi gak semuanya jalan, krn Traja BMP udh
banyak yang dikanibal (kalo tidak percaya silahkan berkunjung ke Poolnya di
Jalan Mayjend Sutoyo)

3.3Koridor Bus Transjakrta

Berikut ini adalah Bus yang digunakan sebagai Bus Transjakarta adalah :
1. Koridor 1 : Bus Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah
dan kuning

10

Gambar 2.3 Armada Bus Mercedes-Benz yang digunakan di koridor


1. Model yang sama juga digunakan di koridor 9 dan 10
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

2. Koridor 2 : Bus Daewoo berwarna Biru - Putih, dan warna


Abu-Abu

Gambar 2.4 Armada bus Daewoo yang digunakan di koridor 2 dan 3.


Model yang sama juga dioperasikan di koridor 4, 6, 7 dan 8
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

3. Koridor 3 : Bus Daewoo berwarna Kuning - Merah, dan


warna Abu-Abu

11

Gambar 2.5 Armada bus Daewoo yang digunakan di koridor 3


Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

12

4. Koridor 4 : Bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP)


berwarna Abu-Abu

Gambar 2.6 Armada Bus Hyundai dan Bus Hino yang digunakan di
koridor 4
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

13

5. Koridor 5 : Bus HuangHai (JMT), bus Komodo (LRN)


berwarna Abu-abu

Gambar 2.7 Armada Bus HuangHai (JMT) dan Komodo (LRN) yang
digunakan di koridor 5
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

14

6. Koridor 6 : Bus Daewoo dan Hyundai (JTM), Bus Hino (PP)


berwarna Abu-abu

15

16

Gambar 2.8 Armada Bus Hyundai dan Bus Hino yang digunakan di
koridor 6
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

7. Koridor 7 : Bus Daewoo dan Hyundai (JMT), Bus Hino


(LRN) berwarna Abu-abu

17

18

Gambar 2.9 Armada Bus Hyundai (JMT) dan Bus Hino(LRN) yang
digunakan di koridor 7
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

8. Koridor 8 : Bus Hino (LRN) bus Hino (PP) berwarna abu-abu

Gambar 3.0 Armada Bus Hino (PP) dan Bus Hino(LRN) yang
digunakan di koridor 8

19

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

9. Koridor 9 : Bus Hyundai(BMP),Bus Gandeng Komodo


(BMP) berwarna Merah dan Kuning

20

Gambar 3.1 Armada Bus Hyundai (BMP),) dan Bus Gandeng Komodo
(TMB) yang digunakan di koridor 9
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

21

10. Koridor 10 : Bus Hyundai(BMP), Mercedes-Benz dan Hino


(JET) (bantuan koridor 1) berwarna Merah dan
Kuning.

22

23

Gambar 3.2 Bus Hyundai( BMP), Mercedes-Benz dan Hino


(JET) yang digunakan di koridor 10
Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

11. Koridor 11 : Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR)

Gambar 3.3 Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR)


Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53346fa05a74d8e84f0000cd/
jenis-jenis-bus-yang-digunakan-transjakarta-busway.

24

12. Koridor 12 : Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR) dan


Bus gandeng Ankai kuning-merah (BMP).

Gambar 3.4 Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR) dan


Bus gandeng Ankai kuning-merah (BMP).
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53346fa05a74d8e84f0000cd/
jenis-jenis-bus-yang-digunakan-transjakarta-busway.

Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan gambar elang bondol


terbang sambil mencengkram beberapa buah salak di bagian eksterior. Bahan
bakar yang digunakan di koridor 1,10,11 dan 12 adalah bio solar. Untuk
Koridor 2 - 9 berbahan bakar gas. Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan
bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan
yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk
kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan
besi yang kokoh dan tahan karat. Bus Transjakarta memiliki pintu yang
terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte
khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter).
25

Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus
gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang
kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9 memiliki dua pasang
pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri.Pintu bus
menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang
ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 2 - 8, mekanisme pembukaan
pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya
penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang
bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman
yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh
penumpang oleh pintu yang bergeser.
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan
pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada
para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang
memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi
terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal,
dan lain-lain. Khusus di koridor 5 dilengkapi papan nomor bus contoh : JMT
053. Sementara di koridor 9 dan 10 dilengkapi papan jurusan bus contoh 09.
PLUIT atau 09. PINANG RANTI dan 10. TANJUNG PRIOK atau 10.
CILILITAN. Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah
kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat
(koridor 1 - 3 dan 10), 1 pintu darurat (koridor 4 - 9) yang bisa dibuka secara
manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua
tabung pemadam api di depan dan di belakang. Untuk menjaga agar udara
tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara
bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang
secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum.
3.4Halte Bus Transjakarta

26

Halte-halte Transjakarta berbeda dari halte-halte bus biasa. Selain


letaknya yang berada di tengah jalan, bahkan di halte di depan gedung
pertokoan Sarinah dan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, diberi fasilitas
lift. Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca.
Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi
halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem
geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di
halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai
(dengan perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar lebih
ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama
dengan lantai halte (dengan pengecualian pada beberapa jembatan
penyeberangan seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih
menggunakan konstruksi beton).
Waktu beroperasi halte-halte ini adalah 05:0022:00 WIB. Apabila
setelah pukul 22:00 masih ada penumpang di dalam halte yang belum
terangkut karena kendala teknis operasional, maka jadwal operasi akan
diperpanjang

secukupnya

untuk

mengakomodasi

kepentingan

para

penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut. Untuk dapat


memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip), calon penumpang harus
memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier),
setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan
dilewati calon penumpang.
Mulai 1 November 2004, pada koridor 1 telah disediakan sistem tiket
prabayar (Multi Trip). Seorang pengguna dapat membeli sebuah tiket khusus
dengan nilai saldo awal tertentu (Rp. 3.500, pembelian awal dan selanjutnya
minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte Blok M. Alih-alih dimasukkan
ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket tersebut ditempelkan ke
sensor pada bagian atas dari mesin, mesin kemudian akan mengurangi jumlah
saldo, menampilkan saldo yang tersisa, kemudian memperbolehkan pengguna

27

untuk masuk ke dalam halte. Pengisian ulang saldo dapat dilakukan di seluruh
halte yang terdapat di koridor 1.Keuntungan dari penggunaan tiket ini ialah
pengguna tidak perlu mengantri di loket setiap kali ingin menggunakan
Transjakarta, sementara kekurangannya ialah tiket jenis ini tak mengenal
sistem harga ekonomis pagi hari seperti tiket Single Trip.
Di beberapa halte tersedia buletin harian gratis 'Trans Kota' yang
diperuntukkan bagi para penumpang. Isinya ialah berita umum, berita
olahraga, berita hiburan, berita kriminalitas, artikel kesehatan, beragam tip
dan trik, informasi barang konsumtif terkini, berita seputar operasional
Transjakarta, dan lain-lain. Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat,
disediakan beberapa bus feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan
berbagai daerah dengan salah satu halte Transjakarta seperti di dekat Ratu
Plaza (halte Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus biasa.
Beberapa contoh bus feeder ini antara lain adalah bus yang melayani daerah
Bintaro dan BSD. Di Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk, Jakarta Pusat,
dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran jauh lebih besar dari halte-halte
yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni Central Busway. Halte yang
dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antarkoridor 1, 2, 3 dan 8.
Halte berdaya tampung 500 orang ini memiliki 6 pintu. Meskipun banyak
pohon yang terpaksa ditebang dalam pembangunan jalur Transjakarta, sebuah
pohon beringin tua di halte ini tidak ditebang saat pembangunan karena
dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun pada bulan Oktober
2006, pohon ini dirusak oleh sekelompok orang dari Pemuda Persatuan Islam
dengan alasan ingin membuktikan bahwa pohon tersebut tidak angker dan
keramat seperti yang dipercayai oleh sebagian orang.
3.5Tarif Bus Transjakarta

Tarif tiket Transjakarta adalah Rp. 3.500 (Desember 2006) per


perjalanan. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak

28

perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi
penumpang yang membeli tiket pukul 5-7 pagi, mereka dapat memperoleh
tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000. Mulai 2006, kartu
chip JakCard, dilancarkan oleh PT Bank DKI, boleh digunakan untuk
membayar tarif.Awal tahun 2007 direncanakan akan terjadi kenaikan tarif
pada saat dioperasikannya koridor-koridor baru (4-7). DPRD Jakarta
mengusulkan kenaikan dari Rp. 3.500 menjadi Rp. 5.000, sementara Organda
mengusulkan menjadi Rp. 7.000. Kenaikan tarif ini akan diberlakukan dengan
alasan antara lain:
1. Jangkauan rute akan menjadi semakin luas
2. Tarif saat ini hanya meliputi aspek biaya perawatan dan
operasional saja
3. Seiring dengan bertambahnya jumlah penumpang, jumlah
subsidi yang dibutuhkan menjadi semakin besar

4. Tarif saat ini dinilai mematikan angkutan umum yang ada


(yang sampai saat ini masih dibutuhkan untuk menyokong
operasional Transjakarta)
5. Penumpang yang melakukan transit antar koridor jauh lebih
besar dari yang diperkirakan sebelumnya oleh penyelenggara
sehingga menjadi beban (finansial)
Rencana kenaikan tarif ini mengundang reaksi negatif dari beberapa
pihak yang merasa haknya untuk mendapatkan angkutan yang murah dan
nyaman dikurangi, pelayanan yang diberikan belum memuaskan, menambah
beratnya biaya hidup keseluruhan, serta ada juga yang keberatan karena
angkutan alternatif yang ada telah ditiadakan rutenya pada saat beroperasinya
Transjakarta sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain. Sebagai opini

29

khalayak umum, Transjakarta belum dapat mengakomodir kebutuhan


masyarakat dan seringkali merugikan, sebab dari sisi pelayanan bukan
pelayanan prima yang diberikan tapi pelayanan yang semena-mena.
Penumpang dibiarkan
kadang-

berdesak-desakan dan harus antri, bahkan

kadang di bentak, kemudian

tidak menerapkan Visitor Management

Techniques sehingga susunan antrian penumpang menjadi amburadul

BAB III

PEMBAHASAN

3.1Dampak yang di timbulkan dari Bus Transjakrta

Fasilitas mesin kartu elektrik/ mesin barrier di semua koridor yang


rusak atau tidak berfungsi. Kita bisa lihat di koridor 1 sampai 3 busway yang
tidak kunjung diperbaiki. Banyaknya mesin yang rusak dan tidak diperbaiki
karena biaya yang cukup tinggi sehingga ini dapat berdampak buruk pada
lingkungan karena sampah kertas sobekan karcis tersebut melimpah ruah di

30

tempat sampah sehingga dapat menambah jumlah sampah dan sobekan


tersebut mengotori lingkungan halte di sekitar busway, karena banyak yang
membuang sampah sobekan kertas itu secara sembarangan. Hal ini akan
menjadi masalah jika dihitung dari pengguna jalur busway di koridor 1
tersebut,berapa ratus ribu orang setiap hari melaju dengan transjakarta, dan
berapa ratus ribu lembar sobekan karcis yang berakhir di tempat sampah
setiap hari.Hal ini mungkin akan menjadi masalah di kemudian hari.
Busway sebagai alat transportasi massal yang bertujuan untuk
mengalihkan penggguna jalan Jakarta yang menggunakan mobil pribadi
menjadi naik busway, terus mengundang kontroversi sejak diluncurkan
pertama kali 15 Januari 2004 lalu karena otomatis mempersempit jalur untuk
kendaraan umum. Padahal konsep awal daripada busway adalah sebelum
dibangun jalur busway harus menambah satu jalur, baru diambil satu jalur
untuk busway. Tapi kenyataan yang ada sekarang justru sangat berbeda jalur
umum diambil untuk dijadikan jalur busway tanpa ada jalur penggantinya,
sehingga menambah parah kemacetan Jakarta. Akhirnya pengguna jalan yang
menggunakan mobil pribadi tetap, tetapi jalan-jalan di Jakarta bertambah
sempit dan macet. Permasalahan kecelakan lalu lintas tersebut sebenarnya
juga bersumber pada sulitnya menjaga agar jalur busway tetap steril dari
kendaraan lain non busway, sehingga dampak negatif yang dirasakan warga
Jakarta akibat dari adanya koridor Busway ini seperti, kemacetan yang
bertambah parah akibat bertambah sempitnya jalur untuk kendaraan.
3.2Kualitas Pelayanan Transjakarta

TransJakarta merupakan model angkutan publik yang berbeda dengan


model angkutan publik lainnya. Sistem pelayanan dan fasilitasnya yang lebih
lengkap dan lebih bersahabat menjadikan TransJakarta memiliki tingkat
kenyamanan yang lebih dibanding dengan model lainnya. Pelayanan
transportasi ini memiliki keunggulan pada aspek sosial ekonomi dengan
fasilitas pendukungnya untuk kemudahan akses pergerakan masyarakat.
31

Keunggulan-keunggulan

tersebut

bertujuan

untuk

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Busway TransJakarta memiliki keunggulan


dibanding transportasi lainnya seperti bus kopaja yang memiliki skala
pelayanan tidak jauh berbeda dengan TransJakarta. Terkait masalah kualitas
layanan, termasuk tidak berfungsinya beberapa fasilitas di dalam bus. Ada
banyak kerusakan yang ditemukan pada armada bus transjakarta, di antaranya
pintu tidak menutup sempurna, pendingin ruangan kurang berfungsi terlebih
jika jam-jam yang padat penumpang pada jam masuk kerja dan pulang kerja
juga fasilitas audiovisual mati, dan juga alat GPS atau semacam alat CCTV di
dalam busway yang tidak berfungsi yang gunanya untuk kantor pusat dapat
memantau keadaan di tiap busway, selain itu di dalam halte tidak disediakan
toilet sehingga ini kan menyulitkan bagi pengguna busway yang tiba-tiba
butuh menggunakan toilet, hingga fasilitas mesin tiket elektrik/ mesin
barrier di banyak koridor yang saat ini sedang rusak. Rencananya mesin ini
diperbaiki kira-kira pada akhir tahun 2012.

Pemberlakuan area khusus wanita di transjakarta koridor 1 jurusan


Blok M-Kota belum terlaksana dengan maksimal. Terlihat dari masih
banyaknya

penumpang

pria

yang

menggunakan

area

ini.

Masalah kualitas layanan, juga termasuk tidak berfungsinya beberapa fasilitas


di luar bus.Jembatan penumpang yang atapnya banyak yang hilang, jalur
khusus busway yang sering diserobot pengguna kendaraan lain sehingga
menimbulkan ketidaklancaran, sehingga kadangkala menggunakan busway
tidak ada bedanya menggunakan kendaraan lainnya. Keluhan-keluhan yang
dirasakan para pengguna jasa seperti harus berjuang dengan keras untuk dapat
naik bus meskipun harus berdiri, kepadatan bus khususnya pada saat jam-jam
padat berangkat dan pulang kerja, interval

kedatangan bus sering tidak tepat

karena sering lebih lama, sempitnya shelter mengakibatkan antrian para


penumpang. Antrian juga bertambah ketika jam-jam masuk kerja dan pulang

32

kerja,sedangkan di dalam halte tidak dipasang besi-besi pembatas sehingga


terjadi kesimpang siuran antara penumpang yang

hendak naik dan turun

dan tidak ada yang menyerobot antrian. Ketidaknyamanan terjadi baik di luar
maupun di dalam bus, serta ketidak tepatan sampai di tujuan menyebabkan
rasa nyaman, efektif dan efisien masih belum dapat dirasakan merupakan
bentuk kekecewaan atas pelayanan yang dirasakan. Beberapa supir masih
mengemudikan bus dengan cara yang tidak nyaman terutama ketika akan
berhenti mengerem mendadak dan pada jalan yang berlubang kurang
mengemudikan bus dengan baik.Sehingga hal ini membuat kurang nyaman
bagi pengguna busway terutama bagi yang posisinya tidak mendapat tempat
duduk/berdiri.

3.3Kendala Pelayanan Transjakarta

Kendala merupakan suatu hambatan dalam suatu proses untuk


tercapainya suatu tujuan. Kendala dalam penerapan TransJakarta untuk
menciptakan sistem transportasi dipengaruhi oleh banjir, human eror, dan
kesadaran dari masyarakat Jakarta. Human Eror. Human eror sebagai salah
satu faktor kendala penerapan TransJakarta merupakan faktor kesalahan yang
berasal dari kesalahan manusia secara teknis. Misalnya, Masih banyak kasus
kecelakaan oleh busway telah tercatat kecelakaan oleh busway, dan sering
terjadi motor terjepit dengan busway. Banyaknya korban berjatuhan akibat
kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Busway di Jakarta. Penyebab
kecelakaan pada jalur TransJakarta adalah karena penyerobotan jalur
TransJakarta, pengguna motor, angkutan umum yang menyerobot seperti
kopaja, pejalan kaki yang menyeberang tidak pada jembatan penyeberangan
33

dan pramudi yang melanggar standar operasional prosedur dan tidak


ditemukan alat pemadam kebakaran didalam bus tersebut.

34

Anda mungkin juga menyukai