Anda di halaman 1dari 22

Irnayanti Bahar

Selasa, 15 Maret 2011


Laporan Praktikum

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia dengan Judul Buta Warna
yang disusun oleh :
Nama :

: Irnayanti Bahar

NIM

: 081404076

Kelas/Kelompok

: B/I

Telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.

Koordinator Asisten

Muh. Irwan
NIM:061404008

Makassar, Desember 2010


Asisten

Surahman Nur S.Pd

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Dr.Drs Mushawwir.Taiyeb, M.Kes


NIP: 1964 0504 1980 12 1 002

BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya teknologi di era globalisasi ini maka meningkat pulalah ilmu
pengetahuan diberbagai bidang baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun dalam
bidangbidang sosial budaya. Terkhusus dalam bidang pendidikan kita mempelajari berbagai
macam ilmu seperti ilmu biologi, fisika, kimia, matematika dan banyak lagi ilmu lainnya. Ilmu
biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mahkluk hidup dan seluk beluk kehidupannya.
Orang tua perlu waspada dan segera memeriksakan anaknya bila tidak bisa membedakan
warna atau salah menyebutkan warna meski sudah sering diajarkan. Perhatikan juga riwayat
keluarga, apakah ada anggota keluarga yang mengalami buta warna. Orangtua bisa melakukan
pemeriksaan buta warna sendiri di rumah. Caranya, campurkan benang wol beraneka warna.
Kemudian, minta anak mengambil benang warna tertentu. Jika ia tampak bingung, maka sekecil
apa pun kecurigaan, tak ada salahnya untuk dikonsultasikan pada dokter mata. Untuk
memastikan kasus buta warna, dokter mata umumnya akan melakukan tes hara dengan buku
berisi kombinasi berbagai warna. Biasanya juga akan dilakukan tes penunjang, seperti
pemeriksaan organ mata, dan sebagainya. Kerusakan itu secara umum tak hanya terkait dengan
keluhan buta warna, tetapi juga pada hal lain, semisal ketajaman penglihatan, luas pandang, dan
sebagainya.
Buta warna merupakan gangguan penglihatan di mana seseorang tidak dapat membedakan
warna. Pada orang yang mengalami buta warna total, ia hanya dapat mengenal warna putih. Buta
warna ini merupakan kelainan penglihatan menurun, sehingga tidak dapat disembuhkan
Buta warna hijau merah adalah karakteristik gen terikat X yang sudah dikenal dan bersifat
resesif terhadap penglihatan normal. Seorang perempuan yang memiliki dua kromosom X,
kemungkinan besar homozigot resesif terhadap karakteristik buta warna. Laki-laki yang hanya

memilki satu kromosom X akan dipengaruhi oleh satu gen resesif saja karena ia tidak memiliki
alel dominan untuk mengganti gen resesif.
Mengingat akan pentingnya materi pengenalan organ-organ pada manusia sebagai dasar
untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Manusia secara mendalam maka perlu kiranya pemahaman
yang benar mengenai materi ini dan hal inilah yang melatar belakangi praktikum ini dengan
judul . Pengenalan organ-organ pada manusia .
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praltikum ini yaitu untuk mengetahui apakah probandus yang diuji
menderita buta warna
C. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan praktikum ini yaitu bisa dijadikan
sebagai bahan ajar bila kita kelak mengajar nanti dan bisa menjadi bahan referensi bagi kita.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Butawarna adalah penyakit keturunan yang disebabkan oleh gen resesif c (asal dari
perkataan ingris color blind) karena gennya terdapat dalam kromosom X sedangkan perempuan
memiliki 2 kromosom X. maka seorang perempuan dapat normal homozigotik (CC), normal
heterozigotitik (Cc) atau yang amat jarang dijumpai homozigotik (cc) sehingga butawarna. Laki-

laki hanya memiliki sebuah kromosom X saja, sehingga ia hanya dapat normal (C-) atau
butawarna (c-) saja. Seorang perempuan normal yang kawin dengan seorang laki-laki butawarna
(c-) akan mempunyai anak normal, baik laki-laki maupun perempuan (Suryo, 2005).
Penyakit buta warna diturungkan secara resesif, pada kromosom X bagian tak homolog.
Persentase buta warna di masyarakat berbagai pada berbagai suku bangsa. Pada orang cina
sekitar 6% pada laki-laki, pada orang negro mendekati 5 %, dan pada orang Indonesia 3,5% juga
pada laki-laki kaukasoid 8 % laki-laki 0,5 perempuan (Yatim, 2003).
Buta warna terhadap warna merah dan hijau, disebabkan oleh gen resesif c. alel dominan
C, menentukan tidak buta warna (normal). Seorang perempuan normal homosigot bila kawin
dengan laki-laki yang butawarna, akan mempunyai keturunan yang semuanya normal, tetapi
yang perempuan membawa gen butawarna. Seorang wanita normal heterezigot (membawa gen
butawarna), bila kawin dengan laki-laki normal akan mempunyai anak dengan kemungkinan,
anak perempuan normal homosigot (normal), anak perempuan heterosigot (normal, tetapi
membawa gen butawarna), anak laki-laki normal dan anak laki-laki buta warna (Henuhili, 2002).
Buta warna ini dapat ditemukan dengan uji ishira. Pada uji ishira dipergunakan
serangkaian gambar berwarna.Gambar-gambar berwarna itu dirancang sedemikian rupa secara
tepat dan cepat serta dapat memberikan penilaian terhadap kelainan persepsi warna (Taiyeb,
2010).
Penderita tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Penyakit ini herediter dan
disebabkan oleh gen resesip c (berasal dari perkataan ingris colorblind) yang terdapat pada
kromosom X. Alelnya dominan C menentukan orang tidak butawarna (normal). Jika orang
perempuan normal (homozigot) kawin dengan seorang laki-laki butawarna, maka semua anaknya
akan normal.ini disebabkan karena ginospermium yang membawa gen dominan C, sehingga
zigot mempunyai genotip Cc. berhubung C dominan terhadap c, maka individu Cc adalah
normal. Keturunan yang menerima kromosom Y menjadi anak laki-laki (Suryo, 1992).
Apabila seorang perempuan normal menikah dengan laki-laki butawarna, maka semua
anak mereka akan normal. Tetapi sebaliknya, seorang perempuan butawarna yang menikah
dengan laki-laki normal, maka semua anak laki-laki akan butawarna. Pada kasus yang terakhir
tampak bahwa sifat keturunan butawarna diwariskan kepada keturunan laki-laki, dan sifat yang
dimiliki ayah diwariskan kepada keturunan perempuan (Suryo, 1996).
Menurut Siniapar (2010), Bola mata dilapisi oleh tiga yaitu:

a. Sklera: pelindung bola mata paling luar, bagian depannya transparan disebut korena.
b. Koroid : lapisan yang banyak pembuluh darah, mencegah refleksi, banyak mengandung pigmen.
c. Retina: tempat jatuh bayangan dan mengandung saraf fotoreseptor.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom
X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara
penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini
menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa
sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada
umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna
kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka
seorang wanita tsb menderita buta warna. Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka
terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi
ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut (Anonim 1,
2010).
Menurut Anonim2 (2010), buta warna dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.

Trikomasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada
retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan
pada trikomasi:

a. Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah


b. Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
c. Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
2.
Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
a. Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau
perpaduannya kurang
b. Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
c. Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.
Buta warna dibagi dalam dua kategori, yaitu buta warna total dan buta warna parsial.
Pada buta warna total, penyandangnya tidak bisa mengenali warna lain, kecuali hitam dan putih.
Untungnya, kasus yang disebabkan ketiadaan pigmen warna pada sel retina ini sangat jarang
terjadi. Sementara itu, pada buta warna parsial, penyandang mengalami defisiensi (kekurangan)
pigmen dalam sel retina sehingga tidak bisa melihat warna tertentu saja. Gabungan defisiensi

merah dan hijau adalah gangguan yang paling sering terjadi, sedangkan defisiensi biru jarang
sekali. Yang perlu diluruskan, penderita buta warna bukan tidak bisa mengenali satu warna
tertentu, tetapi ia tak bisa mengenali kombinasi atau campuran warna. Ia bisa saja tahu warnawarna dasar, seperti kuning, merah, dan biru, serta warna-warna sekunder, seperti hijau, jingga,
dan ungu. Namun, ketika warna-warna itu dikombinasikan lagi dengan warna lainnya, ia tidak
mampu mengenali atau bingung menentukan, apakah itu hijau tua atau biru, dan sebagainya
(Anonim3, 2009).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Selasa/ 21 Desember 2010
Waktu
: Pukul 09.10 sd 10.50 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi Lantai III Bagian Timur Jurusan
Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan yaitu buku Isihara
2. Bahan yang digunakan yaitu Probandus
C. Cara Kerja
Probandus disuruh untuk membaca angka-angka atau sesuatu yang terdapat pada buku
ishihara yang telah dipadukan dengan warna-warna tertentu kemudian mencatat hasil
pengamatan dalam tabel pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Terlihat oleh naracoba

No.
Gambar
1
2
3
4
5
6

I
12
8
5
29
74
7

II
12
8
5
29
74
7

III
12
8
5
29
74
7

IV
12
8
5
29
74
7

V
12
8
5
29
74
7

Terlihat oleh
pembanding

Jawaban
yang
betul

12
8
5
29
74
7

12
8
5
29
74
7

7
8
9
10
11
12
13
14

45
2
16
35
96
Benar
semua

45
2
16
35
96
Benar
semua

45
2
16
35
96
Benar
semua

45
2
18
35
96
Benar
semua

45
2
16
35
96
Benar
semua

45
2
16
35
96
-

45
2
16
35
96
-

Benar semua

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini dimana pada semua probandus dapat
menebak buku ishara dengan benar dan tepat, itu menandakan bahwa semua penglihatan
probandus normal.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh
kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang
membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah
'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna.
Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana
wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan
faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor
buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna. Saraf sel di retina terdiri atas sel
batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya.
Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel
kerucut (Anonim1, 2009).
Menurut Anonim2 (2009), buta warna dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
3.

Trikomasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada
retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan
pada trikomasi:

d. Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah


e. Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
f. Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
4.
Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
g. Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau
perpaduannya kurang

h. Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
i. Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.
5. Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini
ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna
hitam dan putih yang mampu diterima retina.
Untuk mengetes bahwa kita buta warna atau tidak itu dibutuhkan sebuah tes yang biasa
disebut Tes Ishihara. Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu
Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasi pada tahun 1917 di Jepang. Sejak saat itu, tes ini terus
digunakan di seluruh dunia, sampai sekarang. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang
didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut
disusun sehingga membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang
buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (pseudoisochromaticism). Pada orang normal, di dalam lingkaran akan tampak angka atau garis tertentu.
Tetapi pada orang buta warna, yang tampak pada lingkaran akan berbeda seperti yang dilihat
oleh orang normal. Tes Ishihara biasanya dilengkapi oleh kunci jawaban untuk setiap lembarnya.
Hasil tes seseorang akan dibandingkan dengan kunci jawaban tersebut. (Prescott, 2002).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
probandus yang mengalami buta warna (Semua normal) karena semua probandus menjawab
dengan benar buku ishihara.
B. Saran
1. Diharapkan kepada praktikan agar menguasai prosedur kerja sebelum praktikum dimulai.
2. Diharapkan kepada Asisten agar mendampingi praktikan sampai praktikum selesai.
3. Diharapkan kepada laboran agar mengganti alat yang rusak, supaya praktikum dapat berjalan
dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2010. Buta Warna. www. Wikipedia.com. Makassar: Diakses Pada
Tanggal 20 Desember 2010.
Anonim2. 2010. Buta Warna. AsianBrain.com. Makassar: Diakses Pada Tanggal
20 Desember 2010.
Anonim3. 2010. Buta Warna. Kompas.com. Makassar: Diakses Pada Tanggal 20
Desember 2010.
Henuhili, Victoria, 2002. Genetika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Sianipar Prowel, 2010. Mudah dan Cepat Menghafal Biologi.Jakarta: Pustaka Book Publisher.
Suryo, 1992. Genetika. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Suryo, 1996. Genetika.Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Suryo, 2005. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Taiyeb Mushawir, 2010. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.
Yatim Wildan, 2003. Genetika. Bandung: Tarsito.

www.wikipedia.com
Buta warna
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum
warna tertentu akibat faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga
disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal
inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini
menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami
kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan
faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita
tsb menderita buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya.
Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut. Sel
[sunting] Klasifikasi
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis
trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu:

-Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah,

-Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,

-Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru.

Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya.
Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:

-protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang,

-deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan

-tritanopia untuk warna biru.

Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya
putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
[sunting] Pembuktian

Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada
tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.
Buta Warna
Oleh: AsianBrain.com Content Team
Buta warna adalah suatu kondisi ketika sel-sel retina tidak mampu merespon warna dengan semestinya. Sel-sel kerucut di dalam
retina mata mengalami pelemahan atau kerusakan permanen.
A. Klasifikasi buta warna :
1. Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah
yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:

Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah

Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita

Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.

2.Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang

Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau

Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.

3. Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata
mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.
B. Penyebab Buta Warna

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X pada perempuan, buta warna diturunkan
kepada anak-anaknya. Ketika seseorang mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen
yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal.
C. Fakta-fakta tentang Buta Warna
Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan. Sebanyak 99% seorang buta
warna tidak mampu membedakan antara warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali
perbedaan antara warna merah dan hijau.
Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.
Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa
adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di
benua lain tentu bervariasi.
Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan
merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan plat bernama Ishihara.
Sering kali orang awam menganggap penyandang buta warna hanya mampu melihat warna hitam dan putih, seperti menonton
film bisu hitam putih. Anggapan ini sebenarnya salah besar.
Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan
akibat warna merah itu sendiri.

8.

Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat
warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan.
9.
Artis terkenal yang buta warna diantaranya adalah Mark Twain, Paul Newman, Meat Loaf, Bing Cosby, Bob Dole.
10. Setiap orang terlahir buta warna saat pertama kali lahir.
11. Emerson Moser, pembuat krayon senior, mengaku bahwa dirinya buta warna hijau-biru dan tidak mampu melihat warna secara
keseluruhan.
12. Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan "Warna apakah ini?"
Buta warna umumnya disebabkan karena keturunan. Penyebab lainnya adalah kerusakan syaraf mata karena kecelakaan atau bawaan lahir.
Menurut salah satu riset 5-8% pria dan 0,5% wanita dilahirkan buta warna. Dan 99% penderita buta warna

Diposkan oleh Irnayanti Bahar di 22:44


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Makalah Buta Warna

A.Definisi
Buta warna sebenarnya adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan warna
tertentu. Orang tersebut biasanya tidak buta semua warna melainkan warna-warna tertentu saja.
Meskipun demikian ada juga orang yang sama sekali tidak bisa melihat warna jadi hanya tampak
sebagai hitam, putih dan abu abu saja (kasus seperti ini sangat jarang terjadi).

Normalnya, sel kerucut (cone) di retina mata mempunyai spektrum terhadap tiga warna
dasar, yaitu merah, hijau dan biru. Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitif
untuk tiga jenis warna ini, maka ia dikatakan normal. Pada orang tertentu, mungkin hanya ada
dua atau bahkan satu atau tidak ada sel kerucut yang sensitif terhadap warna-warna tersebut.
Pada kasus ini orang disebut buta warna. Jadi buta warna biasanya menyangkut warna merah,
biru atau hijau.
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom
X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara
penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini
menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa
sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada
umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna
kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka
seorang wanita tsb menderita buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel
kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di
retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua
penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt
warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
Cacat penglihatan yang paling di kenal adalah :

Buta warna bawaan (kongetial).

Cacat penglihatan warna dapat juga di dapatkan, yang kadang-kadang yang merupakan kejala
dini kerusakan mata
Sebab buta warna

Dikenal cacat penglihatan warna

Buta warna kongeitial

o Bersifat menetap,
o Biasanya engenai sama pada kedua mata
o Buta warna didapat

Tidakterlihatwaktu lahir

o Iasana berjlan progresif,


o Mengena satu mata lebih dari mata sebelahnya

B. Klasifikasi buta warna :


1. Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada
retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan
pada trikomasi:
Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah
Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
2. Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau
perpaduannya kurang

Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau

Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.


3. Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini

ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna
hitam dan putih yang mampu diterima retina.

C. Pemerikasan Buta Warna


Pada uji coba pseudisokromaqtik yang di susun titik dengan berbagai kecerahan dimana
seseorang normal akan dapat mengenal gambar yang di bentuk, karena titik di buat dengan batas
yang jelas dengan latar belakangnya. Uji ishihara akan menemekuan cacat warna yang
didapatkan yang di tandai dengan gangguan penglihatan warna merah-hijau. Akan tetrapi tidak
menemukan diskromatopisia biru-kuning yang sering dapat penyakit yang mengenai jalur
penglihatan.
Gambar pola isokromatik yang dibaja penderita pada uji penglihatan buta warna di nilai
berdasar nilai yang di berikan oleh penerbit alatnya.
Dalam waktu tiga detik, coba lihat angka berapa yang ada di dalam lingkaran yang berbentuk
seperti pie atau kue tart di samping ini. Jika kamu mengatakan 42 ! Yah, benar di dalam
lingkaran hijau di samping ini terdapat angka 42. Nah, jika kita masih bisa melihat bahwa di
dalam lingkaran ini terdapat angka 42 maka kemungkinan besar (masih mungkin) bisa dikatakan
kita tidak mengidap kelainan Buta Warna (Color Blind). Gambar di samping merupakan salah
satu gambar dari sekitar 40an gambar yang sering kali dijadikan sebagai instrumen penguji
apakah kita termasuk buta warna atau tidak. Satu set uji yang terkenal untuk pengujian buta
warna adalah Ishihara. Tes untuk uji buta warna dengan set uji ini dikatakan telah dapat
mengindikasi apakah kita tergolong buta warna total atau buta warna partial.

D. Pengaruh Kelainan Mata Pada Penglihatan Warna


Pengaruh warna yang dilihat :
Xantopsia atau benda terlihat kuning. Hal ini dapat terjadi pada gangguan empedu, maka sklera
dan kornea berpigmen kuning. Pada beberapa jenis keracunan seperti santonin, amilnitrat, asam
pikrat, digitalis dan asam karbonat akan dapat memberikan gejala xantopsia.

Erittopsia atau benda terlihat merah terlihat perdarahan ringan di dalam badan kaca ataupun mata
afakia
Sianopsia atau benda terlihat biru, terdapat pada kekeruhan kornea atau badan kaca dan afakia.
Pengaruh lingkungan terhadap penglihaatan warna
Kelainan penglihatan warna pada orang normal. Orang normal akan memperlihatkan keadaan
yang tidak normal pada keadaan tertentu.
Berbagai obat kelainan mata dapat mengakibatkan absorbsi sinar atau warna tertentu.Contoh:
Obat anti malaria (meparin) akan mengakibatkan xantopsia ringan.
Fuloresein akan mengakibatkan penglihatan berwarna kuning
Semua obat topikal akan memberikan warna penglihatan berubah sementara.
Perdarahan badan kaca memberikan kesan penglihatan eritropis (merah) pada lapang penglihatan.
Pasca bedah katarak atau afaikia akan memberikan kesan penglihatan berwarna eritropsia,
cyeanopsia, kloropsia, santopsia
Akibat toksin, penyakit dan troma atau sinar yang berlebihan pada berbagai permukan jalur
penglihataan
Penyinaran cahaya yang berlebihan atau sinar ultra violet akan mengakibatkan eritropsia,
kroropsia, dan leukopsia.
Kangguan saraf penglihatan dan jalur penglihatan akan memberikan warna penglihatan eritropsia,
sianopsia, dan iantinopsia
Ganguan korteks dan sentral penglihatan, bila akabat alkohol atau opium akan mengakibatkan
kromatopsia.
Penglihatan dapat dalam bentuk berwarna atau kromatopsia, merupakan kesan penerimaan warna
tidak normal pada seluruh lapangan penglihatan sehinga penderita akan melihat seperti melalui
filter berwarna.
Di dapatkan istilah berikut:
Nama

Penglihatan berwarna

Eritropsia

Merah

Xantopsia

Kuning

Sianopsia

Biru

Kloropsia

Hijau

Glaokopsia

Biru abu-abu

Iantinopsia

Ungu

Leokopsia

Putih

o Gambaran warna dari sumber cahaya.


Penerangan ialah yang berasal dari gas merkuri atau natrium akan memberikan perbedan warna
yang kurang ataupun buruk. Warna merah akan terlihat kurang baik pada penerangan demikian.
o Pengaruh kontras.
Anomali trikomat sementara dapat dibangkitan dengan memanjakan mata pada warna tertentu
bila mata di pajan dengan sinar merah beberapa waktu akan pada pemerikasan peyesuayan
dengan anomaloskop warna kuning menjadi abnormal segera setelah rangsangan merah di
hilangkan
o Inrensitas sinar.
Pada penerengan kurang warna merah agak sukar dikenal.bila intensitas terlalu kuat akan terjadi
desaturasi warna.
o Akibat jarak.
Benda kecil berwarna akn berubah warnanya bila dijauhkan dari pengamat, seperti kuning
menjadi putih, bitu menjadi hitam.
o Menetap kondisi bayangan retina.
Warna akan memutih pada bayangan ynag menetap pada retina.
Pengaruh buta warna terhadap kehidupan dalam masyarakat
Hal-hal yang membingungkan penderita cacat warna kongenital.memilih warna baju yang serasi.
Pada laki-laki terutama pada dasinya
Kepekan untuk membedakan warna tertentu berkurang, akibatnya pengamat mengalami
kesukaran di dalam kelas dalam analisa kimia saat peraktek.
Sukar pada permainaan yang mempergunakan warna-warna.
Tidak tegas memberikan warna yang kurang bercahaya
Memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan kesan terhadap warna
Mempergunakan warna tidak sesuai waktu menggambar seperti warna rumput yang hijau
berwarna merah muda.

Perawatan dan anjuran pada penderita buta warna. Bila penderita masih muda maka ia ataupun
orang tuanya dinasehati akan kemungkinan keterbatasan perkerjan akibat kekurangan
penglihatan warna.
Bila cacat tidak terlalu berat maka nasehat adalah sebagai berikut:
1. Pakai sinar yang kuat untuk mendapat diskriminasi yang baik.
2. Memakai filter yang telah di sesuaikan untuk menghindarkan keraguan warna.dengan
kemungkinan di perlukan jenis lensa filter tertentu.
3. Memberikan tanda tertentu pada pakaiyan yang warnanya membingungkan.
4. Mencegah hal-hal yang dapat membingungkan penglihatan warna seperti memperbesar benda
atau menambah kecerahan warna.
5. Mengajak teman berbelanja untuk memilih warna yang ingin dibeli.

E. Fakta-Fakta Tentang Buta Warna


1. Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan.
Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara warna hijau dan merah.
Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali perbedaan antara warna merah dan
hijau.
2. Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.
3. Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan
sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan
Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi.
4. Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata.
Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan
menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.
5. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan
plat bernama Ishihara.
6. Sering kali orang awam menganggap penyandang buta warna hanya mampu melihat warna
hitam dan putih, seperti menonton film bisu hitam putih. Anggapan ini sebenarnya salah besar.

7. Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang
tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri.
8. Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu.
Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya
kamuflase yang dilakukan pihak lawan.
9. Artis terkenal yang buta warna diantaranya adalah Mark Twain, Paul Newman, Meat Loaf, Bing
Cosby, Bob Dole.
10. Setiap orang terlahir buta warna saat pertama kali lahir.
11. Emerson Moser, pembuat krayon senior, mengaku bahwa dirinya buta warna hijau-biru dan tidak
mampu melihat warna secara keseluruhan.
12. Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan "Warna apakah ini?"

Kesimpulan
Memperkerjakan seseorang dengan buta warna pada perkerjaan tertentu sering tidak memberikan
kesulitan nyata akan tetapi dapat menyulitkan teman sekerjanya dan tidak jarang banyak menita
waktu kerja,yang tentu di pandang dari segi hasil guna akan merugikan perusahaan.
Terdapat beberapa aspek buta warna yang akan mengakibatkan gangguan pada kegiatan tertentu
di tempat tertentu.
Pemerikasaan buta warna di perlukan untuk mengetahui adanya kelainan cacat penglihatan
warna bawaan atau di dapat.
Diposkan oleh bayu panpan di 11:49 0 komentar Link ke posting ini
BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Label: bayu panpan

Kirimkan Ini lewat Email

Ishihara Test Untuk test Buta Warna

Buta warna merupakan penyakit keturunan, jika minimal seorang anggota keluarga, baik dari garis keturunan
ayah maupun garis keturunan ibu ada yang menderita buta warna, maka tidak ada salahnya bila kita sedikit
lebih memberikan perhatian pada kondisi kesehatan mata anak dan keturunan kita. Salah satu test buta warna
yang paling banyak digunakan Dokter mata untuk mengetahui seseorang emnderita buta warna atau tidak
adalah dengan menggunakan test ishihara atau biasa juga disebut Ishihara test atau disingkat test hara.
Ishihara test untuk test buta warna dilakukan dengan menggunakan gambar Ishihara. Test ini terdiri dari titiktitik berwarna yang tersusun sehingga individu dengan penglihatan warna yang normal dapat membaca sebuah
angka yang "tersembunyi" dalam pola titik-titik tersebut. Sebaliknya, individu dengan penglihatan warna yang
tidak normal otomatis tidak bisa melihat angka yang tersembunyi dalam pola titik-titik tersebut.
Untuk melakukan test Ishihara, diperlukan plates Ishihara yang terdiri dari 24 plates dimana plates 1 - 17 akan
berisi angka dan plates 18 - 24 akan berisi satu atau dua baris yang berkelok. Seseorang dianggap tidak buta
warna bila berhasil melihat angka yang ada di dalam plates serta berhasil menelusuri garis - garis yang
berkelok tersebut.

Berikut ini adalah cara melakukan Ishihara test untuk test buta warna:

1. Duduk sekitar 75 cm dari layar monitor / plates dengan masing-masing lingkaran disesuaikan dengan
tinggi mata.

2. Gunakan cahaya yang ringan, jangan terlalu terang atau jangan terlalu redup. Lampu yang terlalu silau
dapat merubah warna gambar

3. Mulai mencoba mengidentifikasi nomor yang tersembunyi ataupun baris dalam waktu 5 detik
4. Lakukan terus sampai semua plates terbaca untuk membantu mengukur tingkat keparahan buta warna
kita

Anda mungkin juga menyukai