Anda di halaman 1dari 19

Tugas :Individu

Mata kulia :Menejemen Keperawatan

MOTIVASI KERJA DALAM MANAJEMEN


KEPERAWATAN

AWIATI BUTON
P2009.01.070
C2 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN


MANDALA WALUYA
KENDARI
2013

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Motivasi Kerja dalam manajemen Keperawatan
Penulisan makalah ini disusun guna untuk menambah pengetahuan kepada penulis dan
para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah mungkin selesai tanpa adanya bantuan
dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Penulis berdoa
semoga Allah membalas semua kebaikan, bantuan, dan keikhlasan yang telah diberikan kepada
penulis.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan informasi, ilmu, dan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat penulis harapkan. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar.

Daftar Isi. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masala. .. 1
B. Batasan Pengertian . 6
C. Tujuan Penulisan. 6
Bab II Tinjauan Pustak
A. Pengertian Motivasi.. 7
B. Tujuan Motivasi

Bab III
A. Teori Motivasi.. . 10
B. Upaya peningkatan Motivasi Kerja.. 12
C. Proses Motivasi. ..13
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan15
B.Saran.16
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagonis pengobatan penyakit yang di derita oleh
pasien (Azwar, 1996).
Pelayanan yang berkualitas di dukung oleh sumber-sumber yang memadai antara lain
sumber daya manusia, standar pelayanan termasuk standar praktik keperawatan dan fasilitas.
Sumber-sumber yang tersedia di manfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna, sehingga tujuan
institusi penyelenggara pelayanan dapat tercapai dengan kualitas tinggi (Gilles, 1999).
Para pelaksana pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan (medical staff), adapun yang
dimaksud pelaksana pelayanan medis disini adalah mereka yang bekerja dirumah sakit untuk
menyelenggarakan pelayanan medis dirumah sakit (Azwar, 1996). Sesuai dengan pengertian
yang seperti ini maka tugas utama kalangan kesehatan ialah menyelenggarakan pelayanan medis
rumah sakit.
Menurut surat keputusan mentri kesehatan RI No. 983/1992, tugas pokok rumah sakit
ialah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya rumah
sakit sebagai unit usaha di bidang jasa terutama untuk pemulihan, rehabilitasi, pemeliharaan,
peningkatan pendidikan dan riset kesehatan memerlukan pengelolaan secara profesional agar
mutu pelayanan kepada pasien dan keluarga menjadi baik.
Sehubungan dengan peran dan fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, khususnya
di rumah sakit dengan tugas yang harus dilaksanakan berkenaan dengan klien dan aspekaspeknya sebagai manusia yang utuh dibutuhkan tenaga perawat yang terampil, berbudi luhur,

serta mempunyai motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat memberikan pelayanan yang
bermutu
Perawat adalah memberikan pelayanan pembinaan kesehatan yang diarahkan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta membantu orang mengatasi dengan cara seunik
mungkin, masalah kehidupan sehari-hari, penyakit dan cidera, cacat maupun kematian,
pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurangnya kemajuan menuju kepada kemampuan melaksanakan sehari-hari
Menurut (Wolf, dkk, 1999).
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena
itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama rumah sakit.
Peranan tenaga perawat didalam melaksanakan tugasnya atau dalam memberikan pelayanan
perawatan pada pasien harus mengerti dan memahami pendekatan proses keperawatan yang
meliputi empat yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang masing-masing
berkesinambungan dan berkaitan satu sama lainnya (Depkes, 1994).
Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal
mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi
mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota
organisasi tersebut akan terpelihara pula (Siagian, 1997).
Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, aktifitas, dan gerakan yang
mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Koontz et al, 1980). Akan tetapi kesediaan
mengarahkan usaha tersebut sangat bergantung pada kemampuan seseorang untuk memuaskan
berbagai kebutuhannya. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila

seseorang termotivasi yang bersangkutan akan berusaha keras meningkatkan penampilan kerja
(Bernard, Berebson, & A. Stieiner, Illyas, 2001).
Motivasi pada dasarnya adalah melakukan penyesuaian kebutuhan organisasi dengan kebutuhan
karyawan, penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan kegiatan karyawan serta
penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan karyawan (Azwar, 1996).
Namun demikian, untuk menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang
diperkirakan. Permasalahannya adalah, pimpinan yang mendorong seorang perawat bekerja
sangat bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam
satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dan tekun dalam bekerja, sangat produktif dan
mempunyai kemampuan tinggi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan asuhan keperawatan. Sebaliknya ada perawat yang malas, dan kurang memiliki
semangat dan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja rendah.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal
(Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting karena membagikan pekerjaan pada bawahannya
untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang perawat harus memiliki kemampuan dan
keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk dapat menggerakan perawat melaksanakan
peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Proses keperawatan mempunyai empat manfaat yaitu dari
segi administrasi, hukum, ekonomi, dan pendidikan (Gaffar. 1999). Dipandang dari administrasi,
proses keperawatan mempunyai andil besar bagi profesionalisme secara langsung maupun tidak
langsung.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti membuat perumusan masalah
penelitian mengenai hubungan motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dalam
pelaksanaan proses asuhan keperawatan dengan dokumentasi keperawatan.
2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
2. Diketahuinya hubungan motivasi perawat dalam pelaksanaan proses asuhan
keperawatan
pentingnya pendokumentasian di rumah sakit, sehingga menghasilkan perawat yang
mempunyai dedikasi yang tinggi pada profesi keperawatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.

Definisi Motivasi
Motif adalah rangsangan, dorongan, dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki

seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan dan ataupun
pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun sekelompok masyarakat tersebut nau berbuat dan
bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).
Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan yang
dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun
sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut (Azwar, 1996). Dengan
demikian langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang
perorang dan ataupun sekelompok masyarakat untuk kemudian di upayakan memadukannya
dengan tujuan organisasi.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara sadar ataupun tidak
sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005).
Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakan diri karyawan untuk lebih terarah
dalam mencapai tujuan organisasi/ujuan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2002).
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal
(Hasibuan, 2005).
Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya
untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkannya.

Motivasi kerja ialah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan
memelihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam
Nursalam, 2007).
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja perawat yaitu :
1. Prinsip partisipatif
Perawat perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang
akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prisip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tugas.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha
pencapaian tujuan.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin akan memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk
sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekaryaan yang dilakukannya, akan
membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahannya,
sehingga bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pemimpin.
2.

Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana
tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal
dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang
akan dimotivasi.

BAB III

PEMBAHASAN
1. Teori Motivasi
1. Hirarki Kebutuhan Maslow
Pada awal publikasinya, Maslow mengatakan bahwa kebutuhan seseorang dapat di susun
kedalam pola hirarki. Kebutuhan yang dimaksud diasumsikan untuk menjalankan keinginan
khusus, kebutuhan tingkat rendah berpotensi untuk mengontrol prilaku sampai kebutuhankebutuhan tersebut terpuaskan dan kemudian kebutuhan tingkat lebih tinggi bertanggung jawab
menggerakan dan mengarahkan prilaku.
2.

Kebutuhan Dasar / Fisiologis

Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok


manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan fisiologis itu berkaitan
dengan status manusia sebagai insan ekonomi. Kebutuhan itu bersifat universal, tidak mengenal
batas geografis, tingkat pendidikan, status sosial, profesi dan faktor lainya yang menunjukan
keberadaan seseorang. Meningkatnya kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai
kebutuhan tersebut cenderung mengakibatkan terjadinya pergeseran pendekatan pemuasannya
dari pendekatan yang sifatnya kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif.
Manajer dalam dalam organisasi perlu menyadari hal tersebut. Artinya merupakan hal
yang wajar apabila para pekerja berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi yang
pada giliranya memungkinkanya memuaskan berbagai kebutuhan fisiologisnya dengan
menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus (Siagian, 1995:150).

3.

Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan
fisik, meskipun hal ini aspek yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan yang bersifat
psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang.
Perlakuan yang adil dan manusiawi akan memelihara keseimbangan kejiwaan seseorang.
Peran ikatan pekerja atau profesi sangat diharapkan agar membantu mencapai perlakuan yang
adil. Keamanan juga menyangkut security of tenure, artinya terdapat jaminan masa kerja, bahwa
seseorang tidak akan mengalami pemutusan hubungan kerja selama yang bersangkutan
menunjukan prestasi kerja yang memuaskan dan tidak melakukan berbagai tindakan yang sangat
merugikan organisasi (Siagian, 1995 : 151).
4.

Kebutuhan Sosial

Karena manusia adalah mahluk sosial, kebutuhan afiliasi timbul secara naluri karena
sifatnya yang naluriah, kebutuhan ini timbul sejak seseorang dilahirkan yang terus bertumbuh
dan berkembang dalam pelajaran hidupnya. Juga karena sifatnya yang naluriah, keinginan
memuaskanya pun berada pada intensitas yang tinggi karena itulah terdapat kecendrungan orang
untuk memasuki berbagai kelompok yang diharapkan dapat digunakan sebagai wahana
pemuasannya (Siagian,1995;153).
5.

Kebutuhan Penghargaan

Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena itu semua orang
memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Keberadaan dan setatus
sesering mungkin biasanya tercermin dari berbagai lambang baik gelar jabatan, yang
penggunaanya sering di pandang sebagai hak seseorang di dalam dan di luar organisasi .

6. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Merupakan titik komulasi dari keseluruhan tingkat kebutuhan manusia. Aktualisasi diri
berhubungan dengan konsep diri. Pengaruhnya, aktualisasi diri adalah motivasi seseorang untuk
mentransformasikan persepsi dirinya kedalam realita.
Pendapat yang dewasa ini n dikalangan para ilmuwan yang mendapat teori motivasi mengatakan
bahwa berbagai kebutuhan manusia ini merupakan rangkaian, bukan hirarki. Artinya dengan
sekali lagi menggunakan klasifikasi Maslow, sambil memuaskan kebutuhan fisiologis, seseorang
butuh keamanan, ingin dikasihi oleh orang lain, mau dihormati dan akan sangat gembira apabila
potensi yang masih terpendam dalam dirinya dikembangkan (Siagian, 1995 : 161).
Menurut Herzberg,orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan yaitu (Hasibuan,
2005) :
1. Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan maintenance factors.
Maintenance factors (faktor pemeliharaan) berhubungan dengan hakikat manusia yang
ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah.
2. Faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini
meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content) yang apabila
terdapat dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat
meningkatkan prestasi kerja yang baik.
2. Upaya Peningkatan Motivasi Kerja
Bertitik tolak dari teori Maslow jelas terlihat bahwa para manajer suatu organisasi,
terutama para manajer puncak harus selalu berusaha memuaskan berbagai jenis kebutuhan para
bawahannya. Salah satu cara yang dikenal untuk memuaskan kebutuhan para bawahan itu adalah
dengan menggunakan teknik motivasi yang tepat. Teknik motivasi yang efektif ialah teknik yang
ditunjukan kepada dan disesuaikan dengan kebutuhan individual. Sasarannya ialah bahwa

dengan demikian manajer yang bersangkutan akan lebih mampu meyakinkan para bawahannya
bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi, tujuan-tujuan pribadi para bawahan itu akan ikut
tercapai pula dan berbagai kebutuhannya akan tercapai sesuai dengan persepsi bawahan yang
bersangkutan. Artinya, dengan demikian dalam diri para bawahan itu terdapat keyakinan bahwa
terdapat sinkronisasi antara tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi sebagai keseluruhan.
3. Proses Motivasi
Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bersifat interdependen
yaitu sebagai berikut:
Need : Kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik maupun
psikologis.

Kebutuhan

psikologis

terkadang

tidak

timbul

akibat

ketidakseimbangan.
. Driver : Dorongan atau motif timbul untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan
baik fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan dan menyiapkan
energi pendorong untuk mencapai tujuan (incentives).
Incentives / goal : Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan
menurunkan dorongan tindakan. Dengan demikian pencapaian tujuan akan
mengembalikan keseimbangan fisiologis dan psikologis dan menurunkan bahkan
menghentikan dorongan.
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera
dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai tujuan (Widayatun, 1999).
1. Faktor yang berpengaruh terhadap motivasi adalah sebagai berikut :
a. Faktor pisik & proses mental
b. Faktor hereditas, lingkungan
c. Faktor intrinsik seseorang

d. Fasilitas (sarana & prasarana)


e. Sikon
f. Program dan aktifitas
g. Media
2. Bentuk-bentuk motivasi (Widayatun, 1999):
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri individu itu sendiri.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar individu.
c. Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak
serta menghentak dasn cepat sekali munculnya pada prilaku aktifitas seseorang.
d.

Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik, ekonomi, sosial dan budaya

(Ipoleksosbud) dan hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu itu
adalah mahluk sosial.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala
aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di
miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien
secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian,
Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai Nursing Services menyangkut
bidang yang amat luas sekali, secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk
membantu orang sakit maupun sehat dari sejak lahir sampai meningal dunia dalam bentuk
peningkatan Pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sedemikian rupa sehingga
orang tersebut dapat secara optimal malakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa
memerlukan bantuan dan ataupun tergantung pada orang lain (Sieglar cit Henderson, 2000)
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal
(Hasibuan, 2005).
Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya
untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas penulis mengahrapkan perawat memiliki motivasi yang sangat
besar dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat. Karena seorang perawat bisa
menyembuhkan pasien baik berupa psikis maupun fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azwar, A, (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : PT Binarupa Aksara.
Azwar, S, (1995). Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, (2th ed). Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Gaffar, La Ode, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC.
Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Hastono, Sutanto P, (2001). Analisis Data, Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
Keliat, B.A, (1996). Proses Keperawata, Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, (2 th ed). Jakarta : PT Rineka Cipta.
___________(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, (1 th ed). Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
___________ (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Jakarta:
Salemba Medika
___________ (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional, (2 th ed) Jakarta: Salemba Medika.
Siagian, P. Sondang, (1995). Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2005). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabet.
Tim Panitia Skripsi, (2008). Panduan Skrips, Serang : Stikes Faletehan, Program
Studi Ilmu Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai