Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Resiko Bunuh Diri)


a. Pengertian
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri
kehidupan. Perilaku bunuh diri melalui isyarat isyarat, percobaan atau ancaman
verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau menyakiti diri sendiri. (Yosep
Iyus,2009)
b. Penyebab
Kejadian memalukan, masalah interpersonal, kehilangan pekerjaan, ancaman
penjara dan mengetahui cara cara bunuh diri (Yosep Iyus,2009)
c. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, 2001
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat
terapi sinar pada kanker
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan
II. Proses terjadinya masalah :
a. Faktor predisposisi
Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku
resiko bunuh diri meliputi:
-

Diagnosis psikiatri : Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk
bunuh diri yaitu gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia.

Sifat kepribadian : Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan


peningkatan resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.

Lingkungan psikososial : Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau


perceraian, kehilangan yang dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan
faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.

Riwayat keluarga : Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri


merupakan faktor resiko untuk perilaku resiko bunuh diri

Faktor biokimia : Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat
menimbulkan perilaku resiko bunuh diri.

b. Faktor presipitasi
Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang memalukan,
seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum, kehilangan pekerjaan,
atau ancaman pengurungan. Selain itu, mengetahui seseorang yang mencoba atau
melakukan bunuh diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri, juga membuat
individu semakin rentan untuk melakukan perilaku bunuh diri.
c. Proses terjadinya masalah (patofisiologi)
Stuart (2007) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang berhubungan
dengan perilaku destruktif-diri tidak langsung adalah penyangkalan, rasionalisasi,
intelektualisasi, dan regresi.
III. A. POHON MASALAH
RESIKO MENCEDERAI DIRI SENDIRI,
ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN

(Keliat, 2009)
RESIKO
MENCEDERAI DIRI
SENDIRI
HARGA DIRI RENDAH

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


-

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


Resiko bunuh diri
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
(Keliat,2009)

IV. Diagnosa Kperawatan


Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara atau
pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, perawat dapat merumuskan
diagnosis keperawatan dengan gangguan konsep diri : Resiko Bunuh Diri (keliat.2009)
V. Rencana tindakan keperawatan
Menurut keliat,Budi,Anna.2009
1. Tujuan keperawatan
a. Pasien tetap aman dan selamat
2. Tindakan keperawatan
a. Temani pasien terus menerus sampai pasien dapat dipindahkan ke tempat yang
aman
b. Jauhkan semua benda yang berbahaya
c. Periksa apakah pasien benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan
obat
d. Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa anda akan melindungi pasien
sampai tidak ada keinginan untuk bunuh diri.
SP 1 pasien : Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.
Orientasi
Selamat pagi A! Perkenalkan saya suster D.
Saya dinas pagi di rungan ini dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang. Bagaimana perasaan
A hari ini? Bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang apa yang A rasakan selama
ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?
Kerja
Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A merasa paling
menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa bersalah
atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi?
Apakah A berniat untuk menyakiti diri sendiri, Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa
sebabnya? Bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?
Karena A tampaknya masih memiliki keinginan untuk bunuh diri, saya tidak akan
membiarkan A sendiri.
Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu muncul,
maka A harus langsung minta bantuan pada perawat di ruangan ini, keluarga, atau teman
yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakana kepada perawat, keluarga, atau
teman besuk jika ada dorongan bunuh diri.
Saya percaya A dapat mengatasi masalah.
Terminasi

Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi bunuh diri?


Coba A sebutkan lagi cara tersebut? Bagus sekali! Saya akan menemani A sampai
keinginan bunuh diri ini hilang.
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Keliat,Budi Anna.2009.Model praktik keperawatan profesionaljiwa.EGC:Jakarta
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Stuart,G.W. & Sundeen S.J.2007.Principle and practice of psychiatric nursing.St. Louis,
Missiouri:Mosby Year Book
Yosep,Isus.2009.Keperawatan jiwa.PT Refika Aditama:Bandung

LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO BUNUH DIRI

Disusun oleh :

Nama : Diah Khusnul Khotimah


NIM

: 1.12.030

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO
SEMARANG
2014

Anda mungkin juga menyukai