ENSEFALITIS
I.
c) Medulla Spinallis
Disebut juga sumsum tulang belakang. Yang terlindung di dalam
tulang belakang dan berfungsi untuk mengadakan komunikasi anatara
otak dan semua bagian tubuh serta berperan dalam : gerak reflek,
berisi pusat pengontrolan yang penting, heart rate contol atau denyut
jantung, pengaturan tekanan darah, pernafasan, menelan, muntah.
d. Susunan Syaraf Perifer
Sistem syaraf perifer menyampaikan informasi antara jaringan dan saraf
pusat ( CNS ) dengan cara membawa signals dari syaraf pusat ke CNS.
Susunan syaraf terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Susunan syaraf somatic
Susunan syaraf yang memiliki peranan yang spesifik untuk mengatur
aktivitas otot sadar atau serat lintang, jadi syaraf ini melakuakan sistem
pergerakan otot yang di sengaja atau tanpa sengaja
2) Susunan syaraf otonom
Susunan syaraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi
pekerjaan otot sadar atau serat lntang, dengan membawa informasi ke
otot
halus
atau
otot
jantung
yang
dilakuakan
otomatis.
4. Etiologi
Berbagai macam organisme dapat menimbulkan Encephalitis, misalnya
ozoa, cacing, jamur, spirokaeta, dan virus. Penyebab yang tersering adalah
virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau
reaksi radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.
Encephalitis juga dapat diakibatkan oleh invasi langsung cairan
serebrospinal selama pungsi lumbal.
Berbagai jenis virus dapat menimbulkan Encephalitis, meskipun gejala
klinisnya sama. Sesuai dengan jenis virus serta epidemiologinya, diketahui
berbagai macam Encephalitis virus. Menurut Soedarmo dkk,(2008) bahwa
virus Ensefalitis berkembang biak dari sel hidup yaitu di dalam nukleus
dan sitoplasma seperti babi, kuda, gigitan nyamuk, dan lain-lain
5. Patofisiologi
Setelah nyamuk menggigit manusia yang rentan, virus menuju sistem
getah bening sekitar tempat gigitan nyamuk (kelenjar regional) dan
berkembang biak, kemudian masuk ke peredaran darah dan menimbulkan
viremia pertama. Melalui aliran darah virus menyebar ke organ tubuh
seperti susunan syaraf pusat dan organ eksterneural. Kemudian virus di
lepaskan dan masuk ke dalam peredaran darah menyebabkan virema kedua
yang bersamaan dengan penyebaran infeksi di jaringan dan menimbulkan
gejala penyakit sistemik.
Bagaimana cara virus masuk menembus sawar otak tidak diketahui dengan
pasti, namun diduga setelah terjadinya viremia virus menembus dan
berkembng biak pada endotel vaskular dengan cara endositosis, sehingga
dapat menembus sawar darah otak. Setelah mencapai susunan saraf pusat,
virus berkembang biak di dalam sel dengan cepat pada retikulum
endoplasma
yang
kasar
serta
badan
golgi
dan
setelah
itu
3) Pemeriksaan virus
Ditemukan virus pada CNS. Didapatkan kenaikan titer antibodi
yang spesifik terhadap virus penyebab.
b. Pengobatan pada encephalitis dilakukan dalam 2 cara, yaitu:
1) Pengobatan penyebabnya adalah :
Diberikan apabila jenis virus diketahui.Herpes encephalitis:
adenosine arabinose 15mg/kgBB/hari selama 5 hari.
2) Pengobatan suportif adalah :
Sebagian besar pengobatan encephalitis adalah pengobatan non
spesifik yang bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh.
Pengobatannya antara lain:
a) ABC
Airway,
Breathing,
Circulation)
harus
dapat
c. Perawatannya, yaitu :
Mata : cegah adanya exposure keratitis dengan pemberian BWC
atau salep antibiotika. Cegah decubitus: dengan merubah posisi
penderita tiap 2 jam. Penderita dengan gangguan menelan dan
akumulasi sekret lakukan postural drainage dan aspirasi mekanis.
( Soedarmo dkk,2008 )
8. Komplikasi
Kompikasi yang terjadi pada ensefalitis adalah :
a. pasien dapat mengalami ketidakmampuan permanen, kerusakan
otak atau meninggal akibat ensefalitis.
b. dapat timbul kejang
( Corwin, 2001 ).
9. Pemeriksaan Laboraturium dan Diagnostik
a. Dilakukan pegambilan CSS untuk pemeriksaan sel darah putih dan
sensitivitas mikro-organisme. Glukosa dan protein dalam CSS.
II.
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
b. Keluhan utama
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Mula-mula anak rewel, gelisah, muntah-muntah, panas badan
meningkat kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya menderita batuk, pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah
menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung, telinga dan
tenggorokan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus
contoh:
Herpes
dll. Bakteri
contoh:
Staphylococcus
Aureus,
yang
semPemenuhan Nutrisi
4) Pola Eliminasi Kebiasaan
Defekasi sehari-hari. Biasanya pada pasien Ensefalitis karena
pasien tidak dapat melakukan mobilisasi maka dapat terjadi
obstipasi.
5) Pola tidur dan istirahat
Biasanya pola tidur dan istirahat pada pasien Ensefalitis biasanya
tidak dapat dievaluasi karena pasien sering mengalami apatis
sampai koma.
6) Pola Aktivitas
a) Aktivitas sehari-hari : klien biasanya terjadi gangguan karena
pasien ensefalitis dengan gizi buruk mengalami kelemahan.
b) Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi kelemahan maka
latihan gerak dilakukan latihan positif. Upaya pergerakan sendi
(bila terjadi atropi otot pada pasien gizi buruk maka dilakukan
latihan pasif sesuai ROM). Kekuatan otot berkurang karena
pasien ensefalitis dengan gizi buruk. Kesulitan yang dihadapi
bila
terjadi
komplikasi
ke
jantung,
ginjal,
mudah
R/.
Deteksi
dini
tanda-tanda
infeksi
merupakan
indikasi
perkembangan Meningkosamia.
3) Berikan antibiotika sesuai indikasi
R/. Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas
individu.
b. Dx 2 : Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan b/d Hipofalemia, anemia.
Tujuan : mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi
sensorik/motorik. Mendemonstrasikan TTV stabil. Melaporkan tak
adanya/menurunkan sakit kepala.
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda
vital sesuai indikasi setelah dilakukan pungsi lumbal
R/. Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya
resiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan medis
dengan segera.
2) Pantau/catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan
keadaan normalnya, seperti GCS.
R/. Pengkajian kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran
dan potensial peningkatan TIK adalah sangat berguna dalam
menentukan lokasi, penyebaran/luasnya dan perkembangan dari
kerusakan serebral
3) Pantau tanda vital,
seperti
tekanan
darah.
Catat
serangan
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH ENSEFALITIS
oleh
Diah Khusnul Khotimah (1.12.030)