Anda di halaman 1dari 7

Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang, dimana

penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan


anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat ataubody language.
Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan
objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol.

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak


menggunakan kata-kata. Bentuk komunikasi ini adalah menggunakan gerak isyarat, bahasa
tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut,
dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara,
gaya emosi, dan gaya berbicara.
Contoh komunikasi non verbal yaitu:
#a. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat
menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
#b. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah,
isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata
atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau
menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan
ketegangan.
#c. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara,
kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti mm,
e, o, um, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik halhal seperti ini harus dihindari.
#d. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya
adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

#e. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu
aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta
ketepatan waktu (punctuality).
Komunikasi objek
Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam
wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada
yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.

Gerakan tubuh
misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu;
menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau
menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
Contoh dibawah ini berkaitan dengan perilaku kontak mata di pelbagai
etnik/bangsa di dunia. Kesalahan memandang orang lain dapat berakibat fatal. Ketika seorang wanita
Jepang dengan seorang pria Amerika, sang wanita harus menunduk tetapi sang pria terus memandang
dengan penasaran. Setibanya di asrama mahasiswa (keduanya tinggal bersama di suatu flat mahasiswa),
sang pria marah-marah dan mengejek wanita orang yang tidak bersahabat. Sang wanita tersinggung dan
menangis histeris. Setelah diselidiki terrnyata dalam budaya Jepang hanya wanita kurang baik yang boleh
memandang seorang pria di tempat umum, hal demikian tidak terjadi di Amerika.
Ekspresi wajah juga dapat kita lihat ketika kita memandang seseorang yang
dianggap sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. hal ini didasari oleh ada sebuah
ekspresi wajah yang nampak pada orang yang bersangkutan tidak menunjukkan sebuah perubahan
seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui suatu peristiwa baik kesedihan
maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan.
Gestures merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerakan tangan, bahu, jarijari. Kita sering
menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan.
Ketika anda berkata : pohon itu tinggi, atau rumahnya dekat; maka anda pasti menggerakkan tangan untuk
menggambarkan deskripsi verbalnya.
Pada saat anda mengatakan : letakkan barang itu! Lihat pada saya! Maka yang bergerak adalah telunjuk
yang menunjukkan arah. Ternyata manusia mempunyai banyak cara dan bervariasi dalam menggerakkan
tubuh dan angota tubuhnya ketika mereka sedang berbicara. Mereka yang cacat bahkan berkomunikasi
hanya dengan tangan saja.

FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset nonverbal


mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) yaitu:
1. Untuk Menekankan
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa
bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu,
atau memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.
2. Untuk Melengkapi (Complement)
Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang
dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau
menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.
3.

Untuk Menunjukkan Kontradiksi

Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal dengan gerakan nonverbal.
Sebagai contoh, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang
dikatakan adalah tidak benar.
4.

Untuk Mengatur

Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur


pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat
gerakan tangan untuk menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat
tangan atau menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan menggumamkan umm) untuk
memperhatikan bahwa anda belum selesai bicara.
5.

Untuk Mengulangi

Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal.
Misalnya, menyertai pernyataan verbal apa benar? dengan mengangkat alis mata anda, atau
anda dapat menggerakkan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal Ayo kita pergi.
6.

Untuk Menggantikan

Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya, mengatakan oke
dengan tangan tanpa berkata apa-apa. Menganggukkan kepala untuk mengatakan ya atau
menggelengkan kepala untuk mengatakan tidak.
CIRI-CIRI KOMUNIKASI NONVERBAL
1. Isyarat nonverbal bersifat komunikatif
Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dengan kata
lain,kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh diam. Saat diam, kita juga sudah
mengkomunikasikan sesuatu, duduk diam mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau
tidak dilakukan, sengaja atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca atau ditafsirkan
oleh orang lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar mata, tingkat kontak mata, atau cara
mereka saling memandang, semua memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian.
Setiap perilaku itu mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi.
2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual

Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada konteksnya (tempat,
waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang wanita di bis kota dan dimeja poker beda
maknanya. Kedipan di meja poker akan mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya
menggoda.
3. Isyarat nonverbal bersifat paket
Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya bersifat paket. Semua
bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin
mengetahui seseorang sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata
verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang, dahi berkerut, dan
sikap yang sedang siap untuk berkelahi.
4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya
Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan antara bahasa verbal dan
nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para akhli juga menemukan, biasanya orang berbohong
saat berbicara, menggunakan kata-kata lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung
menggunakan jeda (pause) yang lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang
berbohong, mereka yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka biasanya menggunakan
istilah-istilah yang umum seperti, Yah, seperti itulah. Mereka juga jarang menyebutkan nama
tempat atau nama orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah saat bicara sering menutup mulutnya
dengan tangan yang posisi ibu jarinya di pipi.
5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan
Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya memiliki kedudukan lebih
tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang direktur menyentuh pundak bawahannya,
bukan bawahannya yang menyentuh pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila
atasannya ingin berdiri di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding bila
sang bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak bawahan lebih jauh.
6. Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi
Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan isyarat nonverbal,
atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling berhubungan, saling mengkomunikasikan,
dan saling menguatkan. Misalnya, seorang salessedang menawarkan produknya kepada
calon customer-nya. Ia tidak hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi
nonverbal. Kata-katanya, penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam tangan,dan cara
berjalan, semua mengkomunikasikan dirinya serta produk yang ditawarkan.
JENIS-JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL
1.

Komunikasi Tubuh

Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh. Manusia
mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara akurat melalui gerakangerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Dalam unit ini kita mengamati komunikasi
tubuh dan menelaah berbagai cara di mana tubuh, wajah, dan mata mengkomunikasikan maknamakna.
Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman dan Wallace V.
Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini membedakan lima kelas (kelompok) gerakan
nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi, dan kode perilaku ini:
1) Komunikasi Gestura yang meliputi:

Emblim (emblems)
Emblim adalah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan.
Emblim meliputi, misalnya; isyarat untuk oke. jangan ribut, kemarilah, dan saya ingin
menumpang. Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu. Kita
barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada dasarnya sama dengan kita mempelajari katakata tanpa sadar, dan sebagian besar melalui proses peniruan. Walaupun emblim bersifat
alamiah dan bermakna, mereka mempunyai kebebasan makna seperti sebarang kata apa pun
dalam sebarang bahasa. Oleh karenanya, emblim dalam kultur kita sekarang belum tentu sama
dengan emblim dalam kultur kita 300 tahun yang lalu atau dengan emblim dalam kultur lain.
Ilustrator
Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah mengilustrasikan pesan
verbal. Dalam mengatakan Ayo, bangun, misalnya, anda mungkin menggerakkan kepala dan
tangan anda ke arah menaik. Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda mungkin
sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda. Ilustrator bersifat lebih alamiah,
kurang bebas. Dan lebih universal ketimbang emblem. Mungkin sekali ilustrator ini mengandung
komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga yang dipelajari.
Regulator
Regulator adalah perilaku nonverbal yang mengatur, memantau, memelihara, atau
mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda tidak pasif.
menganggukkan kepala, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat berbagai
suara para linguistik seperti mm-mm atau tsk. Regulator jelas terikat pada kultur dan tidak
universal.
Adaptor
Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi -atau di muka umum tetapi
tidak terlihat- berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya,
bila anda sedang sendiri mungkin anda akan menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang. Di
muka umum, bila orang- orang melihat, anda melakukan perilaku adaptor ini hanya sebagian.
Anda mungkin, misalnya, hanya menaruh jari anda di kepala dan menggerakkannya sedikit, tetapi
barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk menghilangkan gatal.
2) Komunikasi Wajah (Affect Display)
Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga kualitas atau dimensi
emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan Paul Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe
Ellsworth (1972) dalarn menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya
kelompok emosi berikut: kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan
kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal Dele Leathers (1986) mengemukakan bahwa gerakan
wajah mungkin juga mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati. Keenam emosi yang
diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara umum dinamakan affect display primer. Ini
merupakan emosi tunggal yang relatif murni. Keadaan emosi yang lain dan tampilan wajah yang
lain merupakan kombinasi dari berbagai emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect. Sekitar 33
bauran affect (affect blend) telah diidentifikasi. Kita dapat mengkomunikasikan berbagai affect ini
dengan berbagai bagian dari wajah. Jadi, misalnya, anda mungkin mengalami rasa takut dan rasa
muak sekaligus. Mata dan kelopak mata anda, mungkin mengisyaratkan ketakutan, sedangkan
gerakan hidung, pipi, dan daerah mulut anda mungkin mengisyaratkan rasa muak.

3) Komunikasi Mata
Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung pada durasi, arah, dan
kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi lebih singkat, kita dapat mengira orang ini
tidak berminat, rnalu, atau sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita umumnya menganggap
hal ini menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset lain, Mark Knapp (1978)
mengemukakan empat fungsi komunikasi mata:
Mencari Umpan Balik
Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan balik dari orang lain. Dalam
berbicara dengan seseorang, kita memandangnya dengan sungguh-sungguh, seakan-akan
mengatakan, Nah, bagaimana pendapat anda? Seperti mungkin anda duga, pendengar
memandang pembicara lebih banyak ketimbang pembicara memandang pendengar.
Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara
Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa saluran komunikasi telah terbuka dan
bahwa ia sekarang dapat berbicara. Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika dosen
mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah seorang mahasiswa. Tanpa mengatakan
apa-apa, dosen ini jelas mengharapkan mahasiswa tersebut untuk menjawab pertanyaannya.
Mengisyaratkan Sifat Hubungan
Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua orang -misalnya, hubungan positif
yang ditandai dengan pandangan terfokus yang penuh perhatian, atau hubungan negatif yang
ditandai dengan penghindaran kontak mata. Kita juga dapat mengisyaratkan tata hubungan status
dengan mata kita. Ini khususnya menarik karena gerakan mata yang sama mungkin
mengisyaratkan subordinasi atau superioritas. Seorang atasan, misalnya, mungkin menatap
bawahannya atau tidak mau melihatnya langsung. Demikian pula, bawahan mungkin menatap
langsung atasannya atau barangkali hanya menatap lantai.
Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik
Akhimya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah jauhnya jarak fisik. Dengan
melakukan kontak mata, kita secara psikologis mengatasi jarak fisik yang memisahkan kita. Bila
kita menangkap pandangan mata seseorang dalam sebuah pesta, misalnya, secara psikologis kita
menjadi dekat meskipun secara fisik jarak di antara kita jauh. Tidaklah mengherankan, kontak
mata dan ekspresi lain yang menunjukkan kedekatan psikologis, seperti pengungkapan-diri,
berhubungan secara positif; jika yang satu meningkat, begitu juga yang lain.
Fungsi Penghindaran Kontak Mata
Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalam Interaction Ritual (1967), mengatakan bahwa mata adalah
pengganggu yang hebat. Bila kita menghindari kontak mata atau mengalihkan pandangan kita,
kita membantu orang lain menjaga privasi (privacy) mereka. Kita sering melakukan hal ini bila ada
pasangan yang bertengkar di muka umum. Kita mengalihkan pandangan dari mereka (meskipun
mungkin mata kita terbuka lebar) seakan-akan mengatakan, Kami tidak ingin mencampuri; kami
menghormati hak anda. Goffman menamai perilaku ini inatensi masyarakat (civil innatention).
Penghindaran kontak mata dapat mengisyaratkan ketiadaan minat-terhadap seseorang,
pembicaraan, atau rangsangan visual tertentu. Adakalanya, seperti burung unta, kita
menyembunyikan mata kita untuk menghindari rangsangan yang tidak menyenangkan.

Perhatikanlah, misalnya, betapa cepat orang menutup mata mereka bila menghadapi hal yang
sangat tidak menyenangkan.
2. Komunikasi Ruang
a. Proksemik/komunikasi jarak
yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat
atau lokasi posisi Anda berada.
Intim (0-45cm)
Personal (75-120cm)
Sosial (120-210 atau 210-360 formal)
Publik (360-450 cm)
b. Teritorial
c. Estetika dan warna
3. Diam
Memberi kesempatan berpikir
Menyakiti
Mengisolasi diri sendiri
Mencegah komunikasi
Mengkomunikasikan perasaan
Tidak menyampaikan sesuatupun
4. Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan, seperti
kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan
sebagainya.
5. Komunikasi Temporal (Waktu)
Menujukkan status
Waktu dan kesesuaian

Anda mungkin juga menyukai