Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Orang dengan gangguan depresi telah tertekan perasaan atau kehilangan minat atau
kesenangan dalam kegiatan yang biasa. Gejala-gejala khas depresi utama dalam
orangmuda

meliputi:

1)Perubahan

emosi:

Seperti

perasaan

ketidakbahagiaan,

kemurungan dan lekas marah, kekosongan atau mati rasa, tearfulness atau sering
menangis, perasaan tidak berharga dan rasa bersalah, kesedihan dan/atau putus
asa,kehilangan minat dan kesenangan dalam kegiatan yang satu kali menikmati, seragam,
kekurangan energi dan motivasi, dan merasa khawatir atau tegang; 2)Perubahan
Kognitif:sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan negatif, gangguan citra tubuh dan
harga diri yang rendah, menjadi diri yang kritis dan diri-menyalahkan, memiliki pikiran
gelap dan suram, seperti sebagai pikiran bunuh diri atau kematian; 3)Perubahan Perilaku:
Perhatian rendah untuk kebersihan pribadi dan penampilan, penurunan partisipasi dengan
teman sebaya dan biasanya kegiatan menikmati, merugikan diri atau perawatan diri
memburuk atau pergaulan bebas, menghindari interaksi keluarga dan kegiatan, perilaku
menarik diri seperti jelas lebih banyak waktu dihabiskan sendirian; dan 4)Perubahan fisik:
Kehilangan nafsu makanberat (tapi kadang-kadang orang-orang"lebih nyaman makan"
dan menambah berat badan), mengalami masalah tidur, atau over-tidur dan tinggal di
tempat tidur sepanjang hari,penurunan libido, gelisah dan agitasi, sakit dan nyeri
dijelaskan (1,2).
Suasana hati anak-anak sangat rentan dalam menanggapi stres. Pada anak-anak sakit
kronis yang dirawat di rumah sakit, banyak mengalami perubahan suasana hati/psikologi.
Sebagai contoh, kanker atau gagal ginjal, rawat inap lama, dan kemoterapi dapat
menyebabkan depresi pada anak-anak. Gejala kecemasan dan depresi bahkan terlihat di
antara orang tua anak-anak dengan penyakit kronis (3). Di sisi lain, Gejala depresi pada
orang tuadarianak-anak yang mengalami kanker bertahan lebih dari waktu dan harus
segera diidentifikasi(4).
Dengan kelangsungan hidup yang lebih baik dari keganasan masa kanak-kanak, efek
pengobatan terhadap kesejahteraan psikososial anak menjadi semakin relevan (5).
Gangguan kejiwaan yang umum pada anak-anak dengan endstage penyakit ginjal (6,7).
Terutama hemodialisis dan transplantasi ginjal memiliki efek serius pada kualitas hidup
(8,9).

Dalam studi ini,kami meneliti prevalensi depresi pada anak-anak yang dirawat di
rumah sakit dengan kondisi kronis dan akut di Rumah Sakit Dr Sheikh di Mashhad.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui prevelensi depresi anak di rawat di rumah sakit dengan kondisi
koronis dan akut
b. Untuk mengetahui Hubungan antara durasi penyakit dan keparahan depresi

BAB II

LAMPIRAN

BAB III

PEMBAHASAN
1. Profil Penelitian
a. Judul Penelitian
Screening for Depression in Hospitalized Pediatric Patients
b. Pengarang
Esmaeeli M, Erfani Sayar R, Saghebi A, Elmi Saghi, Rahmani Sh, Elmi S, Rabbani
Javadi A
c. Sumber
Iran J Child Neurol. 2014 Winter; 8(1):47-51
d. Key Words
Depression; Hospitalization; Pediatric patients
e. Tanggal publikasi
11 Juli 2013
2. Abstrak
a. Obyektif
Pada anak-anak sakit kronis yang dirawat di rumah sakit mengalami banyak
perubahan psikologi. Misalnya, pada anak-anak dengan kanker

yang menjalani

kemoterapi atau dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis, ataupun yang
menjalani rawat inap yang lama dan yang dapat menyebabkan anak depresi. Dengan
kelangsungan hidup yang lebih baik dari masa kanak-kanak yang mengalami penyakit
keganasan, efek pengobatan terhadap kesejahteraan psikososial anak menjadi semakin
relevan. Dalam studi ini, kami meneliti prevalensi depresi pada anak yang dirawat di
rumah sakit dengan kondisi kronis dan akut di Rumah Sakit Dr Sheikh Pediatrics
Mashhad.
b. Bahan & Metode
Setelah menerima persetujuan dari Komite Etik Mashhad Universitas Ilmu
Kedokteran, kami melakukan penelitian ini secara deskriptif cross-sectional, dari
April hingga Juni 2012 di Rumah Sakit Dr Sheikh Pediatric di Mashhad. Sembilan
puluh anak,dianantaranya umur 8 sampai 16 tahun, dilakukan skrinning untuk depresi.
Metode pengambilan sampel adalah sensus yaitu anak-anak dengan riwayat depresi
atau gangguan mental lainnya dikeluarkan.
Pada sampel tersebut dibagi tiga kelompok anak-anak yaitu anak dengan
penyakit ginjal kronis, anak dengan penyakit keganasan, dan anak dengan penyakit
akut. Dimana evaluasi untuk depresi menggunakan standar Children Depression
Inventory Kuesioner (CDI). Dua perawat dilatih khusus mengisi kuesioner di samping
tempat tidur pasien di bawah pengawasan psikiater. Skor depresi kemudian dianalisis
dengan software SPSS.
c. Hasil

Dari 90 anak terdapat 43 (47,7%) adalah laki-laki dan 47 (52,2%) adalah


perempuan. Usia anak rata-rata adalah 11 tahun, dan rata-rata lama rawat inap adalah
8 hari. Depresi terdeteksi pada berbagai tingkat pada 63% dari pasien (N=57 ), dan
36,6% pasien (N=32) tidak memiliki gejala depresi. Depresi berat tidak terlihat di
salah satu pasien dengan penyakit akut. Lebih dari separuh pasien dengan kanker dan
penyakit ginjal kronis mengalami depresi sedang sampai depresi berat.
Ada hubungan statistik yang signifikan antara durasi penyakit dan kejadian
depresi. Ada juga hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan depresi dan
frekuensi rawat inap. Anak-anak yang dirawat di rumah sakit lebih dari 3 kali pada
tahun sebelumnya,mengalami tingkat depresi yang lebih berat daripada yang tidak.
Kami juga menemukan hubungan yang signifikan antara usia pubertas dan tingkat
keparahan depresi pada pasien dengan kanker dan gagal ginjal kronis.
d. Kesimpulan
Anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena kondisi kronis berada pada
risiko yang lebih tinggi untuk gangguan psikologi dibandingkan dengan orang-orang
dengan kondisi akut. Oleh karena itu dianjurkan untuk mempertimbangkan rencana
perawatan yang lebih praktis untuk meningkatkan kesehatan mental anak-anak yang
dirawat di rumah sakit.
e. Kata kunci
Depresi ; Rawat Inap ; Pasien Pediatric
f. Tahun Publikasi : 2013
3. Deskripsi Penelitian Berdasarkan Analisis PICO
a. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui prevelensi depresi anak di rawat di rumah sakit dengan kondisi
koronis dan akut
2) Untuk mengetahui hubungan durasi penyakit dan keparahan depresi
b. Desain Penelitian
Setelah menerima persetujuan dari Komite Etik Mashhad Universitas Ilmu
Kedokteran, kami melakukan penelitian ini secara deskriptif cross-sectional, dari
April hingga Juni 2012 di Rumah Sakit Dr Sheikh Pediatric di Mashhad.Sembilan
puluh anak, dianantaranya umur 8 sampai 16 tahun, dilakukan skrinning untuk
depresi. Metode pengambilan sampel adalah sensus yaitu anak-anak dengan riwayat
depresi atau gangguan mental lainnya dikeluarkan.
Pada sampel tersebut dibagi tiga kelompok anak-anak yaitu anak dengan
penyakit ginjal kronis, anak dengan penyakit keganasan, dan anak dengan penyakit
akut. Dimana evaluasi untuk depresimenggunakan standar Children Depression
Inventory Kuesioner (CDI). Dua perawat dilatih khusus mengisi kuesioner di samping

tempat tidur pasien di bawah pengawasan psikiater. Skor depresi kemudian dianalisis
dengan software SPSS.
c. Populasi dan sampel
Populasi pada penelitian ini adalah 90 anak usia antara 8-16 tahun. Kriteria
eksklusi yaitu anak-anak dengan riwayat depresi atau gangguan mental lainnya. Pada
sampel tersebut dibagi tiga kelompok anak-anak yaitu anak dengan penyakit ginjal
kronis, anak dengan penyakit keganasan, dan anak dengan penyakit akut.
d. Intervension
Sembilan puluh anak, dengan rentang usia 8 sampai 16 tahun dilakukan
skrining untuk depresi. Diantaranya ada tiga puluh anak yang memiliki gagal ginjal
kronis yang menjalani hemodialisis, dan 30 anak yang menderita berbagai jenis
kanker yang menjalani kemoterapi dan radioterapi. Kita acak 30 anak dengan kondisi
akut yang dirawat di rumah sakit karena alasan lain seperti pneumonia, gastroenteritis.
Pada awalnya, penelitian ini menjelaskan kepada para peserta dan setelah
mendapatkan persetujuan mereka, karakteristik demografi, seperti usia, frekuensi dan
durasi rawat inap, wilayah tempat tinggal, dan status sosial ekonomi dicatat. Tak satu
pun dari pasien memiliki riwayat psikologis/psikiatris masalah, khususnya depresi di
masa lalu. Juga tidak ada dari mereka memiliki masalah serius dalam keluarga mereka
dan tidak pernah mengalami pertengkaran besar antara orang tua mereka dalam hidup
mereka.
Tiga kelompok anak-anak (anak-anak dengan penyakit kronis ginjal,
keganasan, dan Penyakit akut) dievaluasi untuk depresi menggunakan standar
Children Depression Inventory (CDI). Dua perawat yang memiliki gelar master di
bidang psikologi dan secara khusus dilatih dalam sesi dua jam untuk CDI kuesioner,
serta psikiater ahli yang mengawasi perawat tersebut mengisi kuesioner disamping
tempat tidur pasien. Skor depresi kemudian dianalisis oleh software SPSS. CDI
kuesioner memiliki 27 pertanyaan dan setiap pasien bisa mencetak antara 0-54
(karena setiap pertanyaan memiliki skor 0,1,atau 2). Berdasarkan total skor, anakanak dibagi menjadi 4 kelompok: 1)Tidak ada depresi (skor:0-4), 2)Depresi-Nild
(skor:4-8), 3)Depresi sedang (skor:8-12), 4)Depresi-Severe (skor:lebih dari 12). Data
dianalisis menggunakan Tes Non-parametrik, Kolmogorov-Smirnov dan MannWhitney.
e. Comparator
Sampel dalam jurnal ini dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan jenis
penyakitnya yaitu penyakit kanker yang menjalani kemoterapi, gagal ginjal dengan
hemodialisis, dan penyakit akut seperti pneumonia, gastroenteritis. Kemudian

dibandingkan tingkat stress anak berdasarkan kategori penyakit tersebut. Dari hasil
penelitian ditemukan gangguan depresi pada anak yang mengalami penyakit kronis
sedangkan anak yang mengalami penyakit akut tidak ditemukan gangguan depresi.
Sehingga anak dengan penyakit kronis lebih beresiko mengalami depresi
dibandingkan anak dengan penyakit akut.
f. Outcome
Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat mengetahui prevalensi kejadian
gangguan depresi pada anak-anak yang dirawat dirumah sakit baik yang mengalami
penyakit kronis, malignancy, maupun penyakit akut. Sehingga hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat membantu para perawat terutama dalam mempertimbangkan
rencana perawatan yang lebih praktis untuk meningkatkan kesehatan mental anak
yang mengalami hospitalisasi.
Sebanyak 90 pasien yang diteliti,43 di antaranya laki-laki(47,7%)dan 47
adalah perempuan(52,2%).Diantaranya umur pasien adalah 11 tahun dan lama ratarata rawat inap adalah 8 hari. Delapan puluh persen pasien(N=72) tinggal di Mashhad
ibukota provinsi dan di Khorasan sekitarnya,dan status sosial ekonomi pasienadalah
rata-rata di 62% dari keluarga mereka(N=56). Depresi terdeteksi pada berbagai
tingkat di 63% dari pasien(N=57),dan 36,6% dari anak-anak(N=32)tidak mengalami
depresi. Depresi berat tidak terlihat di salah satu pasien dengan penyakit akut.Lebih
dari setengah pasien dengan penyakit kanker dan ginjal kronis memiliki depresi
sedang sampai depresi berat.Kehadiran dan tingkat depresi pada anak-anak disajikan
pada Tabel 1.
Lebih dari 50% anak-anak dengan depresi berat telah menderita penyakit
kronis dari 1,5 tahun sebelum sekolah.Ada hubunganstatistiksignifikanantara durasi
penyakit (kronisitas) dan keparahan depresi (p=0,003 ).Ada juga hubungan yang
signifikan antara keparahan depresi dan frekuensi rawat inap.Anak-anak yang dirawat
di rumah sakit lebih dari 3 kali dalam setahun terakhir,mengalami tingkat depresi
lebih parah(p=0,007).Anak-anak yang dirawat di rumah sakit lebih dari 5 hari lebih
mengalami depresi dari orang-orang yang dirawat di rumah sakit kurang dari 5
hari(p=0,045).Kami juga menemukan hubungan yang signifikan antara usia pubertas
dan

keparahan

depresi

pada

pasien

dengan

kanker

dan

gagal

ginjal

kronis(p=0,006).Terdapat 25 anak(52,7%)memiliki depresi sedang sampai berat


sekitar usia pubertas.
g. Kritik jurnal
1. Populasi dan sampel

Kelebihan: Peneliti dapat menggabungkan beberapa sampel dari beberapa


penyakit untuk diteliti sehingga dapat diketahui bahwa tingkat stress pada anak
bukan hanya karena traumatic care akan tetapi juga terhadap jenis penyakit yang
diderita.
Kekurangan: Peneliti tidak mencantumkan secara jelas criteria eksklusi maupun
inklusi pada sampel penelitian. Sehingga pembaca tidak dapat mengetahui apakah
responden yang mengalami kecacatan(tidak dapat berbicara) juga diambil sebagai
responden atau tidak.
2. Intervensi
Kelebihan: Peneliti menggunakan kuesioner CDI untuk mengetahui gangguan
depresi yang dialami responden,dan yang mewawancarai responden adalah dua
orang perawat yang sudah meraih gelar magister dibidang psikologi dan secara
khusus dilatih dua jam untuk mengisi CDI serta ahli psikiater untuk mengawasi
kedua perawat tersebut.
Kekurangan: Peneliti tidak memasukkan tentang dukungan orang tua yang dapat
memiliki efek besar pada psikologi anak,sehingga selain karena penyakit yang
diderita dan lamanya rawat inap, dapat diketahui juga sejau mana pengaruh
dukungan orang tua terhadap tingkat depresi pada anak dengan hopitalisasi.
3. Comparasi
Kelebihan: Sampel dalam jurnal ini dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan jenis
penyakitnya yaitu penyakit kanker yang menjalani kemoterapi, gagal ginjal
dengan hemodialisis, dan penyakit akut seperti pneumonia, gastroenteritis.
Kemudian dibandingkan tingkat stress anak berdasarkan kategori penyakit
tersebut. Sampel dalam jurnal ini dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan jenis
penyakitnya yaitu penyakit kanker yang menjalani kemoterapi, gagal ginjal
dengan hemodialisis, dan penyakit akut seperti pneumonia, gastroenteritis.
Kemudian dibandingkan tingkat stress anak berdasarkan kategori penyakit
tersebut.
Kekurangan: 4. Outcome
Kelebihan: Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat mengetahui prevalensi
kejadian gangguan depresi pada anak-anak yang dirawat dirumah sakit baik yang
mengalami penyakit kronis, malignancy, maupun penyakit akut. Sehingga hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para perawat terutama dalam
mempertimbangkan rencana perawatan yang lebih praktis untuk meningkatkan
kesehatan mental anak yang mengalami hospitalisasi.

Kekurangan: Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pubertas dengan tingkat depresi, namun peniliti tidak
mencantumkan apakah usia pubertas tersebut yang mengalami depresi juga
mengalami penyakit kronis atau tidak. Dan tidak dicantumkan usia pubertas
tergolong dalam usia berapa.
h. Manfaat penelitian bagi Perawat
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi perawat dalam melakukan praktik
sehari-harinya, dimana perawat tidak seharusnya hanya memberikan pelayanan medis
saja akan tetapi harus lebih ditekankan pada kebutuhan dasarnya seperti psikologi
pasien. Perawat harus lebih perhatian kepada pasien guna untuk mengurang tingkat
stress anak di rumah sakit. Oleh karena itu dianjurkan untuk mempertimbangkan
rencana perawatan yang lebih praktis untuk meningkatkan kesehatan mental anakanak yang dirawat di rumah sakit.

BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena kondisi kronis berada pada
risiko yang lebih tinggi untuk gangguan mood dibandingkan dengan orang-orang
dengan kondisi akut . Oleh karena itu dianjurkan untuk mempertimbangkan rencana
yang lebih praktis untuk meningkatkan perawatan untuk dirawat di rumah sakit
kesehatan mental anak-anak .
b. Saran
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi perawat dalam melakukan praktik
sehari-harinya, dimana perawat tidak seharusnya hanya memberikan pelayanan medis
saja akan tetapi harus lebih ditekankan pada kebutuhan dasarnya seperti psikologi
pasien. Perawat harus lebih perhatian kepada pasien guna untuk mengurang tingkat
stress anak di rumah sakit. Oleh karena itu dianjurkan untuk mempertimbangkan
rencana perawatan yang lebih praktis untuk meningkatkan kesehatan mental anakanak yang dirawat di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai