Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SURVEY REKAYASA LAUT

SURVEY HYDROGRAFI UNTUK MONITORING ALUR PELAYARAN

Disusun Oleh:

Frasca Fajar Dwi Prasetyo

12.25.066

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2015

Flowchart Pelaksanaan Kegiatan survey Hydrografi untuk Monitoring Alur


Pelayaran:

Penetuan Metode

Survey Pendahuluan

Penyediaan Titik
Kontrol Horizontal

Pengamatan
Pasang Surut
Penentuan Posisi
Horizontal
Penentuan garis Pantai

Pemprosesan Data

Koreksi Surutan

Penyajian Data

Alur pelayaran dan rambu rambunya yang ada sekarang ini perlu
dilakukan pemantauan dan pemeliharaan secara rutin untuk menjaga keselamatan
dan kelancaran kapal yang melakukan pelayaran tersebut.
Bahaya terjadinya kecelakaan pada pelayaran memberikan dampak yang
sangat luas, bukan hanya faktor nyawa manusia di kapal yang bersangkutan
namun pada kapal yang mengangkut bahan-bahan cair lainnya yang mudah
dibawa arus laut, maka pengotoran/polusi laut akan menyebar luas ketempat lain
yang jauh dari tempat kejadian.
Pemeliharaan alur pelayaran dapat dilakukan dengan melaksanakan survey
hydrografi secara berkala, Dengan menggunakan alat GPS memakai metode
differensial real time kinematik dapat membantu kegiatan survey secara cepat dan
tepat di bandingkan dengan memakai peralatan yang konvensional seperti busur
sextan, theodolite, dan alat bantu lainnya.
Penggunaan metoda differensial real time kinematik dapat menentukan posisi
kapal secara teliti dalam waktu yang sangat singkat, sekaligus menentukan arah
dan kecepatan kapal untuk melakukan survey.
1.1 Metode Pengukuran
1. Busur sextan
Pengukuran dengan metode ini memilik tingkat akurasi sekitar 4 7meter,
pelaksanaannya dan pemrosesan data memiliki waktu yang sangat lama,
untuk survey kolam pelabuhan + 200 M2 saja, membutuhkan waktu kurang
lebih 1 bulan, hal ini disebabkan karena pelaksanaannya membutuhkan waktu
dengan perbandingan 50:50 (50% untuk pelaksanaan survey dan 50% untuk
pemrosesan data survey).
2. GPS Navigasi
Metode yang digunakan sudah memiliki tingkat akurasi 3-5 meter, dan
pelaksanaannya dapat dibilang lebih singkat di bandingkan dengan pemakaian
busur sextan tetapi untuk pemrosesan datanya memiliki waktu yang hampir
sama pada pemrosesan dengan metode sextan karena pelaksanaan survey ini
masih

dikategorikan

semi

digital.

Untuk

survey kolam

pelabuhan

membutuhkan waktu kurang lebih 20 hari dengan perbandingan 30:70 (30%


untuk pelaksanaan survey dan 70% untuk pemrosesan data hasil survey).

3. GPS realtime kinematik


Dengan memakai cara ini dapat mempersingkat pelaksanaan dan pemrosesan
data dengan tingkat akurasi 1-3 meter, untuk pelaksanaan survey kolam
pelabuhan saja dapat diselesaikan dengan waktu kurang lebih 7 hari sampai
12 hari dengan syarat tidak terjadi gangguan koneksi alat. Karena metode ini
sudah memakai peralatan yang koputerisasi, sehingga pemrosesan datanya
memiliki waktu yang lebih singkat dari pelaksanaan surveynya, dengan
perbandingan 70:30 (70% untuk pelaksanaan survey dan 30% untuk
pemrosesan data).
Seiring perkembangan jaman, metode terakhir sudah dirasa cukup cepat dan
tepat dalam pelaksanaan survey hydrografi, tetapi untuk ketelitian dapat di
tingkatkan dengan menggunakan metode differensial yang terdapat di GPS.
Hasil yang di dapat untuk penggunaan metode ini memiliki ketelitian 3
50cm tergantung dari pemrosesan data akhirnya.
Alur pelayaran mempunyai fungsi untuk memberi jalan kepada kapal untuk
memasuki wilayah pelabuhan dengan aman dan mudah dalam memasuki
kolam pelabuhan. Fungsi lain dari alur pelayaran adalah untuk menghilangkan
kesulitan yang akan timbul karena gerakan kapal kearah atas (minimum ships
maneuver activity) dan gangguan alam, maka perlu bagi perencana untuk
memperhatikan keadaan alur pelayaran (ship channel) dan mulut pelabuhan
(port entrance). Alur pelayaran harus memperhatikan besar kapal yang akan
dilayani (panjang, lebar, berat, dan kecepatan kapal), jumlah jalur lalu lintas,
bentuk lengkung alur yang berkaitan dengan besar jari jari alur tersebut.
Karena perbedaan antara perkiraan dan realisasi sering terjadi, maka
penyediaan alur perlu dilakukan untuk mengantisipasi kehadiran kapal-kapal
besar. Suatu penelitian tentang karakteristik alur perlu di evaluasi terhadap
pergerakan trafik yang ada, pengaruh cuaca, operasi dari kapal nelayan, dan
karakteristik alur tersebut. Dengan semakin meningkatnya perekonomian
dunia maka penggunaan transportasi laut semakin padat, khususnya pada
daerah sempit, seperti selat dan kanal, ataupun daerah yang terkonsentrasi
seperti palabuhan dan persilangan lintasan lalu lintas pelayaran. Sehingga
beresiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan pelayaran, baik berupa tabrakan

sesama kapal ataupun bahaya pelayaran lainnya seperti bangkai kapal atau
kandas di kedalaman dangkal.
Untuk pemeliharaan alur pelayaran biasanya dilakukan pengerukan secara
berkala, perencanaan pengerukan tersebut memerlukan data-data keadaan
permukaan dasar laut untuk dapat diketahui berapa volume rencana
pengerukan. Survey hydrografi sangat penting peranannya untuk perencanaan
pengerukan tersebut, karena hasil survey tersebut berupa data-data keadaan
permukaan dasar laut yang disajikan berupa peta.
1.2 Survey Pendahuluan
Tahapan survey pendahuluan akan dimulai dengan melakukan orientasi di
lokasi survey yang telah direncanakan serta mengadakan pengamatan
terhadap aspek-aspek penting yang berhubungan dengan pelaksanaan survey.
Adapun langkah dalam survey pendahuluan yang akan dilakukan sesuai
dengan spesifikasi teknis adalah sebagai berikut :
Identifikasi tugu / BM (Benchmark) referensi yang akan dipakai acuan
dalam pekerjaan adalah tugu orde 1 atau 2 yang dikeluarkan oleh
Bakosurtanal dan BPN.
Identifikasi lokasi stasiun

pasang

surut

terdekat

ke

lokasi

survey.*. Identifikasi dan pemilihan lokasi-lokasi rencana pemasangan


tugu (BM) dan stasiun pasut disekitar lokasi survey.
Penentuan lokasi awal dimana pengukuran sounding akan dimulai.
Mengisi formulir survey serta membuat deskripsi informasi
pencapaian lokasi titik BM dan stasiun

pasut yang ada maupun

rencana, serta informasi-informasi lainnya yang dianggap penting.


1.3 Penyediaan Titik Kontrol Horizontal
Penentuan jaring kontrol horizontal bertujuan untuk menyediakan titik
referensi bagi kegiatan pekerjaan selajutnya sehingga berada dalam satu
sistem koordinat. Agar sistem koordinat ini terikat pada sistem kerangka dasar
nasional maka perlu diikatkan pada titik tetap Bakosurtanal yang telah
menggunakan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95) yang ditetapkan
tahun 1996 dan merupakan datum yang mengacu pada datum Internasional
WGS-84.
1.4 Pengamatan Pasang Surut

Pasang surut muka air laut dipengaruhi gravitasi bulan dan matahari, tetapi
lebih dominan grafitasi bulan, massa matahari jauh lebih besar dibandingkan
massa bulan, namun karena jarak bulan yang jauh lebih dekat ke bumi di
banding matahari, matahari hanya memberikan pengaruh yang lebih kecil,
perbandingan grafitasi bulan dan matahari (masing-masing terhadap bumi)
adalah sekitar 1 : 0,46. Untuk keperluan pemetaan darat diperlukan data mean
sea level ( msl ) yang merupakan rata rata pasang surut selama kurun waktu
tertentu (18,6 tahun). Untuk keperluan pemetaan laut diperlukan data surut
terendah ( untuk keperluan praktis minimal pengamatan selama 1 bulan ,
untuk keperluan ilmiah bervariasi 1 tahun dan 18,6 tahun).
Pengamatan pasang surut dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan
Muka Surutan Peta (Chart Datum), memberikan koreksi untuk reduksi hasil
survei Batimetri, juga untuk mendapatkan korelasi data dengan hasil
pengamatan arus. Stasiun pasang surut dipasang di dekat/dalam kedua ujung
koridor rencana jalur survey dan masing-masing diamati selama minimal 15
hari terus-menerus dan pengamatan pasang surut dilaksanakan selama
pekerjaan

survei

berlangsung.

Secepatnya

setelah

pemasangan, tide

gauge/staff dilakukan pengikatan secara vertikal dengan metode levelling


(sipat datar) ke titik kontrol di darat yang terdekat, sebelum pekerjaan survei
dilaksanakan dan pada akhir pekerjaan survey dilakukan.
Hasil pengamatan pasang surut menghasilkan beberapa definisi dari suatu
permukaan referensi yaitu :
a. Mean Sea Level (MSL) atau duduk tengah adalah muka laut rata-rata pada
suatu periode pengamatan yang panjang, sebaiknya selama 18,6 tahun.
b. Mean High Water (MHW) adalah tinggi air rata-rata pada semua pasang
tinggi.
c. Mean Low Water (MLW) adalah tinggi air rata-rata pada semua surut
rendah.
d. Mean Higher High Water (MHHW) adalah tinggi rata-rata pasang
tertinggi dari dua air tinggi harian pada suatu periode waktu yang panjang.
Jika hanya satu air tinggi terjadi pada satu hari, maka air tinggi tersebut
diambil sebagai air tinggi tertinggi.

e. Mean Higher Low Water (MHLW) adalah tinggi rata-rata air tertinggi dari
dua air rendah harian pada suatu periode waktu yang panjang. Hal ini tidak
akan terjadi pada pasut diurnal.
f. Mean Lower Low Water (MLLW) adalah tinggi rata-rata air terendah dari
dua air rendah harian pada suatu periode waktu yang panjang. Jika hanya
satu air rendah terjadi pada satu hari, maka harga air rendah tersebut
diambil sebagai air rendah terendah.
g. Mean High Water Springs (MHWS) adalah tinggi rata-rata dari dua air
tinggi berturut-turut selama periode pasang purnama, yaitu jika tunggang
(Range) pasut itu tertinggi.
h. Mean Low Water Springs (MLWS) adalah tinggi rata-rata yang diperoleh
dari dua air rendah berturut-turut selama periode pasang purnama.

1.5 Penentuan posisi horizontal titik fix menggunakan GPS dengan metode
differensial real time kinematik.
Pada pelaksanaan pengukuran posisi dengan teknik differensial real time
kinematik peralatan yang digunakan adalah:
GPS RTK
GPS Navigasi
RFM96 Radio Modem Pacific Crest + Antena telemetri
Echosounder digital
Tranducer
Plat baja untuk Bar check
Laptop
Hypack Software pengolah data GPS untuk navigasi
Kapal Survey
Pada teknologi ini satu receiver GPS akan dipasang pada titik kontrol darat
dengan ketelitian tinggi yang terikat dengan titik tetap bakosurtanal dan
akan berfungsi sebagai Referensi_Station sedangkan receiver lainnya
dipasang di kapal survey dan berfungsi sebagai Rover_Station.

Pengukuran kedalaman dan penentuan posisi titik-titik perum harus


dilakukan secara bersamaan, agar titik-titik yang diukur kedalamannya
sekaligus merupakan titik-titik yang ditentukan posisinya
Komunikasi antara pengukur kedalaman (di kapal) dan stasiun penentu
posisi harus dapat dilakukan dengan baik, terutama untuk penentuan posisi
dengan cara optis .
Sebelum

pengukuran

kedalaman

dimulai,

echosounder

hendaknya

dipersiapkan :
- Pemasangan Transduser
- Penentuan nilai koreksi sarat (draft) transduser
- Penentuan nilai koreksi settlement dan squat
- Pengaturan garis awal transmisi
- Barcheck
Jika menggunakan alat penentu posisi elektronik (Electronic Positioning
System), perlu terlebih dahulu dilakukan kalibrasi (dilakukan di darat
dengan cara membuat sebuah basis yang diukur secara teliti, misalnya
dengan alat EDM).
Data untuk penentuan posisi titik perum yang diambil tergantung pada
metode penentuan posisi yang digunakan, apabila penentuan posisi
dilakukan dengan cara optis data yang dicatat adalah ukuran sudut.
Sedangkan jika menggunakan elektronis data yang diperoleh adalah data
ukuran jarak.
Selama pemeruman dilakukan, besaran waktu pada saat kapal mengukur
kedalaman dan posisi (titik perum) juga dicatat yang akan digunakan untuk
mereduksi kedalaman terhadap bidang referansi pemeruman yang didapat
dari analisis pasut .
Apabila kedalaman maksimum di daerah survei cukup besar (>40m), perlu
dilakukan pengamatan sifat-sifat fisika dan kimia di daerah yang disurvei,
untuk menentukan cepat rambat gelombang suara dalam air laut yang dapat
dilakukan secara langsung (alat velocimeter), atau secara tidak langsung
(pengukuran suhu dan salinitas.

1.6 Penentuan Garis Pantai


Penentuan posisi garis pantai adalah penentuan posisi tanda permukaan air
laut tertinggi (High Water Mark) di pantai. Pada daerah yang cukup terbuka,
pengukuran dilakukan menggunakan GPS dengan metode stop and go dan
untuk daerah yang relatif tertutup oleh tumbuhan (hutan bakau) pengukuran
dilakukan menggunakan total station.
Ada 3(tiga) kriteria dalam penetapan garis pantai untuk acuan pengukuran
yaitu :
Untuk daerah pantai yang landai maka garis pantai ditetapkan sebagai
posisi air pada kondisi pasang tertinggi.
Untuk daerah pantai yang mempunyai hutan bakau garis pantai
ditetapkan pada ujung terluar dari hutan bakau tersebut.
Untuk daerah pantai berbentuk tebing garis pantai diambil pada garis
batas tebing tersebut.
Kerapatan pengukuran untuk garis pantai adalah maksimum 50 m untuk
pantai yang relatif lurus (teratur) dan lebih rapat untuk bentuk garis pantai
yang tidak teratur. Selain posisi, keterangan mengenai kondisi pantai juga
merupakan hal penting yang akan direkam.

1.7 Pemprosesan Data


Tahap pengolahan data merupakan bagian terintegrasi dari rangkaian
pekerjaan survey hydrografi secara keseluruhan dengan tujuan untuk
mendapatkan data kedalaman yang benar.
Beberapa koreksi yang harus dilakukan pada data hasil ukuran kedalaman
terjadi akibat kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
Kesalahan akibat gerakan kapal (sattlement dan squat)
Kesalahan akibat draft tranduser
Kesalahan akibat perubahan kecepatan gelombang suara, dan
Kesalahan lainnya yang perlu untuk diperhitungkan.

Selain itu angka kedalaman juga harus diredusir kepada suatu bidang acuan
kedalaman yaitu Low Water Spring (LWS) (tergantung penetapan). Hubungan
matematika koreksi-koreksi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai berikut:
Do = Du + Dkgs
D1 = Do + Dsss
D2 = D1 + Dsr
Dimana :
Du = bacaan kedalaman yang diperoleh dari pengukuran
Do = kedalaman suatu titik tegak lurus dibawah tranduser
D1 = kedalaman suatu titik terhadap permukaan laut
D2 = kedalaman suatu titik terhadap muka surutan
Dkgs = koreksi kecepatan gelombang suara
Dsss = koreksi sarat tranduser
Dsr = koreksi surutan

1.8 Koreksi Surutan


Koreksi surutan diberikan untuk mereduksi seluruh data ukuran kedalaman
kedalam suatu bidang acuan yang disebut Chart Datum yang mana dalam hal
ini didefinisikan sebagai Low Water Spring (LWS). Besarnya nilai koreksi
surutan ini diperoleh dari hasil analisa pasut seperti dijelaskan di atas.
Dengan menggunakan perangkat lunak Hypack, pemberian koreksi syarat
tranduser, sattlement dan squat serta pengaruh perbedaan kecepatan
gelombang suara secara otomatis dikerjakan pada waktu pelaksanaan
pengukuran di lapangan, sehingga data ukuran yang diperoleh sudah terbebas
dari pengaruh kesalahan-kesalahan tersebut. Jadi pada tahap pemrosesan,
data-data yang diperoleh tinggal direduksi ke bidang acuan kedalaman/chart
datum.
Setelah data hasil ukuran kedalaman dikoreksi kemudian data-data tersebut
yaitu data posisi dan waktu akan disimpan kedalam format ASCII dengan
format : Bujur, Lintang, Kedalaman(m) dan Waktu.

rt = (TWLt (MSL + Zo))

Keterangan :
rt : Reduksi (Koreksi) Pasut pada waktu t
TWLt : True Water Level pada waktu t
MSL : Mean Sea Level atau rerata tinggi permukaan laut
Zo : Kedalaman muka surutan di bawah MSL

D = dT rt
dT : Kedalaman yang terukur transduser
D : Kedalaman sebenarnya

1.9 Penyajian Data


Setelah semua data lapangan selesai diolah dan sudah dalam bentuk digital
dengan format B,L,H,T (bujur, lintang, kedalaman, waktu) kemudian di
eksport ke dalam format drawing menggunakan LDD. Data gambar pertama
yang akan tempil adalah berupa point, deskripsi, elevasi dan no.point yang
tersimpan dalam layer berbeda. Kemudian dengan menggunakan fasilitasfasilitas yang ada dalam software tersebut kita akan melakukan filtering,
surfacing, conturing dan interpolasi. Produk akhir dari prosesing ini akan
diperoleh peta bathimetri digital dalam format DWG/DXF yang kemudian
akan dicetak dengan skala yang diinginkan. Unsur-unsur yang akan disajikan
pada peta batimetri tersebut meliputi :

Angka kedalaman dengan kerapatan 1 cm pada skala peta


Kontur kedalaman
Garis pantai dan sungai
Tanda atau sarana navigasi
Informasi dasar laut, dll

Sistem proyeksi yang dipakai pada pembuatan peta batimetri ini


menggunakan sistem Transver Mercator (TM) dengan datum WGS 84,
sedangkan sistem koordinat grid yang akan dipakai adalah UTM (Easting,
Norting, Kedalaman) maupun Geodetik (Lintang, Bujur, Kedalaman).

Anda mungkin juga menyukai