Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di negara berkembang kesakitan dan kematian pada anak balita b
anyak dipengaruhi oleh keadaan gizi dengan demikian angka kesakitan dan kematian
pada periode ini dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kurang
gizi di masyarakat (Supariasa, 2001). Gangguan gizi pada anak balita merupakan
dampak komulatif dari berbagai faktor baik yang berpengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap gizi anak (Moehji S, 2003). Anak balita merupakan kelompok yan
g menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang
tinggi setiap kg berat badannya. Anak balita merupakan kelompok umur yang palin
g sering menderita akibat kekurangan gizi (Djaeni, 2000). Untuk itu status gizi
balita perlu diperhatikan dalam status gizi baik dengan cara memberikan makanan
bergizi seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan (Paath, 2004). Berdasarka
n Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2003 angka prevalensi gizi kura
ng adalah 19,20% dan status gizi buruk 8,30% (Depkes RI, 2004). Data dari Dinas
Kesehatan RI yang mengacu pada aksi pangan dan gizi tahun 2001-2005 sasaran gizi
kurang dari 20% dan gizi buruk 5% (Depkes RI, 2002). Menurut hasil pemantauan s
tatus gizi pada balita di Propinsi Jatim pada tahun 2005, dari 8.012 balita yang
disurvei terdapat 6,5% balita mengalami gizi buruk dan 20% mengalami gizi kuran
g (Sugeng Iwan, 2008). Menurut hasil pemantauan status gizi balita Kabupaten
1

2
Bojonegoro tahun 2008 ditinjau dari BB/U 70.749 balita terdapat 1,32% balita den
gan status gizi buruk, balita dengan gizi kurang sebanyak 13,15% balita, 83,63%
balita dengan status gizi baik dan gizi lebih sebanyak 1,90% balita, sedangkan p
ada pemantauan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Temayang tahun 2008
, dari 1.781 balita terdapat 1,46% balita mengalami gizi buruk 16,79% balita den
gan gizi kurang 80,17% balita dengan gizi baik dan 1,09% mengalami gizi lebih. B
erdasarkan hasil pencatatan pemantauan status gizi balita tahun 2008 oleh bidan
Desa Papringan diperoleh data dari 150 balita yang mengalami gizi buruk 3,3% bal
ita, 22,6% balita dengan gizi kurang, 73,3% balita dengan gizi baik dan 0,6% bal
ita yang mengalami gizi lebih. Menurut Menkes, ada 3 faktor utama yang saling te
rkait mempengaruhi besarnya masalah gizi dan kesehatan masyarakat. Pertama, kete
rsediaan pangan di tinhgkat rumah tangga. Kedua, pola asuhan gizi atau makanan k
eluarga. Ketiga, akses terhadap pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2007). Gizi kura
ng dan gizi buruk berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang. Anak ya
ng menderita gizi kurang akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkemban
gan mental (Depkes RI, 2002). Pada usia sebelum 6 bulan sistem pencernaan belum
siap untuk menerima makanan selain ASI kebutuhan bayi akan makanan sudah cukup t
erpenuhi dengan ASI namun pasca usia tersebut ia memerlukan makanan tambahan yan
g dapat menunjang tumbuh kembangnya. Pada usia ini jika hanya diberi ASI saja ke
butuhan asuhan gizi bayi masih belum terpenuhi sepenuhnya. Dan jika
2

3
memberikan makanan pendamping terlalu awal (sebelum 6 bulan) berdampak kurang ba
ik terhadap kesehatannya (Akhmad Saifudin A, 2008). Masalah gizi pada balita aka
n bertambah negatif pada obesitas (gizi lebih) pada masa anak bila terus berlanj
ut sampai dewasa dapat mengakibatkan hipertensi, hiperlipidemia, paterosklerosis
, penyakit jantung koroner dan maturitas seksual lebih awal (Soetjiningsih, 2004
). Upaya penanggulangan gizi kurang yang sudah dilakukan adalah peningkatan pela
yanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat pos pelayanan terpadu
(posyandu) hingga puskesmas dan rumah sakit, peningkatan komunikasi, informasi
dan edukasi dibidang pangan dan gizi masyarakat dan intervensi langsung kepada s
asaran melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) (Almatsier S, 2006). Untuk menga
tasi kasus
kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga khususnya para ibu harus memiliki k
esabaran bila lebih memperhatikan anaknya asupan mengalami problema makan dan an
aknya
makanan
sehari-hari
bagi
(http://www.iyoiye.com diakses tanggal 20 mei 2009). Dari uraian di atas penelit
i tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dalam
pemberian makanan balita dengan status gizi balita di Desa Papringan Kecamatan
Temayang Kabupaten Bojonegoro.
3

4
B. Rumusan Masalah 1. Sejauh mana pola asuh orang tua dalam pemberian makanan ba
lita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ? 2. Sejauh mana
status gizi balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ? 3
. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita dengan s
tatus gizi balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara pola asuh orang t
ua dalam pemberian makanan balita dengan status gizi balita. 2. Tujuan khusus a.
Mengidentifikasi karakteristik responden di Desa Papringan
Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro. b. Mengidentifikasi pola asuh orang tua
dalam balita di Desa Papringan Kecamatan pemberian makanan Kabupaten
Temayang
Bojonegoro. c. Mengidentifikasi status gizi pada balita di Desa Papringan Kecama
tan Temayang Kabupaten Bojonegoro.
4

5
d. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita deng
an status gizi balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Sebagai pengalaman baru dalam melakukan
penelitian dan dapat mengaplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kampus de
ngan keadaan yang ada di masyarakat. 2. Bagi Iptek Dapat digunakan sebagai tamba
han pengetahuan dan wacana bagi generasi yang akan datang. 3. Bagi profesi Hasil
penelitian dapat memberikan masukan bagi bidan serta tenaga kesehatan lain dala
m pengembangan konseling di bidang gizi dan mendapatkan alternatif upaya yang be
rkaitan dengan pencegahan dan perbaikan status gizi balita. 4. Bagi institusi at
au pendidikan Dapat digunakan sebagai referensi untuk studi lebih lanjut bagi pe
neliti yang tertarik dengan masalah gizi.
5

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep pola asuh gizi atau makanan, konsep b
alita dan konsep status gizi.
A. Konsep Pola Asuh Gizi atau Makanan 1. Pengertian Pengasuhan anak dapat didefi
nisikan sebagai perilaku yang dipraktikkan oleh pengasuh (ibu, bapak, nenek, pen
gasuh) dalam memberikan makanan, pemeliharaan kesehatan, memberikan stimulasi se
rta dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang juga termasuk d
i dalamnya tentang kasih sayang dan tanggung jawab orang tua (Anwar HM, 2008). P
ola asuh gizi atau makanan adalah kemampuan keluarga untuk memberikan makanan ke
pada bayi dan anak, khususnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan pemberi
an makanan pendamping ASI. (http//:www.depkes.go.id/ diakses 8 juni 2009). ASI m
erupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tamb
ahan sekurang-kurangnya sampai usia 4 bulan dan jika memungkinkan sampai usia 6
bulan. Setelah periode ini dibutuhkan makanan tambahan untuk memastikan bahwa an
ak tumbuh dengan baik dan tetap sehat penting untuk mengetahui makanan apa yang
harus diberikan, berpa jumlah dan frekuensinya (Juwono L, 2003).
6

7
a. Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah makanan utama pada bayi terutama usia 0-6 bula
n (Supartini Y, 2008). ASI merupakan makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, ya
ng mudah utnuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nu
trisi (www.nafishaaurellia.com/
Diakses tanggal 5 Juni 2009). Kebaikan air susu ibu (ASI) sebagai makanan bayi a
dalah sebagai berikut : 1) ASI cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukan
selama ASI ibu keluar secara normal (dalam jumlah yang cukup) jadi dapat memenuh
i kebutuhan bayi akan unsur-unsur gizi. 2) Dalam ASI sudah terdapat antibodi seh
ingga dapat melindungi bayi dari penyakit. 3) Temperatur ASI sesuai dengan tempe
ratur suhu bayi. 4) Dengan menyusu maka rahang bayi akan terlatih menjadi kuat.
5) Dengan menyusui bayi berarti mempererat rasa kasih antara ibu dan anak. 6) AS
I tidak usah dimasak atau diolah terlebih dahulu sehingga sangat memudahkan bagi
ibu.
7

8
TABEL 1 KANDUNGAN ZAT GIZI DALAM ASI DAN SUSU SAPI Jenis zat gizi Kalori Protein
Laktosa Lemak Vitamin A Vitamin C Vitamin B1 Asam folit Vitamin B12 Zat besi Za
t kapur Sumber : Moehji S, 2003 Kadar dalam tiap 100 ml Air Susu Ibu Susu Sapi S
egar 67 66 1,2 g 3,3 g 7,0 4,8 g 3,8 g 3,7 g 53 ug 34 ug 4,3 mg 0,42 mg 0,16 mg
1,8 ug 0,18 mg 0,42 mg 0,18 mg 0,23 ug 0,10 mg 0,15 mg 125 mg 33 mg
b. Makanan tambahan/MP-ASI Pemberian makanan tambahan adalah memberi makanan lai
n selain ASI (Juwono Lilian, 2003). Pemberian makanan tambahan adalah masa saat
bayi mengalami perpindahan menu dari hanya minum susu beralih ke menu yang mengi
kut sertakan makanan padat. (http://www.clubnutricia.com/ Diakses tanggal 2 juni
2009). 1) Jenis makan tambahan a) Makanan yang dibuat khusus. b) Makanan keluar
ga sehari-hari yang dimodifikasi agar mudah dimakan dan mengandung cukup nutrien
. 2) Syarat makanan tambahan a) Kaya energi, protein dan mikronutrien. b) Bersih
dan aman.
8

9
c) Tidak terlalu pedas atau asin. d) mudah dimakan oleh anak. e) Disukai anak. f
) Tersedia di daerah setempat dan harganya terjangkau. g) Mudah disimpan. (Juwon
o L, 2003). 2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan pada bayi
menurut Muhtadi Deddy, 1994, antara lain : a. Makanan termasuk ASI, harus membe
rikan semua zat gizi yang diperlukan bayi. b. Anak memerlukan lebih dari satu ka
li makan sehari sebagai komplemen terhadap ASI. c. Sekali makan dapat diterima d
engan baik, berikan makanan tambahan tersebut setelah bayi menyusu. d. Sebelum b
erumur dua tahun, bayi belum dapat mengknsumsi semua makanan orang dewasa. e. Pa
da permulaan makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan halus. f. Pada waktu
berumur dua tahun bayi dapat mengkonsumsi makanan setengah porsi orang dewasa.
9

10
3. Pola pemberian makanan untuk bayi dan anak a. Makanan bayi umur 0-6 bulan. 1)
Segera susui bayi dalam waktu 30 menit. Jika ASI belum keluar jangan berhenti m
enyusui. 2) Susui bayi sesering mungkin setiap kali bayi menginginkannya (On dem
and) pemberian ASI minimal 8 kali sehari semalam. 3) Jangan memberikan makanan m
inuman apapun selain ASI (Depkes, 2005). b. Makanan bayi umur 6-9 bulan 1) Pemba
rian ASI diteruskan 2) Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan lumat 2 kali seha
ri 3) Nasi tim bayi ditambahn sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak yaitu
santan atau minyak kelapa/margarin. 4) Setiap kali makan berikan makanan dengan
takaran Umur 6 bulan beri 6 sendok makan. Umur 7 bulan beri 7 sendok makan. Umu
r 8 bulan beri 8 sendok makan. Umur 9 bulan beri 9 sendok makan. c. Makanan bayi
umur 9-12 bulan 1) Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bert
ahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur mendekati
bentuk dan kepadatan makanan keluarga.
10

11
2) Berikan makanan selingan 1 kali sehari seperti bubur kacang hijau atau buah.
3) Campurkan makanan dengan berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti
. d. Makanan anak umur 12-24 bulan 1) Pemberian ASI diteruskan 2) Pemberian maka
nan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makan orang d
ewasa setiap kali makan dan memberikan makanan selingan 2 kali sehari (Depkes RI
, 2000). TABEL 2 ANJURAN JUMLAH PORSI BAHAN MAKANAN MENURUT KECUKUPAN ENERGI KEL
OMPOK UMUR 1-3 TAHUN DAN 4-6 TAHUN. Anak usia 1-3 tahun Anak usia 4-6 tahun (1.2
00 kkal) (1.700 kkal) Nasi 3P 4P Sayuran 1P 2P Buah 3P 3P Tempe 1P 2P Daging 1P 2P
ASI Dilanjutkan hingga 2 tahun Susu 1P 1P Minyak 3P 4P Gula 2P 2P Sumber : Depk
es RI, 2002. Panduan Makan Untuk Hidup Sehat. 4. Pengasuhan dalam memberikan mak
anan, meliputi : a. Bagaimana membujuk anak makan. b. Menciptakan situasi yang n
yaman saat makan. c. Berperilaku yang ramah terhadap anak. Bahan makanan
11

12
d. Menghindari pertengkaran sewaktu makan. e. Membiasakan waktu makan yang terat
ur. f. Memberikan perlindungan kepada anak. g. Memberi makan setiap kali anak me
rasa lapar. h. Memantau banyaknya makanan yang dihabiskan oleh anak. (Anwar HM,
2008). 5. Cara pemberian makanan yang baik menurut Juwono L, 2003 meliputi : a.
Menempatkan makanan anak dalam mangkuk yang tepisah untuk memastikan bahwa anak
mendapatkan bagian yang adil dan makanan dalam jumlah yang tepat. b. Duduk bersa
ma anak pada waktu makan, memperhatikan apa yang dimakan anak dan secara memberi
kan bantuan dan dorongan jika diperlukan. c. Tidak membuat terburu-buru ketika a
nak sedang makan. d. Bila anak berhenti makan tunggu sebentar dan kemudian tawar
kan makan lagi. e. Memberikan beberapa makanan yang dapat dipegang atau diambil
oleh anak. f. Memberikan makan dengan segera ketika anak mulai merasa lapar. g.
Tidak memberi makan ketika anak mengantuk.
12

13
h. Tidak memaksa memberikan makanan. Hal ini akan meningkatkan stres dan menurun
kan nafsu makan; acara makan seharusnya menjadi peristiwa yang santai dan mengge
mbirakan. i. Memastikan anak tidak haus. (tetapi jangan memberikan minum terlalu
banyak sebelum atau selama makan sehingga menurunkan nafsu makan anak). j. Mela
kukan permainan untuk mendorong anak yang enggan agar makan lebih banyak, sebagi
contoh berpura-pura bahwa sendok adalah seekor burung yang menukik untuk member
i makan anaknya, atau berpura-pura bahwa makanan bahwa makanan itu untuk boneka
atau untuk anak lain atau untuk boneka binatang. k. Bersiap untuk melakukan pemb
ersihan sesudahnya.
l.
Mencampur makanan menjadi satu jika anak hanya mengambil dan memakan makanan yan
g disukainya.
6. Membangkitkan selera makan a. Usahakan sebelum makan anak berada dalam keadaa
n lapar. Hal ini penting, mengingat kalau anak belum lapar biasanya mereka engga
n bahkan melakukan aktivitas penolakan. b. Biasakan untuk memberi makan secara t
eratur. Jam makan untuk anak meliputi sarapan pagi, makan siang dan makan malam.
c. Jangan sekali-kali memberikan camilan yang manis-manis diantara jam-jam maka
n. Pengaruhnya kurang baik bagi kesehatan maupun peningkatan selera makan.
13

14
d. Mengatur sedemikian rupa suasana makan dengan variasi menu atau makanan kesuk
aannya. e. Anak yang sedang malas makan, jangan dipaksa makan. Simpan saja dulu
makanan itu untuk jam berikutnya. f. Jelaskan pada anak dengan suara manis dan ketu
lusan tentang manfaat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. g. Kembang
kan sikap tegas, terbuka dan logis ketika orang tua menolak permintaan jajan dar
i anak yang tidak baik dan sehat. Berikan kepada mereka alternatif pilihan merek
a yang sekiranya lebih baik tapi disenangi anak. h. Selalu memberi contoh positi
f kepada anak. Jangan gampang marah atau tersinggung ketika anak belum antusias
makan sesuai keinginan orang tua. (http://pena-deni.blogspot.com/ Diakses tangga
l 5 juni 2009) 7. Menjaga makanan tetap bersih dan aman menurut Juwono L, 2003 a
ntara lain : a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan. b. Menut
up makanan yang sudah dimasak dan memakannya dalam waktu 2 jam jika tidak ada di
lemari es. Jika dibiarkan lebih lama panaskan kembali sampai mendidih. c. Mengg
unakan makanan segar yang penampilan dan baunya bagus. d. Mencuci tangan anak se
belum makan. e. Memberikan makanan pada anak dengan memakai sendok atau cangkir
bersih.
14

15
f. Menjaga rumah dan daerah sekitarnya tetap bersih sehingga tikus dan serangga
tidak berkembangbiak.
B. Konsep Balita 1. Pengertian Balita atau anak bawah 5 tahun adalah anak usia k
urang dari 5 tahun. Sehingga bayi usia dibawah 1 tahun juga termasuk dalam golon
gan ini. Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum a
nak awal. Balita dibedakan: a. Bayi (0-12 bulan). b. Anak balita (13-60 bulan).
(Wiyono Joko, 2006).
C. Konsep Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrit
ure dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). 2. Faktor-faktor yang memp
engaruhi status gizi a. Ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga. Status gizi
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga dan jika tidak cukup dap
at dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi.
15

16
b. Tidak memadainya pola pengasuhan gizi atau makanan Pola pengasuhan gizi atau
makanan adalah kemampuan keluarga untuk memberikan makanan kepada bayi dan anak.
c. Akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas Pemanfaatan fasilitas kesehat
an dan upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI, 2007).
3. Klasifikasi status gizi Dalam menentukan kasifikasi status gizi harus ada uk
uran baku yang disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di I
ndonesia adalah WHO-NCHS (World Health Organitation-national Centre For Health S
tatistics) dengan klasifikasi terlihat pada tabel berikut :
TABEL 3 KLASIFIKASI STATUS GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN (BALITA) STATUS GIZI Gizi
lebih Berat badan Gizi baik menurut uimur Gizi kurang (BB/U) Gizi buruk ) SD = St
andar Deviasi Sumber : DinKes Jatim, 2005 INDEKS AMBANG BATAS > + 2 SD 2 SD samp
ai + 2 SD < 2 SD sampai 3 SD < 3 SD
16

17
4. Cara penilaian status gizi Penilaian status gizi dibagi kedalam dua kelompok
yaitu : a. Kelompok pertama metode secara langsung Penilaian status gizi secara
langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu : 1) Klinis Metode ini didasarka
n atas perubahan perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan g
izi. 2) Biokimia Metode ini mengunakan pemeriksaan spesimen yang diuji secara la
bolatoris. 3) Biofisik Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fun
gsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. 4) Antrop
ometri Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap
dimensi tubuh dan komposisi tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi da
pat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter (Supariasa IDN, 2001). Kombinas
i antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. (Supariasa IDN, 2001).
17

18
TABEL 4 KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI Kelebihan Keterbatasa
n 1. Relatif murah. 1. Membutuhkan data referensi 2. Cepat, sehingga dapat yang
relevan. dilakukan pada populasi 2. Kesalahan yang muncul yang besar. seperti ke
salahan pada peralatan (belum dikalibrasi), 3. Objektif 4. Gradable, dapat diran
gking kesalahan pada observer (kesalahan pengukuran, apakah ringan, sedang atau
pebacaan, pencatatan). berat. 5. Tidak menimbulkan rasa 3. Hanya mendapatkan dat
a sakit pada responden. pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kurang energi d
an protein, tidak dapat memperoleh informasi karena difisiensi zat gizi mikro. S
umber : FKM UI, 2007 Dalam penelitian ini cara penilaian status gizi yang diguna
kan adalah secara langsung (Antropometri). Indeks antropometri yang digunakan da
lam penelitian ini adalah berat badan menurut umur (BB/U) : 1) Berat Badan Pada
masa bayi balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan
fisik maupun status gizi. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.
Alat ukur yang digunakan dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan : m
udah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain, mudah diperoleh
dan relatif murah harganya, ketelitian
penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg, skala mudah dibaca, cukup aman untuk meni
mbang anak balita (Supariasa IDN, 2001).
18

19
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk d
igunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin. Penggunaan dacin mempunyai
bebrapa keuntungan antara lain : dacin sudah dikenal umum sampai ke pelosok desa
, di buat di Indonesia, bukan impor, serta mudah didapat, ketelitian dan ketepat
an cukup baik. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg.
Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar,
karena angka ketelitiannya 0,25 kg (Supariasa IDN, 2001). 2) Umur Faktor umur sa
ngat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan akan menyebabkan i
nterpretasi status gizi menjadi salah. Cara menghitung umur yaitu dengan menentu
kan tanggal, hari, bulan dan tahun anak waktu lahir seingga didapatkan umur anak
. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari sampai 30 hari, dibulatka
n menjadi 1 bulan. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 1 15 hari dibula
tkan menjadi 0 bulan (Supariasa IDN, 2001). Adapun kelebihan dan kekurangan inde
ks BB/U adalah : 1) Kelebihan indeks BB/U a) Lebih mudah dan lebih cepat dimenge
rti oleh masyarakat umum. b) Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis. c)
Berat badan dapat berfluktuasi.
19

20
d) Sangat sensitif terhadap perubahan perubaahn kecil. e) Dapat mendeteksi kegem
ukan (over weight). 2) Kekurangan indeks BB/U a) Dapat mengakibatkan interpretas
i status gizi yang keliru bila terdapat edema atau asites. b) Di daerah pedesaan
yang masih terpencil atau tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat
karena pencatatan umur yang belum baik. c) Memerlukan data umur yang akurat, ter
utama untuk anak dibawah usia 5 tahun d) Sering terjadi kesalahan dalam pengukur
an seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan. e) Secara o
perasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. (Sup
ariasa IDN, 2001). b. Kelompok metode tidak langsung Penilaian status gizi tidak
langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Survei konsumsi makan Adalah meto
de penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsums
i. 2) Statistik vital Adalah menganalisa data beberapa statistik kesehatan.
20

21
3) Faktor ekologi Adalah hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lin
gkungan budaya. (Supariasa IDN, 2001). 5. Dampak gizi tidak seimbang a. Dampak g
izi lebih Obesitas (gizi lebih) akan berdampak tingginya kejadian berbagai penya
kit infeksi dan pada orang dewasa tampak dengan meningkatnya penyakit degeratif
seperti jantung koroner, diabetes meliltus, hipertensi dan penyakit jantung (Pud
jiadi S, 2005). b. Dampak gizi kurang Pertumbuhan fisik anak terlambat (anak aka
n mempunyai tinggi badan lebih pendek) perkembangan mental terganggu. (Soetjinin
gsih, 2004). c. Dampak gizi buruk Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan
sistem organ yang akan merusak sistem pertahanan tubuhterhadap mikroorganisme ma
upun pertahanan mekanik. Dampak selanjutnya dapat terjadi gangguan pertumbuhan d
an perkembangan, mental serta penurunan skor tes IQ (Pudjiadi S, 2005). Penuruna
n fungsi otak berpengaruh terhadap kemampuan belajar, kemampuan anak bereaksi te
rhadap rangsangan dari lingkungannya dan perubahan kepribadian anak (Moehji S, 2
003).
21

22
6. Penanggulangan masalah gizi tidak seimbang a. Masalah gizi lebih atau obesita
s Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran melalui pe
ngurangan makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari t
ekanan hidup/stress
(Almatsier S, 2005). b. Masalah gizi kurang Penanggulangan masalah gizi kurang p
erlu dilakukan secara terpadu antar departemen dan kelompokm profesi, melalui up
ayaupaya peningkatan pengadaan pangan, penganekaragaman produksi dan konsumsi pa
ngan, peningkatan status sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, se
rta peningkatan teknologi hasil pertanian dan tehnologi pangan (Almatsier S, 200
5). c. Masalah gizi buruk Penanggulangan masalah gizi buruk yang dilakukan antar
a lain : 1) Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional. 2) Peningkatan Usaha Per
baikan Gizi Keluarga (UPGK). 3) Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sis
tem rujukan dimulai dari tingkat Posyandu, hingga Puskesmas dan Rumah Sakit. 4)
Intervensi langsung pada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distr
ibusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul iodium.
(Almatsier S, 2005).
22

23
D. Kerangka Konsep Pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita
Ketersedian pangan di tingkat rumah tangga
Status gizi balita
Akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Pol
a Asuh Orang Tua Dalam Pemberian Makanan Balita Dengan Status Gizi Balita Di Des
a Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.
Penjelasan : Status gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, gizi buruk dipengaruhi o
leh pola asuh gizi atau makanan asupan makanan, ketersediaan pangan di tingkat r
umah tangga dan askes terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.
23

24
E. Hipotesa Hipotesa adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanya
an penelitian (Nursalam, 2003). Hipotesa nol (H0) menyatakan tidak ada hubungan
antara variabel yang satu dengan yang lain. Hipotesa alternatif (Ha/H1) menyatak
an ada hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Hipotesa pada peneli
tian ini adalah adanya Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dalam Pemberian Makanan Bali
ta Dengan Status Gizi Balita.
24

25
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu peng
etahuan atau pemecahan suatu masalah yang pada dasarnya menggunakan metode ilmia
h (Notoatmodjo S, 2002). Pada bab ini akan dibahas tentang desain penelitian, po
pulasi, sampel, besar sampel dan sampling, kriteria sampel, variabel penelitian,
prosedur pengumpulan data, instrumen, tehnik pengolahan atau analisa data, etik
a penelitian dan jadwal kegiatan penelitian.
A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keput
usan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bis
a diterapkan (Nursalam, 2008). Berdasarkan tujuan penelitian desain yang akan di
gunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dan analitik korelatif yang bertu
juan untuk mendiskriptifkan dan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel
(Nursalam, 2008) Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis cross sectional yai
tu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran observasi data variabe
l independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008).
25

26
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Sampling a. Populas
i adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmojo S, 20
05). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang tua (pengasuh) yang mempu
nyai balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro, sebanyak
150. b. Sampel adalah sebagian yang akan diambil dari keseluruhan subyek yang di
teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Arikunto, S 2003). c. Besar samp
el adalah anggota yang akan dijadikan sampel

(Nursalam : 2008) pada penelitian ini besar sampel dapat ditentukan dengan mengg
unakan rumus penelitian analitik korelatif.
Z + Z
n= +3 1 1 +
Ln
2 1
Ketengn : Z Z : dju
tuk ( : 2,20 z : 0,84 : Koefisien koelsi nt viel yng dihpkn peki
n koefisien yng tejdi nt viel x dn y. (dimil koefisien kolesi t
ekecil pil tidk dikethui disnkn 0,30 ) ( Punomo. W 2007).
2
26

27
1,96 + 0,84

+3 n=

1 + 0,3

In

1 0,3

2
2,8
n=
+3
0,309
n = 82,11 + 3 n = 85 esponden. Jdi jumlh smpel pd penelitin ini dlh 85
esponden Ag smpel yng dimil poposionl mk digunkn umus (Ptikny
, 2001) :
nA = lit di posyndu X x es smpel populsi (lmpin 11)
2
d. mpling

mpling dlh poses menyeleksi posi dn populsi untuk


mewkili populsi. Teknik smpling meupkn c c yng ditempuh dlm peng
miln smpel g mempeoleh smpel yng en en sesui dengn keseluuhn
setip penelitin (Nuslm, 2008). Pengmiln smpel dlm hl ini dilkukn s
ec simpel
ndom smpling yitu peneliti mencmpu sujek sujek di dlm
populsi sehingg semu sujek dinggp sm.
27

28
C. Kitei mpel 1. Kitei Inklusi
Kitei Inklusi dlh kkteistik umum sujek penelitin di sutu populsi
yng tejngku kn diteliti (Nuslm, 2008) Pd penelitin ini kitei ink
lusiny dlh : . Ong tu (pengsuh) yng is c tulis; . Ong tu (pen
gsuh) yng esedi diteliti c. Ank dlm kedn seht.
2. Kitei Eksklusi
Kitei ekseklusi dlh kitei dimn sujek penelitin tidk dpt mewkili
smpel ken tidk memenuhi syt segi penelitin yng menyekn nt
lin dlh dny hmtn etnik, menolh menjdi esponden, tedpt kedn y
ng tidk memungkinkn untuk dilkukn penelitin, tedpt kedn tu penyki
t yng menggnggu pengukun mupun intepestsi penelitin (Nuslm, 2008). K
itei eksklusi pd penelitin ini dlh : Ong tu (pengsuh) yng mempunyi
lit yng tidk ed di tempt st didkn penelitin.
D. Viel Penelitin
Viel penelitin dlh peilku tu kkteistik yng memei nili ed t
ehdp sesutu (mislny : end, mnusi) (Nuslm 2008). Pd penelitin ini
d 2 viel yitu :
28

29
1. Viel Independent (es)
Viel Independent yng di dug dimti dn diuku untuk dikethui huungn t
u penguh dengn vile independentny dlh pol suh ong tu dlm pem
ein mknn lit.
2. Viel Dependent (tegntung)
Viel Dependent dlh vile yng muncul segi kit di viel inde
pendent (Nuslm, 2003) pd penelitin ini viel
dependent dlh sttus gizi.
E. Definisi Opesionl TABEL 5 DEFINII OPERAIONAL HUBUNGAN POLA AUH TUA DALA
M PEMBERIAN MAKANAN BALITA DENGAN TATU GIZI BALITA DI DEA PAPRINGAN KECAMATAN
TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO. No 1 Definisi opesionl Independent: Kemmpun
Pol suh ong tu ong tu (pengsuh) dlm dlm pemein memeikn mkn
n suhn eup lit. pemein mknn lit. Viel Indikto
1. Pol pemein mknn : . Jenis mknn lit
Alt Uku

kl Odinl
Ktegoi Pol suh gizi tu mknn : Dengn kitei : 1. Bik jik is menj
w petnyn dengn en 16 20 (76% 100%) 2. Cukup jik is menjw petny
n dengn en 11 15 (56% 75%)
Kuesine
senyk 20 Petnyn

. Jumlh dn fekuensi pemein mknn lit 2. Pengsuhn dlm memei mk
nn. . Bgimn memujuk nk mkn. . Menciptkn situsi yng nymn st
mkn. c. Bepeilku yng
29

30
No
Viel
Definisi opesionl
Indikto mh tehdp nk. d. Menghindi petengkn sewktu mkn. e. Mem
iskn wktu mkn yng tetu. f. Memeikn pelindungn kepd nk. g. Me
mei mkn setip kli nk mes lp. h. Memntu nykny mknn yng di
hiskn oleh nk. i. C pemein mknn yng ik j. Memngkitkn sele
mkn Tel ujukn WHONCH (stnd BB/U) dengn klsifiksi : Gizi leih : > +
2 D Gizi ik :
2 D s/d + 2 D Gizi kung : <
2 D s/d 3 D Gizi uuk
: < 3 D
Alt Uku

kl
Ktegoi 3. kung jik is menjw petnyn dengn en < 11 ( 55%)
2
Dependent : ttus Gizi
Tingktn kondisi tu kedn nk yng mengcu pd petumuhn edskn e
t dn dn umu
Bku ujukn WHONCH tnd (BB/U) Dcin Buku KIA
Odinl Kode
30

Gizi leih : 3

Gizi ik : 2

Gizi kung : 1

Gizi uuk : 0

31
F. Loksi dn Wktu Penelitin 1. Loksi penelitin
Penelitin dilkukn di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Bojonegoo.
2. Wktu penelitn
Penelitin ini dilkukn muli uln Mei smpi dengn uln Agustus 2009.
G. Posedu Pengumpuln Dt
Pengumpuln dt dlh sutu poses pendektn kepd sujek dn poses pengump
uln kkteistik sujek yng dikumpulkn dlm sutu penelitin (Nuslm, 200
8).
1. Dt Pime
Pengumpuln dt dilkukn dengn c memint ijin teleih dhulu kepd Kepl
 Puskesms, Bidn des dn Kepl Des Ppingn Kecmtn Tmyng Kupten B
ojonegoo. Pneliti mengumpulkn p esponden di msing msing Posyndu (5 Pos
yndu) kemudin melkukn pendektn kepd clon esponden dn mengjukn lem
 pesetujun kesedin menjdi esponden, il clon esponden setuju menjdi 
esponden penelitin mk clon esponden dimint untuk menndtngni lem pe
setujun menjdi esponden penelitin (infomed concent). etelh itu peneliti m
emeikn lem kuesione kepd clon esponden llu meeikn petunjuk c p
engisin kuesione. Kuesione dikumpulkn setelh esponden menjw semu pet
nyn
31

32
dengn jwn yng telh disedikn. Bil d petnyn yng elum diisi mk
dikemlikn kepd esponden untuk dilengkpi. etelh itu dilnjutkn dengn
menimng et dn lit dengn menggunkn dcin dn meliht umu lit p
d uku KIA. etelh et dn dn umu dikethui kemudin dindingkn dengn
tel ku ujukn WHO NCH menuut BB/U (Bet Bdn/Umu).
2. Dt sekunde
Dt sekunde dlh kumpuln dt yng diinginkn, dipeoleh di ong lin t
u tempt lin dn ukn dilkukn oleh peneliti sendii (Budito, 2001). Dt
sekunde pd penelitin ini dipeoleh di Bidn des yitu dt tentng jumlh
seluuh lit, nm lit, tnggl lhi lit dn nm ong tu.
H. Instumen Penelitin
Instumen penelitin dlh lt tu fsilits yng digunkn oleh peneliti dl
m mengumpulkn dt g pekejnny leih mudh dn hsilny leih cemt, le
ngkp dn sistemtis sehingg leih mudh diolh. (Aikunto, 2002). Instumen y
ng digunkn dlm pengumpuln dt penelitin ini dlh kuesione, uku KIA, t
imngn et dn untuk yi (dcin), tel ku medin WHO NCH dn lem o
sevsi sttus gizi pd lit.
1. Kuesione
Kuesione dlm penelitin ini eentuk petnyn teuk (open
ended) di dt umum dn petnyn tetutup (close ended) di dt
khusus. Petnyn teuk (open ended) entuk fee espone question
32

33
yitu petnyn yng memeikn keesn kepd esponden untuk menjw. Pet
nyn ini digunkn untuk mendptkn iodt esponden. Petnyn tetutup (c
lose ended) eentuk multiple choice yitu petnyn yng menyedikn eep
ltentive jwn dn esponden hny memilih slh stu dintny yng ses
ui dengn pendptny. Penytn ini untuk mendptkn dt pol suh ong tu
 dlm pemein mknn lit (oekidjo Nototmodjo, 2002).
2. Buku KIA
Buku yng eisi cttn kesehtn iu (hmil, eslin dn nifs) dn nk (y
i u lhi, yi dn nk lit) set egi infomsi tentng iwy pen
ykit dn c memelih dn mewt kesehtn iu dn nk (DepKes RI, 2003).
Digunkn untuk mengethui umu lit.
3. Timngn et dn untuk yi (dcin)
Dcin digunkn untuk mengethui et dn yi. Bet dn meupkn ukun
ntopometi yng tepenting dn pling seing digunkn untuk penelitin sttus
gizi (upis IDN, 2001).
4. Tel medin BB/U ku ujukn WHO NCH (Ntionl Cente Fo Helth ttistic
)
Tel ini digunkn untuk memndingkn nt et dn yng didptkn deng
n et dn yng di tel, sehingg dpt dikethui tingktn sttus gizi.
33

34
5. Lem osevsi sttus gizi pd yi
Lem osevsi ini digunkn untuk menctt umu yi, hsil petimngn e
t dn yi dn klsifiksi sttus gizi pd lit.
I. Teknik pengolhn dt tu nlis dt
Dt yng tekumpul di kuesione yng telh diisi kemudin diolh dengn c
segi eikut :
1. Pemeiksn dt (editing)
Memeiks dt yng telh dikumpulkn eup petnyn, ktu, uku egiste. K
egitn yng dilkukn meliputi menjumlh dn mengoeksi dt (Budito, 2001).
2. Pemein sko (scoing)
Memeikn sko pd setip jwn kuesione.

. Ben diei sko 1 . lh diei sko 0 3. Pemeiksn kode (coding)


Memeikn kode pd sttus gizi. . Gizi leih . Gzi ik :3 :2
c. Gizi kung : 1 d. Gizi uuk :0
4. Penyusunn dt (tulting)
Meupkn pengognissin dt g mudh dijumlh, disusun dn ditt untuk di
sjikn dn dinlisis.
34

35

etelh dt tekumpul kemudin ditulsikn dn dikelompokkn jumlh nili yng
dipeoleh di jwn kuesione dn lem osevsi dindingkn dengn sko m
ksiml, kemudin diklikn 100% disjikn dlm entuk posentse untuk mengn
lis. Huungn pol suh ong tu dlm memeikn mknn lit dengn sttus
gizi lit, digunkn umus :
P= f x100% N
Ketengn : P f N : Posentse : Nili yng dipeoleh : Fekuensi totl
(Budito, 2001). etelh posentse dikethui kemudin hsilny dikelompokkn p
d kitei : . Bik . Cukup c. Kung : 76% 100% : 56% 75% : 55%
(Hidyt A.Alimul Aziz, 2007) Dlm mengnlisis peneliti menggunkn nlisis s
ttistik dengn metode koelsi tt jenjng tu spemns ho yng digunkn un
tuk menghitung tu menentukn tingktn huungn (koelsi) nt 2 viel y
ng kedu duny meupkn dt odinl tu tt jenjng (Aikunto, 2002).
35

36
Untuk mengethui huungn nt du viel pkh signifikn tu tidk. Dl
m penelitin ini menggunkn teknik komputeissi P vesi 14 dengn kemknn
0,05 tiny jik signifikn () diwh tu sm dengn 0,05 mk H1 diteim d
n H0 ditolk dn dt disimpulkn hw d huungn yng nyt nt du vi
el yng diteliti teseut. Rumus yng dikemukkn oleh pemns Rho (Aikunto,
2005) :

ho XY = 1
6 D 2 N(N 2 1 )
Ketengn : hoxy D N 1 : Koefisien koelsi tt jenjng. : Diffeence tu e
d (B) : Bnykny suyek. : Bilngn konstnt. Untuk indeks koelsi dpt dik
ethui 4 hl, yitu : . Ah koelsi Dinytkn dlm tnd + (plus) dn (minu
s), tnd + menunjukkn dny koelsi sejj seh, dn tnd (minus) menunj
ukkn koelsi sejj elwnn h. . Ad tidkny koelsi Dinytkn dl
m ngk pd indeks. Betppun kecilny indeks koelsi jik ukn 0,000 dpt d
itikn hw kedu viel yng dikoelsikn tedpt dny koelsi.
36

37
c. ignifikn tidkny hg  ignifikn tidkny koelsi. d. Intepetsi men
geni tinggi endhny koelsi
TABEL 6 INTERPRETAI NILAI R Besny nili  Ant 0,800 smpi dengn 1,00 A
nt 0,600 smpi dengn 0,800 Ant 0,400 smpi dengn 0,600 Ant 0,200 s
mpi dengn 0,400 Ant 0,000 smpi dengn 0,200
ume : Aikunto (2006).
Intepestsi Tinggi Cukup Agk endh Rendh ngt endh (tidk ekoelsi)
J. Etik Penelitin
ec umum pinsip etik dlm penelitin/pengumpuln dt dpt diedkn menj
di 3 gin (Nuslm, 2003) yitu :
1. Pinsip Mnft
. Bes di pendeitn Penelitin hus dilksnkn tnp mengkitkn pend
eitn kepd suyek, khususny jik menggunkn tindkn khusus. . Bes di
eksploitsi Ptispsi suyek dlm penelitin, hus dihindkn di kedn
yng tidk menguntungkn. uyek hus diykinkn, hw ptisipsiny dlm pe
nelitin tu infomsi yng telh dieikn,
37

38
tidk kn dipegunkn dlm hl hl yng is meugikn suyek dlm entuk p
pun. c. Resiko (Benefits Rtio) Peneliti hus sec hti hti mempetimngk
n esiko dn keuntungn yng kn ekit kepd suyek pd setip tindkn.
2. Pinsip Menghgi Hk Assi Mnusi (Respect Humn Dignity)
. Hk untuk ikut/tidk menjdi esponden (Right to self detemintion) uyek h
us dipelukn sec mnusiwi. uyek mempunyi hk memutuskn pkh meek
esedi menjdi suyek tupun tidk, tnp dny snksi ppun tu kn e
kit tehdp kesemuhnny, jik meek seong psien. . Hk untuk mendptk
n jminn di pelkun yng dieikn (ight to full disclosue) eong pene
liti hus memeikn penjelsn sec inci set etnggung jw jik d s
esutu yng tejdi pd suyek. c. Infomed consent uyek hus mendptkn in
fomsi sec lengkp tentng tujun penelitin yng kn dilksnkn, mempuny
i hk untuk es eptisipsi tu menolk menjdi esponden. Pd infomed
consent jug pelu dicntumkn hw dt yng dipeoleh hny kn dipegunkn
untuk pengemngn ilmu.
38

39
3. Pinsip Kediln (Right to Justice)
. Hk untuk mendptkn pengotn yng dil (ight infitement) uyek hu
s dipelkukn sec dil ik seelum, selm dn sesudh keikutsetnny dl
m penelitin tnp dny diskiminsi pil tenyt meek tidk esedi 
tu dopped out segi esponden. . Hk dijg kehsinny (ight to pivc
y) uyek mempunyi hk untuk memint hw dt yng dieikn hus dihsik
n, untuk pelu dny nnnymity (tnp nm) dn confidentilly (hsi).
K. Jdwl Kegitn Penelitin TABEL 7 GANT CHART No. 1 2 3 4 5 6 Jenis Kegitn I
Pengjun judul Penyusunn poposl Ujin Poposl Pengmiln Dt / Penyusun
n KTI Penyusunn KTI Ujin idng Mei II III IV I Juni II III IV I Juli II III I
V I Agustus II III IV
39

40
BAB IV HAIL PENELITIAN DAN PEMBAHAAN
Pd  ini kn diuikn hsil penelitin dn nlisis hsil penelitin ese
t pemhsnny mengeni Huungn Pol Asuh Ong Tu dlm Pemein Mknn B
lit dengn ttus Gizi Blit di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten B
ojonegoo. Hsil penelitin ini eisi dt khusus yng meliputi identifiksi po
l suh ong tu dlm pemein mknn lit dn identifiksi sttus gizi 
lit. edngkn hsil nlisis dt dipeoleh di pehitungn uji sttistik den
gn menggunkn uji pemns Rho untuk memuktikn d tidkny huungn.
A. Hsil Penelitin 1. Dt Geogfi
Gmn umum des : . Loksi Penelitin ini dilkukn di Des Ppingn Kecm
tn Temyng Kupten Bojonegoo dengn ts wilyh : 1) eelh ut : Des
Pndntoyo
2) eelh seltn : Des oko 3) eelh t : Des Temyng, Des Kedungsi
dn Des Kedungsume 4) eelh timu : Des Pndntoyo dn Des oko
40

41

. Fsilits pelynn kesehtn 1) Polindes 2) Posyndu 3) BP c. Teng keseh


tn 1) Bidn : 1 ong : 1 unit (usk) : 5 unit : 1 unit
2) Kde kesehtn : 25 ong 3) Dukun yi : 3 ong
2. Dt Umum
. Umu lit Distiusi esponden edskn umu lit 0 60 uln disjikn
dlm tel eikut :
TABEL 8 DITRIBUI REPONDEN BERDAARKAN UMUR BALITA 060 BULAN DI DEA PAPRINGAN
KECAMATAN TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2009
No Umu Blit (uln) F 1. 5 11 7 2. 12 18 10 3. 19 25 11 4. 26 32 16 5. 33 39
10 6. 40 45 3 7. 47 53 12 8. 54 60 16 Jumlh 85 ume : Dt pime uln Juli
2009 % 8,23 11,76 12,94 18,82 11,76 3,52 14,11 18,82 100
Tel 8 menjelskn hw pling nyk esponden lit eusi 26 32 uln dn
54 60 uln yitu senyk 16 lit
41

42
(18,82%) dn pling sedikit esponden lit eusi 40 45 uln yitu senyk
3 lit (3,2%). . Jenis kelmin lit Distiusi esponden edskn jenis
kelmin lit disjikn dlm tel eikut :
TABEL 9 DITRIBUI REPONDEN BERDAARKAN JENI KELAMIN BALITA DI DEA PAPRINGAN
KECAMATAN TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2009
Jenis kelmin lit F Lki lki 38 Peempun 47 Jumlh 85 ume : Dt pime
uln Juli 2009 No 1 2 % 44,70 55,29 100
Tel 9 menjelskn hw segin es lit ejenis kelmin peempun yitu
47 lit (55,29%) dn segin kecil esponden lit ejenis kelmin lki l
ki yitu 38 lit (44,71%) c. Pengsuh lit Distiusi esponden edskn
pengsuh lit disjikn dlm tel eikut :
TABEL 10 DITRIBUI REPONDEN BERDAARKAN PENGAUH BALITA DI DEA PAPRINGAN KECA
MATAN TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2009
No 1 Pengsuh lit Iu kndung F 85 % 100 100
Jumlh 85 ume : Dt pime uln Juli 2009
42

43
Tel 10 menjelskn hw seluuh lit disuh oleh iu kndungny sendii yi
tu 85 lit (100%) d. Pendidikn pengsuh lit (iu) Distiusi esponden e
dskn pendidikn pengsuh lit (iu) disjikn dlm tel eikut :
TABEL 11 DITRIBUI REPONDEN BERDAARKAN PENDIDIKAN PENGAUH BALITA DI DEA PAP
RINGAN KECAMATAN TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2009
No Pendidikn iu F 1 D/sedejt 42 2 MP/sedejt 29 3 MA/sedejt 14 Juml
h 85 ume : Dt pime uln Juli 2009 % 49,41 34,11 16,47 100
Tel 11 menjelskn hw segin es pengsuh lit (iu) tmt D yitu 4
2 ong (49,41%) dn segin kecil pengsuh lit (iu) tmt MA yitu 14 o
ng (16,47%).
43

44
3. Dt Khusus
Dt khusus dlm penelitin ini dlh pol suh ong tu dlm pemein mk
nn lit dn sttus gizi lit . Pol suh ong tu dlm pemein mknn
lit Distiusi esponden edskn pol suh ong tu dlm pemein mk
nn lit disjikn dlm tel eikut :
TABEL 12 DITRIBUI REPONDEN BERDAARKAN POLA AUH ORANG TUA DALAM PEMBERIAN MA
KANAN BALITA DI DEA PAPRINGAN KECAMATAN TEMAYANG KABUPATENBOJONEGORO TAHUN 2009
Pol suh ong tu dlm pemein mknn lit 1 Bik 2 Cukup 3 Kung Juml
h ume : Dt pime uln Juli 2009 No f 48 24 13 85 % 56,47 28,23 15,29 100
Tel 12 menjelskn hw pol suh ong tu dlm pemein mknn lit di
Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Bojonegoo ik yitu 48 (56,47%) d
n segin kecil suh ong tu dlm pemein mknn lit kung yitu se
nyk 13 (15,39%)
44

45

. ttus gizi lit Distiusi esponden edskn sttus gizi lit disji
kn dlm tel eikut :
TABEL 13 DITRIBUI REPONDEN BERDAARKAN TATU GIZI BALITA DI DEA PAPRINGAN K
ECAMATAN TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2009
No ttus gizi lit 1 Gizi ik 2 Gizi kung 3 Gizi uuk Jumlh ume : Dt
 pime uln Juli 2009 F 58 26 1 85 % 68,23 30,58 1,17 100
Tel 13 menjelskn hw segin es lit esttus gizi ik yitu 58 
lit (68,23%) dn segin kecil lit esettus gizi uuk senyk 1 lit
(1.17%) c. Tulsi silng huungn pol suh ong tu dlm pemein mknn
lit dengn sttus gizi lit di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten
Bojonegoo. Disjikn dlm tel eikut :
TABEL 14 TABULAI ILANG HUBUNGAN POLA AUH ORANG TUA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BA
LITA DENGAN TATU GIZI BALITA DI DEA PAPRINGAN KECAMATAN TEMAYANG KABUPATEN BO
JONEGORO TAHUN 2009
Pol suh ong tu ttus gizi lit No. dlm pemein Bik Kung mknn 
lit n % n % 1. Bik 41 85,41 7 14,58 2. Cukup 13 54,16 11 45,83 3. Kung 4 30
,76 8 61,53 Jumlh 58 68,23 26 30,58 ume : Dt pime uln Juli 2009 Jumlh
% 0 0 7,69 1,18 n 48 24 13 85 % 100 100 100 100
Buuk n 0 0 1 1
45

46
Tel 14 menjelskn hw lit yng pol suh ong tu dlm pemein mkn
n lit ik memiliki sttus gizi ik senyk 41 lit (85,41%), lit yn
g pol suh ong tu dlm pemein mknn lit cukup memiliki sttus gizi
ik senyk 13 lit (54,16%) lit pol suh ong tu dlm pemein mk
nn lit kung memiliki sttus gizi kung senyk 8 lit (61,53%) dn mem
iliki sttus gizi uuk senyk 1 lit (7,69%). Bedskn hsil uji pem
ns Rho dengn teknik
komputeissi P vesi 14 (lmpin 15) ditemukn
: 0,000
( < 0,05), jdi H0 ditolk. Hl ini menunjukkn hw d huungn nt pol s
uh ong tu dlm pemein mknn lit dengn sttus gizi lit di Des P
pingn Kecmtn Temyng Kupten Bojonegoo thun 2009. edngkn nili koef
isien koelsi () dlh 0,443 yng menunjukkn dny keetn huungn yng s
ejj seh dn kekutn koelsi nt pol suh ong tu dlm pemein m
knn lit dengn sttus gizi lit di Des Ppingn Kecmtn Temyng K
upten Bojonegoo thun 2009 dlh gk endh.
46

47
B. Pemhsn
Pd pemhsn ini peneliti kn menjelskn mengeni huungn pol suh ong
tu dlm pemein mknn lit dengn sttus gizi lit.
1. Pol suh ong tu dlm pemein mknn lit
Bedskn hsil penelitin dikethui hw di Des Ppingn Kecmtn Temyn
g Kupten Bojonegoo segin es pol suh ong tu dlm pemein mkn
n lit ik yitu senyk 48 ong (56,74%). Pol suh gizi tu mknn dl
h kemmpun kelug untuk memeikn mknn kepd yi dn nk, khususny p
emein Ai usu Iu (AI) eksklusif dn pemein mknn pendmping AI. Peng
suhn nk dpt didefinisikn segi peilku yng dipktikkn oleh pengsuh
(iu, pk, nenek, pengsuh) dlm memeikn mknn, pemelihn kesehtn,
memeikn stimulsi set dukungn emosionl yng diutuhkn nk untuk tumuh
kemng jug temsuk di dlmny tentng ksih syng dn tnggung jw ong
tu (Anw HM, 2008). (http://www.depkes.go.id/ dikses 8 Juni 2009). Di hsi
l penelitin di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Bojonegoo segin
es pol suh ong tu dlm pemein mknn lit ik ken seluuh l
it disuh oleh iu kndungny sendii ken pengsuhn nk teutm pen iu
di dlm pemein mknn sngt penting sekli. Inteksi yng ik dn penuh
ksih syng nt iu dn nk sngt penting dlm upy pemein
47

48
mknn nk. Bnykny posi yng dpt dihiskn nk tegntung pd gim
n iu memei mkn pd nk sepeti gimn memujuk nk mkn, menciptk
n situsi yng nymn st mkn, epeilku yng mh tehdp nk st mk
n, menghindi petengkn sewktu mkn.
2. ttus gizi
Bedskn hsil penelitin di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Bojo
negoo menunjukn hw segin es lit esettus gizi ik yitu seny
k 58 lit. Tpi msih nyk lit yng mempunyi sttus gizi kung senyk
26 lit (30,58%) dn gizi uuk senyk 1 lit (1,17%). ttus gizi dlh
meupkn hsil khi keseimngn nt mknn yng msuk ke dlm tuuh (nu
tient input) dengn keutuhn tuuh (nutient out put) kn gizi teseut (up
is IDN, 2001). Pd usi seelum 6 uln sistem pencenn elum sip untuk m
eneim mknn selin AI keutuhn yi kn mknn sudh cukup tepenuhi den
gn AI nmun psc usi teseut i memelukn mknn tmhn yng dpt menu
njng tumuh kemngny. Pd usi ini jik hny diei AI sj keutuhn suh
n gizi yi msih elum tepenuhi sepenuhny. Dn jik memeikn mknn pend
mping tellu wl (seelum 6 uln) edmpk kung ik tehdp kesehtnny
(Akhmd ifudin A, 2008).
48

49
Di hsil penelitin di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Bojonegoo
msih nyk ditemukn lit dengn sttus gizi kung dn sttus gizi uuk k
en msih ditemukn iu yng kung mempehtikn fekuensi mkn, jenis mkn
n, jumlh mknn yng hus dieikn pd lit dn iu yng kung mengethu
i usi ep lit muli diei mknn tmhn sehingg supn gizi pd l
it kung.
3. Anlis huungn pol suh ong tu dlm pemein mknn lit dengn st
tus gizi lit
Bedskn hsil tulsi silng pol suh ong tu dlm pemein mknn 
lit dengn sttus gizi lit di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Bo
jonegoo dikethui hw lit yng pol suh ong tu dlm pemein mknn
lit ik memiliki sttus gizi ik senyk 41 lit (85,41 %) dn lit y
ng pol suh ong tu dlm pemein mknn lit kung memiliki sttus gi
zi kung senyk 8 (61,53%) dn sttus gizi uuk senyk 1 lit (7,69 %).
Hl ini sesui dengn penytn Menkes yitu slh stu fkto yng mempenguh
i sttus gizi lit dlh pol suh gizi/mknn yitu kemmpun kelug untu
k memeikn mknn kepd yi dn nk, khususny pemein Ai usu Iu (AI
) eksklusif dn pemein mknn pendmping AI. (http://www.depkes.go.id/ dik
ses 8 Juni 2009). Pengsuhn nk dpt didefinisikn segi peilku yng dip
ktekkn oleh pengsuh (iu, pk, nenek, pengsuh) dlm
49

50
memeikn mknn pemelihn kesehtn, memeikn stimulsi set dukungn e
mosionl yng diutuhkn nk untuk tumuh kemng jug temsuk di dlmny ten
tng ksih syng dn tnggung jw ong tu (Anw HM, 2008). Teoi di ts s
esui dengn hsil penelitin di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Boj
onegoo hw pol suh ong tu dlm pemein mknn lit ik memiliki s
ttus gizi lit dn pol suh ong tu dlm pemein mknn lit kung
memiliki sttus gizi lit kung dn sttus gizi lit uuk. Inteksi yng
ik dn penuh ksih syng nt iu dn nk jug sngt penting dlm upy
pemein mknn nk ken nykny posi yng dpt dihiskn nk tegnt
ung pd gimn iu memei mkn pd nk. eong iu yng mengeti tentn
g pentingny mknn untuk nkny kn memeikn efek yng ik tehdp sttu
s gizi nk. Iu yng kung mempehtikn fekuensi mkn, jenis mknn, juml
h mknn yng hus dieikn pd lit dn muli usi ep lit hus di
ei mknn tmhn kn mengkitkn supn gizi pd lit kung.
50

51
BAB V PENUTUP
Pd  ini memut kesimpuln hsil penelitin sec sistemtis yng ekitn
dengn upy menjw tujun penelitin set dikemukkn snsn yng ek
itn dengn hsil penelitin yng dilkukn.
A. Kesimpuln
Bedskn hsil penelitin, pemhsn set tujun penelitin mk dpt disi
mpulkn hw d huungn nt pol suh ong tu dlm pemein mknn 
lit dengn sttus gizi lit, kesimpuln dpt dijkn segi eikut : 1.
Kkteistik di 85 esponden iu yng mempunyi lit di Des Ppingn Kec
mtn Temyng Kupten Bojonegoo dlh segi eikut: . Pling nyk e
sponden lit eusi 26 32 uln dn 54 60 uln yitu senyk 16 lit (18,
82%) dn pling sedikit esponden lit eusi 40 45 uln yitu senyk 3 
lit (3,2%). . eluuh lit disuh oleh iu kndungny sendii yitu 85 lit
 (100%). c. egin es pengsuh lit (iu) tmt D yitu 42 ong (49,41
%) dn segin kecil pengsuh lit (iu) tmt MA yitu 14 ong (16,47%).
51

52
2. Hsil penelitin di Des Ppingn Kecmtn Temyng Kupten Bojonegoo d
lh segi eikut: . egin es pol suh ong tu dlm pemein mk
nn lit ik 48 (56,47%) dn segin kecil pol suh ong tu dlm pemei
n mknn lit kung yitu senyk 13 (15,39%). . egin es lit e
sttus gizi ik yitu 58 lit (68,23%), segin kecil lit esttus gizi
kung senyk 26 lit (30,58%) dn lit esttus gizi uuk senyk 1 
lit (1.17%). c. Bedskn uji sttistik pemns Rho dengn teknik komputei
ssi P vesi 14 menytkn d huungn nt pol suh ong tu dlm pem
ein mknn lit dengn sttus gizi lit.
B. n
1. Bgi Petugs Kesehtn Khususny idn des setempt esm teng kesehtn
yng lin dihpkn leih meningktkn pemein motivsi dengn meningktkn
pol Komuniksi Infomsi Eduksi (KIE) teutm dlm idng pngn dn gizi m
sykt khususny lit dn leih meningktkn intevensi lngsung kepd ss
n mellui Pemein Mknn Tmhn (PMT) distiusi kpsul vitmin A dosis t
inggi, tlet dn siup esi set minyk eyodium.
52

53
2. Bgi Responden n untuk esponden (msykt) g memnftkn sn ke
sehtn yng tesedi dengn seik ikny ken disn kesehtn yng tese
di tidk hny tempt untuk mendptkn pengotn yng esift fisik sj nm
un di situ jug meupkn sn untuk mendptkn pendidikn non foml untuk me
nmh pengethun esponden di idng kesehtn khsusuny mengeni mslh gizi
pd lit set
penngnnny.
53

54
DAFTAR PUTAKA
Akhmd, yifudin Ali. 2008. Buku Pint Iu Ketif AI, usu Fomul dn Mkn
n Byi. Jogjkt : Khznh Ilmu Ilmu Tepn Almtsie. 2005. Pinsip Ds I
lmu Gizi. Jkt : PT. Gmedi Pustk Utm. Anw HM. 2008. Penn Gizi dn
Pol Asuh Dlm Meningktkn Kulits Tumuh Kemng Ank. http://www.whndi.ne
t dikses 8 juni 2009 Budito. 2001. Biosttistik Untuk Kedokten Dn Keseht
n Msykt. Jkt : Widy Medik Deddy Muchtdi. 1994. Gizi Untuk Byi. Pus
tk in Hpn. Jkt. Deptemen Kesehtn RI. 2000. Mknn Pendmping A
i usu Iu (MP AI). Jkt : Depkes RI. Deptemen Kesehtn RI. 2002. Pog
m Gizi Mko. Depkes RI. Deptemen Kesehtn RI. 2002. Pndun Mkn Untuk Hidu
p eht. Jkt : Depkes RI. Deptemen Kesehtn RI. 2005. Pol Pemein AI
Dn Mknn. Depkes RI. http://www.ide.net. Dikses 8 juni 2009. Deptemen Ke
sehtn RI. 2007. Mslh http://www.depkes.go.id. Dikses 8 juni 2009 Gizi Msy
kt.
FKM UI. 2007. Gizi Kesehtn Msykt. Jkt : PT. Rj Gfindo Pesd Hid
yt, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitin Kepewtn Dn Teknis Anlitik Dt.
Jkt : lem Medik http://www.nfishuellimultiply.com dikses 5 juni
2009 http://www.pen deni.logspot.com dikses 5 juni 2009 Juwono, Lilin. 2003.
Pemein Mknn Tmhn, Jkt : EGC. Moehji, jhmien. 2003. Ilmu Gizi 2
Pengnn Gizi Buuk. PT. Bht Nig Medi. Jkt. Nototmodjo, . 2005. M
etodologi Penelitin Kesehtn. Jkt : Rinek Cipt
54

55
Nuslm. 2003. Konsep Dn Penepn Metodologi Penelitin Dn Ilmu Kepewtn.
Jkt : lem Ngstiyh. 2005. Kepewtn Ank kit. Jkt : EGC. Pth
, En Fnn. 2004.. Gizi dlm Kesehtn Repoduksi. Jkt : EGC. Pudjidi,
holikin. 2001. Ilmu Gizi Klinis pd Ank. Jkt : FKUI. edioetm, Ahmd D
jeni. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mhsisw dn pofesi. Jkt : Din Rkyt.. uet
jiningsih. 2004. Tumuh Kemng Ank. Jkt : EGC. upis, I Dew Nyomn. 2
001. Penilin ttus Gizi. Jkt.: EGC. uptini, Yupi (2004). Buku Aj Kon
sep Ds Kepewtn Ank. Jkt : EGC. Wijono, Djoko (2006) Indikto, tti
stik Vitl Kependudukn dn Kesehtn. uy : CV Dut Pim Ailngg.
55

56
LEMBAR KUEIONER HUBUNGAN POLA AUH ORANG TUA DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN B
ALITA DENGAN TATU GIZI BALITA
Tnggl diisi : .
No. Responden : .
A. DATA UMUM
Petunjuk pengisin : Isilh iodt diwh ini dengn juju sesui dengn ked
n seenny ! Apil kung jels tnykn pd peneliti.

Biodt Responden :
1. Nm ong tu/pengsuh (inisil) : 2. Huungn dengn lit 3. Pendidikn te
Jenis kelmin (L/P) 5. Nm lit (inisil) 6. Tnggl lhi lit 7. Jenis k
elmin lit (L/P) : : : : : :
56

57
B. DATA KHUU
Petunjuk pengisin : Jwlh petnyn dengn juju sesui dengn kedn see
nny ! Beilh tnd silng (X) pd jwn yng dinggp pling en ! Bc
kemli setelh nd menjw semu petnyn g tidk d petnyn yng t
elewtkn ! 1. Mknn p yng hus dieikn pd yi eusi 0 6 uln ? 
. . c. AI AI dn uu hlus AI dn uu ks

koe
2. Mknn p yng hus dieikn pd yi eusi 6 9 uln ? . . c. AI A
I dn uu hlus AI dn uu ks
3. Mknn p yng hus dieikn pd yi eusi 6 12 uln ? . . c. AI
AI dn uu hlus AI dn uu ks
4. Mknn p yng hus dieikn pd yi eusi 12 24 uln ? . . c. AI
dn uu hlus AI dn uu ks AI dn nsi lemik
5. Usi ep nk muli diei mknn tmhn (mknn selin AI ) ? . .
c. < 6 uln 6 uln > 6 uln
57

58
6. Bep kli nd memeikn mknn tmhn pd nk nd dlm sehi ? .
. c. < 3 kli / hi 3 kli / hi > 3 kli / hi
7. Ap yng nd lkukn jik nk nd mes osn dengn menu yng nd eik
n ? . . c. Memks nk untuk tetp memknny. Memikn nk untuk tidk me
mknny. Memeikn visi pd mknn
8. Bil nk sedng mkn p yng is lkukn ? . . c. Menyuuh nk untuk
cept menghiskn mknnny Mengjk ic st mkn Tidk memut nk te
uu uu

ko
9. Bisny p tindkn nd il nk ehenti mkn ? . . Tunggu seent d
n twkn lgi Memikn dn meningglknny g nk mndii
c. Memhi nk 10. Apil nk tidk mu mkn isny p yng nd lkukn
? . . c. Memks dn memhiny g cept mkn Memolehkn nk memilih me
nu mknn yng diinginknny Memikn sj
11. Ap yng nd lkukn jik nd is sedng siuk dn nk nd mint mkn
tu menngis ken lp ? . . c. Menyelesikn pekejn kemudin u mem
eikn mkn Memikn dn tidk menghiukn Memeikn mkn dengn sege
58

59
12. Apkh nd memei mkn pd nk nd pd st nk nd mengntuk ? .
. c. Tidk penh Kdng kdng eing
13. Apkh nd mh jik nk nd msih elum mu mkn ? . . c. Tidk pen
h Kdng kdng eing
14. Apkh nd memuji jik nk nd mu mkn dengn lhp ? . . c. Tidk pe
nh memuji ellu memuji Kdng kdng
15. Apkh nd sellu memntu nykny mknn yng dihiskn oleh nk nd
? . . c. Tidk penh memntu Kdng kdng ellu memntu
16. Apkh nd memiskn wktu mkn yng tetu pd nk nd ? . . c. T
idk penh Kdng kdng ellu
17. Apkh nd memujuk nk nd jik nk nd tidk mu mkn ? . . c. Tid
k penh Kdng kdng ellu
59

60
18. Bep kli nd memei AI pd nk nd dlm sehi ? . . c. 3 kli s
ehi 2 kli sehi ewktu wktu jik nk menginginknny
19. Bisny pkh nd mempehtikn c mkn nk ? . . c. ellu mempeh
tikn dn menemniny Kdng kdng Tidk penh tu cuh tk cuh
20. Kpn sj nd memeikn mknn pd nk nd ? . . c. Pgi dn mlm
Pgi, sing dn mlm ewktu wktu jik nk nd menginginkn
60

61
Ktegoi sttus Gizi Bedskn Indeks Bet Bdn Menuut Umu (BB/U) Ank Lk
i lki Umu 0 60 Buln Umu (Buln)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
30

ttus Gizi Buuk 1,9 2,5 3,0 3,5 3,9 4,3 4,6 4,9 5,2 5,4 5,6 5,8 6,0 6,1 6,3
7,1 7,2 7,3 7,5 7,6 7,7 7,8 7,9 8,0 8,1 Kung
2,0 2,5 2,6 3,3 3,1 4,1 3,6 4,7 4,0 5,3 4,4 5,7 4,7 6,1 5,0 6,5 5,3 6,9 5,5 7,3
5,7 7,5 5,9 7,8 6,1 8,1 6,2 8,2 6,4 8,5 6,5 8,5 6,7 8,8 6,8 8,9 6,9 91 7,0 9,3 7
,1 9,3 7,2 9,5 7,3 9,7 7,4 9,8 7,6 10,0 7,7 10,1 7,8 10,3 7,9 10,4 8,0 10,5 8,1
10,7 8,2 10,9
Bik
2,6 4,0 3,4 5,2 4,2 6,2 4,8 7,2 5,4 8,0 5,8 8,8 6,2 9,4 6,6 10,0 7,0 10,6 7,4 11
,0 7,6 11,4 7,9 11,9 8,2 12,2 8,3 12,5 8,6 13,8 8,7 13,1 8,9 13,3 9,0 13,6 9,2 1
3,8 9,4 14,0 9,4 14,2 9,6 14,4 9,8 14,5 9,9 14,9 10,1 15,1 10,2 15,4 10,4 15,6 1
0,5 15,7 10,6 16,0 10,8 16,2 11,0 16,4

Leih 4,1 5,3 6,3 7,3 8,1 8,9 9,5 10,1 10,7 11,1 11,5 12,0 12,3 12,6 12,9 13,
,1 14,2 14,5 14,7 15,0 15,2 15,5 15,8 16,1 16,3 16,5
Ketengn : Gizi Buuk <60% Medin BB/U Bku WHO NCH, 1983 Gizi Kung 60 79,9
% Medin BB/U Bku WHO NCH, 1983 Gizi Bik 80 120% Medin BB/U Bku WHO NCH, 1
983 Gizi leih >120% Medin BB/U Bku WHO/U Bku WHO NCH, 1983
61

62
Ktegoi sttus Gizi Bedskn Indeks Bet Bdn Menuut Umu (BB/U) Ank Pe
empun Umu 0 60 Buln Umu (Buln)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
30

ttus Gizi Buuk 1,8 2,3 2,7 3,1 3,5 3,9 4,2 4,5 4,8 5,1
6,8 6,9 7,0 7,2 7,3 7,3 7,3 7,5 7,6 7,6 Kung
1,9 2,5 2,4 3,1 2,8 3,7 3,2 4,2 3,6 4,7 4,0 5,3 4,3 5,7 4,6 6,1 4,9
5,3 7,0 5,5 7,3 5,7 7,5 5,9 7,7 6,0 7,9 6,1 8,1 6,2 8,2 6,4 8,4 6,5
6,7 8,9 6,8 9,0 6,9 9,1 7,0 9,3 7,1 9,4 7,3 9,6 7,4 9,7 7,4 9,8 7,6
1 7,7 10,2

5,2 5,4 5,8 5,9 6,0


6,5 5,2 6,8
8,5 6,6 8,7
10,0 7,7 10,

Bik
2,6 3,8 3,2 4,8 3,8 5,6 4,3 6,5 4,8 7,2 5,4 8,0 5,8 8,6 6,2 9,2 6,6 9,8 6,9 10,3
7,1 10,7 7,4 11,0 7,6 11,4 7,8 11,8 8,0 12,0 8,2 12,2 8,3 12,5 8,5 12,7 8,6 13,
0 8,8 13,2 9,0 13,4 9,1 13,7 9,2 13,8 9,4 14,0 9,5 14,3 9,7 14,5 9,8 14,8 9,9 14
,9 10,1 15,1 10,2 15,4 10,3 15,5
Leih 3,9 4,9 5,7 6,6 7,3 8,1 8,7 9,3 9,9 10,4 10,8 11,1 11,5 11,9 12,1 12,3
13,8 13,9 14,1 14,4 14,5 14,9 15,0 15,1 15,4 15,5
Ketengn : Gizi Buuk <60% Medin BB/U Bku WHO NCH, 1983 Gizi Kung 60 79,9
% Medin BB/U Bku WHO NCH, 1983 Gizi Bik 80 120% Medin BB/U Bku WHO NCH, 1
983 Gizi leih >120% Medin BB/U Bku WHO/U Bku WHO NCH, 1983
62

63
LEMBAR OBERVAI
No
Nm
Jenis Kelmin
BB
Umu
Ktegoi ttus Gizi
63

64
KUNCI JAWABAN KUEIONER HUBUNGAN POLA AUH ORANG TUA DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAM
BAHAN BALITA DENGAN TATU GIZI BALITA
1. A 2. C 3. C 4. B 5. B 6. B 7. C 8. C 9. A 10. B
11. C 12. A 13. A 14. B 15. C 16. C 17. C 18. C 19. A 20. B
64

Anda mungkin juga menyukai