Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI BAHAN

BETON

Beton

Agrega
t
Seme
n

Bahan Bangunan Laut:


1. Logam : baja dan non baja
2. Non Logam : beton dan kayu

Bentuk paling umum dari beton adalah


beton semen Portland, yang terdiri dari
agregat mineral (biasanya kerikil dan
pasir), semen dan air)
Sesungguhnya, beton tidak menjadi padat karena air
menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem
komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk
material seperti-batu.
Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan,
struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan
penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk
pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok
blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.

Adukan
campuran antara agregat halus dan
semen portland atau jenis semen
hidraulik yang lain dan air
Agregat
material granular, misalnya pasir,
kerikil, batu pecah, dan kerak tungku
pijar, yang dipakai bersama-sama
dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton atau adukan
semen hidraulik

agregat halus
pasir alam sebagai hasil
disintegrasi 'alami' batuan atau
pasir yang dihasilkan oleh
industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir
terbesar 5,0 mm

agregat kasar
kerikil sebagai hasil
disintegrasi 'alami' dari
batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh
dari industri pemecah batu
dan mempunyai ukuran
butir antara 5 mm sampai
40 mm

agregat ringan
agregat yang dalam
keadaan kering dan
gembur mempunyai berat
isi sebesar 1.100 kg/m3
atau kurang

bahan tambahan
suatu bahan berupa bubukan atau
cairan, yang ditambahkan ke dalam
campuran beton selama pengadukan
dalam jumlah tertentu untuk merubah
beberapa sifatnya

beton pracetak
elemen atau komponen
beton tanpa atau dengan
tulangan yang dicetak
terlebih dahulu sebelum
dirakit menjadi bangunan

Jenis-jenis beton
beton bertulang
beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai
minimum, yang disyaratkan dengan atau
tanpa prategang, dan direncanakan
berdasarkan asumsi bahwa kedua material
bekerja bersama-sama dalam menahan gaya
yang bekerja
beton-normal
beton yang mempunyai berat satuan 2
200 kg/m3 sampai 2 500 kg/m3 dan
dibuat menggunakan agregat alam yang
dipecah atau tanpa dipecah

beton polos
beton tanpa
tulangan atau
mempunyai
tulangan tetapi
kurang dari
ketentuan
minimum
beton prategang
beton bertulang yang
telah diberikan
tegangan tekan dalam
untuk mengurangi
tegangan tarik potensial
dalam beton akibat
beban kerja

kuat nominal
kekuatan suatu komponen struktur atau
penampang yang dihitung berdasarkan
ketentuan dan asumsi metode perencanaan
sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi
kekuatan yang sesuai

kuat perlu
kekuatan suatu komponen struktur
atau penampang yang diperlukan
untuk menahan beban terfaktor atau
momen dan gaya dalam yang
berkaitan dengan beban tersebut
dalam suatu kombinasi

kuat rencana
kuat nominal dikalikan
kuat tarik belah fct
dengan suatu faktor reduksi
kuat tarik beton yang
kekuatan
ditentukan berdasarkan kuat
tekan-belah silinder beton yang
ditekan pada sisi panjangnya

Kekuatan Beton

kuat tarik leleh


kuat tarik leleh
minimum yang
disyaratkan atau
titik leleh dari
tulangan dalam MPa

kuat tekan beton yang disyaratkan ( fc)


kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji
berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai
dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam satuan MPa. Bila nilai
fc di dalam tanda akar, maka hanya nilai numerik dalam tanda akar saja
yang dipakai, dan hasilnya tetap mempunyai satuan MPa

Syarat dan Ketentuan Campuran Beton


Pengujian bahan
1) Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan
pengujian pada setiap bahan yang digunakan pada pelaksanaan
konstruksi beton untuk menentukan apakah bahan tersebut
mempunyai mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.
2) Pengujian bahan dan pengujian beton harus dibuat sesuai
dengan tata cara-tata cara pengujian bahan
3) Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus
tersedia untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung dan
pada masa 2 tahun setelah selesainya pembangunan.
Semen
Semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
(1) SNI 15-2049-1994, Semen portland.
(2) Spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595 ), kecuali
tipe S dan SA yang tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat
utama struktur beton.
(3) "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif" (ASTM C 845).
Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai
dengan semen yang digunakan pada perancangan proporsi
campuran

Syarat dan Ketentuan Campuran Beton

Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan
berikut:
(1) Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33).
(2) SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton
struktur.

Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:


(1) 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun
(2) 1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun
(3) 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawatkawat, bundel tulangan, atau tendon-tendon prategang atau
selongsong-selongsong
Catatan:
Tendon adalah elemen baja misalnya kawat baja,
kabel batang, kawat untai atau suatu bundel dari
elemen tersebut, yang digunakan untuk memberi gaya
prategang pada beton

Syarat dan Ketentuan Campuran Beton


Air
1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.
3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali ketentuan berikut terpenuhi:
(a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
(b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,
terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan
Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan
spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm) (ASTM C 109 ).

Syarat dan Ketentuan Campuran Beton

Bahan tambahan
1) Bahan tambahan yang digunakan pada beton harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari pengawas lapangan.
2) Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang digunakan harus
mampu secara konsisten menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama
dengan yang dihasilkan oleh produk yang digunakan dalam menentukan
proporsi campuran beton.
3) Kalsium klorida atau bahan tambahan yang mengandung klorida tidak
boleh digunakan pada beton prategang, pada beton dengan aluminium
tertanam, atau pada beton yang dicor dengan menggunakan bekisting
baja galvanis.
4) Bahan tambahan pembentuk gelembung udara harus memenuhi SNI
03-2496-1991,Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk
beton.

Syarat dan Ketentuan Campuran Beton


5) Bahan tambahan pengurang air, penghambat reaksi hidrasi beton,
pemercepat reaksi hidrasi beton, gabungan pengurang air dan penghambat
reaksi hidrasi beton dan gabungan pengurang air dan pemercepat reaksi hidrasi
beton harus memenuhi Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton
(ASTM C 494) atau Spesifikasi untuk bahan tambahan kimiawi untuk
menghasilkan beton dengan kelecakan yang tinggi " (ASTM C 1017).
6) Abu terbang atau bahan pozzolan lainnya yang digunakan sebagai bahan
tambahan harus memenuhi Spesifikasi untuk abu terbang dan pozzolan alami
murni atau terkalsinasi untuk digunakan sebagai bahan tambahan mineral
pada beton semen portland (ASTM C 618).
7) Kerak tungku pijar yang diperhalus yang digunakan sebagai bahan tambahan
harus memenuhi Spesifikasi untuk kerak tungku pijar yang diperhalus untuk
digunakan pada beton dan mortar(ASTM C 989).
8) Bahan tambahan yang digunakan pada beton yang mengandung semen
ekpansif
(ASTM C 845) harus cocok dengan semen yang digunakan tersebut dan
menghasilkan pengaruh yang tidak merugikan.
9) Silica fume yang digunakan sebagai bahan tambahan harus sesuai dengan
Spesifikasi untuk silica fume untuk digunakan pada beton dan mortar semenhidrolis (ASTM C 1240).

Syarat dan Ketentuan Campuran Beton


Penyimpanan bahan-bahan
1) Bahan semen dan agregat harus disimpan sedemikian
rupa untuk mencegah
kerusakan, atau intrusi bahan yang mengganggu.
2) Setiap bahan yang telah terganggu atau
terkontaminasi tidak boleh digunakan untuk
pembuatan beton.
Persyaratan keawetan beton
a.Rasio air - semen
Rasio air-semen yang disyaratkan pada Tabel 1 dan Tabel 2
harus dihitung menggunakan berat semen, sesuai dengan
ASTM C 150, ASTM C 595 M, atau ASTM C 845, ditambah
dengan berat abu terbang dan bahan pozzolan lainnya sesuai
dengan ASTM C 618, kerak sesuai dengan ASTM C 989, dan
silica fume sesuai dengan ASTM C 1240, bilamana digunakan.
Pengaruh lingkungan
Beton yang akan mengalami pengaruh lingkungan seperti yang
diberikan pada Tabel 1 harus memenuhi rasio air-semen dan
persyaratan kuat tekan karakteristik beton yang ditetapkan pada
tabel tersebut.

Tabel 1 Persyaratan untuk pengaruh lingkungan khusus

Pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat


1) Beton yang dipengaruhi oleh lingkungan yang mengandung sulfat yang terdapat
dalam larutan atau tanah harus memenuhi persyaratan pada Tabel 2, atau harus
terbuat dari semen tahan sulfat dan mempunyai rasio air-semen maksimum dan kuat
tekan minimum sesuai dengan Tabel 2.
2) Kalsium klorida sebagai bahan tambahan tidak boleh digunakan pada beton yang
dipengaruhi oleh lingkungan sulfat yang bersifat berat hingga sangat berat, seperti
yang ditetapkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Persyaratan untuk beton yang dipengaruhi oleh lingkungan


yang mengandung sulfat

Perlindungan tulangan terhadap korosi


1) Untuk perlindungan tulangan di dalam beton terhadap korosi, konsentrasi ion klorida
maksimum yang dapat larut dalam air pada beton keras umur 28 hingga 42 hari tidak boleh
melebihi batasan yang diberikan pada Tabel 3. Bila dilakukan pengujian untuk menentukan
kandungan ion klorida yang dapat larut dalam air, prosedur uji harus sesuai dengan ASTM C
1218.

Tabel 3 Kandungan ion klorida maksimum untuk perlindungan baja


tulangan terhadap korosi

2) Persyaratan nilai rasio air-semen dan kuat tekan beton pada Tabel 1, dan persyaratan
tebal selimut beton pada 9.7 harus dipenuhi apabila beton bertulang akan berada pada
lingkungan yang mengandung klorida yang berasal dari air garam, air laut, atau cipratan dari
sumber garam tersebut. Lihat ketentuan 20.16 untuk tendon kabel prategang tanpa lekatan.

Anda mungkin juga menyukai