BB-21306/ 3 SKS
Semester; Pebruari-Juli 2014
Pengampu Tim Dosen
KULIAH Ke 1
Deskripsi standar kompetensi:
Mengenalkan sistem manajemen dalam proses pembangunan
baik dalam tahap prelimenary, pengembangan desain,
administrasi pembanguan, maupun pelaksanaan teknik
konstruksi,dan melatih pembuatan Rencana Anggaran Biaya
(RAB), proyek yang mengacu pada Rencana Kerja dan Syaratsyarat
Prodi Arsitektur
Pembelajaran dan uji kompetensi
TIME SCHEDULE MANAJEMEN PROYEK Semt ; Pebruari 2014- juli 2014
Kegiatan
Perkuliahan
1. Masa
pembelajaran &
uji kompetensi
Pebruari
12 19
26
Maret
5 12 19
26
4.Materi
Unsur
Pembangunan
Pelelangan
Evaluasi Penawara
5. Uji Kompetensi
KD 2
6. Materi
Kontrak Kontruksi
Rencana Anggaran
Mei
7 14 21
28
12
Juni
4 11 18
25
Juli
2 9 16 23
30
24
2.Materi
Manajemen
Rekayasa
Manajemen Proyek
konstruksi
Organisasi Proyek
3.Uji Kompetensi .
KD 1
April
2 9 16 23
30
19
9
16
23
21
MK MANAJEMEN PROYEK/KONTRUKSI
PROSES PEMBANGUNAN
PROYEK
PENJELASAN
UMUM/ Ilustrasi
. TUGAS
PENGGUNA ANGGARAN
1. KONSULTAN PERENCANA
Pemilik proyek
MK
GAGASAN/IDEA
(Prelimenary)
Studi Kelayakan
(Feasibility Study)
PENGEMBANGAN
DESAIN /arsitek
PERENCANAAN
(PLANNING/DED
Proyek
2.PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
Gb Kerja
RKS
RAB
Pemilik
proyek/PPK
DANA/BIAYA (DIP )
APBN.APBD.Bank
Dunia
PENYERAHAN
PROYEK 100%
(ke1 & ke 2)
OLEK KONTRAKTOR
IRJEN
BPKP
BAWASDA
3.PELAKSANAAN PROYEK
(ACTUATING)
KONTRAKTOR
. PANITIA LELANG
DOKUMEN TENDER
Man (SDM)
Money
Tool
Method
Schedule
Evaluasi
Harian
Bobotmingguan
Bulan
PENGAWASAN
( CONTROLING)
KPK
PELELANGAN
PROYEK
(Aanwijzing)
Gambar Kerja
RKS
(Administrasi&Teknis
RAB (BQ,harga upah
tukang &,bahan
Analisa
Jasa & Ppn
4 .KONSULTAN PENGAWAS
Arsitek,Konstruktor/sipil &ME
Tim TeknisProyek,
DPU
LSM
ADMINISTRASI
PEMBANGUNAN
Sekian
Terima kasih
MANAJEMEN PR0YEK/KONSTRUKSI
BB-21306/ 3 SKS
Semester; Pebruari-Juli 2014
Pengampu Tim Dosen
KULIAH ke 2
PROYEK KONSTRUKSI
Proyek konstruksi mempunyai tiga
karakteristik yang dapat dipandang secara
tiga dimensi.
Tiga karakteristik tersebut adalah :
1. Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak
pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama
persis (tidak ada proyek identik, yang ada
adalah proyek sejenis), proyek bersifat
sementara, dan selalu terlibat group pekerja
yang berbeda-beda.
Setiap fungsi merupakan tahap yang harus dipenuhi, jadi tidak mungkin
salah satu dari fungsi tersebut ditinggalkan. Pengelolaan proyek akan
berhasil baik jika semua fungsi manajemen dijalankan secara efektif. Hal ini
dicapai dengan cara menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dan
menyediakan kondisi yang tepat sehingga memungkinkan orang-orang
melaksanakan tugasnya masing-masing.
2.Perencanaan (Planning)
Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan
proses perencanaan. Agar proses ini berjalan
dengan baik, maka harus ditentukan dahulu
sasaran utamanya. Perencanaan sebaiknya
mencakup penentuan berbagai cara yang
memungkinkan. Setelah itu, baru menentukan
salah satu cara yang tepat dengan
mempertimbangkan semua kendala yang mungkin
timbul.
3.Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan dan
pengelompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja
yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Tahap ini
menjadi sangat penting karena jika terjadi ketidaktepatan
pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa berakibat
langsung terhadap tujuan proyek.
Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan dengan
cara menyusun jenis kegiatan dari yang terbesar hingga
yang terkecil Penyusunan ini disebut dengan Work
Breakdown Structure (WBS). Kemudian dilanjutkan dengan
menetapkan pihak yang nantinya bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Proses ini
disebut Organization Breakdown Structure (OBS).
5.Pengarahan (Directing)
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya. Jika
tahap penempatan staf telah dilakukan denga tepat, maka tim harus diberi
tanda-tanda atau penjelasan tentang lingkup pekerjaan serta kapan
pekerjaan itu harus dimulai dan harus diselesaikan. Ibarat mesin mobil,
seluruh rangkaian telah tersusun sesuai dengan tempatnya, namun
kerja dari mesin tersebut tetap tergantung dari sopir, kapan ia
menginjak kopling, memindah gigi persneling, menginjak gas, menginjak
rem, dan seterusnya. Dalam organisasi proyek, kepala proyek dapat
diibaratkan sebagai sopir. Tugas utama kepala proyek adalah memberikan
perintah kepada stafnya untuk melakukan kegiatan tertentu yang dapat
dilakukan dalam waktu berurutan atau bersamaan.
Tahap pengarahan dapat didefinisikan sebagai kegiatan
mobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki agar dapat bergerak secara
satu kesatuan sesuai rencana yang telah dibuat, termasuk didalamnya
melakukan motivasi dan koordinasi terhadap seluruh stafnya.
6.Pengawasan (Supervising)
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung
antara individu-individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja
dalam tujuan organisasi. Proses ini berlangsung secara kontinu dari
waktu ke waktu guna mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
Dalam kenyataannya, kegiatan ini dilakukan oleh pihak
pelaksana konstruksi dan pihak pemilik proyek. Pengawasan
yang dilakukan oleh pelaksana konstruksi bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek
sedangkan pengawasan oleh pemilik proyek bertujuan untuk
memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya sesuai
dengan apa yang dikehendaki. Parameter hasil pelaksanaan
kegiatan dituangkan dalam spesifikasi.
7.Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah
dicapai, evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan.
Proses ini dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada kegiatan
perencanaan, karena esensi pengendalian adalah
membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa
yang telah terjadi. Variasi dari kedua kegiatan ini
mencerminkan potret diri dari proyek tersebut.
8. Koordinasi (coordinating)
Pemantauan prestasi kegiatan pengendalian akan digunakan sebagai
bahan untuk melakukan langkah perbaikan, baik proyek dalam keadaan
terlambat atau lebih cepat. Semua permasalahan dalam proyek harus
diselesaikan bersama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
sehingga diperlukan agenda acara yang mempertemukan semua unsure.
kegiatan ini dinamakan langkah koordinasi.
Koordinasi dilakukan pada waktu tertentu, umumnya satu minggu sekali.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan lebih sering (tergantung
dari urgensinya). Koordinasi dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
Koordinasi internal dilakukan untuk mengevaluasi diri terhadap kinerja yang telah
dilakukan, terutama kinerja staf dalam organisasi itu sendiri, sedangkan
koordinasi eksternal adalah proses evaluasi kinerja pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi (kontraktor, konsultan, dan pemilik proyek).
koordinasi eksternal umumnya digunakan untuk menyelesaikan masalahmasalah yang timbul selama proses konstruksi terjadi, hal ini menjadi sangat
penting karena kelancaran pelaksanaan kegiatan sangat tergantung dari pemilik
proyek terutama dalam pengambilan keputusan yang sifatnya mendesak.
SEKIAN TERIMAKASH