Anda di halaman 1dari 37

Isu etik sering sudah nampak jelas pada

kasus (insight), karena adanya satu KDB


yang dominan mewarnai kasus tsb.
Contoh kasus sederhana : perlunya informed
consent, jelas isu etiknya adalah keberlakuan
KDB otonomi.
KDB ini yang akan membingkai kasus di atas.
Kemutlakan pemberlakuan 1 KDB atas 1
kasus konkrit dikenal dengan ketegaran
moral (moral stringency)

YL-BLOK 1- 2010

Asas Prima Facie


Merupakan pemilihan 1 KDB terabsah
sesuai konteks (data) yang ada pada
kasus.
Dalam penanganan pasien di klinik,
setelah indikasi medik, pengelolaan juga
ditentukan oleh seni berbasis KDB.
Asas prima facie mengisyaratkan KDB
yang lama akan ditinggalkan, diganti
dengan KDB baru yang lebih absah.
YL-BLOK 1- 2010

YL-BLOK 1- 2010

beneficence
ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang
wajar dan berlaku pada banyak pasien lainnya,
sehingga dokter akan melakukan yang terbaik
untuk kepentingan pasien
dokter telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan
yang akan dialami pasiennya akan lebih banyak
dibandingkan dengan kerugiannya.
prinsip prima facienya adalah sesuatu yang
berubah menjadi atau dalam keadaan yang
umum
YL-BLOK 1- 2010

non maleficence
Dalam konteks, prinsip prima-facienya
adalah ketika pasien (berubah menjadi
atau dalam keadaan) gawat darurat
dimana diperlukan suatu intervensi medik
dalam rangka penyelamatan nyawanya.
Atau konteks ketika menghadapi pasien
yang rentan, mudah dimarjinalisasikan
dan berasal dari kelompok anak-anak
atau orang uzur ataupun juga kelompok
perempuan (dalam konteks isu jender).
YL-BLOK 1- 2010

autonomy
Dalam konteks autonomy, prima
facie disini muncul (berubah menjadi
atau dalam keadaan) pada sosok
pasien yang berpendidikan, pencari
nafkah, dewasa dan berkepribadian
matang.

YL-BLOK 1- 2010

justice
Prima facienya pada (berubah menjadi
atau dalam keadaan) konteks membahas
hak orang lain selain diri pasien itu sendiri.
Hak orang lain ini khususnya mereka yang
sama atau setara dalam mengalami
gangguan kesehatan di luar diri pasien,
serta membahas hak-hak sosial
masyarakat atau komunitas sekitar pasien.

YL-BLOK 1- 2010

kesimpulan
Kaidah Dasar Bioetika (Principle-based
ethics) merupakan metode tangguh
memunculkan isu etik pasien, sebagai
pendamping isu medik dalam penanganan
klinik.
Hal ini akan memberi dampak cara berpikir
kritis rasional dalam melakukan analisis
pembenaran moral sekaligus ketegaran
moral.
YL-BLOK 1- 2010

Ada 4 KDB yang masing-masing saling


berebut untuk tampil sebagai acuan
dasar isu etik melalui prinsip prima
facienya masing-masing sesuai
dengan ciri-ciri konteks berubah
menjadi atau dalam keadaan
pasien.
Prinsip prima facie praktis, menjadi
model berpikir kritis yang dapat
diterapkan pada analisis etik pelbagai
kasus konkrit lainnya, (sebagai subyek
penelitian, pasien berdilema etik
dalam perawatan yang memerlukan
pemecahan etis ataupun penelusuran
pelanggaran etik profesi )
YL-BLOK 1- 2010

REKAM MEDIK & SISTEM


PELAPORAN RUMAH SAKIT

APAKAH REKAM MEDIK?


CATATAN KONFIDENSIAL
DISIMPAN OLEH DOKTER, RS DAN PUSAT
PELAYANAN KESEHATAN LAIN (ISI MILIK
PASIEN, DOKUMEN MILIK SIAPA?)
MERANGKUM KONTAK PASIEN DENGAN
PELAYANAN: DATA PASIEN, PEMERIKSAAN,
PENGOBATAN DAN TINDAKAN YANG
DIBERIKAN, KORESPONDENSI DEMI
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
BIASANYA DALAM BENTUK KARTU

SEJARAH
CORAT-CORET DOKTER PRIBADI, UNTUK
MEMUDAHKAN MENGINGAT
AWAL ABAD 20, PENDEKATAN ILMIAH DALAM
PRAKTEK DAN PENDIDIKAN KEDOKTERAN: SETIAP
PASIEN MEMILIKI REKAM MEDIK
ABSTRAKSI REKAM MEDIK UNTUK PELAPORAN
KESEHATAN MASYARAKAT(STATISTIKA RUMAH
SAKIT)
STRUKTUR INTERNAL REKAM MEDIK BERORIENTASI
MASALAH (LAWRENCE WEED, 1969):
MENINGKATKAN PATIENT CARE
KOMPUTERISASI
WEB-BASED (REKAM MEDIK VIRTUAL)

MANFAAT REKAM MEDIK


KOMUNIKASI MENGENAI APA YANG
DIRENCANAKAN ATAU TELAH DILAKUKAN
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
INFORMASI UNTUK PENGENDALIAN
PENYAKIT DI MASYARAKAT
PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN
PELAYANAN KESEHATAN
SEBAGAI DOKUMEN HUKUM
SEBAGAI BAHAN PENELITIAN DAN
PENDIDIKAN

PENGISIAN REKAM MEDIK


DATA RELEVAN (ADMINISTRATIVELY AND
CLINICALLY RELEVANT) YANG DIREKAM
PADA WAKTU PELAYANAN DIBERIKAN
SEBAIKNYA CUKUP SEKALI DAN TIDAK
DUPLIKASI
INFORMASI DARI DATA YANG DIREKAM
DAPAT DIMANFAATKAN OLEH MEREKA
YANG BERWENANG MEMANFAATKANNYA,
DI RS YANG SAMA ATAU TEMPAT LAIN

KRITERIA REKAM MEDIK


DAPAT DIBACA DENGAN JELAS
STRUKTUR SAMA ANTARA SATU REKAM
MEDIK DENGAN REKAM MEDIK YANG LAIN
ITEM DATA YANG DICATAT BERSIFAT
VITAL, ESENSIAL DAN SEDIKIT MUNGKIN
YANG NON ESENSIAL
MUTU DATA DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN

ELEMEN DATA REKAM MEDIK


INFORMASI PASIEN: nomor ID, nama, jenis
kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat
INFORMASI KUNJUNGAN: unit atau instalasi,
dokter yang memeriksa, asuransi, disposisi
(pulang, dirawat, dirujuk)
INFORMASI KLINIK: keluhan, riwayat sakit,
riwayat keluarga, kondisi sosial dan perilaku,
pemeriksaan fisik, lab, diagnosis, prosedur
pengobatan dan tindakan
MEMUAT DATA EPISODE KUNJUNGAN TETAPI
JUGA DATA LONGITUDINAL (LIFE-TIME)

JENIS STRUKTUR REKAM


MEDIK
REKAM MEDIK BERORIENTASI WAKTU
(TIME ORIENTED MEDICAL RECORD)
REKAM MEDIK BERORIENTASI SUMBER
(SOURCE ORIENTED MEDICAL RECORD)
REKAM MEDIK BERORIENTASI MASALAH
(PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD)

REKAM MEDIK BERORIENTASI


WAKTU
FOLLOW UP PEMERIKSAAN PASIEN
DICATAT DAN DISUSUN MENURUT
TANGGAL DAN JAM
LAPORAN LAB DISUSUN MENURUT
TANGGAL DAN JAM
TINDAKAN DAN PENGOBATAN DISUSUN
MENURUT TANGGAL DAN JAM
SEMUA DATA TERCAMPUR

REKAM MEDIK BERORIENTASI


SUMBER
HASIL PEMERIKSAAN DAN PERINTAH
DOKTER DITEMPAT TERTENTU
LAB DIKUMPULKAN DI TEMPAT
TERTENTU
HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI
DIMASUKKAN DI AMPLOP YANG JUGA
BERISI FILM

REKAM MEDIK BERORIENTASI MASALAH


(PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD)
KELUHAN SUBYEKTIF: TANGGAL1,
TANGGAL2, TANGGAL3 (S)
PEMERIKSAAN OBYEKTIF: TANGGAL1,
TANGGAL2, TANGGAL3 (O)
PENILAIAN (ASSESSMENT) TERMASUK
DIAGNOSIS MASALAH: TANGGAL1,
TANGGAL2, TANGGAL 3 (A)
PERENCANAAN (PLAN): TANGGAL1,
TANGGAL 2, TANGGAL3 (P)
CATATAN KEMAJUAN MENGATASI
MASALAH (PROGRESS NOTES)

BENTUK REKAM MEDIK


REKAM MEDIK KARTU
REKAM MEDIK ELEKTRONIK

REKAM MEDIK KARTU


"Rekam medik dalam bentuk kartu sudah jauh dari
memadai.melecehkan profesi yang menciptakannya.
Lebih sering, kartu rekam medik tersebut terlalu tebal,
compang-camping, tidak terorganisasi secara rapi,
bahkan tidak terbaca; catatan kemajuan, laporan
konsultan, hasil radiologi dan catatan perawat
bercampur-aduk. Kartu rekam medik tersebut justru lebih
membingungkan, bukan mempermudah pelayanan;
merupakan tantangan yang berat bagi siapa saja yang
mencoba memahami apa yang dialami oleh pasien.
(Bleich, H., MD, Computing, Vol 10 no 2, p70, 1993)

KETERBATASAN
REKAM MEDIK KARTU
ISI: SULIT MENEMUKAN DATA
FRAGMENTASI: JIKA MASING-MASING UNIT
ATAU INSTALASI MENYIMPAN REKAM
MEDIK BERBEDA UNTUK ORANG YANG
SAMA
UNTUK MENGIRIMKAN INFORMASI: DATA
PERLU DISALIN
TIDAK BISA MENGINTEGRASIKAN SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIK DENGAN
INFORMASI PASIEN YANG TELAH
DIKUMPULKAN

REKAM MEDIK DI RAK:


tidak lengkap, sulit
diakses

KARTU REGISTER REKAM


MEDIK: perlu waktu lama,
sulit dikelola

REKAM MEDIK ELEKTRONIK


"Saya pernah meyakini bahwa saya akan mampu mengingat dan
memproses semua variabel yang dibutuhkan di sisi tempat tidur
pasien pada waktu melakukan tindakan medis setelah seseorang
menguasai kurikulum ilmu kedokteran. Saya sekarang percaya
bahwa dibutuhkan perpanjangan elektronik atas ingatan dan
kapasitas analitik sebagaimana X-ray yang membantu penglihatan
mata manusia. Para dokter harus mengandalkan sarana-sarana
tersebut, sebagaimana pengembara yang mengandalkan peta dan
tidak sekadar mengingat jalan-jalan yang harus dilalui melalui
kursus geografi. Di samping itu, para dosen dan peneliti harus
menjamin bahwa sarana pengetahuan itu selalu up to date.
(Weed, L.L. Perspectives over 40 years. Proceedings of the ACM
Conference on the History of Medical Informatics, p 105. New York:
ACM 1987).

MANFAAT REKAM MEDIK ELEKTRONIK


KEMUDAHAN PENELUSURAN DAN PENGIRIMAN
INFORMASI
BISA DIKAITKAN DENGAN INFORMASI LAIN YANG
BERASAL DARI LUAR REKAM MEDIK
PENYIMPANAN LEBIH RINGKAS
DATA DAPAT DITAMPILKAN DENGAN CEPAT SESUAI
KEBUTUHAN
ABSTRAKSI, PELAPORAN LEBIH MUDAH BAHKAN
OTOMATIS
KUALITAS DATA DAN STANDAR DAPAT
DIKENDALIKAN
DAPAT DIINTEGRASIKAN DENGAN PERANGKAT
LUNAK PENDUKUNG KEPUTUSAN

HAMBATAN
REKAM MEDIK ELEKTRONIK
KEPERCAYAAN TERHADAP KOMPUTER:
KETERANDALAN, PRIVASI, KEAMANAN
PEMANFAATAN UNTUK KEPERLUAN
KLINIK SEHARI-HARI (PERLU WAKTU
UNTUK ANALISIS)
TECHNOPHOBIA: SIKAP NEGATIF ATAU
GAGAP TEKNOLOGI TERHADAP
KOMPUTER DI TEMPAT KERJA

YANG DAPAT DISIMPAN DALAM


REKAM MEDIK ELEKTRONIK
TEKS (KODE, NARASI, REPORT)
GAMBAR (KOMPUTER GRAFIK,
GAMBAR YANG DI-SCAN, HASIL
FOTO RONTGEN DIGITAL)
SUARA (SUARA JANTUNG, SUARA
PARU)
VIDEO (PROSES OPERASI)

Contoh Register Rekam Medis Pasien


secara Elektronik

Contoh Data Rekam Medis pada Praktek Mandiri Dokter secara


Elektronik

Contoh Formulir untuk Memasukkan Data Rekam Medis Pasien


Secara Elektronik

Contoh PHR yang Memuat Data Rekam


Medis per Pasien

Imbalan jasa dokter


Imbalan jasa untuk dokter berpedoman
pada :
1.Kemampuan pasien / keluarga latar
belakang pekerjaan pasien, rumah sakit
dan kelas tempat pasien dirawat.
2.Sifat pertolongan yang diberikan
3.Waktu pelayanan kedokteran pd hari
libur atau malam hari imbalan jasa
dapat ditambah

Hal hal yg dilarang

Menjual contoh obat


Menjuruskan pasien utk membeli obat tertentu
Melakukan tindakan kedokteran yg tdk perlu
Melakukan usaha utk menarik perhatian umum
Meminta sebagian/ seluruh imbalan jasa
perawatan/pengobatan
Menjual nama dg memasang papan praktik di suatu
tempat padahal dokter yg bersangkutan tidak pernah
atau jarang datang ke tpt tsb
Mengeksploitasi dokter lain dg pembagian presentasi
imbalan jasa tidak adil
Merujuk pasien ke tpt sejawat kelompoknya, walaupun
di dekat tempat praktiknya ada sejawat lain yang
mempunyai keahlian yang diperlukan.

Sistem rujukan
suatu tatanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara
timbal balik atas timbulnya masalah
dari suatu kasus atau masalah
kesehatan masyarakat, baik secara
vertikal maupun horizontal, kepada
yang berwenang dan dilakukan
secara rasional.

Menurut tata hubungannya, sistem


rujukan terdiri dari :
1.Rujukan Internal rujukan horizontal
yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Misalnya dari
jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk
2.Rujukan Eksternal adalah rujukan yang
terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal
(dari puskesmas rawat jalan ke
puskesmas rawat inap) maupun vertikal
(dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem


rujukan terdiri dari :
1.Rujukan Medik rujukan pelayanan yang
terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
Misalnya, merujuk pasien puskesmas
dengan penyakit kronis (jantung koroner,
hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit
umum daerah.
2.Rujukan Kesehatan rujukan pelayanan
yang umumnya berkaitan dengan upaya
peningkatan promosi kesehatan (promotif)
dan pencegahan (preventif). Contohnya,
merujuk pasien dengan masalah gizi ke
klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas),
atau pasien dengan masalah kesehatan
kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit
Kesehatan Kerja).

Anda mungkin juga menyukai