PENDAHULUAN
Data statistik menunjukan bahwa jumlah kebutuhan air terus meningkat.
Pemenuhan kebutuhan air erat kaitannya dengan kualitas air yang berada di dalam
tanah. Semakin lama maka semakin sedikit air yang mempunyai kualitas yang
baik karena semakin tua usia bumi maka semakin banyak serta semakin besar
penyebaran pencemaran khususnya pencemaran air tanah. Menyebarnya zat
pencemar yaitu kontaminan tertentu ke dalam aliran air tanah akan mengganggu
TINJAUAN PUSTAKA
Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa
(Suripin 2002). Ketersediaaan air yang merupan bagian dari fenomena alam,
sering sulit untuk diatur dan diprediksi dengan akurat. Seiring terjadinya siklus
hidrologi, hal tersebut sangat berkesinambungan dengan pergerakan kontaminan
yang berada dalam aliran air tersebut yang terdapat di dalam tanah. Hal ini sangat
berbahaya serta menimbulkan dampak bagi stabilitas lingkungan. Menurut UU.
RI No.4 tahun 1992 masuknya zat, energi, dan komponen lainnya ke dalam
lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam sehingga menyebabkan kualitas menurun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai peruntukannya adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran tanah
merupakan keadaan saat bahan kimia buatan manusia atau yang biasa disebut
dengan kontaminan yang masuk dan merubah lingkungan tanah secara alami.
Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya kontaminan ke tanah dan mengubah
suasana asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah.
Kontaminan adalah zat yang hadir dalam lingkungan yang bukan tempatnya atau
berada dalam tingkat yang dapat menyebabkan membahayakan (merugikan)
kesehatan. Sehingga akan menimbulkan dampak yang sangat besar bila
kontaminan tersendiri secara tidak langsung di konsumsi oleh manusia.
Pada umumnya kontaminan berasal dari aktivitas manusia, pertanian, serta
kontaminasi logam berat. Kontaminan dapat mengalir dengan cepat pada tanah
yang retak. Keretakan tersebut memungkinkan tanah lempung mengadsorbsi
kontaminan tersebut dan mengembang. Karena terjadi pengembangan, retakan
akan mengecil hingga aliran kontaminan dapat menjadi lebih lambat. Batuan
dapat mengandung bagian-bagian yang terpisah, sehingga memungkinkan
terjadinya aliran kontaminan yang cepat. Hal tersebut dapat terjadi akibat
timbulnya patahan, pergeseran tanah, terjadinya keretakan dan terbentuknya celah
di antara batuan. Jenis tanah tertentu dapat menghambat aliran kontaminan
dengan mengikatnya dalam pori. Porositas sangat bervariasi pada berbagai jenis
tanah dan batuan, sehingga kemampuan menahan fluida atau kontaminan menjadi
bervariasi.Mekanisme dan jenis-jenis-penyebaran beberapa bagian tanah bersifat
lebih permeabel dari bagian lainnya. Misalnya kerikil bersifat lebih permeabel
dari lempung karena memiliki volume yang lebih rendah serta pori-pori yang
saling berhubungan. Kondisi demikian pada tanah yang permeabel
memungkinkan kontaminan dapat mengalir dengan cepat (Sutanto 2005).
Sugeng (2012) menyatakan beberapa kontaminan yang ada di permukaan tanah
akan meresap ke dalam lapisan tanah, kontaminan tersebut mengalir melalui poripori tanah. Kecepatan aliran dari kontaminan tersebut tergantung dari hal-hal
berikut yaitu kondisi tanah, jenuh atau tidak jenuh, Jenis tanah, Jenis kontaminan
yang mengalir di tanah, khususnya kemampuan melarut dan spesific gravitynya,
kecepatan dan arah aliran air tanah dan rata-rata infiltrasi dari permukaan.
METODE PRAKTIKUM
Praktikum kali ini dilakukan di Wageningan IPB dengan menggunakan
pemodel aliran air tanah .Praktikum yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014
alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini selain model aliran air
tanah adalah pipa, penggaris, dan kontaminan yang pada kali ini diganti dengan
tinta berwarna cerah agar mudah diamati setiap pergerakannya. Prosedurnya yaitu
Pertama, kondisikan terlebih dahulu air pada kedua kolom aliran memiliki
ketinggian yang sama dan air dalam keadaan steady ( tidak ada aliran masuk
ataupun keluar dari tanah ) yang pada kali ini tinggi air di stabilkan dengan tinggi
30 dan 20 cm. Setelah itu masukan kontaminan (tinta) perlahan lahan kedalalam
tanah dengan bantuan sebuah tabung agar kontaminan terpusat di bawah
watertable. Pipa yang dimasukan ke dalam tanah, diletakn di pinggir agar tinta
mudah terlihat. Hal tersebut diamati dan diberi tanda besarnya pelebaran dan
kontaminan di dalam tanah tersebut. Head diturunkan dengan membuka keran jika
sudah melebihi batas kapastiasnya. Ketinggian air sebelah kanan harus selalu
stabil yaitu harus selalu lebih tinggi dari air sebelah kiri karena jika tidak air tidak
akan mengalir. Pengukuran dilakukan selama dua menit sekali dengan panjang
waktu 20 menit. Saat pengamatan aliran setiap dua menit sekali diukur panjang
dari batas bawah dan sampingnya sampai 20 menit.
Y (cm)
5.5
4.5
4
X (cm)
3.5
2.5
SIMPULAN
Berdasarkan praktikum transport kontaminan dan aliran dalam air tanah dapat
disimpulkan bahwa kontaminan masuk kedalam aliran tanah membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam penyebarannya. Penyebaran kontaminan tersebut tersebar
tidak merata dan kesegala arah sehingga dapat menyebabkan pencemaran secara
vertical maupun horisontal.
SARAN
Sebaiknya dilakukan upaya preventif dalam mencegah terjadinya aliran
kontaminan karena semakin lama kontaminan akan terus m engalir serta
penelitian lebih dalam lagi mengenai aliran dari kontaminan. Karena setiap jenis
kontaminan belum tentu mempunyai karakteristik gerakan yang sama.
Daftar Pustaka
Akimiro, Chijioke E. 2013. Evaluation of Hydraulic Conductivity of Non Aqueous
Phase Liquids in Partially Saturated Soils. USA: West Virginia
University.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Jakarta: Erlangga.
Sugeng. 2012. Air Tanah. Malang: Universitas Brawijaya.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta:
Kanisius.