Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE

disusun oleh :
Muhamad Ilham N
P17420209027

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011

INTRANATAL CARE
I.

Pengertian.
-

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan


pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata, 1983).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin


turi) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau
jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

II.

Pengawasan persalinan di lakukan untuk :


1.

Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian


kemajuan persalinan dan sebagai dasar untuk menentukan rencana
perawatan selanjutnya.

2.

Mengetahui kelainan kelainan yang mungkin dapat


mengganggu kelancaran persalinan atau segera mengetahui persalinan
beresiko.

3.

Memberikan asuhan yang memadai selama persalianan


dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

III.

Jenis Persalinan
a. Menurut cara persalinan.
-

Persalinan spontan.
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat,
serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.

Persalinan buatan.
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat alat atau melalui dinding
perut dengan operasi secio caesaria.

Persalinan anjuran

Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar


dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin
atau pemecahan ketuban.
b.

Menurut usia (tua kehamilan)


1.

Abortus.
Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 g.

2.

Partus imaturus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan
berat badan antara 500 g dan 999 g.

3.

Partus prematurus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan
berat badan 1000 g dan 2499 g.

4.

Partus matures / aterm


Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan
BB 2500 g atau lebih

5.

Partus post matures / serotinus


Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.

IV.

Sebab sebab yang menimbulkan persalinan.


1.

Teori penurunan hormon progesterone.


Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan

kerentanan

otot

rahim.

Selama

kehamilan

terdapat

keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah,


tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
menimbulkan his.
2.

Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot otot rahim.

3.

Teori placenta menjadi tua.

Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan


progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal
ini akan menimbulkan his.
4.

Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.

5.

Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya

6.

Teori distensi rahim.


Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

7.

Teori iritasi mekanik


Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser
dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

V.

Gejala Persalianan.
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena
robekan robekan kecil yang terjadi pada serviks
c.

Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d.

Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan


terdapat pembukaan
.

VI.

Tanda tanda permulaan persalinan.


-

Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada


primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur angsur turun
kedalam rongga panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut
sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan

mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya kepala bru turun pada


permulaan persalinan.
-

Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena


tertekan oleh bagian terbawah janin.

Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his.

Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah,


kadang kadang bercampur darah

VII.

Penurunan kepala janin.


PERIKSA LUAR

PERIKSA DALAM

KETERANGAN
- kepala
diatas

5/5

4/5

PAP

H I II

mudah

digerakkan
sakit digerakkan

bagian

terbesar

PAP
3/5

H II III

belum

masuk panggul
bagian terbesar
kepala

belum

masuk panggul
2/5

H III +

bagian

terbesar

kepala

sudah

masuk panggul
1/5

H III - IV

didasar

panggul
-

HV

kepala

diperineum

0/5

Ket :
: kepala janin
: PAP
HI

: sama dengan atas pintu panggul / PAP

H II

: sejajara dengan H I melalui pinggir bawah simpisis

H III

: sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika

HV

: sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius

VIII.

Proses persalinan
1.

Kala I.
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai

pembukaan lengkap (10 cm)


Terbagi menjadi 2 fase :

fase laten : serviks berdilatasi


kurang dari 4 cm

fase aktif : serviks berdilatasi 4 9


cm, kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih perjam, penurunan
kepala dimulai.

Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 15


menit dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih
dapat berjalan

Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek,


kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah
banyak.

Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan


untuk multipara 8 jam.

Kemajuan persalinan dalam kala I :

a.

Kemajuan yang cukup baik


pada persalinan kala I :
-

Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan


frekuensi dan durasi.

Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam


selama persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung
atau ada disebelah kiri garis waspada).

Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin

b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :


-

Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase


laten.

Kecepatan pembukaan servuks lebih lambat dari 1 cm


perjam selama persalinan fase aktif ( dilatasi serviks berada
disebalah kanan garis waspada).

Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin


Kemajuan pada kondisi ibu.

a.

Jika

denyut

nadi

ibu

meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau


kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan
berikan analgesik secukupnya.
b.

Jika

tekanan

darah

ibu

menurun, curigai adanya perdarahan


c.

Jika terdapat aceton didalam


urine ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang. Segera berikan
dextrose IV.
Kemajuan pada kondisi janin.

a.

Jika

didapati

DJJ

tidak

normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit) curigai
adanya gawat janin.

b.

Posisi atau presentasi selain


oksiput anterior dengan reflek fleksi sempurna digolongkan
dalam malposisi atau malpresentasi.

2.

Kala II
a.

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.

b.

His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 100


detik, datngnya tiap 2 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam
kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan yang kekuningan
secara sekonyong konyong dan banyak.

c.

Pasien mulai mengejan.

d.

Pada akhir kala 2 sebagai tanda bhwa kepala sudah


sampai didasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan
rectum terbuka.

e.

Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam


vulva, tetapi hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya
bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali
kalau his terhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.

f.

Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai


lingkaran terbesar dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak
dapat mundur lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun ubun saat
ini telah lahir dan sub oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini
disebut kepala keluar pintu. Karena pada his berikutnya dengan
ekstensi lahirlah ubun ubun besar, dahi dn mulut pad komisura
posterior.

g.

Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi


putaran paksi luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva
menekan pad leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari
hidung anak keluar lendir dan cairan.

h.

Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu


kemudian baru depan disusul oleh seluruh badan anak dengan
fleksi lateral sesuai dengan paksi jalan lahir.

i.

Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan


pada multi kurang lebih 20 menit.

3.

Kala III
-

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.

Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta
hanya memakan waktu 2 3 menit.

4.

Kala IV
-

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama


postpartum.

IX.

Diagnosa keperawatan tujuan dan intervensi.


Kala I :
1.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan


peningkatan frekuensi dan intensitas kontraksi uterus.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat
beradaptasi terhadap nyeri dengan KH :
-

Tampak rileks diantara kontraksi

Dapat mengontrol penyebab nyeri

Intervensi :
-

Kaji derajat ketidak nyamanan malalui isyarat verbal dan non


verbal.

Jelaskan penyebab nyeri.

ajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik


pernapasan / relaksasi yang tepat dan masses pinggang

Bantu tindakan kenyamanan mis : gosokan pada kaki, punggung,


tekanan sakral, perubahan posisi.

Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1- 2 jam, palpasi diatas


simpisis untuk menentukan ada tidaknya distensi setelah blok syaraf.

Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan pola kontraksi


uterus setiap 30 menit.

Monitor vital sign.

2.

Resti cedera / distress terhadap janin behubungan dengan


hipoksia jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih selama 1 x
3 jam tidak terjadi cedera pada janin dengan KH :
-

DJJ dalam batas normal

Intervensi :
-

Lakukan palpasi (leopold) untuk menentukan posisi janin,


berbaring dan presentasi.

Hitung DJJ dan perhatikan perubahan periodik pada respon


terhadap kontraksi uterus.

Catat kemajuan persalinan.

3.

Resti cedera terhadap maternal berhubungan dengan


perlambatan mortilitas gastric, dorongan fisiologis.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 x 2 jam
tidak terjadi cedera pada maternal dengan KH :
-

Klien mengatakan resiko dan alasan dan intervensi khusus sudah


dimengerti.

Klien kooperatif untuk melindungi diri sendiri / janin dari dari


cedera.

Klien bebas dari cedera / komplikasi

Intervensi :
-

Pantau aktivitas uterus , catat frekuensi, durasi dan intensitas


kontraksi.

Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi lebih intensif.


Hindari meninggalkan klien tanpa perhatian.

Tempatkan klien pada posisi agak tegak miring kiri

Berikan perawatan perineal setiap 4 jam.

Pantau suhu dan nadi.

Berikan es batu atau cairan jernih pada klien bila memungkinkan,


hindari makanan padat.

Anjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau meniup bila
ada dorongan untuk mengejan.

4.

Resti gngguan pertukran gas pada janin berhubungan


dengan perubahan suplai O2 atau aliran darah : anemia dan pendarahan
sekunder
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pertukaran gas pada janin dengan KH :
-

DJJ dalam batas normal (120 160 x / menit).

Bayi tidak mengalami hipoksia selama persalinan.

Intervensi :
-

Kaji faktor faktor maternal atau kondisi yang menurunkan


sirkulasi uteroplasental.

Pantau DJJ setiap 15 30 menit.

Pantau DJJ dengan segera bila ketuban pecah.

Pantau besarnya janin pada jalan lahir melalui pemerikasaan


vagina .

Kaji perubahan DJJ selama kontraksi.

5.

Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan


dilatasi atau regangan dan hipoksia jringan, tekanan mekanik dari bagian
presentasi.
Tujuan :
Pasien dapat bertoleransi terhadap nyeri dengan KH :
-

Klien menyatakan rasa nyeri berkurang.

Klien

mampu

menggunakan

tehnikm

yang

tepat

untuk

mempertahankan kontrol, istirahat diantara kontraksi.


Intervensi :
-

Kaji derajat ketidakmampuan melalui isyarat verbal dan non


verbal.

Kaji perubahan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi.

Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus.

Bantu klien dan ajarkan mengubah bernapas menjadi lebih cepat


mis : tiupan napas pendek dan cepat.

Berikan lingkungan yang tenang dengan ventilasi adekuat.

Lakukan gosokan sakral / punggung, pengubahan posisi.

Pantau dilatasi serviks.

Catat penonjolan perineal.

Anjurkan klien untuk berkemih (fase laten)

Berikan dorongan dan informasi tentang kemajuan persalinan dan


berikan reinforcement untuk upaya klien / pasangan.

Pantau tanda vital ibu dan janin.

Kolaborasi pemberian analgesik.

6.

Resti terhadap penurunan curah jantung berhubungan


dengan penurunan aliran balik vena, hipovolemia, perubahan tahanan
vskuler sistemik.
Tujuan :
Tidak terjadi penurunan curah jantung dengan KH :
-

Tanda tanda vital sesuai terhadap tahap persalinan.

Tidak ada edema, DJJ dalam batas normal (120 160 x / menit).

Intervensi :
-

Kaji tekanan darah dan nadi diantara kontraksi, sesuai indikasi

Perhatikan ada dan luasnya edema.

Pantau DJJ selama dan diantara kontraksi.

Infus balance cairan.

7.

Kurangnya

pengetahuan

tentang

proses

persalinan

berhubungan dengan kurangnya sumber sumber informasi.


Tujuan :
Klien dan keluarga mengetahui tentang proses persalinan dengan KH :
-

Klien memahami respon fisiologis setelah melahirkan.

Secara

aktif

klien

ikut

dalam

meningkatkan pengeluaran plasenta.


Intervensi :

upaya

mendorong

untuk

Diskusikan proses normal persalinan kala III.

Jelaskan alasan untuk respon perilaku seperti menggigit, tremor.

Diskusikan ritinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama


setelah melahirkan.

Kala II :
1. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif,
penurunan masukan
Tujuan :
-

Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan KH :

Tanda tanda vital dalam batas normal.

Keluaran urine adekuat.

Membran mukosa kental.

Bebas dari rasa haus.

Intervensi :
-

Ukur masukan dan keluaran.

Kaji turgor kulit, beri cairan peroral.

Pantau tanda tanda vital sesuai indikasi.

Kaji DJJ dan perhatikan perubahan periodek.

Atur posisi klien tegak atau lateral.

Kolaborasi pemberian cairan parenteral

2. Resti infeki terhadap maternal berhubungan dengan prosedur infasif


berulang. Trauma jaringan, perslinan lama.
Tujuan :
Klien tidak terjadi infeksi dengan KH :
- Bebas dari tanda tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, calor, dan
fungsilaesa)
Intervensi :
-

Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam menggunakan tehnik


aseptik.

Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.

Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu dengan


menggunakan tehnik aseptik.

Pantau tanda tanda vital dan laborat leukosit.

Gunakan aseptik bedah pada persiapan peralatan.

Batasi jumlah orang yang ada pada saat persalinan.

Kala III :
c. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran
pervaginam akibat atonia.
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan akibat HPP. Dengan KH :
-

Kontraksi uterus adekuat.

Kehilangan darah dalam batas normal (<500 ml).

Tanda tanda vital dalam batas normal.

Intervensi :
-

Anjurkan klien untuk masase fundus.

Pantau tanda tanda vital dan pengeluaran pervaginam.

Palpasi uterus dan masase uterus perlahan setelah pengeluaran


plasenta.

Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta.

Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan yang berlebihan.

Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin, perhatikan


ukuran, insersi tali pusat dan ketuban.

Berikan cairan peroral.

Hindari menarik tali pusat secara berlebihan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan trauma


jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
Tujuan :
Pasien dapat beradaptasi terhadap rasa nyeri dengan KH :
-

Klien menyatakan nyeri berkurang atau klien beradaptasi dengan


nyerinya.

Ekspresi wajah rileks tak gelisah.

Perut tidak mules, luka bersih dan tidak bengkak.

Intervensi :
-

Bantu dengan penggunaan tehnik pernapasan selama perbaikan


luka.

Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.

Lakukan perawatan luka episiotomi dengan tehnik aseptik dan


oleskan salep topikal.

Ganti pakaian dan klien yang basah, berikan selimut yang hangat.

Jelaskan pada klien perubahan fisiologis setelah melahirkan.

Kala IV :
1. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau
peningkatan perkembangan anggta keluarga.
Tujuan :
Klien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan
dengan KH
-

Klien menggendong bayinya.

Klien mampu mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan


yang tepat.

Intervensi :
-

Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa


bayi.

Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta


membantu dalam perawatan bayi, sesuai kondisinya.

Observasi dan catat interaksi bayi keluarga, perhatikan perilaku


untuk menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.

Catat perilaku / pengungkapan yang menunjukkan kekecewaan /


kurang minat / kedekatan.

Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode


pemulihan.

Jamin privasi keluarga pada pemeriksaan selama interaksi awal


dengan bayi baru lahir sesuai kondisi ibu dan bayi.

Anjurkan dan bantu pemberian ASI.

2. Resti kekurangan cairan berhubungan dengan kelelahan atau kegagalan


meometri dan mekanisme homeostatic.
3. Gangguan istirhat tidur berhubungan dengan kontraki uterus.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas


Padjajaran Bandung, Obstetri Fisiologi, Penerbit : Eleman, Bandung,
1983

Saifudin A.B dkkm, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal, Edisi I, Catatan I, Yayasan Bina Pustaka Sasworo
Prawirohardjo, Jakarta, 2002.

Doengoes M. E, Rencana Perawatan Maternal / Bayi, Edisi 2, EGC,


jakarta, 2001.

Moechtar Rustam, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri


Patologi, Jilid I, Edisi 2, Editor : Delfi Lutan. EGC, Jakarta, 1998.

KALA II

Pembukaan
serviks 10 cm
His dan mengejan

Metabolisme
Lipolisis
Asam laktat

Kepala dan badan


janin turun

Peregangan dan
menekan safaf
Keletihan
Nyeri akut

Lahir

Pengeluaran
darah berlebihan

Integritas jar
terganggu
Resti kekurangan
volume
KALA
I cairan

LATEN

Estrogen
Progesteron

Kontraksi rahim
Nyeri akut

Metabolisme

Iskemik
Otot-otot
Rahim

Asam laktat

Sirkulasi
Uretro plasenta
Terganggu

Path way

AKTIF

Rahim
Membesar
Meregang

Oksitosin

Trauma
jaringan

Resti
infeksi
TRANSISI

Uetrus
Membesar

Lipolisis
Vena kava
inferior
tertekan

Menekan
jaringan

Aliran balik
vena

Hipoksia
jaringan

Resti
penurunan
curah
jantung

Nyeri akut

Kesemutan
keletihan

Hipoksia
jaringan
Resiko cedera
pada janin

Pengeluaran
pervaginam
Resti
infeksi

Kepala
bayi
turun

Nafas mulut
Sirkulasi udara
maternal
Sirkulasi udara
desidual
Hipoksia
jaringan janin
Resti kerusakan
pertukaran gas
pada janin

Kontraksi
Dilatasi perut
Motilitas
gastrik

Resti
cedera
maternal

Anda mungkin juga menyukai