1. What ?
Pengukuhan wajib pajak dan pengusaha kena pajak
2. Who ?
Subjek Pajak ( UU No.36 tahun 2008 pasal 2 ayat 1)
Berdasarkan tempat :
Berdasarkan status :
Orang pribadi
Badan
BUT
4. How ?
a.
b.
c.
d.
e.
Ayat 2 : Kurang bayar harus dibayar lunas sebelum surat pemberitahuan PPh
disampaikan
Sanksi
Sanksi : Jika terlambat membayar -> Kena denda bunga 2& per bulan dihitung dari
tanggal jatuh tempo pembayaran sampai tanggal pembayaran, bagian dari bulan dihitung
penuh 1 bulan (Pasal 9 ayat 2a)
Pasal 3 ayat 3 -> paling lambat 20 hari setelah maa akhir pajak (surat pemberitahuan
masa)
3 bulan setelah akhir tahun pajak (surat pemberitahuan PPh OP)
4 bulan setelah akhir tahun pajak (surat pemberitahuan PPh badan)
Sanksi Lain :
Jika tidak lapor maka dikenai sanksi administrasi denda :
500.000
100.000
100.000
pemeriksaan.
Pembuatan laporan hasil pemeriksaan
Sumber data bagi penyelsaian keberatan atau banding yang diajukan wajib pajak.
Referensi untuk pemeriksaan selanjutnya.
pajak
dilakukan
apabila
wajib
pajak
mengajukan
permohonan
hari
jika
ada
alasan
tertentu
dengan
mengirimkan
Surat
Pemberitahuan
telah selesai dilakukan, itu artinya Wajib Pajak menyetujui hasil pemeriksaan tim
pemeriksa pajak.
8. Pelaporan, penerbitan ketetapan dan Pengembalian Dokumen
Pemeriksa pajak mencantumkan semua informasi mengenai kegiatan pemeriksaan
pajak ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan. Kemudian, KKP tersebut ditelaah oleh
supervisor sebelum dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan. Setelah disetujui, barulah dibuat
Laporan Hasil pemeriksaan. Setelah itu, terbitlah nota penghitungan atas kewajiban
perpajakan Wajib Pajak yang seharusnya. Setelah itu, terbitlah surat ketetapan pajak.
Pemeriksa pajak harus mengembalikan buku,catatan, dan dokumen yang dipinjam
dalam rangka pemeriksaan kepada Wajib Pajak. Pengembalian buku,catatan, dan dokumen
tersebut harus dipenuhi dalam jangka waktu 7 hari kerja sejak tanggal terbit Laporan Hasil
pemeriksaan.
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumendokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang
dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan peundang-undangan. Penyidik
Pajak tidak berwenang melakukan penahanan dan penangkapan
Penyidikan dihentikan dalam hal:
a.
b.
c.
d.
e.
Pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak (WP), sepanjang
menyangkut pelanggaran ketentuan administrasi perpajakan dikenakan sanksi administrasi,
sedangkan yang menyangkut tindak pidana dibidang perpajakan dikenakan sanksi pidana.
Sanksi Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan:
keterangan
yang
isinya
tidak
benar,
sehingga
dapat
(PKP); atau
tidak menyampaikan SPT; atau
menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap; atau
menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau - memperlihatkan pembukuan,
pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah- olah benar;
atau
tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan
pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan atau paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar.
bidang perpajakan terhadap huruf a di atas menjadi pidana kurungan paling lama
1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah). b. Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau
seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). sanksi tindak pidana di bidang
perpajakan terhadap huruf b di atas menjadi pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Keterlibatan dan Sanksi bagi Pihak ketiga - Setiap orang yang menurut ketentuan
wajib memberikan keterangan atau bukti yang diminta tetapi dengan sengaja tidak
memberi keterangan atau bukti atau memberi keterangan atau bukti yang tidak
benar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). sanksi tindak pidana di
bidang perpajakan di atas menjadi pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). - Setiap
orang yang dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak
pidana perpajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). sanksi tindak pidana
di bidang perpajakan di atas menjadi pidana kurungan paling lama 3 (tiga) tahun
dan denda paling banyak Rp.75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).
Ketentuan ini berlaku juga bagi yang menyuruh melakukan , yang menganjurkan
atau membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.
Penagihan
What
Surat penagihan pajak secara paksa
Why
Penegakan keadilan, pemberiam
perlindungan
hukum,
law
enforcement,
dan
diikuti dengan penyitaan dan lelang jika surat pertama tidak diindahkan. Dilakukan juga
pencegahan dan penyanderaan pajak jika pajak tidak dibayarkan. Negara juga
memerlukan hak mendahulu dalam menagih piutang pajak pada wajib pajak.
When
Penagihan pajak dilaksanakan secara terjadwal yaitu:
1. Penagihan pajak dengan cara penerbitan surat teguran (setelah 7 hari sejak tempo
pembayaran)
2. Penerbitan surat paksa, setelah lewat 21 hari surat teguran tidak diindahkan
3. Penerbitan SPMP, setelah lewat 2 x 24 jam sejak surat paksa
Where
Surat paksa diberitahukan kepada WPOP, Badan di tempat tinggal (domisili) masingmasing.
Who
Yang dikenai surat penagihan pajak adalah. WPOP, dan Badan
Sanksi
What
Ada dua macam sanksi dalam perpajakan. Sanksi tersebut adalah sanksi administratif dan
pidana. Sanksi administratif dibagi menjadi tiga, yaitu sanksi denda, sanksi bunga, dan
sanksi kenaikan tarif.
Why
Untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak dan mengetahui hukum dari apa yang
dilakukan.
When
Saat melanggar ketentuan pajak
Where
Di dalam daerah pabean
How
Beberapa contoh sanksi dalam perpajakan1:
a. SPT tidak disampaikan sesuai atas waktu penyampaianatau batas waktu perpanjangan
penyampaian SPT. Dikenai denda Rp500.000,- untuk SPT Masa PPN, Rp100.000,untuk SPT Masa lainnya, Rp1.000.000,00,- untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak
Badan, Rp100.000,- untuk SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (Pasal 7 ayat
1, UU KUP)
1 http://konsultanpajak-aaa.com/mengenal-sanksi-pajak.htm
b. Setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan data dan informasi yang diminta
oleh Dirjen Pajak. Dikenai denda paling banyak Rp800.000.000,- atau dipidana
kurungan paling lama 10 (sepuluh) bulan (Pasal 41 C ayat 3, UU KUP).
c. Setiap orang dengan sengaja menyalahgunakan data dan informasi perpajakan
sehingga menimbulkan kerugian pada negara. Dikenai denda paling banyak
Rp500.000.000,- atau dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun (Pasal 41 C ayat
4, UU KUP).
Gugatan
- Dasar hukum pasal 23 UU KUP;
- Yang disengketakan prosedur pelaksanaan
Keputusan Keberatan;
- Surat balasan dari permohonan Banding
Why
Keberatan : karena tidak sesuai
Banding :
Gugatan : karena prosedur pelaksaan dan penerbitan surat-surat keputusan, bisa keputusan
penyitaan
PK :
When
Keberatan : Ketika tidak sependapat dengan pajak yang dikenakan
Dirjen pajak harus menyelesaikan keberatan yang diajukan wajib pajak dalam jangka waktu
paling lama 12 bulan
Banding : 3 bulan sejak surat keputusan keberatan diterbitkan
Gugatan : Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirimnya skp
PK : Jangka waktu 3 bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan/tipu muslihat atau sejak
putusan hakim pengadilan pidana memperoleh kekuaran hukum tetap atau
ditemukannya bukti tertulis baru atau sejak putusan banding dikirim
Where
Keberatan : Dirjen Pajak (Kantor pelayanan pajak)
Banding : Badan peradilan pajak
Gugatan : Dirjen Pajak
PK
MA
How
A. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia; b.menyebutkan jumlah pajak yang
terutang/dipotong/ dipungut/rugi menurut Anda disertai alasan yang menjadi dasar
B. Penghitungan;c. 1 (satu) keberatan untuk 1(satu) SKP per jenis pajak, 1(satu)
C. Pemotongan pajak, atau 1(satu) pemungutan pajak;
D. Telah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah Anda setujui
dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan (syarat ini tidak berlaku untuk Tahun Pajak 2007
dan sebelumnya);
E.
Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim SKP atau sejak tanggal
pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali Anda dapat menunjukan
bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Anda
(force majeur);
F. Surat keberatan ditandatangani oleh Anda, dan dalam hal surat keberatan ditandatangani
oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus;
dan
G. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 UndangUndang KUP, yaitu:1. pengurangan, penghapusan, atau pembatalan sanksi administrasi;
a. Pengurangan atau pembatalan skp yg tidak benar; atau
b. Pembatalan SKP dari hasil Pemeriksaan/Verifikasi yang dilaksanakan tanpa penyampaian
surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan
Wajib Pajak.
Landasan Hukum
Keberatan:
1. Pasal 25, 26, dan 26A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP);
2. Pasal 28, 30, 31, dan 33 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013 tentang Tata Cara dan Penyelesaian
Keberatan.
Banding:
1. Pasal 27 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009;
2. Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak
Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan;
3. Pasal 35, 36, 37, 38, dan 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan
Pajak.
Peninjauan Kembali:
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Undang-Undang PP)
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 (UndangUndang MA).
Referensi
http://miftahudinisme.blogspot.co.id
http://www.pajak.go.id/dmdocuments/PENYIDIKAN.pdf
Dokumentasi kerja kelompok FG KUP Penyidikan, Penagihan, dan Sanksi Perpajakan
oleh Kelompok Nurul, Nadiza, Mentari, Dila, dan Damar pada 7 September
2015.
Mengenal Sanksi Pajak. Diakses pada 7 September 2015 dari: http://konsultanpajakaaa.com/mengenal-sanksi-pajak.htm