Abstrak
Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah laut yang lebih
luas 2/3 dari daratannya. Berdasarkan kenyataan tersebut maka konservasi
terhadap kawasan perairan mutlak dilakukan. Akan tetapi program / metode
konservasi yang ada rata-rata melakukan monitoring langsung ke lapangan.
Eco-Marine Monitoring Based On Remote Sensing (E-MBER) ini
menambahkan dari metode monitoring daerah konservasi yang telah ada
sebelumnya yaitu metode monitoring langsung agar monitoring menjadi lebih
efektif. E-MBER dapat menjadi sebagai metode monitoring yang dapat digunakan
dalam pengawasan dan pengelolaan kawasan kawasan konservasi perairan yang
diharapkan penggunaannya tidak hanya untuk di Indonesia tapi juga di dunia
Internasional.
Eco-Marine Monitoring Based On Remote Sensing (E-MBER) diharapkan
menjadikan kelautan di Indonesia semakin berkualitas, maju, berkembang. Selain
itu, E-MBER dapat meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa Indonesia
adalah bangsa maritim yang sangat menjaga keberlangsungan potensi-potensi
yang ada di laut Indonesia sehingga mampu menjadi poros maritim dunia.
Kata Kunci : Eco-Marine Monitoring Based On Remote Sensing, Konservasi,
Monitoring, Remote Sensing.
Eco-Marine Monitoring
Based On Remote Sensing.
I.
PENDAHULUAN
Daerah konservasi khususnya
perairan di Indonesia sudah sangat
banyak mencakup dari Sabang
sampai Merauke. Daerah Konservasi
Perairan adalah suatu bentuk
rekayasa teknik pemanfaatan ruang
di kawasan konservasi perairan
melalui batas- batas fungsional
sesuai dengan potensi sumber daya
dan daya dukung serta proses-proses
ekologis yang berlangsung sebagai
satu kesatuan Ekosistem (Permen KP
No 30 tahun 2010).
Sedangkan
hal
yang
sentimentil dilakukan dalam suatu
konservasi
adalah
monitoring.
Monitoring adalah suatu pengamatan
yang dilakukan secara berulang
dengan metode yang sama, dengan
tujuan untuk mengukur perubahan
yang terjadi sebagai dampak dari
kegiatan atau aksi pengelolaan.
Adapun parameter mesti menjamin
bahwa perubahan yang terjadi
merupakan dampak dari aksi
konservasi, bukan oleh faktor lain,
selain aksi konservasi apakah
konservasi itu berdampak baik, sama
saja ataupun malah berdampak tidak
baik. Tetapi menentukan parameter
yang akan dimonitor harus efektif
tidak semua parameter harus
dimonitor, dengan memperhatikan
tenaga dan dana yang tersedia untuk
keperluan ini (MPA, 1984).
Beberapa kegiatan monitoring
yang ada bisa mengukur dampak dari
aksi pengelolaan secara langsung.
Jenis monitoring lainnya hanya dapat
mengukur dampak aksi konservasi
setelah beberapa lama (MPA, 1984).
Akan tetapi kegiatan dan hasil dari
monitoring tersebut masih kurang
efektif apabila kegiatan monitoring
dilakukan pada daerah konservasi
yang luas dan aksesnya yang tidak
Eco-Marine Monitoring
Based On Remote Sensing.
Kawasan
Eco-Marine Monitoring
Based On Remote Sensing.
III.
PEMBAHASAN
Konsep Gagasan Yang Diusulkan
Konsep
gagasan
yang
diusulkan adalah dengan membuat
program
monitoring
daerah
konservasi yang lebih efektif dari
program monitoring yang sudah ada
tanpa
menghilangkan
program
tersebut.
Adapun
program
monitoring
yang
sudah
ada
sebelumnya
pada
dasarnya
dibedakan dalam 4 (empat) kategori,
ialah : 1. Monitoring biologi atau
ekologi, 2. Monitoring sosial
ekonomi,
3. Monitoring pola
pemanfaatan sumber daya, dan 4.
Monitoring Insidental (MPI, 1984).
Program monitoring yang kami
usulkan
adalah
monitoring
menggunakan penginderaan jauh
(Eco-Marine Monitoring Based On
Remote Sensing) atau disingkat EMBER. Diagram Alir Rencana
Program adalah sebagai berikut :
KKP
(Kawasan Konservasi Perairan)
E-MBER
(Eco-Marine Monitoring Based
On Remote Sensing)
- Pengumpulan database daerah
konservasi
- Pembangunan E-MBER Database
Map
- Pembangunan sistem inderaja
MDL
(Monitoring Dampak
Langsung )
Monitoring
Bio/Ekologi
Monitoring
Pola
Monitoring
Monitoring
Pemanfaatan
Sosial/Ekonomi
Insidental
SDA
Output
Monitoring Berbasis
Remote Sensing
Citra Satelit
Eco-Marine Monitoring
Integrated
(Aster,
Landsat,Based On Remote Sensing.
E-MBER
- Peta
Data
Modis)
Laporan
Database Map
Processing
Eco-Marine Monitoring
Based On Remote Sensing.
monitoring
biologi/ekologi,
monitoring
sosial/ekonomi,
monitoring pola pemanfaatan SDA,
monitoring insidental dimana semua
unsur di atas saling berhubungan satu
dengan yang lain. Monitoring
berbasis Remote Sensing merupakan
inti dari E-MBER dimana program
monitoring ini menggunakan data
citra hasil dari perekaman satelit.
Citra satelit yang digunakan antara
lain citra Aster, LANDSAT, Modis.
Citra yang disebutkan sebelumnya
dapat digunakan untuk memonitoring
luasan tutupan karang, luasan
kawasan mangrove, suhu dan
sebagainya. Jadi dengan program
monitoring berbasis Remote Sensing
dapat diketahui suatu keadaan
kawasan konservasi secara real time
atau terkini tanpa harus turun
langsung ke lapangan. Setelah
dilakukan
monitoring
dampak
langsung dan monitoring berbasis
Remote
Sensing
dilakukan
pengolahan data secara terintegrasi.
Hasil
yang
didapatkan
dari
pengolahan data tersebut berupa
peta,
monitoring
report
dan
sebagainya. Hasil ini dapat berguna
untuk siapapun antara lain untuk
masyarakat yang ingin mengetahui
perkembangan
suatu
kawasan
konservasi di Indonesia khususnya
konservasi perairan. Sedangkan
untuk
instansi-instansi
terkait
maupun
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
yang
berhubungan
dengan konservasi dapat dijadikan
pedoman
dalam
melakukan
kebijakan pengelolaan kawasan
konservasi khususnya konservasi
perairan.
Pihak
Pihak
yang
Dipertimbangkan
Dapat
Bekerjasama/Bersinergi dalam
E-MBER
1. Kementerian
Kelautan
dan
Perikanan serta Kementerian
Lingkungan Hidup Republik
Indonesia.
2. Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia
(LIPI),
Badan
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
(BPPT),
serta
Perguruan Tinggi.
3. Kementerian Riset dan Teknologi.
4. Kementerian
Pariwisata
dan
Ekonomi Kreatif.
5. Badan Informasi Geospasial.
6. Lembaga lembaga konservasi
seperti WWF, CTC, TNC dan lain
lain
IV.
KESIMPULAN
Eco-Marine Monitoring
Based On Remote Sensing.
mampu
dunia.
menjadi
poros
maritim
V.
REFERENSI
Eco-Marine Monitoring
Based On Remote Sensing.
Eco-Marine Monitoring
Based On Remote Sensing.