Anda di halaman 1dari 4

Benedictus Lunanta W.

F0312028
Activity-Based Costing and Customer Profitability Analysis
Peran strategik Activity-Based Costing
Activity-Based Costing (ABC) merupakan metode untuk menetukan biaya secara akurat.
Activity-Based Costing (ABC) adalah inovasi yang cukup baru dalam akuntansi biaya, namun
dapat dengan cepat diadopsi perusahaan baik industri, pemerintahan, maupun organisasi nonprofit.
Peran dari Volume-Based Costing
Volume-based costing dapat menjadi pilihan yang baik untuk beberapa perusahaan. Hal tersebut
karena umumnya tepat pada saat biaya langsung sebagai biaya utama dari produk atau jasa dan
membantu aktivitas produksi dari suatu produk atau jasa yang relatif mudah, murah, dan barang
yang sama.
Activity-Based Costing
Secara spesifik, aktivitas adalah tugas atau tindakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Aktivitas dapat menjadi aksi tunggal atau kesatuan dari beberapa tindakan. sumber daya adalah
unsur ekonomi yang dibutuhkan atau dikonsumsi dalam melakukan kegiatan. Resource
consumption cost driver adalah mengukur sumber daya yang digunakan dalam suatu aktivitas.
Activity consumption cost driver mengukuru aktivitas yang dilakukan untuk suatu objek biaya.
Activity consumption cost driver digunakan untuk menetapkan kegiatan biaya ke objek biaya.
Activity-Based Costing adalah pembiayaan yang menetapkan biaya sumber daya ke objek biaya
seperti produk, jasa, atau pelanggan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Prosedur dalam dua
tahap penetapan biaya menetapkan biaya overhead pabrik ke kumpulan biaya aktivitas dan
kemudian ke objek biaya untuk menentukan jumlah biaya sumber daya untuk tiap objek biaya.
Langkah Dalam Mengembangkan Sistem Activity-Based Costing
Terdapat tiga langkah dalam mengembangkan sistem activity based costing, yaitu :

1. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas.


Langkah pertama dalam membuat sistem activity-based costing adalah melakukan
analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dan kegiatan perusahaan.
Kebanyakan perusahaan mencatat biaya sumber daya dalam akun yang spesifik dalam
sistem akuntansi. Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya untuk bermacam-macam
aktivitas, perusahaan mengklasifikasikan seluruh aktivitas sesuai dengan sumber daya
yang digunakan dalam suatu aktivitas :
Unit-level activity, dilakukan untuk setiap unit individu produk atau jasa

perusahaan.
Batch-level activity, dilakukan untuk setiap kelompok atau kelompok unit produk

atau jasa.
Product-level activity, mendukung produksi produk atau jasa tertentu.
Facility-level activity, mendukung operasional secara umum.
2. Menetapkan biaya sumber daya untuk kegiatan
Activity-based costing menggunakan konsumsi sumber daya untuk menetapkan biaya
sumber daya ke aktivitas. Biaya dari sumber daya yang digunakan dalam operasional
perusahaan harus dipilih biaya konsumsi sumber daya berbasis pada hubungan cause and
effect
3. Menetapkan biaya aktivitas ke objek biaya
Langkah terakhir dalam menetapkan biaya dari aktivitas ke basis objek biaya pada
aktivitas yang tepat. Hasilnya adalah objek biaya untuk tiap perusahaan atau organisasi
yang melakukan aktivitas.
Keuntungan Dari Activity-Based Costing
Beberapa keuntungan daru activity-based costung yang pernah dialami banyak perusahaan
adalah :
1. Lebih baik dalam mengukur profitabilitas. Activity-based costing memberikan biaya
produk yang akurat dan informatif, oleh karena itu dapat ditentukan harga produk dan
segmen pasar.
2. Penentuan keputusan yang lebih baik. Activity-based costing membantu manajer untuk
meningkatkan produk dan nilai proses dengan membuat desain produk yang lebih baik.
3. Peningkatan proses. Activity-based costing memberikan informasi untuk
mengidentifikasi area dimana peningkatan proses dibutuhkan.
4. Perkiraan biaya. Memperbaiki biaya produk menuju ke perkiraan biaya yang lebih baik
untuk menentuan harga, penganggaran biaya, dan perencanaa.

5. Biaya yang tidak terpakai. Karena banyak perusahaan memiliki fluktuasi musiman dan
siklus dipenjualan dan produksi, ada kalanya kapasitas pabrik tidak terpakai.
Activity-Based Management
Activity-based management mengelola sumber daya dan aktivitas untuk meningkatkan nilai dari
produk atau jasa kepada pelanggan dan meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan.
Activity-based management dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu operasional dan
strategik. Operasional meningkatkan efisiensi operasional, penggunaan aset dan menurunkan
biaya. Operasional berfokus pada melakukan hal yang benar dan melakukan aktivitas secara
efisien. Penggunaannya berdasarkan kemampuan manajemen seperti analisis aktivitas,
peningkatan proses, dan pengukuran performa.
Agar lebih kompetitif, perusahaan harus menilai seluruh aktivitas berdasarkan kebutuhan dari
produk atau pelanggan, efisiensi, dan nilai produk. Perusahaan melakukan aktivitas untuk salah
satu alasan berikut ini :
1. Mencapai spesifikasi dari produk atau jasa atau memuaskan keinginan pelanggan.
2. Untuk mempertahankan organisasi.
3. Agar dinyatakan bermanfaat untuk perusahaan.
High value added activity secara signifikan meningkatkan nilai dari produk atau jasa kepada
pelanggan. Low value added activity menggunakan waktu, sumber daya, atau tempat, tapi sedikit
menambahkan kepuasan yang dibutuhkan pelanggan.
Customer Profitability Analysis
Customer profitability analysis mengidentifikasi aktivitas layanan pelanggan dan cost driver dan
menetukan profitabilitas dari tiap pelanggan atau kelompok pelanggan. Analisis profitabilitas
pelanggan membuat manajar mampu untuk :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengidentifikasi pelanggan yang menguntungkan.


Mengelola biaya layanan pelanggan.
Mengenalkan produk atau jasa baru yang menguntungkan.
Tidak melanjutkan produk, jasa, atau pelanggan yang tidak menguntungkan.
Memberikan diskon untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Memilih jenis after-sales untuk diberikan,

Implementation Issues and Extensions

Kesuksesan dalam mengimplementasikan activity-based costing/management membutuhkan


kerjasama dari akuntan manajemen, teknisi, manajer pabrik, dan manajer operasional. Mereka
harus bertindak dalam kelompok untuk mengidentifikasi aktivitas, cost driver, dan informasi
yang diperlukan, baik keuangan maupun non-keuangan.
Memahami proses produksi dan identifikasi cost driver memerlukan usaha yang teliti. Usaha
untuk mendesain ulang sistem biaya biasanya didapatkan saat organisasi memiliki perbedaan
produk yang tinggi, bermacam-macam cost driver, dan memiliki banyak jalur distribusi,

Anda mungkin juga menyukai