Anda di halaman 1dari 5

Resume Laporan

Studi Penerapan Radio Trunking di Lingkungan Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur

I.

Permasalahan
Dalam menunjang produksi, PT. Pupuk Kalimantan Timur pasti akan selalu menambah
pabriknya. Dan tentu saja radio komunikasi yang digunakan akan semakin ditambah. Radio
komunikasi sendiri juga terdiri dari tiga jenis, yaitu radio konvensional, radio trunking, dan radio
hybrid. Setiap jenis radio komunikasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Dan jika dilihat dari kebutuhannya, radio komunikasi jenis apakah yang lebih
cocok diterapkan di lingkungan pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur?

II.

Hipotesis

Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah sebuah perusahaan besar yang sekarang ini
mempunyai enam pabrik yang beroperasi. Tentu saja keenam pabrik ini dioperasikan oleh
banyak karyawan. Dan kebutuhan sarana komunikasi untuk saling menghubungkan unit-unit
kerja yang beroperasi haruslah aman, handal, dan efisien.
Dari ketiga jenis radio komunikasi yang ada, radio trunking adalah jenis radio yang lebih
unggul dan cocok diterapkan di lingkungan pabrik yang mempunyai banyak unit kerja. Hal ini
dikarenakan radio trunking bersifat efisien dan mampu menghemat channel frekuensi kerja. Jika
radio konvensional membutuhkan delapan channel untuk delapan unit kerja, maka radio trunking
hanya memerlukan empat channel untuk delapan frekuensi kerja.
Prinsip kerja radio trunking mirip dengan sistem antre di bank. Di mana saat semua counter
terpakai, antrean tidak menunggu pada counter tertentu saja melainkan pada semua counter. Di
mana jika ada counter yang kosong, manager akan mengalokasikan antrian yang paling depan.

III.

Metode
Dalam laporan ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
a) Studi Literatur

Penulis melakukan studi yang berhubungan dengan topik melalui buku di perpustakaan dan
artikel di internet.
b) Wawancara
Penulis melakukan metode diskusi dengan pembimbing mengenai penerapan radio trunking
yang dioperasikan di lingkungan pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur. Metode ini diterapkan
untuk mendapatkan informasi yang lengkap karena diberikan langsung oleh karyawan yang
bersangkutan.
c) Survey
Kunjungan di lapangan juga diperlukan untuk mengetahui secara langsung permasalahan
yang ada.
d) Analisis
Dengan didapatnya data dari metode-metode di atas, penulis dapat menganalisa
permasalahan dan memberikan kesimpulannya.

IV.

Analisis

Menurut Public Safety Wireless Network (PSWN), terdapat sepuluh parameter yang
digunakan sebagai acuan untuk dijadikan pembanding sistem radio komunikasi. Parameterparameter pembanding tersebut adalah:
Parameter
Pembanding

Spectrum
efficiency

Grade of
Service
(GoS)

Network
capacity
Call setup
time

Sistem Konvensional
Channelization yang sama
untuk semua sistem, yaitu 25
kHz dan 6.25 kHz.
Channelization
meningkat
tergantung tipe dari teknologi
yang digunakan: wideband,
narrowband, advance digital
modulation, dan skema multipel
akses.
Panggilan diblokir pada periode
puncak.
Sinyal pesan yang bertabrakan
tidak diketahui pemanggil. Jika
tidak mendapatkan jawaban,
pemanggil
akan
mencoba
kembali.
Manual call delay.

Dalam situasi meningkatnya


beban saluran, sinyal yang
bertabrakan kemungkinannya
akan
meningkat
dan
menyebabkan
throughput
rendah.
Umumnya 15 ms pada sistem
analog.
Umumnya 250 ms pada sistem
advanced digital. Akibatnya,
waktu yang dibutuhkan untuk
komunikasi dengan pengguna

Sistem Trunking
Channelization yang sama untuk
semua sistem, yaitu 25 kHz dan
6.25 kHz.
Channelization
meningkat
tergantung tipe dari teknologi yang
digunakan:
wideband,
narrowband, advance digital
modulation, dan skema multipel
akses, serta banyaknya pengguna.
Panggilan
diantrikan
selama
periode
puncak.
Mencegah
pengulangan panggilan, dan juga
mencegah sinyal bertabrakan.
Call delay terjadi selama antrian.
Bisa meninggalkan panggilan jika
delay antrian signifikan.

Pada periode penggunaan puncak,


terjadi antrian panggilan yang
menjamin bahwa panggilan akan
sampai ke tujuan. Hal ini
menyebabkan
sistem
ini
mempunyai
throughput
yang
tinggi.
Umumnya 250 ms untuk
teknologi analog dan digital. Hal
ini menyebabkan bertambahnya
waktu secara signifikan jika
enkripsi digunakan.

lain menjadi lebih lama. Jika


menggunakan enkripsi, maka
waktu yang dibutuhkan untuk
call setup meningkat.
Tidak membutuhkan jaringan
yang
kompleks
untuk
komunikasi langsung user-touser.
Network
architecture

Network
scalability

Network
encryption

Network
security
Network
management
Network cost
efficiency

Memungkinkan
perluasan
kapasitas melalui penambahan
saluran dan atau perlatannya
yang dapat mempengaruhi
bertambahnya biaya yang akan
dikeluarkan untuk infrastruktur.

Produk enkripsi dan algoritma


tipe 1 sampai 4 tersedia pada
banyak jenis arsitektur LMR.
Tidak menerapkan teknologi
frekuensi
hopping
yang
mengakibatkan pengguna gelap
lain
dapat
mendengar
pembicaran pada saluran lain.
Tidak adanya autentifikasi yang
mencegah akses yang tidak sah.
Diperlukan manajemen jaringan
yang manual.
Lebih murah dibandingkan
dengan sistem trunking.

Membutuhkan interkoneksi untuk


sinkronisasi transmitter.
Membutuhkan kontrol site dan
central di sistem trunking terpusat
yang berguna untuk mengatur
semua sistem dalam infrastruktur
trunking.
Sehingga
dalam
pemeliharaan tidak perlu pergi ke
seluruh
komponen,
namun
melakukannya di kontrol site dan
central saja.
Lebih
kompleks
dibanding
arsitektur konvensional.
Arsitektur
trunking
terpusat
memungkinkan untuk perluasan
kapasitas melalui penambahan
channel.
Beberapa
LMR
sekarang
layanannya sebanding dengan
komunikasi
seluler
yang
memberikan
layanan
seperti
panggilan person-to-person.
Produk enkripsi dan algoritma tipe
1 sampai 4 tersedia pada banyak
jenis arsitektur LMR.
User
ID
dan
autentifikasi
mencegah akses yang tidak sah.
Menerapkan teknologi frekuensi
hopping
yang
menyebabkan
pengguna gelap lain semakin sulit
untuk mendengar pembicaraan
dalam satu saluran.
Banyak fitur manajemen jaringan
yang diotomatiskan.
Lebih mahal dibandingkan sistem
konvensional

V.

Kesimpulan

Ditinjau dari karakteristiknya, sistem radio trunking mempunyai banyak keunggulan


dibanding sistem konvensional. Keunggulan-keunggulan inilah yang membuat sistem radio
trunking layak diterapkan di lingkungan pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur. Dan pada
penerapannya di lapangan, sistem radio trunking dibangun menggunakan arsitektur cross
protocol yang bersifat terpusat. Hal ini dikarenakan pada jaringan jenis ini dapat mengontrol
semua operasional radio trunking di satu tempat saja, yaitu di ruang kontrol.

Anda mungkin juga menyukai