Disajikan untuk :
Pertanggungjawaban Penulis Selama Mengikuti Praktek Kerja Lapangan
di PT. Pupuk Kalimantan Timur, Bontang
Oleh :
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing
EDY RIYANTO
Mengesahkan,
Andik.C.Buadirarto
Manager
KATA PENGANTAR
7. Bapak Edy Riyanto selaku Kepala Bagian Penjualan Ekspor serta Selaku
Pembimbing Praktek Kerja Lapangan saya, terima kasih atas bimbingan dan
masukannya, serta bantuannya dalam menyelesaikan tugas ini.
8. Staf Dept. Pemasaran Bagian Penjualan Non PSO/Ekspor Pak Alpiunus, Pak Yusuf,
Mas Lutfi, Mas Andrian, Mbak Desi Arisandi, Mbak Mita terima kasih atas bantuan
dan sarannya selama PKL.
9. Abang dan adek saya tersayang terima kasih atas dukungan, doa dan semangatnya
selama ini.
10. Nicolas Meyer Simanjuntak orang terkasih saya, terima kasih untuk perhatian, doa,
semangat dan saran-sarannya selama ini.
11. Sahabat tercinta saya timbrel ayu, gita lusy, ane dan puput, were best friend
forever :)
12. Teman-teman asrama putri II Hana, Yunika, Ana, Ikash, Decyin, Desmar, Endah,
Indri, Lia, Angel, Marlin, Selvi, Seply, Orpa, Yeni, Astri, dan Vero
13. Teman-teman Jurusan Administrasi Bisnis Any, Lina, Ika, Winda, Icha, Bimbie,
Metty, Mbak Sity, Bang Jack, Riana, Erny, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis
ucapkan satu persatu, terima kasih atas semangat dan dukungannya.
14. Rekan-rekan seperjuangan Praktek Kerja Lapangan Periode 16 Januari 14 Maret
2014, Kak Gaby, Kak Lydia, Kak Fitriani, Kak Dian, Kak Adi, Kak Sulis dll terima
kasih atas kerjasamanya, kekompakannya dan keseruannya selama ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Lapangan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang membangun sehingga dapat lebih baik dan kesalahan yang sama tidak terulang
dikemudian hari.
Samarinda, Maret 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1
Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah....................................................................................................6
1.3
Tujuan Penelitian.....................................................................................................7
1.4
Manfaat Penelitian...................................................................................................7
1.5
Waktu Pelaksanaan..................................................................................................8
BAB II........................................................................................................................................9
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...................................................................................9
2.1.1
2.2
Struktur Organisasi................................................................................................11
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
Unit Produksi.........................................................................................................20
2.11
BAB III.....................................................................................................................................25
DASAR TEORI........................................................................................................................25
3.1
Landasan Teori.......................................................................................................25
3.1.1
Pengertian Penjualan..............................................................................................25
3.1.2
Jenis-jenis Penjualan..............................................................................................26
3.1.3
3.1.4
Metodologi Penelitian............................................................................................37
Teknik Pengumpulan Data.................................................................................38
BAB IV....................................................................................................................................41
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.........................................................................................41
4.1
Analisa...................................................................................................................41
4.2
Pembahasan...........................................................................................................43
BAB V......................................................................................................................................56
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................56
5.1
Kesimpulan............................................................................................................56
5.2
Saran......................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................59
LAMPIRAN.............................................................................................................................60
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berkembangnya arus perdagangan global dan ekonomi dunia saat ini membuat
hubungan perdagangan tidak hanya dilakukan perusahaan dalam satu wilayah negara
saja, tetapi juga dengan para perusahaan perusahaan dari negara lain. Perdagangan
atau pertukaran barang dan jasa dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain, bukan antar suatu negara dengan negara lain. Penduduk yang
dimaksud bisa warga biasa (individu), atau sebuah perusahaan ekspor-impor, serta
perusahaan industri dan perusahaan negara. Perdagangan luar negeri hanyalah istilah
kependekan dari kegiatan pertukaran barang dan jasa antar penduduk suatu negara
dengan penduduk di negara lain (Boediono, 1992).
Perdagangan melewati batas negara (pabean) terjadi karena setiap negara
berbeda dengan negara lain ditinjau dari sudut sumber alam, iklim, letak geografis,
penduduk, keahlian, tenaga kerja, harga, keadaan dan struktur ekonomi dan sosial.
Perbedaan tersebut menimbulkan perbedaan barang yang dihasilkan, biaya yang
diperlukan, serta mutu/kualitas dari negara yang lebih unggul dalam memproduksi
hasil tertentu karena suatu negara mempunyai kombinasi faktor-faktor produksi lebih
baik dari negara lainnya. Perdagangan luar negeri terjadi karena kebutuhan
barang/jasa tidak terdapat pada suatu negara atau negara itu memperoleh barang dan
jasa relatif murah dan lebih baik mutunya dari negara lain. Indonesia telah memasuki
pembangunan ekonomi jangka panjang yang merupakan proses peningkatan dan
penyempurnaan dari ekonomi sebelumnya, yang selama ini telah kita capai dengan
segala daya dan usaha sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembangunan nasional
dan perkembangan perekonomian dapat terlaksana (Amir, MS, 2000 : 1-3).
Letter of Credit (L/C) merupakan salah satu instrument yang dapat digunakan
untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan (financing) atas transaksi perdagangan yang
terkait, baik bagi Applicant, Bank penerbit maupun Beneficiary. Adanya lalu lintas
perdagangan luar negeri, pengiriman barang/jasa akan terasa mudah dengan
menggunakan Letter of Credit, karena Letter of Credit (L/C) itu sendiri merupakan
Jaminan Bank untuk melindungi pembayaran dan menghindari risiko yang tidak
diinginkan, selain itu penggunaan Letter of Credit (L/C) dapat menghindari dari risiko
pembatasan transfer valuta serta biaya yang dipungut bank untuk negosiasi dokumen
relatif lebih kecil bila ada Letter of Credit (L/C). Hal ini dengan sendirinya akan
mempertinggi efisiensi pengelolaan dokumen di bank devisa. Pemahaman tentang
Letter of Credit (L/C) secara mendalam dibutuhkan oleh para pihak eksekutif
perbankan terutama yang berhubungan dengan lalu lintas pembayaran internasional.
PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah salah satu perusahaan eksportir yang
bergerak di bidang industri pupuk dan memproduksi, yaitu Pupuk Urea, Amoniak, dan
NPK. Sistem pembayaran yang digunakan PT. Pupuk Kalimantan Timur dalam
melakukan transaksi penjualan ekspor adalah Letter of Credit/LC dan Telegraphic
Transfer. Dalam kesempatan ini penulis ingin melakukan kajian dari sistem
pembayaran tersebut yaitu penggunaan Letter of Credit (L/C).
berjudul Penggunaan Letter of Credit/LC dalam Penjualan Ekspor Pupuk Urea &
Amoniak di PT. Pupuk Kalimantan Timur..
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penggunaan Letter Of Credit dalam Penjualan Ekspor Pupuk Urea &
Amoniak di PT. Pupuk Kaltim?
2. Apakah kelebihan dan kelemahan penggunaan Letter of Credit (L/C) dalam
transaksi perdagangan ekspor di PT. Pupuk Kalimantan Timur?
3. Apakah perbedaan cara pembayaran dengan menggunakan Letter of Credit
dengan Telegraphic Transfer?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui prosedur L/C dalam transaksi ekspor urea pada PT. Pupuk
2.
Kalimantan Timur.
Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penggunaan L/C dalam transaksi
3.
1.4
Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat penelitian yang dapat dipetik antara lain sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
perusahaan dalam memberikan pembelajaran tentang hal-hal yang berhubungan
dengan transaksi ekspor yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perusahaan
dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan kualitas dan aktivitas
ekspor dan pengembangan usaha.
2. Bagi Peneliti
Dari
penelitian
ini
diharapkan
penulis
memperoleh
pengetahuan,
3. Bagi Kampus
1.5
Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan mulai tanggal 16 Januari 2014 sampai
dengan tanggal 14 Maret 2014.
11
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.1
industri strategis di Indonesia dengan empat unit pabrik Amoniak dan lima unit pabrik Urea
yang saat ini dioperasikan menjadikan Pupuk Kaltim merupakan salah satu pabrik pupuk
terbesar di dunia dalam satu lokasi yang terletak di Bontang, Kalimantan Timur.
Pada tahun 1977, sebuah proyek pupuk lepas pantai dimulai di atas dua buah kapal
milik Pertamina, produsen minyak Indonesia yang terbesar, yang kemudian menjadi awal dari
berdirinya PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang dikenal juga dengan Pupuk Kaltim. Namun
karena pertimbangan teknis, maka sesuai Keppres No. 43/1975 proyek tersebut dialihkan ke
darat, dan melalui Keppres No. 39/1976, Pertamina menyerahkan pengelolaannya kepada
Departemen Perindustrian. Kesuksesan proyek tersebut menjadi tonggak pendirian sebuah
pabrik di atas lahan seluas 493 hektar, yang tadinya merupakan area hutan di lereng
perbukitan hutan Kalimantan Timur. Pupuk Kaltim resmi berdiri pada tanggal 7 Desember
1977. Bahan baku utama pabrik yang berlokasi di Bontang ini adalah gas alam yang
disalurkan melalui pipa sepanjang 60 kilometer yang terentang antara Bontang dan Muara
Badak.
Gambar 2.1.
12
Gambar 2.2.
Pabrik PT Pupuk Kaltim
Saat ini, lahan yang digunakan untuk kawasan pabrik, sarana pendukung dan sarana
penunjang lainnya seluas 11.954.646 M atau 1.195,46 hektar. Pabrik ini terletak di zona
industri Kalimantan Timur tepatnya di kelurahan Guntung, kecamatan Bontang Utara, Kota
Bontang, sekitar 120 km di sebelah Utara Samarinda, ibu kota propinsi Kalimantan Timur. Di
sebelah selatan pabrik, kurang lebih 10 km, terdapat lokasi pengolahan gas alam PT. Badak
NGL Co.
Dasar pertimbangan pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut :
13
1.
2.
3.
4.
5.
14
15
2.
dan
4.
5.
Insan Pupuk Kaltim merupakan satu kesatuan tim kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan mengutamakan nilai-nilai: Sinergi dan Bersatu.
4. Kepuasan Pelanggan
Insan Pupuk Kaltim selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
memperhatikan nilai-nilai:Perhatian, Komitmen dan Mutu.
5. Tanggap
Insan Pupuk Kaltim dalam mengantisipasi perubahan dinamika usaha selalu
memperhatikan nilai-nilai:Inisiatif, Cepat dan Peduli Lingkungan
: A. Pandu Djajanto
Komisaris
: Bambang Tjahjono
: Antonius
: Panggah Susanto
: Yurnalis Ngayoh
: Hari Priyono
Direktur Utama
Direktur Komersil
Direktur Produksi
2.
Perlindungan setiap orang lain yang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat.
3.
1.
Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat
kerja.
2.
Mengamankan mesin, instansi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil
produksi.
3.
Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian
antara pekerjaan dengan manusia atau manusia dengan pekerjaan.
2.6 Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi Perusahaan agro-kimia yang memiliki reputasi prima di kawasan Asia.
2. Misi
a. Menyediakan produk-produk pupuk, kimia, agro dan jasa pelayanan pabrik serta
perdagangan yang berdaya saing tinggi.
18
19
2. Inherent
3. Care
4. Efficient
Corporate culture adalah kinerja profesional yang senantiasa dijiwai dengan karakter
bersih, rapi dan teliti (neat), dalam kerangka berpikir utuh yang dilandasi oleh jiwa korsa
korporat (inherent), dengan prinsip kehati-hatian, penuh perhatian dan rasa kepedulian (care),
serta memberikan pelayanan yang cakap, cekatan dengan hasil yang berdaya guna (efficient).
Pupuk Kaltim dikenal dengan pengembangan-pengembangan inovatifnya yang selalu
berlandaskan kepedulian pada pelestarian lingkungan. Hal itu dibuktikan dengan telah
20
diraihnya ISO-14001 : 1996 dari BVQI pada 20 September 2000 dan dari BV pada 4 Juni
2004. selanjutnya resertifikasi II ISO 14001 : 2004 pada bulan Mei 2007 telah menggunakan
dokumen yang telah diintegrasikan dengan ISO 9001 : 2000 dan SMK3, juga dari BV.
2.9 Logo PT. Pupuk Kalimantan Timur
Gambar 2.3
Logo PT. Pupuk Kaltim
2.
3.
Lingkaran putih kecil adalah letak lokasi Bontang yang dekat dengan khatulistiwa.
4.
5.
6.
2.10
2.11
Unit Produksi
a.
b.
c.
d.
e.
Pabrik Kaltim 1
Pabrik Kaltim 2
Pabrik Kaltim 3
POPKA (Proyek Optimalisasi Pabrik Kaltim)
Pabrik Kaltim 4
Dengan selesainya pabrik Kaltim-4, maka total produksi PT. Pupuk
Kalimantan Timur akan mencapai 2,98 juta ton urea per tahun dan 1,85 juta ton per
22
tahun untuk amonia, yang akhirnya menjadikan PT. Pupuk Kalimantan Timur sebagai
produsen pupuk urea terbesar di Indonesiadan di dunia di satu lokasi.
Tabel 2.1
Kapasitas Produksi (ton/tahun) PT. Pupuk Kalimantan Timur
Pabrik
Kaltim-1
Kaltim-2
Kaltim-3
POPKA
Kaltim-4
Total
Ammonia
595.000
595.000
330.000
330.000
1.850.000
Urea
700.000
570.000
570.000
570.000
570.000
2.980.000
Ketiga pabrik yang telah beroperasi penuh tersebut akan memenuhi kebutuhan NPK
Pelangi di daerah pemasaran Kalimantan, Sulawesi, Jawa, sebagian Sumatera dan
Bali serta Nusa Tenggara. Unit Produksi NPK Pelangi di Bontang adalah milik
perusahaan patungan PT. Pukati Pelangi Khatulistiwa, sedangkan unit peroduksi di
Semarang adalah milik PT. Pukati Pelangi Agromakmur, dan unit produksi di Cirebon
adalah milik perusahaan patungan PT. Pukati Pelangi Patani Berseri. Masing-masing
unit produksi dioperasikan oleh perusahaan patungan terkait. Untuk meningkatkan
kapasitas produksi PT Pupuk Kaltim akan membangun pabrik pupuk urea kelima
berkapasitas di atas 1 juta ton per tahun. Pembangunan pabrik dengan investasi sekitar
865 juta dollar AS itu untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan pupuk pada
masa depan. Proses pembangunan saat ini masih dalam persiapan tender, sedangkan
lahan untuk penempatan pabrik sudah hampir siap dan sedang dijajaki sindikasi
pinjaman dari bank nasional (kompas.com).
Pabrik pupuk urea kelima atau Kaltim V itu juga merupakan pengganti dari
pabrik Kaltim I yang sudah tua dan tidak efisien lagi. Rencananya PKT akan
menggunakan pinjaman dari sindikasi bank nasional, di antaranya Bank Mandiri
untuk membiayai investasi pembangunan pabrik. Selain memproduksi urea sebesar
1,15 juta ton per tahun atau sekitar 3.000 ton per hari, pabrik Kaltim V juga akan
memproduksi amoniak dengan kapasitas yang hampir sama, sedangkan untuk masalah
pasokan gas masih dalam penjajakan, diantaranya PT Pupuk Kaltim untuk pabrik
PKT 5 tandatangan MoA dengan East Kal PSC (Total E&P Indonesie, Virginia
Indonesia Co,Llc, Chevron Rapak Ltd, Chevron Ganal Ltd, Chevron Makasar Ltd,
ENI Muara Bakau B.V,dan (Sebuku) Limited) untuk durasi kontrak 20 tahun mulai
2011.
24
Nilai proyek ini US$ 1,6 miliar. PKT menargetkan, pabrik Kaltim V bisa
segera terealisasi, dengan target produksi secara komersial pada 2015, tetapi
meskipun pabrik PKT V beroperasi, pabrik Kaltim I diupayakan tetap bisa beroperasi
untuk meningkatkan kapasitas produksi pupuk urea. Saat ini pabrik Kaltim I telah
berusia di atas 20 tahun dan kontrak pasokan gas terhadap pabrik tersebut akan
berakhir pada tahun 2011. PKT untuk 2009 ini menargetkan produksi pupuk urea
sebesar 2,7 juta ton dengan kewajiban memasok pupuk urea bersubsidi sebesar 2,144
juta ton bagi 18 provinsi di wilayah Indonesia bagian timur. Produksi PKT tahun lalu
sekitar 2,5 juta ton pupuk urea dan sekitar 1,8 juta ton di antaranya dipasok untuk
pupuk urea bersubsidi. Pabrik Kaltim V tersebut memiliki kapasitas produksi dua kali
lipat dibandingkan pabrik sebelumnya yang rata-rata berkapasitas 570.000 ton per
tahun. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan biaya investasi selain meningkatkan
kapasitas produksi untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan pupuk. Tahun ini
pemerintah menargetkan produksi pupuk urea nasional mencapai sekitar 7 juta ton
yang sudah mendekati kapasitas terpasang industri pupuk urea nasional.
25
2.11
Gambar 2.6
26
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Landasan Teori
Teori adalah suatu pedoman, landasan dan pegangan bagi penulis dalam
menentukan langkah langkah suatu pemecahan masalah yang mungkin dapat
digunakan sebagai jalan keluar untuk mengatasi suatu permasalahan yang dibahas.
Pada bab ini penulis akan menjelaskan kerangka dasar yang akan dijadikan sebagai
landasan dan acuan dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini dan dalam
penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini penulis mengutip konsep dasar-dasar
teori yang kuat dari para ahli dan hasil karya ilmiah yang berupa buku buku
literatur yang mendukung dan memudahkan pemahaman tentang objek penelitian
ini.
3.1.1
Pengertian Penjualan
Ada beberapa pengertian penjualan menurut para ahli, diantaranya adalah
sebagai berikut :
Menurut Al. Haryono Jusup (2003:326) Penjualan adalah nama rekening
pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang
dagang.
Menurut Soemarso S.R (2004:160) Penjualan adalah transaksi antara
perusahaan dengan pembeli untuk meyerahkan barang atau jasa yang berakibat
timbulnya piutang, kas aktiva.
Selain itu menurut Mulyadi (2008:160) Penjualan adalah suatu kegiatan yang
terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, secara kredit maupun tunai.
27
Dari beberapa definisi para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
penjualan adalah kegiatan transaksi baik produk barang dan atau jasa antara pihak
pembeli dan pihak penjual serta adanya saling menguntungkan antara kedua belah
pihak.
3.1.2
Jenis-jenis Penjualan
Ada beberapa jenis penjualan menurut Basu Swasta (1998 : 11) yaitu :
Trade Selling
Dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer
untuk berusaha memperbaiki distributor produk-produk mereka. Hal ini
melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan
pengadaan produk baru, jadi titik beratnya pada penjualan melalui penyalur
produknya.
Technical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada
pembeli akhir dari barang dan jasanya dengan menunjukkan bagaimana produk
3.1.3
3.1.4
31
memberikan jalan keluar yaitu dengan menerbitkan fasilitas L/C atau Letter of
Credit.
3.1.4.2 Jenis-jenis Letter of Credit
Perdagangan Internasional berkembang semakin rumit sehingga dalam
transaksinya terdapat berbagai jenis L/C yang masing-masing diberi istilah
tersendiri, yang diatur dalam UCPDC (Uniform Customs & Practice for
Documents Credit) adalah versi terakhir untuk pedoman umum internasional
(best practice) transaksi LC yang diterbitkan oleh ICC (International
Chamber of Commerce) ataupun dalam HKPLLD (Himpunan Ketentuan
Prosedur Lalu Lintas Devisa). Diantaranya yang perlu kita ketahui adalah
sebagai berikut :
1.
Sifatnya
a. Revocable Letter of Credit (L/C) adalah suatu Letter of Credit (L/C) yang
sewaktu-waktu dapat ditarik kembali atau dibatalkan oleh pembuka Letter of
Credit (L/C)
atau
oleh
bank
pembuka,
tanpa
persetujuan
dari
33
lain.
Bank ini dapat juga dimungkinkan sebagai paying bank atau
confirming bank , bahkan sebagai issuing bank dalam hal berbeda
g.
barang
bilamana
dokumen
B/L
telah
dilakukan
pembayaran.
Bagi eksportir, pihak yang meneliti dokumen serta pembayaran pajak
dan memberikan izin barang untuk dimuat di kapal.
c. Perusahaan asuransi
d.
e.
39
41
Invoice
Sesuai dengan UCP 600 tahun 2010, invoice merupakan suatu dokumen
yang dibuat oleh penjual dan ditujukan kepada pembeli yang berfungsi
sebagai suatu pernyataan yang sah dari penjual tentang barang yang
dijualnya, dan harus dibuat dalam mata uang yang sama dengan mata uang
L/C serta tidak harus ditandatangani.
Faktur (invoice) dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu :
a. Proforma Invoice
Merupakan penawaran dalam bentuk faktur biasa dari penjual kepada
pembeli yang potensial juga merupakan tawaran pada pembeli untuk
menempatkan pesanannya yang pasti dan sering dimintakan oleh pembeli
supaya instansi yang berwenang di negara importir akan memberikan izin
impor. Faktur ini biasanya menyatakan syarat syarat jual beli dan harga
barang, sehingga segera setelah pembeli yang bersangkutan telah menyetujui
pesanan akan ada kontrak yang pasti. Penggunaan faktur ini juga digunakan
c. Consular Invoice
Faktur yang dikeluarkan oleh instansi resmi yaitu kedutaan atau konsulat.
Faktur ini terkadang ditandatangani oleh konsul perdagangan Negeri
pembeli, dibuat oleh eksportir dan ditandatangani oleh konsul negara
pembeli, atau dibuat dan ditandatangani negara sahabat dari negara pembeli.
Peraturan peraturan antar negara memiliki perbedaan antar satu dengan
yang lainnya tetang faktur ini, tetapi yang jelas kegunaan dari faktur ini
antara lain untuk memeriksa harga jual dibandingkan harga pasar yang
sedang berlaku dan untuk memastikan bahwa tidak terjadi dumping (harga
jual dalam negeri lebih tinggi dibanding jika dijual di luar negeri), selain itu
juga diperlukan untuk menghitung bea masuk di tempat importir.
Packing List
Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barangbarang yang dipak, dibungkus atau diikat dalam peti dan sebagainya dan
biasanya diperlukan oleh bea cukai untuk memudahkan pemeriksaan. Uraian
barang tersebut meliputi jenis bahan pembungkus dan cara mengepaknya.
Dengan adanya packing list maka importir atau pemeriksa barang tidak akan
keliru untuk memastikan isinya. Nama dan uraian barang haruslah sama
sebagai jaminan atas mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang,
perusahaan
atau
badan
penelitian
independen
yang
47
3.2.2
49
51
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa
Dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai Penggunaan Letter of
Credit/LC dalam Penjualan Ekspor Pupuk Urea & Amoniak di PT. Pupuk Kaltim. Ada
2 (dua) cara pembayaran yang biasa dilakukan oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur
yaitu Letter of Credit/LC dan Telegraphic Transfer/TT. Namun yang ingin penulis kaji
lebih dalam yaitu penggunaan Letter of Credit. Pembahasan ini dilakukan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tanda tangan
pengesahan oleh Direksi sejak tanggal 17 Januari 2013, mencabut dan menyatakan
tidak berlaku (absolete) Prosedur Penawaran Ekspor Urea (P-NIAGA-01) Revisi 0
Tanggal 15 Juni 2012 dan Prosedur Penjualan Urea & Amoniak Ekspor (P-NIAGA02), Revisi 1 Tanggal 12-09-2011, karena telah digantikan dengan prosedur ini.
Berikut ini disajikan alur prosedur Letter of Credit/LC, agar mempermudah dan
menganalisis perbedaannya dengan Telegraphic Transfer/TT :
MULAI
PENERBITAN
SPJB/SALES CONTRACT
PEMERIKSAAN
CARA PEMBAYARAN
PENERIMAAN
NOMINASI KAPAL
PENERBITAN
DELIVERY ORDER, SHIPPING
INSTRUCTION DAN CERTIFICATE
OF ORIGIN
PENERIMAAN DOKUMEN
PENGAPALAN
SELESAI
Gambar 4.1
4.2 Pembahasan
4.2.1 Penjelasan Prosedur Letter of Credit
4.2.1.1 Penerimaan Surat Penetapan Pemenang
55
Adalah surat penetapan pemenang yang diterbitkan oleh Direktur Utama PT. Pupuk
Indonesia (Persero) kepada Direktur Utama PT. Pupuk Kaltim yang berisikan sekurangkurangnya tetapi tidak terbatas pada data pemenang yaitu : nama pembeli, harga jual,
kuantum dan jangka waktu pengapalan.
PT. Pupuk Kaltim merupakan salah satu perusahaan pupuk yang berada di bawah
naungan induk perusahaan Pupuk Indonesia (Persero). PI bertindak sebagai perantara
penjualan ekspor antara PT. Pupuk Kaltim dengan pihak importir dengan cara membuka
tender (pelelangan). Pelelangan semacam ini dapat dilakukan jika PT. Pupuk Kaltim telah
menyertakan Surat Ijin Ekspor (SIE) yang masih berlaku beserta dokumen yang
menerangkan jumlah balance stock pupuk yang berada di gudang PT. Pupuk Kaltim, namun
jumlah stock pupuk yang ada harus mengutamakan kebutuhan dalam negeri sebelum
melakukan penjualan ekspor. Jika stock pupuk dalam negeri mencukupi maka PI akan
menentukan harga dasar yang menjadi acuan pembukaan lelang, harga yang ditentukan oleh
PI ini mengacu pada majalah perdagangan pupuk dunia seperti Majalah Fertecon, Profercy
dan Argus.
Tender dibuka oleh PI dan dihadiri oleh perwakilan beberapa negara yang akan
melakukan impor pupuk dan dihadiri oleh perwakilan pihak PI itu sendiri. Proses lelang ini
dibuka dengan harga yang ditetapkan PI yang menjadi harga dasar, sedangkan pihak pihak
yang akan melakukan impor pupuk kemudian mengajukan berbagai harga di atas harga dasar,
selanjutnya pihak yang mengajukan harga lelang tertinggi dan dalam waktu tercepat dapat
ditetapkan oleh PI sebagai pemenang lelang. Kemudian, pihak PI akan mengeluarkan Surat
Penetapan Pemenang yang ditanda tangani oleh pihak sepeti PI, pihak PT. Pupuk Kaltim,
pemenang tender, dan juga pihak yang mengajukan lelang dengan harga terendah.
57
Kemudian Surat Penetapan Pemenang tersebut diberikan kepada Direktur Utama PT.
Pupuk Kaltim, yang kemudian didisposisikan kepada Direktur Komersil untuk menerbitkan
Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB), lalu Direktur Komersil memerintahkan kepada Manager
Penjualan Urea Non Subsidi dan Amoniak, hingga terakhir kepada Kabag Penjualan Ekspor
untuk menerbitkan Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB).
1. Penerbitan Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB)/Sales Contract
Kabag Penjualan Ekspor menyusun draft Surat Perjanjian Jual Beli/Sales
Contract penjualan produk sesuai dengan standar perusahaan yang berlaku, kemudian
menyampaikan draft tersebut kepada Manager Penjualan Non Subsidi, Direktur Komersil,
dan kepada Direktur Utama. Setelah Direktur Utama menandatangani Surat Perjanjian
Jual Beli/Sales Contract tersebut, selanjutnya Surat Perjanjian Jual Beli/Sales Contract
diserahkan kepada Manager Penjualan Non Subsidi melalui Direktur Komersil.
Selanjutnya, Manager Penjualan Non Subsidi mengirimkan dan menerima Surat
Perjanjian Jual Beli/Sales Contract yang telah ditandatangi pembeli dan mengintruksikan
Kabag Penjualan Ekspor untuk mendokumentasikan dan mengirimkannya ke pembeli.
Selanjutnya, Manager Penjualan Non Subsidi mengajukan secara tertulis kepada
pembeli (Applicant) untuk membuka Letter of Credit (L/C) dan Nominasi Kapal, serta
mengajukan secara tertulis kepada pembeli untuk melakukan pembayaran Performance
Bond/ Jaminan Garansi jika pembayaran menggunakan L/C.
angkut, tujuan, dan syarat pembayaran. Selanjutnya, Delivery Order tersebut dikirimkan
kepada Kabag Terminal, sedangkan memo, draft B/L dan draft surveyor dikirimkan
kepada Kabag Pelabuhan. Kabag Penjualan Urea Ekspor dan Amoniak juga menerbitkan
Proforma Invoice yang berisi nama pembeli, nama barang, kuantum, harga, nama alat
angkut,
tujuan,
dan
kemudian
menandatanganinya
untuk
pengurusan
surat
4.2.1.2
63
1. Sales Contract
Applica
nt/
Beneficiary/
Penjual
2
6
Advising/Nomi
nated Bank
Issuing
Depository
9
Gambar 4.2
Keterangan :
1. Beneficiary (penjual) dan Applicant (pembeli) membuat sales contract. Salah satu
syarat yang disepakati adalah pembayaran dilaksanakan dengan L/C.
2. Atas dasar syarat pembayaran yang telah disepakati di dalam kontrak, maka pihak
pembeli mengajukan permohonan penerbitan kepada Bank.
3. Issuing bank selanjutnya menerbitkan L/C atas dasar permintaan pembeli (Applicant)
untuk keperluan penjual (Beneficiary) yang disampaikan melalui bank penerus
(Advising bank) di tempat penjual.
4. Advising bank menyampaikan asli L/C kepada penjual (Beneficiary) setelah dilakukan
verifikasi atau autentikasi terhadap L/C itu.
65
5. Setelah menerima L/C dari Advising bank, Beneficiary melakukan pengiriman barang
sesuai dengan syarat penyerahan barang (terms of delivery) yang disepakati di dalam
Sales Contract, serta menyiapkan dokumen yang diminta oleh L/C.
6. Beneficiary menyerahkan satu set dokumen yang disyaratkan L/C kepada bank yang
ditunjuk atau diberi kuasa (Nominated bank) oleh Issuing bank yang disebutkan
dalam L/C.
7. Berdasarkan penyerahan dokumen dari Beneficiary, Nominated bank selanjutnya
melakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen dengan syarat dan kondisi L/C dan
ketentuan yang berlaku. Jika dokumen telah memenuhi syarat complying presentation,
maka nominated bank dapat memutuskan bertindak sebagai negotiating bank dengan
melakukan pembayaran terlebih dahulu sepanjang L/C mensyaratkan by
negotiation.
8. Nominated bank meneruskan
dokumen
kepada
Issuing
bank,
terlepas
apakah Nominated bank telah membayar terlebih dahulu atau belum. Penerusan
dokumen ke bank penerbit ini dalam rangka melakukan penagihan akseptasi,
pembayaran, atau pembayaran kembali (reimbursement) dalam hal dokumen telah
dinegosiasi.
9. Setelah menerima penerusan dokumen dari Nominated bank, Issuing bank melakukan
pemeriksaan dokumen tersebut apakah memenuhi syarat complying presentation atau
tidak. Jika dokumen dinyatakan clean, maka issuing bank wajib melakukan akseptasi,
pembayaran, atau reimbursement kepada nominated/ negotiating bank. Namun jika
terjadi penyimpangan pada dokumen terhadap syarat dan kondisi L/C (discrepancy),
maka Issuing
bank tidak
wajib
melakukan
akseptasi,
pembayaran,
10. Issuing
bank menyerahkan
dokumen
original
kepada Applicant
setelah
ia
secara langsung.
Biaya yang dipungut untuk negosiasi dokumen juga hanya kecil bila ada Letter
of Credit/LC.
Terhindar dari resiko pembatasan transfer valuta.
Dapat menerima pembayaran langsung jika telah mengapalkan barang dan
2. Kelemahan :
Jika dokumen mengandung discrepancy (ies) atau penyimpangan, maka
meskipun barang telah dikapalkan/dikirim sesuai dengan pesanan, eksportir
berpotensi tidak memperoleh pembayaran (karena bank hanya berurusan
69
measurement list.
Terkadang ekspor juga disertai dengan dokumen polis asuransi, brosur barang, user
manual, certificate of quality, certificate of quantity, certificate of origin, dan lainlain. Dalam setiap perusahaan memiliki cara pembayaran yang berbeda-beda dalam
penjaminan pembayaran khususnya luar negeri dan sama halnya pada perusahaan di
PT. Pupuk Kaltim.
Sistem pembayaran yang digunakan
adalah Letter of Credit. Namun pada kenyataannya di lapangan, ada sedikit perbedaan
cara pembayaran transaksi ekspor melalui Letter of Credit/LC dengan Telegraphic
Transfer/TT. Berikut perbedaannya :
1. Telegraphic transfer/TT
Telegraphic transfer/TT merupakan metode pembayaran yang paling
sederhana dan mudah untuk digunakan, biasanya digunakan ketika sampel dan
71
pengiriman dalam jumlah kecil diangkut melalui udara, dan menggunakan jasa
pengiriman/kurir. Di perusahaan PT. Pupuk Kaltim sendiri dalam penggunaan TT
menggunakan jasa pengiriman DHL.
dikirimkan seperti Airway Bill (bukti bahwa barang telah dikirim), faktur
komersial dan daftar kemasan akan dikirimkan kepada pihak Applicant.
Namun dalam pembayaran TT ini biasanya digunakan jika pihak antara penjual
(Beneficiary) dengan pembeli (Applicant) telah menjalin transaksi perdagangan
ekspor yang lama dan sudah saling mengenal baik dengan penjual dan pembeli
serta sudah saling percaya, karena jika tidak kelemahan dari TT ini sendiri yaitu
resiko yang didapatkan bisa terkena tipu karena tidak saling mengenal serta tidak
adanya jaminan pembayaran.
2. Letter of Credit/LC
Merupakan metode pembayaran formal yang paling sering digunakan oleh
pihak eksportir termasuk oleh PT. Pupuk Kaltim. Didefinisikan sebagai surat yang
dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli sejumlah barang dimana bank
sendiri yang mengakseptir dan membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.
L/C menjamin pembayaran kepada penjual barang dan / atau jasa yang disediakan
dokumen tertentu telah disampaikan kepada bank. Ini adalah dokumen yang
membuktikan bahwa penjual (Beneficiary) telah melakukan tugas berdasarkan
kontrak yang mendasari (misalnya, penjualan kontrak barang ) dan barang ( atau
jasa ) telah disediakan sesuai dengan kesepakatan.
Pengiriman L/C biasanya diangkut melalui laut, dengan menggunakan kapal.
Dokumen-dokumen yang diikutsertakan lebih banyak berdasarkan kemauan
pembeli (Applicant) seperti Bill of Lading B/L (bukti bahwa barang telah dikirim),
Commercial Invoice, Packing list, License, Shipping Documents, Certificate of
Quality, Certificate of Quantity, Certificate of Origin dan lain sebagainya.
Keuntungan yang ditawarkan pembayaran melalui LC yaitu lebih aman dan
73
75
3. CIF berarti bahwa, Eksportir bertanggung jawab mengurus barang sampai di atas
Kapal, termasuk membayar ongkos pelayaran dan membayar premi asuransi.
Semua biaya pemuatan barang di Pelabuhan Muat termasuk pajak ekspor dan ijin
ekspor (bila ada) menjadi tanggung jawab Eksportir.
4.2.1.7 Dokumen-dokumen Pengiriman Barang sebagai berikut :
1. Bill of Lading
2. Invoice
3. Packing List
4. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
5. CoO (Certificate of Origin)
6. CoF (Cerificate of Fumigation)
7. Polis, dll
4.2.1.8 Jenis jenis Bill of Lading B/L
1. Shipped B/L
2. Received for shipment B/L
3. Trough B/L
4. Combined Transport B/L
5. Groupage B/L
6. Straight B/L
7. Third PartyB/L
8. Clean/Unclean B/L
9. Charter Party B/L
4.2.1.9 Syarat-Syarat Pembuatan Certificate of Origin sebagai berikut :
1. TDP ( Tanda Daftar Perusahaan )
2. SIUP ( Surat Ijin Usaha Perusahaan )
3. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak )
4. Bill of Lading
5. Commercial Invoice
6. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang )
7. Draft Form Certificate of Origin
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Metode pembayaran kegiatan ekspor pupuk urea & amoniak yang digunakan oleh
PT. Pupuk Kalimantan Timur, pada Departemen Penjualan Non PSO bagian Ekspor
ada 2 (dua) yaitu, Letter of Credit dan Telegraphic Transfer.
2. Prosedur penjualan ekspor pupuk urea & amoniak di PT. Pupuk Kalimantan Timur
menggunakan Letter of Credit yang telah sesuai dengan aturan pemerintah dan
mengikuti aturan perdagangan dunia berdasarkan Uniform Customs and Practice
(UCP) 600, dan telah diketahui oleh pihak pemerintah terkait seperti Dinas
Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang, serta telah sesuai dengan dasar teori yang
telah penulis uraikan di Bab III.
3. Kelebihan dalam menggunakan pembayaran Letter of Credit adalah kepastian dan
terjaminnya dalam pembayaran serta mengurangi resiko yang tidak diinginkan,
sedangkan kelemahannya adalah jika ada dokumen yang tidak sesuai maka pihak
eksportir akan dikenakan sanksi atau discrepancy (penyimpangan). Itulah sebabnya
PT. Pupuk Kalimantan Timur lebih memilih Letter of Credit karena sama-sama
menguntungkan antara kedua belah pihak.
4. Perbandingan cara pembayaran LC dengan TT adalah dokumen yang dikirim
kepada Applicant sama, namun yang sedikit berbeda yaitu LC biasanya
menggunakan pengiriman melalui laut dan menyertakan dokumen yang diminta
78
oleh Applicant termasuk bukti pengiriman barang bahwa sudah dikirim seperti Bill
of Lading/BL sedangkan TT menggunakan Airway Bill/AWB.
5.2 Saran
Berikut ini ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan kepada PT. Pupuk
Kalimantan Timur, khususnya untuk Departemen Penjualan Non PSO bagian Ekspor,
antara lain :
1. Dalam pelaksanaan pembayaran dengan menggunakan LC pada transaksi ekspor
baik pupuk urea & amoniak perlu adanya peraturan yang bersifat fleksibel dan
bersifat internasional sehingga memberikan keuntungan bagi eksportir dan importir
untuk mengurangi perbedaan atau tumpang tindih antara peraturan yang satu
dengan yang lain baik di tingkat nasional maupun internasional. Perlu adanya
sosialisasi terhadap peraturan yang baru oleh pemerintah agar pelaksanaan ekspor
impor dapat terlaksana dengan biaya murah dan lancar.
2. Eksportir harus lebih meningkatkan ketelitian dalam penyiapan Bill of Lading agar
tidak terdapat permasalahan yang mengakibatkan adanya tuntutan atau klaim dari
importir seperti discrepancy ataupun perubahan dokumen LC yang tidak sesuai
seperti Amendement.
3. Eksportir diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang ekspor impor bagi tenaga
kerjanya terutama staff bagian eksporsehingga mempermudah proses ekspor yang
dilaksanakan. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kerja adalah
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan ekspor impor.
4. Kesulitan lain yang dihadapi eksportir dan importir adalah terlalu banyaknya
instansi yang harus terlibat dalam menangani suatu transaksi ekspor impor.
Sehingga penulis memandang perlu kiranya pemerintah khususnya instansi yang
berwenang untuk menyederhanakan proses ekspor impor agar memudahkan
penyelesaian proses ekspor impor dalam satu atap tanpa mengurangi manfaat dan
peraturan-peraturan tersebut.
79
5. Sebagai pihak eksportir, PT. Pupuk Kalimantan Timur harus berhati-hati dalam
memenuhi secara tepat persyaratan dokumen yang diminta di dalam L/C dan
mengusahakan penyerahannya dengan segera, agar tidak terjadi keterlambatan
dalam pembayaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat, Dra. Roselyne. Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994.
M.S, Amir. Ekspor Impor Teori & Penerapannya. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo,
1986.
. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri. Jakarta: Penerbit PPM, 2004.
Suyono, Capt. R.P. Shipping Pengangkutan International Ekspor Impor Melalui Laut.
Jakarta: Penerbit ppm, 2007.
80
LAMPIRAN
81