Mikologi
Identifikasi Jamur Perangkap pada Udara
Disusun Oleh :
Nama
Nim
: 20113046
Prodi
Tingkat
: III B
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi
merupakan pembawa bahan partikel debu dan tetesan cairan, yang semuanya
ini mungkin dimuati oleh mikroba yang terdapat di udara. Banyak jenis jamur
pathogen
diantaranya
Aspergillus,
Mucor,
Rhizopus,
Penicillium,
Trichoderma yang tersebar di udara melalui butir - butir debu atau melalui
residu tetesan air ludah yang kering.
Dari kelompok jamur tersebut dapat tumbuh dari beberapa tempat,
dimana tingkat pencemaran udara di dalam ruangan karena mikroba di
pengaruhi oleh faktor - faktor seperti laju ventilasi, taraf kegiatan orang,
bahan makanan dan kebersihan pelaku suatu tempat. Misalnya, di
laboratorium, ruang tamu, kamar mandi, rumah sakit, dan sebagainya.
Makanan yang dibiarkan terbuka mudah sekali dihinggapi oleh jamur
kontaminan salah satunya adalah jamur Aspergillus sp. yang dapat
menghasilkan aflatoksin yang berbahaya bagi organ tubuh yang dapat
menimbulkan kerusakan pada hati dan ginjal.
Jika mendapatkan gejala seperti demam, batuk, sakit dada dan sesak
napas, maka disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter, gejala infeksi
jamur akan timbul dalam waktu 24jam setelah menghirup spora jamur.
Infeksi jamur Aspergillus dapat dengan mudah diobati dengan obat anti
jamur, namun masalah utamanya adalah diagnosa yang sangat rumit dan obat
yang harus segera digunakan setelah terinfeksi jamur Aspergillus.
Suhu merupakan faktor utama dalam pertumbuhan jamur. Pada
kondisi-kondisi alami, jamur perusak kayu dapat berkembang pada kisaran
suhu yang cukup tinggi. Suhu optimum berbeda-beda untuk setiap spesies,
tetapi pada umumnya terletak antara 22oC dan 35oC (Bedyaman dan
Nandika, 1989). Oleh karena itu, jenis jamur yang tumbuh pada satu tempat
bisa saja berbeda dengan jenis jamur yang tumbuh pada tempat lain karena
setiap tempat memiliki suhu yang berbeda atau pun sama.
B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikologi
Mikologi Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan
Logos yang
tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian
dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan
jamur dam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jambur
banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan
pesellin. (Nurhayati, 2011).
B. Jamur
1. Ciri-Ciri Jamur
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai
cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons,
tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan.
Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut sebagai
jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut
terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang
lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism
eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular
atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin,
tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa
organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual
(Nurhayati, 2011).
Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan
lebih dari 1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli
setiap tahunnya. Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain
yang sampai saat ini belum ditemukan atau dideskripsikan. Sementara
itu, kegiatan manusia dalam mengeksploitasi alam berpeluang
mengancam keberlangsungan hidup organisme tersebut. Perusakan
hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau perusakan
habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa
4
Badan buah
merupakan kumpulan hifa yang muncul dari dalam tanah atau kayu
generatif)
(perkembangbiakan vegetatif ).
8
dan
secara
aseksual
Perkembangbiakan
jamur
secara
generatif
adalah
konjugasi.
dikelompokkan
Berdasarkan
sebagai
gametnya,
isogami,
proses
anisogami,
ini
dapat
oogami,
dengan
gametangium
betina
(hifa)
yang
kemudian
limbah air.
Pelaksanaan penebahan air skala besar.
Saringan tricling-bed di pabrik-pabrik pembersih air.
Rumah pemotongan hewan dan peleburan minyak.
Alga, protozoa, khamir, kapang, dan bakteri telah diisolasi dari
11
berasal dari udara adalah spora kapang, terutama dari genus Aspergillus.
Di antara tipe-tipe bakteri yang ditemukan ada bakteri pembentuk spora
dan bukan pembentuk spora, basilus Gram positif, kokus Gram positif,
dan basilus Gram negatif.
E. Kelompok Kehidupan di Udara
Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas
adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge.
Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif
(tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Menurut Suriawiria (1985), pencegahan kehadiran mikroba baik secara
fisik ataupun kimia yang dapat dilakukan, yaitu:
Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek
(umumnya sinar UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan,
ataupun dengan cara penyaringan udara yang dialirkan ke dalam tempat
(hal
ini
mengingat
apabila
suatu
benda/substrat
yang
12
13
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Prinsip
Dengan menggunakan perangkap jamur dari udara dapat diketahui
bentuk koloni dan morfologi dari jamur spesies.
B. Alat& Bahan
Adapun alat yang digunakan untuk pemeriksaan jamur yaitu : obyek
glass, cover glass, pipet pasteur, ose bulat, lampu spiritus, plate, dan
mikroskop.
Berikut ini adalah bahan yang digunakan pada pemeriksaan jamur yaitu
: cat LCB, dan media SGA.
C. Sampel
Jenis
Lokasi
: Udara
: Laboratorium Media
D. Prosedur Kerja
1) Cara isolasi
- Plate yang berisi SGA dibuka 10 menit lalu ditutup.
- Di inkubasi dengan suhu kamar 5-7 hari.
- Diamati secara mikroskopis.
2) Car pengamatan
- Disiapkan obyek glass yang bersih dan kering.
- Diteteskan 2 tetes cat LCB.
- Diambil koloni jamur dengan ose bulat.
- Dicampur, ditutup dengan cover glass.
- Diperiksa dibawah mikroskop.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Didapatkan jamur jenis Aspergillus Fumigatus pada sampel udara
laboratorium media.
Makroskopik
Warna
Bentuk
Konsistensi
Tekstur
Mikroskopik
Hifa
Miselium
Psedohifa
Spora Jamur
Bentuk Spora
: Hijau kebiruan
: Koloni berfilamen
: Kering
: Seperti kapas
:+
:+
:+
:+
:+
B. Pembahasan
Aspergillus Fumigatus
1) Taxonomy
Superkingdom : Eukaryota.
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Eurotiomycetes
Order : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Species : Aspergillus fumigatus
2) Sejarah penemuan
Aspergilosis pertama kali di laporkan oleh Virchow pada tahun 1956.
Sejak itu banyak kasus yang dilaporkan dari berbagai negara, salah
satunya Indonesia.
3) Morfologi
Gambaran mikroskopik dari Aspergillus fumigatus memiliki tangkai
tangkai panjang (conidiophores) yang mendukung kepalan ya yang besar
(vesicle). Di kepala ini terdapat spora yang membangkitkan sel hasil dari
15
rantai panjang spora. A. fumigatus ini mampu tumbuh pada suhu 37C
(sama dengan temperatur tubuh). Pada rumput kering Aspergillus
fumigatus dapat tumbuh pada suhu di atas 50oC.
4) Epidemiologi
Aspergillus terdapat di alam sebagai saprofit. Hampir semua bahan
dapat ditumbuhi jamur tersebut, terutama di daerah tropik dengan
kelembaban yang tinggi. Sifat ini memudahkan jamur aspergillus
menimbukan penyakit bila terdapat faktor presdisposisi.
5) Siklus Hidup
Aspegillus fumigatus mempunyai suatu haploid genome yang stabil,
dengan tidak mengalami siklus seksual. A. fumigatus bereproduksi dengan
pembentukan conidiospores yang dilepaskan ke dalam lingkungan. A.
fumigatus ini mampu tumbuh pada suhu 37C (sama dengan temperatur
tubuh). Spesies Aspergillus secara alamiah ada dimana-mana, terutama
pada makanan, sayuran basi, pada sampah daun atau tumpukan kompos.
Konidia biasanya terdapat di udara baik di dalam maupun di luar ruangan
dan sepanjang tahun. Aspergillus juga bisa tumbuh di daun-daun yang
telah mati, gandum yang disimpan, kotoran burung, tumpukan pupuk dan
tumbuhan yang membusuk lainnya.
6) Penyebaran
Melalui inhalasi konidia yang ada di udara.
7) Penyakit
Penyakit yamg ditimbulkan oleh jamur ini adalah Aspergilosis
Bronkopulmoner
Alergika.
ABPA terjadi
karena
terdapat
reaksi
nekrosis
jaringan
dan
infiltrat
eosinofil
(reaksi
16
aspergillus)
Tes kulit antigen aspergillus
Antibodi aspergillus positif
Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi dan bayangan yang
sumbatan lendir
Pewarnaan dan biakan dahak untuk jamur
Bronkoskopi disertai pembiakan dan biopsi transbronkial
Biopsi paru (jarang dilakukan).
9) Pengobatan
Prinsip pengobatan yang disebabkan oleh jamur Aspergillus fumigatus
adalah dengan menghilangkan jamur dan sporanya yang terdapat dalam
tubuh.
Penderita ABPA diobati sesuai proses penyakitnya, karena ABPA
terjadi akibat proses hipersensitivitas, maka respon alergi harus dikurangi.
Meskipun ABPA terjadi karena pemakaian kortikosteroid terus-menerus,
namun pengobatannya juga menggunakan kortikosteroid, namun dengan
oral, bukan lagi inhalasi. ABPA yang kronik memerlukan antijamur
17
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari pemeriksaan jamur diatas didapatkan jennis jamur
Aspergillus Fumigatus pada udara laboratorium media.
B. Saran
1. Untuk analis ( laboratorium) :
Pada saat pengambilan sampel harus hati-hati supaya serbuk roti
tidak ikut terbawa ke obyek glass, yyang nanti dapat menyulitkan
pemeriksaan.
Menggunakan APD
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Udara, (online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Udara), diakses
pada tanggal 27 september 2015.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Hang Y.D, D.F,Splittstoessitr R.E.E, Woodams, dan R.M. Sherman, 1977, Citric
Acid Fermentation of Brewery Waste. J. of Food Science. 42 (2) : 383-388.
Nurhayati, 2011, Penggunaan Jamur dan Bakteri dalam Pengendalian Penyakit
Tanaman secara Hayati yang Ramah Lingkungan, Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Kampus
Unsri, Sumatera Selatan.
Purwantisari, Susiana, & Hastuti, Rini, 2009, Uji Antagonisme Jamur Patogen
Phytophthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman
Kentang
Dengan
Menggunakan
Trichoderma
spp.
Isolat
Lokal,
20
LAMPIRAN
a) Hasil pemeriksaan mikroskopis jamur pada sampel udara
21