Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah lingkungan hidup memang bukan persoalan salah satu negara saja,
tetapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh karena
itulah berbagai upaya dilakukan orang untuk mencegah tambah rusaknya
lingkungan hidup. Seperti dengan diselenggarakannya KTT Bumi, Protokol
Kiyoto, dlsb. Bahkan beberapa negara yang masih memanfaatkan bahan bakar
fosil, berusaha mengurangi efek rumah kaca dengan menggunakan bahan bakar
gas alam yang secara ekonomis sangat kompetitif bila dibandingkan dengan
penggunaan minyak bumi atau batubara. Hanya sebenarnya gas alam juga tetap
menimbulkan CO2, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan dengan penggunaan
minyak bumi dan batubara. Disamping itu pun gas alam juga menimbulkan
methan selama proses penyediaannya, yang kesemua itu dapat mengakibatkan
kerusakan lingkungan.
Teknologi dalam segala seginya merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan
untuk mengungkap segala aspek kehidupan manusia ataupun alam semesta. Maka
biasa pula disebut ilmu dan teknologi (science and technology). Segala sesuatu
yang tak diketahui wujudnya bisa dijadikan sesuatu yang diketahui. Itulah makna
tekhnologi, yaitu memunculkan, membuat diketahui, melakukan penampakan bagi
sesuatu yang tersembunyi (revealing, bringing forth which is hidden or something
unknown to us).
Sains adalah aktifias pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang
dimotivasi oleh rasa ingin tahu tentang dunia sekitar mereka dan keinginan untuk
memahami alam tersebut, serta keingian memanipulasi alam dalam rangka
meluaskan keinginan atau kebutuhannya. Sedangkan teknologi merupakan suatu
konsep yang luas dan mempunyai lebih dari satu aspek. Sains dan teknologi
sekarang tidaklah bisa lepas dari kehidupan kita. Dalam sejarahnya sains telah ada
sejak zaman Yunani kuno, tepatnya pada zaman Plato, Aristoteles dan juga

Socrates. Akan tetapi, kemajuan dunia barat saat ini dalam pengetahuan akan
IPTEK tak lepas dari peranan para ilmuwan Islam yang ada pada abad
pertengahan.
Salah satu fungsi utama dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
mempermudah hidup manusia. Akan tetapi, dalam pengaplikasinnya dalam
kehidupan nyata banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan di dalamnya.
Padahal antara sains dan teknologi terdapat keterkaitan yang erat kepada
kelangsungan kehidupan pada alam semesta. Banyaknya tindak penyalahgunaan
yang dikarenakan semakin bertambahnya jumlah kebutuhan manusia yang mesti
dipenuhi membuat sekelompok para ahli menggunakanya untuk kepentingan dan
tujuan tertentu. Sains dan teknologi yang diajarkan Islam bukanlah hal yang
demikian, karena dalam Al-Quran sendiri telah jelas dijelaskan bahwa
kelangsungan teknologi dan sains adalah harus digunakan sebaik-baiknya untuk
kepentingan manusia dan makhluk-Nya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan kali ini. Permasalahan
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari teknologi dan lingkungan?
2. Apa saja tahapan perkembangan ilmu pengetahuan alam?
3. Apa saja masalah lingkungan hidup?
4. Bagaimana cara penanggulangan masalah lingkungan hidup?
1.3 Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan dari penulisan kali ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari teknologi dan lingkungan?

2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan ilmu pengetahuan alam?


3. Untuk mengetahui masalah lingkungan hidup?
4. Untuk mengetahui cara penanggulangan masalah lingkungan hidup?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian teknologi dan lingkungan


Teknologi

berasal

dari

kata

Yunani, techno yang

artinya keterampilan atau seni. Dan kata inilah diturunkan kata teknik dan
teknologi. Tekni artinya cara atau metode untuk memperoleh keterampilan dalam
bidang tertentu, sedangkan teknolgi adalah pemanfaatan ilmu untuk pemecahan
suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan skala nilai yang ada.1
Sedangkan lingkungan adalah istilah yang dapat mencangkup segala
makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi,
yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
2.2

Teknologi barat
Pada tahap awal, semua kegiatan ilmu pengetahuan alam masih terbatas

pada pengamatan dan pencatatan gejala-gejala alam. Selanjutnya, kegiatan itu


berusaha untuk memberikan dan menjelaskan cara berlangsungnya gejala-gejala
alam tersebut, tetapi masih bersifat kualitatif. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan
alam masih bersifat deskritif dan kuantitatif. Pernyataan secara kuantitatif ini pada
awalnya cukup memadai, tetapi karna kurang cermat dan eksak, pernyataan ini
sering menyesatkan.
Pada tahap berikutnya sejalan dengan perkembangan matematika, kegiatan
ilmu pengetahuan alam lebih bersifat simulative dan kuantitatif. Dengan demikian,
1

Mawardi. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya
Dasar, Pustaka Setia, Bandung, 2002, hlm. 63

pernyataan-pernyataan menjadi lebih saksama dan lebih eksak sehingga lebih


mendekati kebenaran. Disamping itu, kegiatan ilmu pengetahuan alam yang
menggunakan metode ilmu yang antara lain bersifat terbuka untuk diuji
kebenarannya, menjadi ilmu pengetahuan alam bersifat dinamis.
Berikut ini dibahas perkembangan ilmu pengetahuan alam dari tahap
deskriptis dan kualitatif menuju tahap simulative dan kuantitatif, beserta sifat ilmu
pengetahuan alam yang dinamis dengan segala keuntungan dan resikonya.
a.

Tahap Deskriptif dan Kualitatif


Kegiatan ilmu pengetahuan alam dimulai dengan observasi dan pencatatan

gejala-gejala alam yang diamati, dari pengumpulan hasil observasi ini, dapat
dilihat

kesamaan

atau perbedaannya.

Kemudian

timbulkebutuhan

untuk

menyederhanakan dengan proses klasifikasi dan sistematisasi sehingga diperoleh


perinsip-perinsip yang lebih mendasar dan bersifat umum. Klasifikasi proses
untuk merubah data yang terpisah menjadi data yang lebih fungsional, misalnya
kata-kata keruk,pisang,bola merupakan contoh klasifikasi sederhana. Klasifikasi
ini menyatakan kedudukan objek tertentu dalam sebuah kelas.2
Setelah pengetahuan yang terkumpul berdasarkan klasifikasi telah cukup
banyak, timbul kebutuhan untuk membandingkan, konsep perbandingan ini
merupakan konsep yang lebih tinggi dan lebih efektif. Konsep panas panjang
kecil hanya menyatakan kedudukannya pada suatu keadaan tertentu, tetapi konsep
lebih panas, lebih panjang lebih kecil menggambarkan hubungan kedudukan
antara objek yang satu jika dibandingkan terhadap objek yang lain. Pernyataan
lebih panjang, lebih panas dan sebagainya ini merupakan contoh suatu konsep
perbandingan. Kedua konsep diatas yaitu konsep klasifikasi dan kooperatif
(perbandingan) masih bersifat kualitatif.
Pernyataan yang kualitatif ini kadang-kadang merupakan pengetahuan
yang memadai dan bermanfaat terutama untuk bidang dimana metode kuantitatif
belum dapat berkembang. Sebagai contoh adalah kaidah dalam ilmu social
kebanyakan masih berupa pernyataan yang bersifat kualitatif. Ini disebabkan
2

Mawardi. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya
Dasar, Pustaka Setia, Bandung, 2002, hlm. 64

kesulitan dalam teknik pengukuran terhadap gejala social, namun sedikit demi
sedikit kesulitan ini dapat diatasi, sehingga ahli-ahli dalam ilmu social dewasa ini
telah memasuki tahap yang bersifat kuantitatif.

b.

Tahap Simulatif dan Kuantitatif.


Pada tahap kualitatif kita telah menemukan prinsip bahwa semua logam

bila dipanaskan akan bertambah panjang, pernyataan semacam ini memang telah
cukup bermanfaat, tetapi kita masih berusaha untuk mengetahui seberapa banyak
bertambah

panjangnya.

Dengan

kata

lain

timbul

kebutuhan

untuk

mengkuantifikasikan data sehingga dapat digunakan diperoleh pengukuran yang


lebih teliti dengan tujuan agar kesimpulan yang diperoleh lebih mendekati
kebenaran.
Untuk memperoleh pengukuran yang seksama perlu dilakukan proses
simulasi, yaitu dengan jalan melakukan percobaan-percobaan. Metode kuantitatif
berkembang sebagai akibat penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan
alam, Sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya control dan daya ramal dari
ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Dengan demikian, akan
menghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi seksama, cermat, tepat dan
hasilnya lebih mendekati kebenaran, dengan kata lain, pengetahuan yang
diperoleh melalui metode kuantitatif menjadi lebih diandalkan.
c.

Ilmu Pengetahuan Alam Bersifat Dinamis


Telah dikemukakan bahwa ilmu pengetahuan alam berawal dari

pengamatan dan pencatatan baik terhadap gejala-gejala alam pada umumnya


maupun dalam percobaan-percobaan yang dilakukan dalam laboratorium. Dari
hasil pengamatan atau observasi ini, manusia berusaha untuk merumuskan konsep,
perinsip, hokum dan teori. Jika dilihat dari arah prosesnya maka dalam hal ini
eksperimen mendahului teori. Proses ilmu pengetahuan alam tidak berhenti disini

tetapi dari hasil ilmu pengetahuan alam yang berupa konsep, prinsip, hokum dan
teori ini masih terbuka kesempatan untuk diuji kebenarannya.
Jadi proses ilmu pengetahuan alam yang dinamisini dikarenakan
menggunakan metode keilmuan, dimana peranan teori dan eksperimen saling
komplementer dan saling memperkuat. Sebagai contoh dengan menggunakan teori
optic memungkinkan dibuatnya alat-alat optic dengan presisi akurat yang tinggi
dan dengan kemampuan besar ini memungkinkan diperbaharuinya teori yang telah
ada.
Ciri ilmu pengetahuan modem lain adalah hokum sebab akibat yang
memberikan kepastian mutlak, bersifat deterministic mulai ditinggalkan.
Digantikan dengan pendekatan statistika yang diberikan sifat probabilitas. Dengan
hokum statistika ini dapat diberikan sifat keterangan tentang kemungkinan
terbesar atau mendekati kebenaran mutlak dari gejala yang dipermasalahkan,
keuntungan dari ilmu pengetahuan alam yang dinamis ini adalah perkembangan
ilmu pengetahuan alam yang pesat sehingga dalam jangka 10 15 tahun ilmu
pengetahuan ala mini mendukung perkembangan teknologi yang pada gilirannya
dapat menaikkan kesejahteraan manusia.
Namun demikian hasil ilmu pengetahuan alam yan g banyak ini bila tidak
diarahkan pemanfaatannya justru akan merugikan manusia bahkan dapat
menghancurkan peradapan manusia itu sendiri. Beberapa penemuaan yang dapat
merugikan, misalnya senjata nuklir, senjata kimiawi, dan biologis serta timbulnya
pencemaran udara, air dan tanah, yang dapat mengganggu keseimbangan dan
keserasianlingkungan hidup. Pada dasrnya, hasil-hasil ilmu pengetahuan alam
memang bersifat netra, tetapi pemanfaatannya yang tidak terarah dan tidak
terkendali oleh nilai-nilaikemanusiaan adalah sangat berbahaya.
Jadi perkembangan ilmu pengetahuan alam yang dinamis ini disamping
banyak memberikan keuntungan juga memberikan resiko. Agar mendapat resiko
yang kecil maka arah perkembangan ilmu pengetahuan alam dan pemanfaatan
hasil ilmu pengetahuan harus dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
2.3

Masalah lingkungan hidup

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Filsafat adalah ilmu yang menggambarkan usaha manusia untuk mencari
dan menemukan kebenaran kenyataan baik mengenai diri sendiri maupun
segala sesuatu yang dijadikan objeknya.
2. Objek material merupakan sesuatu, kajian, atau bahan yang dijadikan
sasaran, sorotan ataupun penyelidikan oleh suatu disiplin ilmu.
3. Objek formal merupakan sudut pandang darimana objek material itu disorot.
4. Obyek material filsafat ilmu itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu
yang ada (realita) sedangkan objek formal filsafat ilmu (pengetahuan ilmiah)
itu bersifat khusus dan empiris.

Anda mungkin juga menyukai