Anda di halaman 1dari 88

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI SDN KRAPYAK 2 NGEMPLAK KABUPATEN


SLEMAN
(The Effectivity Of Using Learning Media for Islamic Education Subject At SDN
Krapyak 2 Ngemplak Kabupaten Sleman)

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:
PARTIYAH
07422048

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2010

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: Partiyah

NIM

: 07422048

Program Studi : Tarbiyah


Fakultas
Judul Skripsi

: Ilmu Agama Islam


: Efektifitas Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SDN
Krapyak 2 Wedomartani Ngemplak

Dengan ini menyatakan bahwa naskah skripsi secara keseluruhan adalah


hasil penelitian / karya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan
hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata
tertib yang berlaku di Universitas Islam ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tidak
dipaksakan.

Yogyakarta, 29 Agustus 2009


Yang Menyatakan

Partiyah
Nim: 07422048

ii

iii

ABSTRAK
Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SD Krapyak 2 Ngemplak

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas penggunaan media


pembelajaran pendidikan agama islam di SD Krapyak 2 Ngemplak. Untuk
mengetahui berbagai jenis media pembelajaran yang digunakan dalam proses
belajar mengajar serta ketepatan. Penggunaan media dengan materi pelajaran,
serta hasil prestasi belajar siswa setelah adanya penggunaan media pembelajaran.
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan agama islam
dan siswa kelas lima sebagai sumber untuk mendapatkan data secara langsung
melalui proses belajar mengajar di kelas. Metode yang digunakan dalam
pengambilan data ini adalah metode observasi partisipasi, metode angket,
sedangkan untuk menganalisis data adalah menggunakan diskriptif analisis. Hasil
yang telah diperoleh setelah mengadakan penelitian adalah jenis media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah media papan tulis,
media buku pelajaran anak, LKS (lembar kerja siswa), buku pegangan dan buku
penunjang serta media gambar, meliputi; gambar orang sholat, gambar orang
berwudhu, gambar orang yang bertayamum, tape recorder dan caset pita, kartu
kalimat / kartu kata, bagan arus serta juzama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan belajar mengajar
guru pendidikan agama islam dengan penggunaan media pembelajaran berhasil
dengan cukup baik, dengan indikasi siswa lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran, lebih aktif, lebih mudah paham, termotivasi, anak tidak merasa jenuh
serta meningkatkan prestasi anak. Faktor yang mendukung dalam pembelajaran
antara lain penguasaan materi dengan kondisi anak yang termotivasi, ketepatan
dalam memilih media, sedangkan faktor yang menghambat adalah kurangnya
perhatian yang cukup dari orang tua, keterbatasan media yang disediakan oleh
sekolah.

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji Allah yang telah memberi petunjuk kepada kita untuk urusan
ini. Tidaklah akan selesai segala urusan dan usaha seseorang kecuali mendapatkan
petunjuk serta pertolongan dari Allah SWT. Semoga keselamatan dan kesejahteraan
selalu dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad, rasul di akhir zaman yang telah
membimbing umatnya untuk menuju ke jalan yang benar.
Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan skripsi ini
sebagai tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di Universitas Islam Indonesia.
Penulis mengambil judul Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN Krapyak 2 Ngemplak Sleman.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali
bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih:
1.

Bapak Drs. H. M. Fajar Hidayanto, MM dekan Fakultas Ilmu


Agama

Islam

Universitas

Islam

Indonesia

yang

telah

menyetujui penelitian ini.


2.

Bapak Drs. H. Hujair Sanaky, MSi yang telah membimbing


dalam menyelesaikan penelitian ini.

3.

Kepala SDN Krapyak 2 Ngemplak Sleman, beserta stafnya


yang telah memberi izin serta menyediakan waktu dan
membantu atas terlaksananya penelitian ini.

Kami sadar bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangankekurangan, untuk itu kami mohon saran dan petunjuk untuk perbaikan penelitian
ini. Semoga Allah SWT membalas semua amal dan jasa baik kepada semua pihak
dengan balasan yang setimpal dan sebagai akhir penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan selalu mendapat ridho dari Allah SWT.

Yogyakarta, 29 Agustus 2009

Partiyah

MOTTO

) yt 9$# #Z #s*s |Mts =|$$s


Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain (QS. Al insyirah: 6-7).

Menunda pekerjaan, menabung penderitaan. Lakukan apa yang bisa kita lakukan saat
ini, karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada esok hari.(Penulis)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul . i
Halaman Pernyataan .... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Abstraks ................................................................................................................... iv
Kata Pengantar ......................................................................................................... v
Motto ...................................................................................................................... vi
Daftar Isi .................................................................................................................. vii
Daftar Tabel ............................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
E. Telaah Pustaka ..................................................................................... 4
F. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................

A. Tinjauan Tentang Efektifitas................................................................. 7


B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ...............................................

1. Pengertian Media Pembelajaran .................................................. 8


2. Tujuan Media Pembelajaran .......................................................12
3. Fungsi Media Pembelajaran ....................................................... 12
4. Manfaat Media Pembelajaran ................................................... 14
5. Kriteria Media Pembelajaran .................................................

22

6. Klasifikasi Media Pembelajaran ............................................... 24


7. Jenis-jenis Media Pembelajaran ................................................ 30
C. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam......................................... 32
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam........................................

32

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam .............................................

33

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ............................................. 34

vii

4. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ................. 36


D. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam...................................... 38
1. Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam....... 38
2. Makna Media Pembelajaran Agama Islam ................................. 38
3. Pola Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................42
A. Lokasi Penelitian..................................................................................... 42
B. Metode Penetuan Subyek........................................................................ 42
C. Metode Penelitian ................................................................................... 42
1. Observasi Partisipasi ................................................................... 42
2. Interview ..................................................................................... 42
3. Angket ....................................................................................... . 43
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 44
Kajian Dan Analisis Data ........................................................................... 44
1. Media Pembelajaran yang Digunakan ....................................... 44
2. Hasil

yang

telah

dicapai

dalam

Pemanfaatan

Media

Pembelajaran............................................................................... 50
3. Faktor-faktor

yang

mendukung

dan

menghambat

dalam

Penggunaan Media Pembelajaran............................................... 62


BAB V PENUTUP ................................................................................................... 64
A. Kesimpulan ..........................................................................................

64

B. Diskusi .................................................................................................. 64
C. Saran-saran ............................................................................................ 65
D. Penutup ............................................................................................

65

Daftar Pustaka
Lampiran

viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1

Ketertarikan responden terhadap media pembelajaran.....................

Tabel 4.2

Kemudahan anak menerima materi pelajaran dengan adanya media


pembelajaran.........................................

Tabel 4.3

52

Motivasi anak untuk lebih memperhatikan materi pelajaran setelah


menggunakan media pembelajaran....................................................

Tabel 4.6

52

Anak lebih aktif menerima materi pelajaran dengan adanya media


pembelajaran.....................................................................................

Tabel 4.5

51

Kemampuan anak menerima materi pelajaran dengan adanya media


pembelajaran.....................................................

Tabel 4.4

50

53

Anak mudah faham menerima materi pelajaran dengan adanya


penggunaan media pembelajaran.......................................................

54

Tabel 4.7

Kejenuhan anak terhadap penggunaan materi pembelajara...............

54

Tabel 4.8

Antusias anak memperhatikan materi yang disampaikan dengan


penggunaan media pembelajaran........................................................ 55

Tabel 4.9

Pengaruh pemanfaatan media pengajaran terhadap hasil belajar


siswa.................................................................................................... 56

Tabel 4.10 Kemampuan anak mengerjakan wudhu dengan benar setelah


mendapatkan materi melalui media pembelajaran............................... 57
Tabel 4.11 Kemampuan anak membaca surat-surat pendek pilihan dengan
pemanfaatan media pembelajaran........................................................ 58
Tabel 4.12 Kemampuan anak melakukan azan dengan adanya media
pembelajaran........................................................................................ 59
Tabel 4.13 Kemampuan anak mengerjakan sholat dengan tertib melalui media
pengajaran yang ada...........................................................................

60

Tabel 4.14 Anak lebih giat belajar setelah menerima materi pelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran..................................................... 61
Tabel 4.15 Kemampuan anak lebih lancar dan mudah dalam menerima materi
pelajaran membaca dan menghafal surat pendek pilihan yang
menggunakan media pembelajaran..................................................... 61

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

telah membawa

perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan


manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Revolusi industri sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengetahuan sejak
akhir abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alatalat yang dapat dipakai untuk pendidikan (Nasution, 1999: 101).
Sangat untung bahwa sejak awal mula pendidikan senantiasa bersikap
terbuka terhadap penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi. Hal ini
mempunyai maksud bahwa sistem pendidikan yang tidak mau dan kurang
bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi tersebut, maka sistem
pendidikan tentu akan ketinggalan zaman. Sistem pendidikan tentu tidak lagi
relevan dan integral dengan kemajuan yang telah diperoleh dunia..
Upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan
pengajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pendidik. Salah satu upaya untuk peningkatan proses pembelajaran adalah
penggunaan media secara efektif mempertinggi kualitas yang akhirnya dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar (Hujair AH. Sanaky, 2009:1-2).
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
kuantitas dan kualitas yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut
diatas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang
siswalah subyek utama dalam proses belajar (Usman, 2004:21).
Dalam sistem pendidikan modern fungsi guru sebagai penyampai
pesan-pesan pendidikan perlu dibantu dengan media pembelajaran agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini disebabkan
karena pekerjaan guru adalah pekerjaan professional yang membutuhkan
kemampuan dan kewenangan (Hamalik, 1989: 4). Kemampuan guru dalam

menjalankan perannya sebagai pengajar, administrator dan pembina ilmu


dapat dilihat dari sejauh manakah guru dapat menguasai metodologi media
pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak didiknya.
Untuk mengupayakan pendidikan yang berkualitas, guru seringkali
menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya
bagi guru pendidikan agama islam, dalam pelaksanaan pembelajaran di
sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam
kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya yang selanjutnya
berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang
dicapai oleh para siswa (Andayani, 2004: 178). Kondisi semacam ini akan
terus terjadi selama guru pendidikan agama islam masih menganggap bahwa
dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media
pembelajaran.
Materi pelajaran pendidikan agama islam syarat dengan nilai-nilai
bagi pembentukan pribadi muslim, namun apabila materi itu disajikan dengan
cara yang kurang tepat, tidak mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak
senang terhadap pelajaran pendidikan agama islam dan bahkan juda terhadap
gurunya (Depag RI, 2002: 100). Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan
demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam
proses belajar mengajar.
Sebagai

guru

pendidikan

agama

islam

tampaknya

dalam

mempengaruhi siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran islam


sesuai dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan RasulNya perlu dibantu dengan media pembelajaran. Cara-cara mengajarkan
materi pendidikan agama islam secara tradisional dengan menitik beratkan
kepada metode ceramah tampaknya tidak memadai lagi, sebab para siswa
telah mulai kritis. Metode ceramah murni hanya efektif untuk sekitar 15
menit yang pertama. Untuk selanjutnya daya serap siswa terhadap ceramah
mulai menurun (Gulo, 2002: 142). Untuk melibatkan sebanyak mungkin alat
indra siswa dalam proses belajar mengajar maka metode ceramah itu perlu
divariasikan dengan media.

xi

Dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan


baik berarti guru pendidikan agama islam telah membantu siswanya
mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti
pengamatan, daya ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan
perkembangan kepribadian mereka. Sikap jiwa mereka yang tenang dengan
minat belajar yang besar sangat potensial sekali dibutuhkembangkan sebagai
dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial, pembentukan akhlak karimah
dan sebagainya (Rasyad, 1996: 59). Pesan-pesan agama yang dibantu dengan
media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi kegairahan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar,
tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa
dalam mempelajari pengajaran agama. Akhirnya media pembelajaran
memang pantas digunakan oleh guru pendidikan agama islam, bukan hanya
sekedar alat bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul
kesadaran baru bahwa media pembelajaran telah menjadi bagian integral
dalam sistem pendidikan agama sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk membantu lancarnya bidang tugas yang diemban untuk
kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik.. Padahal anak sebagai
subyek pembelajar merupakan makhluk Allah yang memiliki kekuatan psikopisik yang jika memperoleh sentuhan yang tepat akan mendorong murid
berkembang dalam kapasitas yang mengagumkan. Untuk itu pendidik harus
membangun kemampuan pada dirinya agar dapat mengubah gaya-gaya
mengajar yang bersifat tradisional menjadi gaya mengajar modern, sehingga
guru mengajar dengan luwes dan gembira. Dengan banyak cara yang tidak
kalah

pentingnya,

dapat

menerapkan

proses

pembelajaran

dengan

menggunakan media pembelajaran sehingga guru mampu mengefektifitaskan


penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Dengan melihat fenomena para pelaku pendidikan yang berada di
lingkungan pendidikan, di sekolah-sekolah dasar dan yang berada di wilayah
pedesaan. Dalam mengemban tugas sehari-hari, selaku pendidik masih
banyak dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan

xii

menerapkan gaya-gaya atau model mengajar tradisional seperti aku bicara,


kalian mendengarkan guru menerangkan, anak atau siswa disuruh diam,
padahal diamnya anak belum tentu mereka senang dan paham terhadap
materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena alat-alat yang dihasilkan
oleh kemajuan teknologi sudah sedemikian majunya, tidaklah pada tempatnya
lagi jika penyampaian pesan-pesan pendidikan masih secara verbalitas atau
dengan kata-kata belaka. Pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara
manusia menggunakan semua alat yang ada untuk proses pembelajaran di
sekolah menjadi efektif.
Berangkat dari latar belakang itulah penulis tertarik untuk meneliti
tentang Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN Krapayak 2 Ngemplak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDN Krapayak 2 Ngemplak?
C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Efektifas Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN Krapyak 2 Ngemplak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan bermanfaat antara lain:
1. Bagi guru pendidikan agama islam supaya dapat mengefektifitaskan
media pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran.

2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang ketepatan penggunaan


media pembelajaran.
3. Bagi

siswa

diharapkan

dapat

memperjelas

dan

mempermudah

pemahaman terhadap materi pembelajaran.


E. Telaah Pustaka
Dari penelusuran yang dilakukan terhadap hasil-hasil kajian yang
telah ada, nampaknya penelitian ini bukan pertama kali dilakukan, tetapi telah
banyak penelitian yang mengkaji tema tentang media pembelajaran. Diantara

xiii

hasil kajian telah banyak dipublikasikan baik melalui buku, jurnal maupun
makalah. Media pembelajaran memang menjadi kajian yang menarik
pemerhati pendidikan, karena peranannya yang begitu besar yaitu
menyampaikan informasi belajar sekaligus dapat memperlancar interaksi
antara guru dengan pesera didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien.
Penelitian mengenai media pembelajaran pendidikan agama islam
banyak diteliti oleh para peneliti antara lain:
1. Skripsi Suharyanti, (2008) dengan judul Manfaat Media Pembelajaran
Dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa
Kelas V SDN Pangukan Sleman.
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini setelah memanfaatkan
media pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
pendidikan agama islam pada siswa kelas V di SDN Pangukan maka
siswa lebih aktif mengikuti pelajaran, siswa merasa senang mengikuti
pelajaran, siswa sangat tertarik terhadap materi yang disampaikan.
2. Skripsi Khusnul Qotimah, (2004) dengan judul Pengaruh Penggunaan
Media Pengajaran Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa MA Wahid
Hasyim Yogyakarta.
Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah menunjukkan hasil yang
signifikan, hasil yang diperoleh siswa dalam belajar menunjukkan
standard yang baik.
Dari kedua penelitian di atas jika dicermati ada kesesuaian dengan
judul yang akan penulis teliti, tetapi dari kedua penelitian di atas ada sesuatu
yang berbeda. Intinya adalah bagaimana media tersebut dapat dimanfaatkan
oleh guru dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam.
F. Sistematika Pembahasan
BAB I:

Akan membahas / membicarakan tentang; latar belakang


masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitin, telaah pustaka.

xiv

BAB II:

Difokuskan membicarakan tentang landasan teori, mengupas


tentang media pembelajaran, pendidikan agama islam, media
pembelajaran pendidikan agaa islam.

BAB III:

Difokuskan membicarakan metode penelitian yaitu tentang


lokasi

penelitian,

metode

penentuan

subyek,

metode

pengumpulan data dan metode analisis data.


BAB IV:

Difokuskan membicarakan tentang hasil penelitian.

BAB V:

Difokuskan membicarakan tentang kesimpulan, saran dan


penutup.

xv

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Efektifitas
a. Pengertian efektifitas
Efektifitas berasal dari kata dasar efektif. Dalam kamus bahasa
Indonesia, kata efektif mempunyai arti mempunyai efek, pengaruh atau
akibat. Maka efektifitas bisa diartikan seberapa tingkat besar keberhasilan
yang dapat diraih (dicapai) dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
Menurut kamus ensiklopedia Indonesia ( 1989 ) efektifitas adalah
menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektifitas
apabila usaha itu telah mencapai tujuannya. Adapun efektifitas menurut
Pringgodogjo (1973: 29) adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu efektif
apabila itu mencapai tujuannya. Secara ideal taraf efektifitas dapat dinyatakan
dengan ukuran-ukuran yang pasti. Lebih ditegaskan oleh Madya Kasihadi
(1985: 54) bahwa efektifitas adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana
apa yang direncanakan dapat tercapai, semakin banyak rencana yang dapat
dicapai semakin efektif pada kegiatan tersebut.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan mengenai efektifitas
penggunaan media pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu usaha,
sejauh mana usaha dalam pembelajaran dengan menggunakan alat bantu
(media) dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan. Sebagai
tolak ukur dalam pembelajaran ini adalah kefahaman siswa dalam menerima
materi pelajaran.

xvi

B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafal berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan . Geanlach dan Ely
(1971) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu

memperoleh

pengetahuan,

ketrampilan,

atau

sikap.

Dalam

pengetahuan ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses beljar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Batasa lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian
diantaranya akan diberikan berkat ini, AECT (Association Of Education and
Communication Technology, 1977) memberikan batasa tentang media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar,
media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987:
234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak
dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi
atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran.
Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa
setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi mulai dari guru
sampai kepada peralatan paling canggih dapat disebut media. Ringkasnya
media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pengajaran. Heimich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan,

bahan-bahan

cetakan

dan

sejenisnya

adalah

media

komunikasi.

xvii

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang


bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut media pengajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo
dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan atau pendapat sehingga ide. Gagasan atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Apabila kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan
istilah alat bantu atau media komunkasi seperti yang dikemukakan oleh
Hamalik (1986) di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan
berjalan lancer dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu
yang disebut media komunikasi. Sementara Gagne dan Briggs (1975) secara
implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari,
antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar.
Di lain pihak National Education Association memberikan definisi
media sebagai bentuk-beentuk komunikasi baik terletak maupun audio-visual
dan peralatannya. Dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar atau dibaca. Istilah media bahkan sering dikaitkan atau
dipergantikan dengan kata teknologi yang berasal dari kata latin tekne
(bahasa inggris; art) dan logos (bahasa Indonesia; ilmu).
Menurut Websten (1983:105) art adalah ketrampilan (skill) yang
diperoleh lewat pengalaman, study dan observasi. Bila dihubungkan dengan
pendidikan dan pengajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai:
perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat,
bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan organisasi dan
manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu, Azhar Arsyad (2002:
3-5)

xviii

Pengertian lain disebutkan bahwa pengertian media adalah sebuah alat


yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media
pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Dapat dikatan bahwa bentuk komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk
stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan
atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara
yang direkam. Media dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu
pembelajar mempelajari bahan pelajaran atau dapat didimpulkan disimpulkan
bahwa

bentuk-bentuk

stimulus

yang

dipergunakan

sebagai

media

pembelajaran adalah suara, lihat dan gerakan.


Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang
media, diantaranya adalah Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan
Associtiation Of Education and Communication Technology (AECT) di
amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. National Education
Assocition (NEA) mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk
komunikasi bank cetak maupun audio-audio serta peralatannya.
Gagne (1970) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat
merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs (1970) mengatakan media
adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang pembelajar untuk belajar. Schramm mengatakan media adalah
teknologi pembawa informasi atau pesan instrusional.
Y. Miarso mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemajuan
pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
pembelajar. Maka secara umum media adalah alat bantu yang dapa
digunakan dalam proses pembelajaran.
Istilah media sangat popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar
mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, kata

xix

pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata instruction. Kata
intrucion mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengajaran, jika kata
pengajaran dalam konteks guru dan siswa di kelas (ruang) / formal maka
pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri
guru secara fisik. Dalam hal ini yang ditekankan adalah proses belajar
mengajar dan adanya usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumbersumber agar terjadi proses belajar pada diri siswa (Sadiman, dkk, 1993: 7).
Salah satu usaha dalam sumber-sumber belajar adalah dengan penggunaan
media sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media
pembelajaran.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam
proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian lebih luas media pembelajran
adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar
dalam proses pembelajaran di kelas. Pengertian media secara lebih luas dapat
diartikan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa
memungkinkan

memperoleh

pengetahuan,

ketrampilan

atau

sikap

(Basyiruddin Usman, 2002: 127).


Dari keseluruhan pengertian di atas secara umum dapat dikatakan
bahwa subtansi dari media pemebelajaran adalah 1) bentuk saluran yang
digunakan menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada
penerima pesan atau pembelajar 2) berbagai jenis komponen dlam lingkngan
pembelajar yang dapt merangsang pembelajar untuk belajar 3) bentuk alat
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar
dan 4) bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk
belajar, baik cetak maupun audio, visual dan audio visual. (Hujair Sanaky,
2009: 4).

xx

2. Tujuan Media Pembelajaran


Dalam bukunya Hujair Sanaky (2009: 4) menyebutkan bahwa tujuan
media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas
b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
d. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

3. Fungsi Media Pembelajaran


Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar menurut Nana Sudjana (1998: 99-100).
a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif.
b. Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan oleh seorang guru.
c. Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan
pelajaran.
d. Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini
dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik
perhatian peserta didik.
e. Di utamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat
membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disamapaikan oleh
guru.
f. Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar
mengajar.

xxi

Menurut Kemp dan Dayton (1985: 28) dalam Azhar Arsyad (1996:
20-21), ada tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk:
a. Memotivasi minat atau tindakan
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan
dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang para siswa.
b. Menyajikan informasi
Isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat umum, berfungsi sebagai
pengantar, ringkasan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat
pula bebrbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar
atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang
diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidak
setujuan mereka secara mental atau terbatas pada perasaan tidak kurang
senang, netral atau senang.
c. Memberi intruksi
Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental
maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat
terjadi.
Adapun dalam buku Hujair sanaky (2009: 6-7) menyebut media
pembelajaran untuk merangsang siswa dalam belajar dengan cara:
a. Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek langkah.
b. Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya.
c. Membuat konsep abstrak ke konsep konkrit.
d. Memberi kesamaan persepsi.
e. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak.
f. Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan
g. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai dan menarik
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

xxii

Selain fungsi di atas, Livie dan Lentz (1982) dalam buku Hujair
Sanaky (2009: 7) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang
khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi
kognitif, dan fungsi kompensatoris.

Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan
mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar
atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.
c. Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing
visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk
memahami teks, membantu yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.

4. Manfaat media pembelajaran


Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pengajaran

lebih

menarik

perhatian

pembelajar

sehingga

dapat

menumbuhkan motivasi belajar.


b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan
pengajaran dengan baik.
c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lesan pengajar, pembelajar tidak bosan
dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

xxiii

d. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya


mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain
yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain. Selain itu manfaat media pembelajaran begi pengajar dan
pembelajar adalah sebagai berikut:

1. Manfaat media pembelajaran bagi pengajar yaitu:


a. Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan
b. Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.
c. Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.
d. Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.
e. Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.
f. Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan
g. Meningkatkan kualitas pelajaran.
2. Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar adalah
a. Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.
b. Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar
c. Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar
untuk belajar.
d. Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga
memudahkan pembelajar untuk belajar.
e. Merangsang pembelajar untuk berfokus dan beranalisis.
f. Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan
g. Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang
disajikan pengajar lewat media pembelajaran (Hujair Sanaky, 2009:
5).
Menurut Encylopedia of educational research dalam bukunya
Oemar Hamalik (1989: 15) menyebutkan bahwa manfaat media
pembelajaran adalah
a.

Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu


mengurangi verbalisme.

b.

Memperbesar perhatian para siswa.

xxiv

c.

Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,


oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

d.

Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan


kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.

e.

Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou, hal ini terutama


terdapat dalam gambar hidup.

f.

Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu


perkembangan kemampuan berbahasa.

g.

Memberikan pengalaman-penglaman yang tidak mudah diperoleh


dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih
mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Kemp dan Dayton (Depdiknas, 2003: 15-17) mengidentifikasi

beberapa manfaat media dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:


a. Penyampaian materi dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin punya penafsiran yang berbeda-beda terhadap
suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media,
penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat
disampaikan kepada siswa secara seragam.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan
informasi melebihi suara, gambar, gerak dan warna baik secara alami
maupun manipulasi.
c. Proses pembelajaran lebih interaktif.
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru
dan siswa melakaukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses
pembelajaran.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Guru sering menghasilkan banyak waktu untuk menjelaskan suatu
materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat
memanfaatkan maka visual secara verbal akan teratasi.

xxv

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.


Penggunaan media membuat proses pembelajaran lebih efisien, selain
itu juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam
dan utuh sehingga pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja
dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa.
Kapanpun dan dimanapun tanpa tergantung pada keberadaan seorang
guru.
g. Media dapat menumbuhkan setiap siswa terhadap materi dan proses
belajar.
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendororng siswa mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari
seniri sumber-sumber ilmu pengetahuan, kebiasaan itu akan
menanamkan sikap pada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari
berbagai sumber belajar yang diperlukan.
h. Menambah peran guru menjadi lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, guru tidak lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa, ia dapat berbagi peran dengan
media sehingga akan mudah baginya dalam memberi perhatian dalam
aspek-aspek edukatif lainnya seperti membantu kesulitan belajar
siswa, pembentukan dan memotivasi belajar siswa.
Menurut Kemp dan Dayton (1985: 3-5) dalam Azhar Arsyad
(2002: 22-25) manfaat media pembelajaran adalah:
a) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media,
menerima pesan yang sama.
b) Pengajaran bisa lebih menarik.
Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat
siswa terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan,
daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang
dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan

xxvi

berfikir yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memilki aspek


motivasi dan meningkatkan minat.
c) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
d) Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat untuk
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup
banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
e) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan
gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemenelemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik,
spesifik dan jelas.
f) Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau
diperlukan terutama jika media pengajaran dirancang untuk
penggunaan secara individu.
g) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
h) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk
penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat kurangi
bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada
aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai
konsultan atau penasehat siswa.
Sudjana dan Rivai (1992: 2) mengemukakan manfaat media
pengajran dan proses belajar siswa yaitu:
1.

Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar.

2.

Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih


dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pengajaran.

3.

Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata


komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

xxvii

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4.

Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak


hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan dan
lain-lain.
Secara umum kegunaan media dalam proses pembelajaran, adalah

sebagai berikut:
a.

Memperjelas sajian pesan dan tidak terlalu bersifat verbalistik


dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan belaka.

b.

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya:


1) Obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realitas,
gambar, film bingkai, film dan model.
2) Obyek yang kecil dapat dibantu dengan projector micro, film
bingkai, film dan gambar.
3) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto,
maupun verbal.
4) Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram dan lain-lain.
5) Konsep yang terlalu luas, seperti gunung berapi, gempa bumi,
iklim, dan lain-lain dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film
bingkai, gambar dan lain-lain.

c.

Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan


bervariasi dapat di atasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media
pembelajaran berguna untuk:
1) menimbulkan kegairahan belajar,
2) memungkinkan interaksi langsung antara pembelajar dengan
lingkungan kenyataan, dan
3) memungkinkan

pembelajar

dapat

belajar

sendiri

menurut

kemampuan dan minatnya.

xxviii

d.

Dengan sifat yang unik pada masing-masing pembelajar ditambah


dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda antara pengajar
dan pembelajar, sedangkan kurikulum dan materi pengajaran
ditentukan sama untuk semua pembelajar, maka pengajar akan
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus ditangani
sendiri. Pengajar dapat mengatasi hal-hal tersebut dengan
menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1) kemampuan pengajar memberikan perangsang yang sama,
2) kemampuan pengajar dalam mempersamakan pengalaman, dan
3) kemampuan pengajar untuk menimbulkan persepsi yang sama.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manfaat media

pembelajaran adalah:
1) lebih menarik perhatian,
2) menumbuhkan motivasi belajar,
3) bahan pengajaran lebih terstruktur, logis dan jelas,
4) metode pembelajaran dapat bervariasi, dan
5) pembelajar banyak melakukan kegiatan belajar.
Selain itu menurut Oemar Hamalik (1989: 17-18) terdapat
sejumlah nilai praktis dari media pembelajaran sebagai berikut:
a)

Media melampaui batas pengalaman pribadi siswa. Biasanya


kesempatan untuk memperoleh pengalaman dibatasi oleh faktor
perorangan, dengan menggunakan media akan memudahkan guru
dalam mengatasi jurang perbedaan dari pengalaman yang dimiliki
siswa.

b)

Media melampaui batas-batas ruangan kelas. Banyak hal yang tak


mungkin dialami dalam kelas disebabkan berbagai faktor.

c)

Media memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa


dan lingkungannya. Dengan menggunakan media, siswa dibawa ke
kontak langsung dengan gejala kehidupan yang sesungguhny, misal
menggunakan rekaman, eksperimen, karya wisata dan sebagainya.

d)

Media memberikan uniformitas atau kesamaan dalam pengamatan.


Pengangamatan siswa terhadap sesuatu biasanya berbeda-beda,

xxix

melalui media akan membantu guru

dalam memberikan persepsi

yang sama kepada siswa terhadap suatu benda atau peristiwa


tertentu.
e)

Media akan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya


secara realistis dan teliti.

f)

Media membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru.


Melalui media siswa akan memperoleh pengalaman yang lebih luas
dan lebib kaya, sehingga persepsinya akan semakin tajam dan
pengertiannya menjadi lebih tepat.

g)

Media membangkitkan motivasi dan perangsang keingingan


belajar. Media akan memberikan pengaruh pengaruh psikologis
terhadap siswa. Periode orientasi pengajaran akan berlangsung
lebih efektif apabila guru menggunakan media pembelajaran.

h)

Media

akan

memberikan

pengalaman

yang

menyeluruh,

pengalaman-pengalaman yang kongkrit lama kelamaan akan


terinteraksi menjadi pengertian atau kesimpulan abstrak. Dari
uraian tersebut bahwa media memiliki manfaat yang sangat besar
terhadap para siswa.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapatlah
disimpulkan

babarapa

manfaat

praktis

dari

penggunaan

media

pembelajaran sebagai berikut:


a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri.
c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

xxx

memungkinkan

terjadinya

interaksi

langsung

dengan

guru,

masyarakat dan lingkungannya. Misalnya dengan karya wisata,


kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kegiatan belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media, maka
ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media
yaitu :
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah
ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif afektif dan psikomotor.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
c. Praktis, luwes dan bertahan.
Jika tidak tersedia, waktu, dana atau sumber dana lainnya, untuk
memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan
memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah
jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para
guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah
diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
d. Guru terampil menggunakannya .
Ini merupakan salah satu kriteria. Apapun media itu, guru harus
mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan
manfaat amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e. Pengelompokan sasaran.
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan,
ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok
sedang maupun kecil atau perorangan. Ada media yang tepat

xxxi

untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kelompok


kecil atau perorangan.
f. Mutu teknis
Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus memenuhi
persyaratan tehnis tertentu, misalnya visual pada slite harus jelas
dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar
belakang. AzharArsyad (2002: 72-74).
Selain dari pendapat diatas, dalam bukunya Hujair Sanaky
(2009: 5-6) menyebutkan bahwa dalam menentukan pilihan media
yang

akan

digunakan

dalam

proses

pembeljaran

dikelas.

Pertimbangan media akan digunakan dalam pembelajaran menjadi


pertimbangan utama, harus sesuai dengan:
1) tujuan pengajaran
2) bahan pelajaran
3) metode mengajar
4) tersedia alat yang dibutuhkan
5) pribadi pengajar
6) minat dan kemampuan pembelajar dan
7) situasi pengajaran yang sedang berlangsung
Dengan demikian keterkaitan antara media pembelajaran
dengan tujuan, materi, metode dan kondisi pembelajar harus menjadi
perhatian

dan

pertimbangan

pengajar

untuk

memilih

dan

menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga


media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran, sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbal balik dengan
empat aspek tersebut.

xxxii

6. Klasifikasi media pembelajaran


Media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang
luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual
saja. Melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan tingkah
laku pengajar. Maka media pembelajaran diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan
menggunakan simbol-simbol kata dan visual (bahan-bahan
cetakan dan bacaan).
b. Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori
ini yaitu:
1) media proyeksi (overhead projector, slide, film dan LCD)
2) media non-proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun,
papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lainlain) dan
3) benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka,
topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran,dan museum
sekolah.
c. Media yang menggunakan teknik atau masimal, yaitu, slide, film
strif, film rekaman, radio, televise, video, VCD, laboratorium
elektronik, perkakas otinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem
interkomunikasi, komputer, internet.
d. Kumpulan benda-benda (material collections), yaitu berupa
peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki
nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencarian, industri, perbankan,
perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lainlain.
e. Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberi
contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan
suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan,

xxxiii

mimik, dan lain-lain. Media pembelajaran dalam bentuk ini,


sangat tergantung pada inistif dan kreasi pengajar dan jenis media
seperti ini, hanya dapat dilihat dan ditirukan oleh pembelajar.
Dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam, contoh
dan kelakuan pengajar yang dimaksud adalah memberi uswatun
khazanah kepada pembelajar. Seorang pengajar harus berusaha
memberikan contoh yang baik kepada pembelajar baik ketika dalam
proses pembelajaran di kelas, maupun di luar kelas, maupun di luar
lingkungan sekolah. Sebab perbuatan dan tingkah laku pengajar di
dalam kelas maupun di luar kelas akan menjadi contoh bagi
pembelajar dan dianut. Dengan demikian media pembelajaran dari
sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio
visual yang digunakan saja, tetapi sampai pada tingkah laku pengajar
dan kondisi pribadi pembelajar itu sendiri.
Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya.
Maka, untuk menggunakan suatu media pembelajaran secara baik,
efektif

dan

efisiien

dalam

kemampuan,

pengetahuan

kemampuan

untuk

proses

pembelajaran

dalam memilih,

mendesain

serta

diperlukan

menggunakan

membuat

suatu

dan

media

pembelajaran tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah


keterkaitan media dengan tujuan pembelajaran, metode, materi
pembelajaran, kondisi pembelajar. Selain itu, pengembangan dan
penggunaan media pembelajaran, sangat tergantung pada kreasi dan
inisiatif pengajar itu sendiri. Sebab, kemampuan, kreasi dan inisiatif
pengajar dalam mendesain, membuat dan mengembangkan media
pembelajaran merupakan hal yang mutlak dan tidak boleh diabaikan.
Beberapa klasifikasi media yang dikemukakan para ahli, di
antaranya Edgar Dale dan Rudy Bretz, sebagai berikut:
a. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Edgar Dale, menggambarkan tingkat pengalaman dan alat-alat
yang diperlukan untuk memperoleh pengalaman. Menurut Edgar
Dale, pengalaman berlangsung dari tingkat yang konkret naik menuju

xxxiv

ke tingkat yang lebih abstrak. Pada tingkat yang konkret, seseorang


dapat belajar dari kenyataan atau pengalaman langsung yang
bertujuan dalam kehidupan kita. Kemudian meningkat ke tingkat yang
lebih atas menuju ke puncak kerucut, dalam tingkat yang abstrak
bentuk simbol-simbol. Pembagian tingkatan-tingkatan itu, sematamata membantu melihat pengalaman belajar.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale, (lihat
gambar dengan pola berpikir dari konkret sampai abstrak). Penjelasan
kerucut tersebut, sebagai berikut:
1) Pengalaman langsung dan bertujuan, yaitu pengalaman yang
diperoleh dengan jalan hubungan langsung dengan benda-benda,
kejadian dan pembelajar bekerja sendiri, mengalami sendiri,
memecahkan masalah sendiri. Semua yang dilakukan berdasarkan
pada tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.
2) Pengalaman tiruan yang diatur, yaitu pengalaman yang diperoleh
melalui benda-benda atau kejadian tiruan dari yang sebenarnya
atau penciptaan kembali benda-benda tersebut. Alasan penciptaan,
karena: (a) mungkin sulit didapatkan, (b) terlalu kecil atau terlalu
besar, dan (c) tempatnya terlalu jauh. Faedah dari usaha
penciptaan kembali benda-benda tersebut, adalah:
(a) memberi kesan yang mendalam,
(b) memberi arti yang sebenarnya,
(c) memberi pengertian, dan
(d) menghilangkan verbalisme.
Contoh:
Model

: benda buatan dalam ukuran kecil

Mock-up : benda sebenarnya, begin tertentu dihilangkan


Objek

: benda yang sebenarnya

Specimen : bagian dari benda sebenarnya. Misalnya, bagian


depan mobil, komplit, dll.

xxxv

3) Pengalaman dramatisasi, yaitu penyajian dalam bentuk drama,


dari berbagai gerakan sampai ke permainan yang lengkap dengan
pakaian dan dekorasi. Manfaatnya:
a) banyak menarik perhatian,
b) para pelaku menyelami watak yang diperankan,
c) mempunyai nilai penyembuh,
d) melatih kerjasama, dan
e) melatih penguasaan bahasa, sikap, suara, mimic dan gaya
meliputi:
(1) The Play, dilakukan di panggung atau seolah-olah di
panggung
(2) The Pageant, pertunjukkan sejarah berdasarkan sejarah
setempat dan dilakukan di alam terbuka.
(3) Pantomin, sandiwara bisu, hasilnya tergantung pada gaya
sang pelaku.
(4) Tablo, permainan yang merupakan skenario yang terdiri
dari orang-orang beserta dekorasinya dan tidak ada
gerakan atau suara.
4) Demontrasi, yaitu percontohan atau pertunjukkan cara membuat
atau cara melayani suatu proses. Misalnya, percontohan
memandikan jenazah, wudhu, shalat, dan lain-lain. Dalam proses
pembelajaran, demontrasi juga memerlukan alat-alat, bahasa yang
sederhana, persiapan yang baik, waktu yang cukup, tempat yang
memadai dan minat dari pemirsa.
5) Karyawisata, yaitu membawa pembelajar ke obyek luar dengan
maksud memperkaya dan memperluas pengalaman pembelajar.
Kegiatan yang dilakukan pembelajar dalam karyawisata adalah: a)
pembelajar aktif melakukan observasi, b) tanya-jawab, c)
mencatat, dan d) membuat laporan.
6) Pameran, tujuannya, untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan
pembelajar, perkembangan dan kemajuan sekolah kepada warga
sekolah dan masyarakat pada umumnya.

xxxvi

7) Televisi,

yaitu

suatu

media

untuk

menyampaikan

pesan

pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak dan masyarakat.


Program televisi pendidikan dinilai selain menarik minat yang
lebih besar dan juga memberikan informasi yang autentik.
8) Gambar hidup (film), yaitu rangkaian gambar yang dapat
diproyeksikan ke layar dengan kecepatan tertentu. Rangkaian
suatu gambar dan suara yang menampilkan cerita dan gambar
yang mudah dipahami.
9) Radio, yaitu dengan siaran radio dapat disampaikan pengajaran
secara efektif, dan akan menambah pengalaman, pengetahuan, dan
menimbulkan motivasi belajar. Programnya berupa cerita,
ceramah, wawancara, sandiwara, dan sebagainya.
10) Gambar, yaitu segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
dalam bentuk dua dimensi dan sebagai curahan perasaan dan
pikiran. Lukisan, dapat berbentuk ilustrasi, karikatur, kartun,
poster, gambar seri, slide dan filmstrip.
11) Lambang visual, yaitu gambar yang secara keseluruhan dari
sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat
divisualisasikan, misalnya:
a) sketsa, yaitu hasil lukisan yang bentuknya belum lengkap atau
tidak lengkap,
b) bagan, yaitu kombinasi garis atau tulisan dengan gambarnya
yang dijelmakan secara logis untuk menerangkan fakta dan
ide,
c) grafik, yaitu gambit memberi keterangan tentang angka-angka
dan hubungannya,
d) poster

gambar,

berfungsi

sebagai

pemberitahuan

atau

peringatan dan hubungannya,


e) komok, yaitu gambar gambar atau lukisan bersambung yang
merupakan cerita,
f) kartun gambar, digunakan untuk menghibur, mengkritik, dan
menganjurkan,

xxxvii

g) diagram, yaitu kombinasi antara garis dan gambar yang


menunjukkan hibungan intern dan bersifat abstrak,
h) peta gambar, melukiskan lambang keadaan yang sebenarnya.
12) Lambang kata (verbal). Yaitu lambang kata dapat dijumpai dalam
buku dan bahan-bahan bacaan lainnya, seperti buku, majalah,
koran, dan lain-lain.

12

11

10
9

8
7
6
5
4
3
2
1

abstrak
Verbal

simbol visual
gambar

rekaman radio, gambar tetap


gambar hidup

televisi
pameran
karyawisata
demonstrasi
pengalaman dramatisasi
pengalaman tiruan yang
pengalaman langsung dan bertujuan
konkret

Diagram Edgar Dale di kutip oleh


Hujair Sanaky dari halaman 42

xxxviii

7. Jenis-jenis media pembelajaran


Beberapa jenis media yang sering digunakan, yaitu:
a. Media cetak
Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan
dalam proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat
bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal dan
majalah ilmiah. Buku adalah media yang bersifat fleksibel (luwes) dan
biaya pengadaannya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan
pengadaan media lain. Penggunaan media cetak dalam proses
pembelajaran dapat dikombinasikan sebagai informasi utama atau
bahkan suplemen informasi terhadap penggunaan media lain.
b. Media pameran
Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi.
Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda
sesungguhnya (realia) atau benda reproduksi atau tiruan dari bendabenda asli. Media yang dapat diklasifikasikan ke dalam jenis media
pameran yaitu poster, grafis (graphic materials), realia, dan model.
1) Realia, benda nyata yang dapat dihadirkan di ruang kuliah untuk
keperluan proses pembelajaran. Pengajar dapat menggunakan
realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja
suatu sistem misalnya peralatan laboratorium.
2) Model, benda tiruan yang digunakan untuk mempresentasikan
realitas. Model mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk
menggantikan mesin riel.
c. Media yang diproyeksikan
Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang
bervariasi, yaitu overhead transparansi, slide suara, dan film strip. Over
head transparansi dapat dianggap sebagai projected medium yang paling
banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Sampai saat ini media
slide suara, dan film strip sudah tidak digunakan lagi untuk keperluan
pembelajaran.

xxxix

d. Rekaman radio
Rekaman radio adalah jenis medium yang sangat tepat untuk digunakan
dalam pembelajaran bahasa asing, al-Quran dan latihan-latihan yang
bersifat

verbal.

Pembelajaran

tentang

cara

pengucapan

(pronounciation) dan ketrampilan mendengar (listening skill) akan


sangat efektif jika menggunakan media ini. Media audi yang disiarkan
sebagai program radio telah lama digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan materi pembelajaran pada beberapa lembaga pendidikan
jarak jauh di seluruh dunia.
e. Video dan VCD
Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dapat ditayangkan
melalui media video dan video compact disk (VCD). Sama seperti
media audio, program video yang disiarkan (broadcasted) sering
digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana
penyampaian materi pembelajaran. Video dan televisi mampu
menayangkan proses pembelajaran secara realistik. Video dan televisi
mampu menayangkan proses pembelajaran secara realistik. Video
memiliki beberapa features yang sangat bermanfaat untuk digunakan
dalam proses pembelajaran. Salah satu feature tersebut adalah slow
motion di mana gerakan obyek atau peristiwa tertentu yang berlangsung
sangat cepat dapat diperlambat agar mudah dipelajari oleh mahasiswa.
Slow motion, kemampuan teknis untuk memperlambat proses atau
peristiwa yang berlangsung cepat. Video dan VCD dapat digunakan
sebagai media untuk mempelajari obyek dan mekanisme kerja dalam
mata kuliah tertentu.
f. Komputer
Komputer bukan lagi sesuatu yang baru, karena komputer telah banyak
digunakan baik oleh pengajar, pembelajar, perkantoran, lembagalembaga latihan kerja, warnet, maupun masyarakat pada umumnya.
Sebagai media pembelajran, komputer mampu membuat proses belajar
menjadi interaktif.

xl

C. Tinjauan Tentang Pendidkan Agama Islam


1. Pengertian pendidikan islam
Untuk membahas pengertian pendidikan agama islam, kita perlu
mengerti tentang pengertian pendidikan. Pendidikan adalah bimbingan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam
pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat. (Ngalim Purwanto (1987: 10)).
Menurut UU No.20 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang. (Departemen Pendidikan Nasional (2003: 2)).
Sedang pengertian pendidikan agama islam terdapat beberapa
pendapat para ahli diantaranya sebagai berikut:
a. Pendidikan agama islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik atau murid agar kelak setelah selesai pendidikannya
dapat

memahami

dan

mengamalkan

ajaran-ajaran

islam

serta

menjadikannya sebagai way of live (jalan kehidupannya).ABD.Rachman


Shaleh, (1976: 13).
b. (Di dalam kurikulum PAI,2003: 2) menyebutkan bahwa pendidikan
agama islam adalah upaya sadar dan terencana menghayati hingga
mengimani, bertaqwa dan berakhlaq mulia dalam mengamalkan agama
islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan hadits. Melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat dalam masyarakat
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
c. Menurut Zakiyah Daradjat (1996: 86) pendidikan agama islam adalah
pendidikan melalui ajaran-ajaran islam yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan
dia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama
islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran

xli

agama islam itu sebagai pandangan hidupnya (way of life) demi


keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
d. Tayar Yusuf dalam buku Abdul Majid (2005: 130) mengartikan agama
islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalirkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan kepada generasi muda agar
kelak menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT.
e. Pengertian lain pendidikan agama islam adalah usaha usaha secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik supaya mereka
hidup dengan ajaran islam. Zuhairini,dkk (1983:27)
Dengan memperhatikan beberapa pengertian pendidikan agama islam
tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam
adalah usaha sadar dan terencana dari seseorang pendidik dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,
bertaqwa dan berakhlaq mulia sehingga dapat mengamalkan ajaran islam di
dalam perilaku kehidupan sehari-hari, juga dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berdasar utamanya kitab Al Quran dan Al
Hadits melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan serta pengalamanpengalamannya.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Secara umum, pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang
agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat dan bangsa dan Negara. (GBPP, PAI 1994) dalam buku
Muhaimin, (2001: 78).
Tujuan pendidikan agama islam adalah:
a. Agar anak didik dapat memahami ajaran islam secara elementer
(sederhana) dan bersifat menyeluruh sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman hidup dan amalan perbuatannya, baik dalam hubungan dirinya
dengan Allah SWT, hubungan dirinya dengan masyarakat maupun
hubungan dirinya dengan alam sekitar.

xlii

b. Membentuk pribadi yang berakhlak mulia, sesuai dengan ajaran agama


islam ABD Rachman Shaleh (1976:13)
Dalam kurikulum PAI (2003: 2) menyebutkan tujuan pendidikan
agama islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan,
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman
serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta untuk dapat melanjutkan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dengan memperhatikan dari dua pengertian tujuan pendidikan agama
isalam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan agama islam
khususnya pendidikan agama islam di SD adalah agar anak didik dapat
memahami ajaran agama isalam secara sederhana dalam rangka untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan dan
pemupukan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat berkembang dalam
hal keimanannya serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat tercerminkan
dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majig (2005: 134) menyebut ada tujuh fungsi
pendidikan agama islam yaitu:
a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.

xliii

d. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki keslahan-keslahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatife dan lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan mr nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.
Pendapat lain dikemukakan oleh ABD Rachman Shaleh (1976: 14)
bahwa fungsi pendidikan agama islam adalah:
a. Menumbuhkan habit forming (pembentukan kebiasaan) dalam melakukan
amal ibadah serta akhlak yang mulia
b. Mendorong tumbuhnya iman yang kuat
c. Mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai
anugerah Allah SWT kepada manusia.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
pendidikan agama islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta
didik yang telah dimiliki khususnya pendidikan agama islam sehingga bakat
tersebut dapat berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam
perilakunya, sehingga dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang
mulia.

xliv

4. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Ialam


Pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah mempunyai dasardasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk. Dalam Abdul Majid,
(2005: 132-133) dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
a. Dasar Yuridis atau Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama islam dari perundang-undangan
yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut
terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafal negara pancasila, sila pertama: Ketuhanan
Yang Maha Esa
2) Dasar structural atau konstitusional, yaitu UUD45 dalam Bab XI pasal
29 ayat 1dan 2 yang berbunyi:
1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama

masing-masing

dan

beribadah

menurut

agama

dan

kepercayaannya itu.
3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV/MPR/1993 yang
kemudian di kokohkan dalam Tap MPR No IV /MPR 1987 jo. Kabupaten
Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap MPR No II/MPR/1988 dan Tap
MPR No II/MPR 1993 tentang garis-garis besar haluan Negara yang pada
pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara
langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai
dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
b. Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber
dari ajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintah
Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam Al Quran
banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain:
1. Q.S. Al Ashr: orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran

xlv

2. Q.S. Al Imron: 104: dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan
mencegah dari yang mungkar.
3. Al Hadits: sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya
sedikit
c. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tentram sehingga memerlukan adanya pasangan hidup. Sebagaimana
dikemukakan oleh Zuhairini dkk (1983: 25) bahwa semua manusia di dunia
ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka
merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang megakui adanya
zat Yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan tempat mereka
memohon pertolonganNya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang
masih primitive maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa
tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi
kepada zat Yang Maha Kuasa.
d. Menurut undang-undang republik indonesia atau UURI No. 20 Tahun 2003
SIRDIKNAS Bab VII. STANDAR SARANA DAN PRASARANA pasal 42
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi parabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, instalansi daya dan jasa, tempat
bermain, tempat berekreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

xlvi

Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa untuk membuat hati


tenang dan tentram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Road ayat 28 yaitu ,
ingatlah, hanya mengingat Allah lah hati menjadi tentram.
D. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Basyirudin Usman (2020: 117) mengartikan Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam adalah semua aktivitas yang ada hubungannya
dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat dapat diragakan
maupun tehnik atau metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru
agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan agama
islam. Dengan memperhatikan pengertian Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam diatas, dapat ditarik kesimpulan antara lain:
a. Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak
bertentangan dengan kaidah-kaidah agama serta tindakan atau perbuatan
Rasulullah SAW.
b. Pemilihan media pembelajaran disesuakan dengan tujuan pembelajaran
pendidikan agama islam itu sendiri, materi pembelajaran yang akan
disampaikan, ketersediaan alat, minat dan kemampuan siswa dan situasi
pembelajaran yang akan berlangsung.
2. Makna Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Yang dimaksud dengan makna Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam disini adalah media pembelajaran yang digunakan itu
mempunyai arti tersendiri bagi guru pendidikan agama islam yang
memakianya, sehingga ia dapat membantu peserta didiknya memproses
pesan-pesan pendidikan yang disampaikannya. Beberapa makna media Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diantaranya adalah:
a. Memperjelas pokok bahasan yang disampaikan. Penggunaan media
pembelajaran dapat mengefektifkan dan memfungsionalkan penggunaan
alat indera peserta didiknya sebanyak mungkin sesuai dengan sifat materi
dan pokok bahasan yang disampaikan. Dengan menggunakan media

xlvii

pembelajaran yang tepat guna, uraian dan contoh-contoh yang pernah


dikemukakan guru semakin bertambah jelas.
b. Membantu meringankan peranan guru PAI. Guru PAI yang mampu
memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi memprogamkan
pemakaiannya, maka peranannya dapat diserahkan sebagian kepada
media pembelajaran yang bersangkutan sehingga secara tidak langsung
membantu merangsang peserta didiknya terlibat dalam proses belajar
mengajar.
c. Mendorong peserta didik aktif belajar. Selama menggunakan media
pembelajaran, secara tidak langsung guru PAI telah memotivasi seluruh
kelas untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Bahakan
tak jarang peserta didik yang ingin sekali lagi mengikut dan mengulangi
penyajiannya, karena keinginannya yang besar untuk memahami dengan
baik.
d. Memberi pengalaman yang nyata kepada peserta didik. Masalah-masalah
agama seperti kekuasaan Allah SWT dapat ditampilkan dalam bentuk
media pembelajaranagama islam, misalnya guru memutar film mengenai
gerhana matahari dan bulan dari awal gerhana, sampai akhir dan kembali
terang benderang. Pengalaman nyata yang direkam ini disajikan kepada
peserta didik sehingga pesan-pesan agama dapat dihayati oleh peserta
didik dengan sepenuh hati dan meyakinkan.
e. Memberikan perangsang, pengalaman dan pengamatan yang sama kepada
seluruh peserta didik dalam waktu yang sama. Dengan menggunakan
media pembelajaran yang tepat, akan dapat memberikan perangsang yang
sama kualitasnya kepada peserta didik sehingga pesan-pesan dan materi
pembelajaran yang disampaikan guru akan dihayati secara kebersamaan
dalam waktu yang sama seluruh kelas kecuali ada di antara peserta didik
yang kurang baik alat panca indranya.

xlviii

3. Pola Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


Oemar Hamalik (1989: 36-37) menyebutkan beberapa pola media
pembelajaran yaitu:
a) Bahan-bahan cetakan atau bacaan (supplementary materials). Berupa
bahan bacaan seperti: buku, komik, koran, majalah, bulletin, folder,
periodical (berkala) pamlet, dan lain-lain. Bahan-bahan ini lebih
mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan simbol-simbol kata
dan visual.
b) Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam katagori ini
terdiri atas:
1) Media tanpa proyeksi seperti papan tulis, papan tempel, papan panel,
bagan, diagram, grafik, poster, kartun, komik, gambar.
2) Media tiga dimensi. Alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini
terdiri dari model, benda asli. Contoh, benda tiruan, diaroma, boneka
topeng, peta, globe, pameran dan museum sekolah.
3) Media yang menggunakan teknik atau masinal. Alat-alat yang
tergolong ke dalam kategori ini antara lai, slide dan film strip, film
rekaman,

radio,

televise,

laboratorium

elektronik,

perkakas

otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi dan


komputer.
c) Sumber-sumber masyarakat.
Berupa obyek-obyek peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan,
masalah dan sebagainya. Dari berbagai bidang meliputi daerah,
penduduk, sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian, industri,
perbankan, pemerintahan, kebudayaan dan politik dan lain-lain. Untuk
mempelajari hal tersebut diperlukan metode, yakni karyawisata, manusia
sumber, survei, berkemah, pengambilan sosial, kerja pengalaman dan
lain-lain.
d) Kumpulan benda-benda (material collections)
Berupa benda-benda atau barang-barang yang dibawa dari masyarakat ke
sekolah untuk dipelajari, seperti potongan kaca, potongan sendok, daun,
benih, bibit, bahan kimia dan lain-lain.

xlix

e) Contoh-contoh kelakuan yang dicontohkan oleh guru.


Meliputi semua contoh kelakuan yang dipertunjukkan oleh guru sewaktu
mengajar, misalnya dengan tangan, dengan kaki, gerakan badan, mimik
dan lain-lain. Peragaan yang tergolong ke dalam kategori ini tak mungkin
kita sebutkan satu persatu karena sangat banyak macamnya dan sangat
tergantung kepada kreasi dan inisiatif pribadi guru sendiri, tetapi pada
pokoknya jenis media ini hanya dapat dilihat, didengar, dan ditiru oleh
siswa.
Kaitannya dengan contoh-contoh kelakuan yang dicontohkan guru,
para Nabi menyebarkan agama kepada umatnya / kaumnya dengan
menggunakan media yang tepat yakni melalui media pembuatan Nabi sendiri
dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik. Usman (2002: 115)
Contoh-contoh yang baik tersebut sangat besar pengaruhnya dalam
misi pendidikan agama islam dan dapat menjadi faktor yang menetukan
terhadap keberhasilan dan perkembangan tujuan pendidikan secara luas.
Dengan demikian melalui suri teladan atau model perbuatan dan tindakan
yang baik oleh seorang pendidik (guru agama islam) akan dapat
menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap peserta didik.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Sebagai lokasi dalam penelitian adalah di SD Krapyak 2, Wedomartani,
Ngemplak.
B. Subyek Penelitian
Pemilihan subyek dalam penelitian adalah populasi yaitu meliputi
keseluruhan subyek penelitian yang diambil secara keseluruhan dari semua
komponen yang terlibat dalam pembelajaran yaitu guru agama islam dan
seluruh siswa kelas lima.
C. Metode Penelitian
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi Partisipasi
Adalah pengamatan langsung yang dilakukan oleh observer dengan cara
ikut serta berada didalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Data
yang kita ambil dari pengamatan ini: materi pelajaran, media yang
digunakan, aktifitas anak dalam pembelajaran, ketertarikan siswa,
kesesuaian materi dengan media dan hasil belajar anak.
2. Interview
Adalah tanya jawab langsung antara interview dengan responden untuk
mendapatkan data dari respondes tanpa pengamatan langsung. Data yang
diambil dengan cara interview adalah:
1. Tujuan penggunaan media
2. Pengaruh penggunaan media terhadap nilai hasil belajar
3. Kendala yang ditemui mulai dari proses pengadaan media, kesulitan
penerapan dalam proses pembelajaran
4. Antusiasme atau ketertarikan anak terhadap media.

li

3. Angket
Adalah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada responden (siswa)
berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti. Data yang dapat diperoleh
dari angket adalah:
1. Ketertarikan siswa terhadap media
2. Pengaruh penggunaan media terhadap pemahaman siswa pada materi
pelajaran.
D. Metode Analisis Data
Dari data-data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan
tehnis diskriptif analitik. Data yang diperoleh (kata-kata, gambar, perilaku)
tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap
dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau
frekuensi. Peneliti melakukan analisis data dengan memberi pemaparan
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif (S. Margono, 2000:
39). Dalam penelitian ini akan mendiskripsikan:
1. Materi pelajaran
2. Media pembelajaran (bentuk, bahan, kelebihan dan kelemahannya).
3. Kesesuain media dengan materi
4. Efektifitas media( penggunaan media terhadap hasil belajar yang dicapai).

lii

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan observasi penulis yang dapat diketahui bahwa proses belajar
mengajar Pendidikan Agama Islam di SD Krapyak 2, sudah sedemikian adanya
pemanfaatan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran untuk
mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar diantaranya agar mudah paham
terhadap materi yang disampaikan, siswa lebih aktif dalam belajar, siswa lebih
termotivasi untuk selalu ingin belajar dan mengurangi kejenuhan siswa dalam proses
belajar. Serta dapat mencapai tujuan akhir yaitu siswa memiliki prestasi yang baik
dalam proses belajar mengajar.
Adapun salah satu kendala yang dialami dalam pemanfaatan media adalah
karena belum tersedianya media yang lengkap dari pihak sekolah, namun demikian
tidak menjadikan hambatan bagi GPAI dalam penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat memanfaatkan media-media yang
sifatnya sederhana.
1. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
Adapun media-media yang digunakan dalam proses belajar mengajar
pendidikan agama islam di SDN Krapyak 2 khususnya kelas V, diantaranya:
a) Media Papan Tulis
Papan tulis adalah papan datar yang terbuat dari kayu yang biasanya
digantung di dinding depan kelas, sebagai alat untuk menulis,
memperjelaskan berbagai materi pembelajaran.
Media papan tulis merupakan alat yang sangat diperlukan di setiap sekolah
dan dikelas. Bahkan papan tulis dapat dikatakan fasilitas yang mutlak
diperlukan. Seperti halnya meja dan kursi. Dengan papan tulis, pengajar
dapat menulis dan memperjelaskan materi pelajaran secara efektif dan
efisien sehingga pembelajar dapat menerima pelajaran dengan baik.
Manfaat lain dari kegunaan media papan tulis adalah hemat biaya,

liii

kekeliruan dapat diperbaiki langsung, bentuk tulisan sederhana, rapi dan


mudah dibaca juga penggunaan ruang/space papan tulis secara efektif dan
efisien. Papan tulis merupakan alat yang lazim digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk menjelaskan materi-materi dan tugas-tugas yang
telah disiapkan oleh pengajar. (Observasi terhadap GPAI Sarbiyah 22 juli
2009).
Penggunaan media ini sangat membantu siswa untuk lebih memahami
materi yang diajarkan, serta siswa dapat menyalin atau mencatat ulang
semua materi yang diajarkan guru. Keuntungan dari pemanfaatan media
papan tulis adalah penyajian pelajar dapat dilakukan dengan jelas oleh
pengajar selangkah demi selangkah dan secara sistematis. Apabila terdapat
kekeliruan atau kesalahan dapat dilihat dan segera diperbaiki oleh pengajar
secara langsung dan merangsang anak didik untuk dapat belajar secara
efektif.
b) Media Buku
Buku adalah salah satu media pembelajaran yang sangat efektif dalam
proses belajar mengajar khususnya pendidikan agama islam. Media buku
ini dapat berupa:
1. Buku pegangan guru
2. Buku siswa / LKS ( lembar kerja siswa)
adalah tulisan cetak yang berisi ringkasan materi dan soal-soal latihan.
3. Buku-buku referensi penunjang lainnya.
Dalam pemanfaatan buku pegangan suatu media yang sangat berguna
yaitu sebagai sumber rujukan atau acuan di dalam penyampaian materi
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka pengajar sangat perlu buku pegangan yang cukup.
Selain buku pegangan guru, buku untuk dimiliki setiap siswa sangat
diperlukan karena akan sangat membantu kelancaran dan kefektifan dalam
proses pembelajaran. Dengan adanya siswa memiliki buku paket secara
langsung mereka dapat menyimak materi-materi yang disampaikan oleh
guru. Selain itu juga mendidik para siswa untuk membiasakan mencintai
buku (rajin belajar membaca buku), dengan demikian akan tertanamkan

liv

motivasi anak untuk selalu belajar membaca karena salah satu sumber ilmu
adalah dengan rajin membaca buku. (Observasi terhadap GPAI Sarbiyah
27 juli 2009).
Adapun buku lembar kerja siswa (LKS) merupakan media yang
berisikan ringkasan materi-materi dan lembar berbagai jenis soal yang
sangat

membantu

pengajar

juga

bagi

pembelajar.

Guru

dapat

memanfaatkan LKS tersebut sebagai alat evaluasi latihan setelah


selesainya materi disampaikan. Bagi siswa dapat belajar sendiri dan
mengerjakan soal-soal latihan yang bisa dikerjakan di rumah. Selain dari
itu buku referensi merupakan media yang tidak kalah pentingnya yang
memang seorang guru mutlak memiliki buku tersebut guna menambah
wawasan dalam penyampaian materi pelajaran sehingga seorang guru
dalam menyampaikan materi tidak hanya terpaku dalam buku paket yang
ada, bahkan seorang guru memang seharusnya banyak wawasan karena itu
buku referensi sangatlah diperlukan oleh guru.
c) Media Gambar
Media gambar atau foto merupakan media yang paling sering
digunakan oleh seorang guru, karena media ini mudah dimengeri dan dapat
dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai di mana-mana serta banyak
memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan kata-kata. Penyampaian
materi pelajaran dengan menggunakan gambar tentu merupakan daya tarik
tersendiri bagi pembelajar, maka penggunaan gambar harus sesuai dengan
materi pelajaran yang diajarkan dan tujuan yang diinginkan. Selain itu
penggunaan gambar dalam proses pembelajaran sangat tergantung kreasi
dan inisiatif pengajar itu sendiri.
Adapun media gambar yang dipakai dalam proses belajar mengajar
pendidikan agama islam di SD Krapyak 2, antara lain:
1) Gambar orang yang sedang berwudhu
Media ini dipakai oleh guru pendidikan agama islam dalam proses
pembelajaran pendidikan agama islam untuk menyampaikan materi
berwudhu. Dalam materi yang menjadi tujuan adalah agar siswa
dapat mengerjakan wudhu dengan tertib dan benar. Dengan

lv

menampilkan gambar tata cara berwudhu secara urut yang disertai


penjelasan guru, yaitu dengan menunjukkan bagaimana tata cara
berwudhu yang benar dengan diikuti dengan menunjukkan gambar
orang yang berkumur, mebasuh muka, mencuci kedua tangan dsb
akan mudah tertanamkan pada ingatan anak. Selain tiu juga guru
secara

langsung

memberi

contoh

mempraktekan

langsung

melakukan wudhu yang kemudian diikuti oleh para siswa.


2) Gambar orang yang sedang sholat
Sebagaimana media gambar tentang tata cara berwudhu, media ini
juga memuat secara detail tentang tata cara orang yang mengerjakan
sholat mulai dari gerakan takbiratul ikhram sampai gerakan salam.
Melalui

media

ini

akan

sangat

membantu

bagi

seorang

guru/pengajar dalam memberikan penjelasan tentang materi sholat,


mengapa? Dengan melihat gambar yang tersusun rapi disertai
dengan memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut, di
samping itu guru juga secara langsung memberikan contoh praktek
langsung dari setiap gerakan sholat secara tertib yang diikuti oleh
para siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
3) Gambar orang yang sedang tayamum
Gambar sederhana yang melukiskan orang yang sedang melakukan
tayamum secara tertib, dari niat, menyapu muka, menyapu kedua
tangan. Media ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
tayamum di mana guru pendidikan agama islam memjelaskan
materi ini dengan memberikan penjelasan secara verbal yang diikuti
dengan menunjukkan gambar tersebut, sehingga siswa sangat
memperhatikan

dan

mudah

paham

terhadap

materi

yang

disampaikan dan tujuan akhir dari pembelajaran ini tercapai yaitu


siswa dapat melakukan tayamum dengan tertib. (Observasi terhadap
GPAI Sarbiyah 5 Agustus 2009).

lvi

d). Tape Recorder dan Kaset


Media ini digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam
penyampaian materi adzan dan membaca surat-surat pendek pilihan, yang
tercantum dalam juz 30, diantaranya QS. Al Qodr, QS. Al Lahab, QS. Al
Kafirun dan sebagainya.
Dalam penyampaian materi ini diharapkan siswa dapat melafalkan
adzan, melakukan adzan dengan benar, selain itu siswa diharapkan dapat
membaca surat-surat pendek pilihan dengan lancar disertai lagu murotal
yang indah.
Maka dalam menyampaikan materi ini GPAI menggunakan media tape
recorder dan kaset sebagai alat Bantu untuk mempermudah dalam
menyampaikan materi tersebut. Dengan mendengarkan kaset seorang yang
mengumandangkan adzan dengan suaranya yang indah merdu, maka siswa
tampak sangat antusias mendengarkan, memperhatikan, bahkan secara
refleksi tanpa diperintah siswa dengan sendirinya ikut melakukan adzan.
Begitu juga bacaan surat-surat pendek yang didengarkan dengan irama
murotal siswa demikian memperhatikan dengan senang, mereka ikut
menirukan.
Dengan demikian media ini sangat membantu pengajar dalam
menyampaikan materi pelajaran, juga menumbuhkan semangat siswa dalam
belajar. (Observasi terhadap GPAI Sarbiyah 12 Agustus 2009).
e). Kartu Kata / Kartu Kalimat
Media ini sangat sederhana sekali yaitu berupa potongan-potongan
kartu kata / kartu kalimat yang berisikan tulisan ayat Al Quran dan arti dari
ayat-ayat surat-surat pendek tersebut. Media ini digunakan untuk
menyampaikan materi menghafal dan membaca surat-surat pendek pilihan.
Kartu kata / kalimat berisikan potongan-potongan dari surat-surat tsb.
Sebagai contoh, materi menghafal surat Al Lahab dan Al Kafirun, dalam
kartu kata / kalimat tsb. Setiap kartu kalimat berisikan satu ayat dari
sejumlah surat tsb, kegiatan siswa adalah mengambil satu atau dua kata
untuk dihafal dan dibaca; dengan asyiknya anak sangat termotivasi untuk
berlomba-lomba memilih kartu kata tsb, dengan diberi waktu beberapa

lvii

menit siswa diberi kesempatan untuk membaca dan menghafal, dengan


waktu yang dibatasi maka siswa berlomba-lomba untuk menghafal materi
tersebut. Dengan media ini menunjukkan siswa dengan mudah untuk
membaca dan menghafal materi yang disampaikan. (Observasi terhadap
GPAI Sarbiyah 19 Agustus 2009).
f). Media Bagan Arus ( flow chart )
Media Bagan Arus ( flow chart ) adalah media yang menggambarkan
arus suatu proses dalam menuangkan suatu ide yang divisualkan dengan
model bagan arus. Tanda panah digunakan untuk menggambarkan arah arus
suatu hubungan atau proses.
Media ini digunakan sebagai alat Bantu dalam menyampaikan materi
Pendidikan Agam Islam di bidang tajwid dan pengenalan dua puluh lima
Nabi dan Rasul. Dengan dibuatkan skema anak-anak akan lebih mudah
faham dan lebih jelas dalam menerima materi tajwid dan pengenalan namanama 25 Nabi dan Rasl Allah. Bagi pengajar dapat mengefetifitaskan waktu
yang tersedia. (Observasi terhadap GPAI Sarbiyah 26 Agustus 2009).
g). Media Juz Amma
Juz amma merupakan salah atu media pemebelajaran yang digunakan
untuk menyampaikan materi tentang membaca dan menulis surat-surat
pendek pilihan, digunakan secara sendiri-sendiri ataupun secara kelompok.
Guru pendidikan agama ialam menunjukkan, memberi contoh,
membimbing kegiatan belajar peserta didik untuk berinteraksi dengan
sumber belajar melalui media juz amma. Pada pokok bahasan tentang
membaca surat-surat pendek pilihan, GPAI memberikan contoh bacaan Al
Qurannya dan cara membacanya sesuai dengan tajwid dan makhrojnya.
Kemudian peserta didik menirukan, dengan cara dibuat kelompokkelompok, setiap kelompok diberi waktu yang tidak sama untuk membaca
surat-surat tersebut.
Dengan pengelompokan ini, membuat sisiwa lebih semangat untuk
membaca surat yang telah ditentukan. Berikutnya untuk mengevaluasi dari
pembelajaran ini guru memberi tugas untuk membaca surat pendek tersebut

lviii

secara bergiliran satu persatu, berjalan dengan lancar. (Wawancara terhadap


GPAI Sarbiyah 26 Agustus 2009).
Adapun fungsi lain media juz amma adalah sebagai alat untuk
menampaikan materi hafalan surat-surat pendek pilihan. Sehingga peserta
didik

dapat

menghafal

materi-materi

tersebut

di

rumah.

Untuk

mengevaluasi atau mengambil nilai harian terhadap materi hafalan tersebut.


2. Hasil

yang

telah

dicapai

dengan

adanya

penggunaan

media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar pendidikan agama islam.


Dari beberapa pembelajaran yang telah diuraikan diatas dan telah
dipraktikkan dalam pembelajaran di SDN Krapyak 2, media pembelajaran
sangat mendukung dalam proses pembelajaran tetapi juga terdapat
kelemahan. Dengan adanya penggunaan media pembelajaran tersebut telah
mendorong guru untuk memanfaatkan media dalam proses pembelajaran,
sebagai salah satu acuan atau komponen pendukung dalam proses belajar
mengajar pendidikan agama islam.
Setelah adanya penggunaan beberpa media pembelajaran, pendidikan
agama islam di SDN Krapyak 2, hasilnya dapat dilihat pada kemampuan
siswa yang diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Pernyataan responden tentang ketertarikan anak dengan adanya penggunaan
media pembelajaran
No item
01

Alternatif Jawaban
a. Menyenangkan
b. Biasa-biasa saja

Frekuensi
18

Presentase
100%

c. Membosankan
TOTAL
18
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

100%

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan atau diketahui bahwa


seluruh siswa sangat tertarik dengan adanya penyampaian materi pelajaran
dengan memanfaatkan atau menggunakan media pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari jawaban siswa bahwa semua siswa ( 100% ) menyatakan
atau menjawab menyenangkan, apabila dalam pelaksanaan pembelajaran

lix

menggunakan media pembelajaran, tidak ada anak yang menyatakan biasabiasa saja atau membosankan dalam menerima materi pelajaran dengan
memanfaatkan media pembelajaran.
Tabel 4.2
Pernyataan responden tentang kemudahan anak menerima materi
pelajaran dengan adanya media pembelajaran
No item

Alternatif Jawaban
a. Menerima

Frekuensi

Presentase

16

88.9%

02

11.1%

pelajaran dengan
mudah
b. Menerima
02

pelajaran biasabiasa saja


c. Menerima
pelajaran menjadi

sukar
TOTAL
18
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

100%

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa seluruh yang menyatakan


menerima pelajaran dengan mudah sebanyak 16 anak ( 88.9% ), yang
menyatakan menerima pelajaran dengan biasa-biasa saja sebanyak 2 anak
( 11.1% ) dan yang menyatakan menerima pelajaran menjadi lebih sukar
tidak ada.

Tabel 4.3

lx

Pernyataan responden tentang kemampuan anak dalam menerima


materi pelajaran setelah menggunakan media pembelajaran.
No item

Alternatif Jawaban
a. Menjadi lebih

Frekuensi

Presentase

17

94.44%

01

5.56%

baik
03

b. Biasa-biasa saja
c. Tidak ada

pengaruhnya
TOTAL
18
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa


dalam menerima pelajaran setelah guru menggunakan media pembelajaran
maka siswa yang menyatakan menjadi lebih baik sebanyak 17 anak
( 94.44% ), yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 1 anak ( 5.56% )
sedangkan yang menyatakan tidak ada pengaruhnya tidak ada.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar pendidikan agama islam anak
menjadi lebih baik dalam menerima materi yang diajarkan.
Tabel 4.4
Pernyataan responden tentang anak lebih aktif dalam menerima materi
pelajaran dengan adanya penggunaan media pembelajaran pendidikan
agama islam.
No item

Alternatif Jawaban
a. Menjadi
lebih
aktif

04

b. Tidak
menghiraukan

Frekuensi

Presentase

17

94.44%

01

5.56%

c. Diam saja
TOTAL
18
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

100%

Berdasarkan dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa didalam


mengikuti pelajaran dengan adanya penggunaan media pembelajaran
sebagaimana dapat dilihat bahwa yang menyatakan menjadi lebih aktif

lxi

sebanyak 17 anak ( 94.44% ), yang menyatakan tidak menghiraukan


sebanyak 1 anak ( 5.56% ) dan yang menyatakan diam saja dalam
menerima pelajaran tidak ada.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar pendidikan agama islam anak
lebih aktif untuk belajar sehingga diharapkan nantinya materi yang
disampaikan anak akan dapat lebih aktif dalam menerima pelajaran.

Tabel 4.5
Pernyataan responden tentang motivasi anak untuk lebih memperhatikan
materi pelajaran setelah menggunakanmedia pembelajaran.
No
item

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Presentase

termotivasi

16

88.89 %

b. Biasa-biasa saja

02

11,11 %

a. Sangat

05

c. Tidak

termotivasi
TOTAL
18
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

100 %

Berdasarkan dari table diatas dapat diketahui bahwa siswa dalam


merespon materi dengan adanya penggunaan media pembelajaran sangat
termotivasi sebagaiman dapat dilihat bahwa yang menyatakan sangaat
termotivasi sebanyak 16 anak (88,89 %) dan anak yang menyatakan
menerima pelajaran dengan jawaban biasa-biasa saja sebanyak 2 anak
(11,11%) sedangkan yang tidak termotivasi dalam menerima pelajaran
tidak ada.

Tabel 4.6
Pernyataan responden tentang mudah paham dalam menerima materi
pelajaran dengan adanya penggunaan media pembelajaran.

lxii

No
item
06

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Presentase

a. Mudah paham

18

100 %

b. Sedikit paham

00

0 %

c. Tidak paham
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan dari tabel diatas diketahui bahwa siswa dalam tingkat


kepahaman dalam menerima materi pelajaran dapat dilihat bahwa yang
menyatakan paham 18 anak (100%), yang menyatakan sedikit paham dan
tidak paham tidak ada (0%).
Dengan demikian menunjukkan bahwa dengan adanya penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar pendidikan agama islam menjadikan
anak dengan sangat mudah paham dalam menerima materi pelajaran
sehingga diharapkan nantinya hasil prestai belajar dapat memuaskan.
Tabel 4.7
Pernyataan responden tentang kejenuhan anak terhadap penggunaan media
pembelajaran.
No
item

Alternatif Jawaban
a. Merasa bosan

07

b. Biasa-biasa saja
c. Tidak

merasa

Frekuensi

Presentase

0 %

01

5.56 %

17
94,44 %
bosan
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan dari table diatas dapat diketahui bahwa tingkat kejenuhan


anak dalam menerima materi pelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran tidak ada, sebagaimana diketahui siswa yang menyatakan
merasa bosan tidak ada, yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 1 anak
(5,56%) dan yang menyatakan tidak merasa bosan sebanyak 17 (94,44%).

lxiii

Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran dalam


proses belajar mengajar pendidikan agama islam menjadi daya tarik
tersendiri bagi anak sehingga anak tidak merasa bosan di dalam menerima
materi yang diajarkan.
Tabel 4.8
Pernyataan responden tentang kesungguhan anak memperhatikan materi
yang disampaikan dengan penggunaan media pembelajaran.
No

Alternatif Jawaban

item

Frekuensi

Presentase

memperhatikan

15

83,33 %

b. Biasa-biasa saja

03

16,67 %

c. Tidak

0%

a. Sangat

08

memperhatikan
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan dari tebel diatas dapat diketahui bahwa tingkat


kesungguhan

anak

dalam

memperhatikan

materi

pelajaran

yang

disampaikan dengan media pembelejaran sangat besar. Hal ini dapat dilihat
bahwa siswa yang menyatakan sangat memperhatikan materi pelajaran
sebanyak 15 (83,33%), yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 3
(16,67%) dan yang menyatakan tidak memperhatikan tidak ada.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar pendidikan agama islam menjadi sangat menarik
perhatian siswa di dalam memperhatikan materi pelajaran yang sedang
disampaikan.
Tabel 4.9
Pernyataan responden tentang pengaruh pemanfaatan media pengajaran
terhadap hasil belajar siswa.
No item
09

Alternatif Jawaban
a. Nilai
menjadi

Frekuensi
16

Presentase
83,89 %

lebih bagus

02

11,11 %

lxiv

b. Nilai

sedang-

sedang saja

0%

c. Nilai menurun
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa dengan adanaya


pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
Hal ini dapat dilihat bahwa sisa yang menyatakan nilainya menjadi lebih
bagus sebanyak 16 anak (88,89%), yang menyatakan nilainya sedangsedang saja 2 anak (11,11%) dan sedangkan yang menyatakan nilainya
menurun tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar pendidikan agama islam dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

Tabel 4.10
Pernyataan responden tentang kemampuan anak mengerjakan wudhu
dengan benar setelah mendapatkan materi melalui media pembelajaran.
No
item
10

Alternatif Jawaban
a. Dapat berwudhu dengan

Frekuensi

Presentase

18

100 %

lxv

baik dan tertib


b. Dapat berwudhu tidak
tertib
c. Tidak dapat berwudhu

0 %

0%

sama sekali
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan dari tebel di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya


pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam mengerjakan wudhu dengan benar. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa
yang menyatakan dapat berwudhu dengan baik dan benar sebanyak 18 anak
(100%), yang menyatakan dapat berwudhu tidak tertib dan tidak dapat
berwudhu sama sekali tidak ada.
Dengan demikian hal tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya
penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan wudhu dengan tertib
dan benar.

Tabel 4.11
Pernyataan tentang kemampuan anak dalam membaca surat-surat pendek
pilihan dengan pemanfaatan media pembelajaran.
No
item
11

Alternatif Jawaban
a. Dapat

membaca

Frekuensi

Presentase

16

88,89 %

lxvi

dengan mudah
b. Sulit dalam membaca
c. Tambah

sulit

dalam

02

11,11 %

0%

membaca
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa dengan adanaya


penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam membaca Al Quran (surat-surat pendek pilihan). Hal ini dapat dilihat
bahwa siswa yang menyatakan dapat membaca dengan mudah sebanyak 16
anak (88,89%), yang menyatakan sulit dalam membaca sebanyak 2 anak
(11,11%), sedangkan yang menyatakan tambah sulitdalam membaca tidak
ada.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar pendidikan agama islam dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca surat-surat pendek pilihandengan
lancar.

Tabel 4.12
Pernyataan responden tentang kemampuan anak dalam melakukan adzan
dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran.
No
item
12

Alternatif Jawaban
a. Dapat melakukan adzan

Frekuensi

Presentase

16

88,89 %

lxvii

sendiri
b. Belum

bisa

adzan

sendiri
c. Tidak bisa melakukan

02

11,11 %

0%

adzan
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa dengan adanaya


penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam melakukan adzan. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa yang
menyatakan dapat adzan sendiri sebanyak 16 anak (88,89%), yang
menyatakan belum bisa adzan sendiri sebanyak 2 anak (11,11%),
sedangkan yang menyatakan tidak bisa melakukan adzan tidak ada.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar pendidikan agama islam dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan adzan.

Tabel 4.13
Pernyataan responden tentang kemampuan anak mengerjakan sholat dengan
tertib setelah mendapat materi pelajaran melalui media pengajaran yang
ada.
No
item

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Presentase

lxviii

a. Dapat

mengerjakan sholat

dengan baik dan benar


b. Belum dapat mengerjakan

13

dengan baik dan benar


c. Tidak

dapat

mengerjakan

17

94,44 %

01

5,56 %

0%

sholat dengan benar


TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan dari tebel di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya


pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam mengerjakan sholat dengan baik dan benar. Hal ini dapat dilihat
bahwa siswa yang menyatakan dapat mengerjakan sholat dengan baik dan
benar sebanyak 17 anak (94,44%), yang menyatakan belum dapat
menerjakan dengan baik dan benar sebanyak 1 anak (5,56%), sedangkan
yang menyatakan tidak dapat mengerjakan sholat dengan baik dan benar
tidak ada.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar pendidikan agama islam dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengerjakan sholat dengan baik dan benar
(Tanggal 05 Agustus 2009, berdasarkan angket siswa)

Tabel 4.14
Pernyataan responden tentang anak lebih giat belajar setelah menerima
materi pelajaran dengan penggunaan media pembelajaran.
No
item
14

Alternatif Jawaban
a. Lebih giat belajar

Frekuensi

Presentase

17

94,44 %

lxix

b. Kurang bergairah belajar


c. Tidak

bergairah

01

sama

5,56 %

0%
sekali
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.

Berdasarkan dari tebel di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya


pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkatkan semangat anak
dalam belajar. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa yang menyatakan lebih giat
belajar sebanyak 17 anak (94,44%), yang menyatakan kurang bergairah
belajar sebanyak 1 anak (5,56%), sedangkan yang menyatakan tidak
bergairah sama sekali tidak ada.
Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media
pembelajaran akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar sehingga
diharapkan hasil belajar anak pun semakin meningkat.
Tabel 4.15
Pernyataan responden tentang kemampuan anak tambah lancer dan mudah
hafal dalam menerima materi pelajaran membaca dan menghafal surat
pendek pilihan melalui media pembelajaran.
No
item
15

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Presentase

a. Mudah hafal

16

88,89 %

b. Tidak hafal-hafal

02

11,11 %

c. Tidak dapat hafal


0%
TOTAL
18
100 %
Sumber: Data primer ditabulasi dari hasil angket siswa.
Berdasarkan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya
pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam belajar membaca menghafal surat-surat pendek pilihan. Hal ini dapat
dilihat bahwa siswa yang menyatakan mudah menghafal sebanyak 16 anak
(88,89%), yang menyatakan tidak hafal-hafal sebanyak 2 anak (11,11%),
sedangkan yang menyatakan tidak hafal tidak ada.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam materi membaca dan menghafal

lxx

surat-surat pendek pilihan, sehingga diharapkan anak akan lebih senang


untuk membaca dan menghafal surat-surat pendek pilihan.
3. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam penggunaan
media pembelajaran pendidikan agama islam.
a) Faktor yang mendukung dalam penggunaan media pembelajaran:
1. Penguasaan materi dan kondisi anak
Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung hendaknya guru
menguasai

materi

pelajaran

(pokok

bahasan)

yang

akan

disampaikan, karena makin tinggi penguasaan bahan pelajaran


oleh guru makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa. Di
samping itu juga harus memperhatikan situasi dan kondisi siswa
(bagaimana

keadaan

dan

kemampuannya),

sebab

dengan

penguasaan situasi dan kondisi siswa akan memperindah dalam


menyampaikan materi tersebut.
2. Ketepatan dalam memilih media pembelajaran
Guru harus pandai-pandai memilih media dengan materi yang
disampaikan sehingga mendapatkan hasil belajar yang tepat guna.
3. Motivasi belajar serta perhatian siswa yang sangat tinggi sehingga
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

b) Faktor yang menghambat dalam penggunaan media pembelajaran:


1. Masih terbatasnya dana yang disediakan sekolah sehingga dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dengan media yang begitu
sederhana.
2. Kurangnya perhatian yang cukup dari orang tua terhadap proses
belajar siswa dengan ditandai seringnya pekerjaan rumah yang
tidak diselesaikan oleh siswa.

lxxi

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari observasi kelas, wawancara dan angket siswa


maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penggunaan media pembelajaran
yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam di SD KRAPYAK 2
menunjukkan keberhasilan yang optimal dengan indikasi secara umum dapat
mencapai persentase 85%. Dengan media yang digunakan diantaranya: media
papan tulis, buku pegangan, buku lembar kerja siswa ( LKS ), gambar, tape
recorder dan kaset, kartu kata/kartu kalimat, juz ama. Karena dengan adanya
penggunaan media tersebut sangat mendukung keberhasilan pembelajaran di
sekolah dengan indikasi bahwa setelah menggunakan media tersebut anak lebih
tertarik dengan penggunaan media, lebih mudah menerima materi pelajaran, aktif
dan antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak jenuh dan termotivasi,
meningkatkan prestasi belajarnya. Kemudian untuk materi yang bersifat praktik
anak dapat melakukannya dengan baik seperti wudhu, adzan, sholat, menghafal
dan membaca surat-surat pendek. Dengan penggunaan media yang tepat proses
pembelajaran tersebut berhasil secara optimal.

B. Diskusi

Ketika berlangsungnya proses pembelajaran suasana kelas tertib, interaksi


guru dengan siswa berjalan lancar. Ketika guru menjelaskan pelajaran para siswa
dengan sungguh-sungguh memperhatikan, para siswa aktif dalam mengikuti
semua kegiatan di kelas; seperti guru melontarkan pertanyaan sebagai evaluasi
lesan, para siswa dengan semangat menjawab pertanyaan guru, para siswa sangat
antusias, tidak merasa bosan atau jenuh, merasa senang dalam mengikuti
pelajaran di kelas. Dengan penggunaan media pembelajaran dan ketepatan dalam
memilih media, akan membangkitkan semangat belajar para siswa. Keberhasilan
dalam proses pembelajaran dengan adanya penggunaan media pembelajaran di

lxxii

SD Krapyak 2 dapat dilihat dari hasil angket yang ada, yaitu secara keseluruhan
keberhasilan mencapai 88% keatas, indikasinya: para siswa lebih tertarik,
merekalebih mudah paham dalam menerima materi pelajaran, lebih aktif,
termotivasi dalam proses pembelajaran, hasil prestasi siswa meningkat sehingga
menumbuhkan semangat belajar siswa.

C. Saran-Saran

Dari hasil penelitian ini, diyakini bahwa pemanfaatan media pembelajaran


sangat penting bagi peningkatan prestasi belajar. Maka diperlukan dukungan
semua pihak diantaranya: wali murid, sekolah, lingkungan masyarakat, dalam
pengadaan media pembelajaran baik macam maupun jumlah. Untuk itu penulis
memberikan beberapa saran, diantaranya:
1. Diharapkan kepada pihak sekolah hendaknya memperhatikan fasilitas yang
dibutuhkan dalam kegiatan proses belajar mengajar, (penyediaan media
pengajaran) khususnya untuk pendidikan agama islam.
2. Kepada bapak/ibu guru hendaknya bersama-sama ikut berpartisipasi guna
membantu kelancaran dalam pembelajaran keagamaan islam agar tujuan
pendidikan agama islam tersebut tercapai dengan baik.
3. Kepada guru pendidikan agama islam khususnya dan guru pada umumnya
mampu memanfaatkan media pembelajaran dengan baik dan tepat.
4. Diharapkan para orang tua/wali murid berkenan memberikan dukungan
putra-putrinya baik material maupun spiritual.

D. Penutup

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW nabi akhir zaman yang telah membimbing umatnya ke jalan kebenaran.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pemaparan skripsi ini jauh dari sempurna
dengan banyak kesalahan disana sini. Akhirnya atas segala kekurangan yang ada

lxxiii

pada penulis sangat berlapang dada untuk menerima kritik dan saran. Penulis
juga menghimbau kepada para pembaca umumnya, khususnya guru pendidikan
agama islam untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru yang professional agar
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang keagamaan khususnya
pendidikan agama islam dalam rangka mengamalkan amal maruf nahi munkar.

lxxiv

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Daradjat, Zakiah, dkk. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Depag RI. 2002. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Drektorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar
dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta: Puskur Dit PTKSD
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004, Normatif.
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Media pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pt. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Hamalik, Oemar.1989. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Madyo, Eko Susilo dan Kasihadi. 1985. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar
Offset.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis
KompetensiKonsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Renika Cipta
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad Zain, Sutan.1996. Kamus Umum Bahasa Indonesi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Nasution. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Budi Aksara.
Pringgodigjo.1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Yayasan Kanisius
Purwanto, Ngalim.1987. Pendidikan Toritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

lxxv

Rosyad, Amirudin dan Darhim. 1996. Media Pengajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Sadiman, Arief S dkk.1993. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.
Shaleh, ABD Rachman.1976. Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar. Petunjuk
Pelaksanaan Kurikulum 1975. Jakarta: Bulan Bintang.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rival. 1998. Media Pengajaran Bandung: CV. Sinar.
Tim Redaksi Fokusmedia. 2006. Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang
Sitem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.
Usman, M.Basyirudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Pers.
Usman, Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra
Utama.
Zahairini, dkk. 1983. Metode khusus Pendidikan Agama Islam. Surabaya: Usaha
Nasional.

lxxvi

LAMPIRAN

lxxvii

LEMBAR OBSERVASI

No

Waktu observasi

: 22 juli s/d 26 Agustus 2009 (tiap hari rabu)

Obyek yang diobservasi

: Situasi proses pembelajaran di kelas

Media
-

Aktivitas anak
Anak antusias terhadap

Hasil belajar

materi yang
disampaikan
1

Papan tulis

Anak-anak

Baik

memperhatikandengan
sungnguh-sungguh
-

Anak-anak aktif
mencatat apa yang

ditulis di papan tulis


Anak dengan tertib ikut
membaca, menyimak

Buku siswa
2

terhadap materi yang

Buku lembar kerja


siswa (LKS)

disampaikan oleh guru


-

Anak-anak dengan

Memuaskan
(Baik)

tertib mengerjakan
soal-soal latihan yang
terdapat dalam buku
-

LKS
Anak memperhatikan
gambar-gambar

Gambar orang yang

tersebut ketika guru

sedang berwudhu

menerangkan materi

Baik

tantang berwudhu
-

Anak dapat
mempraktekkan caracara berwudhu

lxxviii

Anak memperhatikan

Gambar orang yang

dengan sungguh-

sedang malakukan

sungguh

sholat

Baik
(memuaskan)

Ketika diberi tugas


praktek sholat anakanak dengan senang
melakukannya satu
persatu secara

bergiliran
Anak memperhatikan

Menirukan dan

Gambar orang yang

mempraktekkan

sedang tayamum

Baik

tayamum satu persatu


-

dengan lancar
Anak mendengarkan
alunan adzan dengan
sungguh-sungguh

Tape recorder dan

kaset

Mendengarkan lagu
muratal dari surat-surat

Baik dan
memuaskan

pendek pilihan
-

Anak menirukan adzan

dengan lancar
Anak sangat antusias
aktif, senang, dengan
semangat memilih

Kartu kata / kartu

kartu-kartu kata yang

kalimat

Baik

telah disediakan
-

Anak tekun membaca


dengan melalui
potongan kalimat / kata

lxxix

dengan lancer
8

Bagan arus (flow


chart)

Media juz ama

Memperhatikan dengan
sungguh-sungguh

Mudah paham

Mudah hafal

Anak aktif membaca

Baik

Baik

dan menulis surat-surat


pendek pilihan

ANGKET PENELITIAN
(Daftar Pertanyaan)

A. Identitas Responden

lxxx

1. Nama

2. NIS

3. Sekolah

B. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b atau c pada jawaban yang kamu
anggap benar
1) Bagaiman perasaanmu dengan adanya penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar pendidikan agama islam?
a. menyenangkan
b. biasa-biasa saja
c. membosankan
2) Apakah yang saudara rasakan dalam menerima materi pelajaran
dengan adanya pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar
mengajar pendidikan agama islam?
a. menerima pelajaran dengan mudah
b. menerima pelajaran biasa-biasa saja
c. menerima pelajaran menjadi sukar
3) Bagaimanakah kemampuan saudara dalam menerima materi setelah
menggunakan media pembelajaran?
a. menjadi lebih baik
b. biasa-biasa saja
c. tidak ada pengaruhnya
4) Apakah kamu akan lebih aktif dalam menerima materi pelajaran
dengan adanya penggunaan media pembelajaran pendidikan agama
islam?
a. menjadi lebih aktif
b. tidak menghiraukan
c. diam saja
5) Apakah kamu (saudara) merasa termotivasi untuk memperhatikan
materi pelajaran setelah menggunakan media pembelajaran?
a. sangat termotivasi
b. biasa-biasa saja
c. tidak termotivasi

lxxxi

6) Apakah saudara merasa lebih mudah paham dalam menerima media


pelajaran dengan adanya penggunaan media pelajaran?
a. mudah paham
b. sedikit paham
c. kadang-kadang paham
7) Apakah saudara merasa bosan terhadap penggunaan media pengajaran
dalam proses belajar mengajar pendidikan agama islam?
a. merasa bosan
b. biasa-biasa saja
c. tidak merasa bosan
8) Apakah saudara memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan
dengan menggunakan media pengajaran?
a. sangat memperhatikan
b. biasa-biasa saja
c. tidak memperhatikan
9) Bagaimanakah pengaruh pemanfaatan media pengajaran terhadap
hasil belajar saudara?
a. nilai menjadi lebih bagus
b. nilai sedang-sedang saja
c. nilai menjadi menurun
10) Apakah saudara dapat mengerjakan wudhu dengan benar setelah
mendapatkan materi pelajaran melalui media pengajaran yang ada?
a. dapat dengan benar dan tertib
b. dapat tapi tidak benar dan tertib
c. tidak dapat sama sekali
11) Apakah saudara akan lebih mudah bisa membaca ayat-ayat AlQuran /
surat-surat pendek dengan adanya penggunaan media?
a. dapat membaca dengan mudah
b. sulit dalam membaca
c. tambah sulit dalam membaca
12) Apakah saudara dapat melakukan adzan sendiri setelah mendapat
pelajaran adzan / iqomah dengan pemanfaatan media pembelajaran?

lxxxii

a. dapat melakukan adzan sendiri


b. belum bisa adzan sendiri
c. tidak bisa melakukan adzan
13) Apakah saudara dapat mengerjakan sholat dengan benar setelah
mendapatkan materi melalui media pembelajaran yang ada?
a. dapat mengerjakan sholat dengan baik dan benar
b. belum dapat mengerjakan sholat dengan baik dan benar
c. tidak dapat mengerjakan sholat dengan benar
14) Apakah saudara akan lebih giat belajar setelah menerima materi
pelajaran dengan penggunaan media?
a. lebih giat belajar
b. kurang bergairah belajar
c. tidak ergairah belajar sama sekali
15) Apakah saudara tambah lancar dan hafal dalam menerima materi
pelajaran membaca dan menghafal surat pendek melalui media?
a. mudah hafal
b. tidak hafal-hafal
c. tidak dapat hafal

Lampiran tabulasi jawaban angket


No soal
1

18

Pilihan jawaban
c
keterangan
Anak tertarik dengan adanya
penggunaan media pembelajaran

lxxxiii

16

02

17

01

17

01

16

02

18

01

17

15

02

16

02

10

18

11

16

02

12

16

02

13

17

01

14
15

17
16

01
02

Anak lebih mudah menerima materi


Meningkatkan kemampuan anak
dalam menerima materi pelajaran
Anak lebih aktif dalam proses belajar
mengajar
Membangkitkan motivasi anak untuk
belajar
Anak akan mudah faham dalam
menerima materi pelajaran
Membuat anak tidak jenuh terhadap
materi pelajaran
Menjadikan anak bersungguhsungguh menerima materi pelajaran
Meningkatkan prestasi anak
Anak dapat melakukan wudhu dengan
tertib
Memperlancar anak membaca suratsurat pendek pilihan
Memperlancar anak dalam melakukan
adzan
Memperlancar anak dalam menerima
materi sholat
Menumbuhkan semangat belajar anak
Memperlancar anak dalam membaca

Pertanyaan interview
Waktu

: 22 juli s/d 26 Agustus 2009 (tiap hari rabu)

Nama observer

: Sarbiyah

No
1

Media

Butir soal
a. Apakah tujuan

Jawaban
a. Untuk menuliskan

dari penggunaan

pokok-pokok

media papan

materi pelajaran

tulis?

b. Siswa dapat

b. Apa manfaat

mencatat materi-

media papan

materi pelajaran.

lxxxiv

tulis?

Apabila terdapat
suatu kesalahan
dapat langsung
dihapus

Papan tulis

c. Apakah ada

c. Tidak ada

kendala dalam
penggunaan
media papan
tulis?
d. Setelah
menggunakan

d. Lebih meningkat
dan lebih baik

media
bagaimana nilai
yang didapatkan?
a. Apakah tujuan

Buku pegangan

a. Sebagai acuan

dari penggunaan

dalam

media buku

menyampaikan

pegangan guru?

materi pelajaran.

b. Apakah manfaat

b. Sebagai sumber

dari penggunaan

dalam

media buku

penyampaian

pegangan, buu

materi pelajaran.

LKS, buku

Anak-anak/siswa

penunjang?

dapat mengerjakan
soal-soal latihan

c. Apakah kendala
dari media buku?

c. Bagi anak yang


tidak punya buku
akan ketinggalan
menerima materi

d. Setelah

d. Lebih meningkat

lxxxv

menggunakan

dan lebih baik

media buku
bagaimana nilai
yang didapatkan?
a. Apakah tujuan

a. Mengefisienkan

dari penggunaan

waktu yang telah

media gambar?

tersedia

b. Apakah manfaat

b. Anak mudah

dari penggunaan

paham.

media gambar?

Mengurangi
verbalisme

Gambar

c. Apakah kendala

c. Tidak ada

dari penggunaan
media gambar?
d. Setelah
menggunakan

d. Lebih meningkat
dan lebih baik

media gambar
bagaimana nilai
yang didapatkan?
4

a. Apakah tujuan

a. Agar siswa dapat

dari penggunaan

menirukan berbagai

kaset/tape

variasi azan.

recorder?
b. Anak lebih senang
b. Apakah manfaat

dan tertarik

dari penggunaan
media kaset/tape
recorder?
Kaset dan tape
recorder

c. Tidak ada

c. Apakah kendala
dari penggunaan
media kaset/tape

lxxxvi

recorder?
d. Setelah

d. Lebih meningkat
dan lebih baik

menggunakan
media kaset/tape
recorder
bagaimana nilai
yang didapatkan?
a. Apakah tujuan
dari penggunaan

a. Anak lebih kreatif


dan aktif

media kartu
kata/kalimat?
b. Apakah manfaat
dari penggunaan
Kartu kata kalimat

b. Mudah dibuat
sendiri oleh guru

media media
kartu
kata/kalimat?

c. Apakah kendala

c. Tidak ada

dari penggunaan
media kartu
kata/kalimat?
d. Setelah
menggunakan

d. Lebih meningkat
dan lebih baik

media kartu
kata/kalimat
bagaimana nilai
yang didapatkan?
a. Apakah tujuan
dari penggunaan

a. Anak mudah
paham

media bagan arus


(flow art)?
b. Apakah manfaat
dari penggunaan

b. Anak lebih
memperhatikan

lxxxvii

media bagan arus


(flow art)?

Bagan arus

c. Apakah kendala

(flow art)

dari penggunaan

c. Tidak ada

media bagan arus


(flow art)?
d. Setelah
menggunakan

d. Lebih meningkat
dan lebih baik

media bagan arus


(flow art)
bagaimana nilai
yang didapatkan?
e. Apakah ada

e. ada, yaitu

kendala dari

kurangnya

pihak orang tua?

perhatian terhadap
proses belajar
siswa di rumah.

f. PR sering tidak
dikerjakan oleh
siswa.

lxxxviii

Anda mungkin juga menyukai