Anda di halaman 1dari 20

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

OLEH:
KELOMPOK 3
NADIA ANISA
(06081281419029)
R.A FITRIAH FADHILAH
(0608138I419042)
SUCI AGUSTINA
(06081381419051)
WIWIN RIA UTAMI
(06081381419056)
Dosen Pengasuh: Dr. Ely Susanti
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA

2015

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami selaku mahasiswa dapat
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini
yang berjudul Kurikulum Pembelajaran materi Landasan Pengembangan
Kurikulum
Makalah ini berisikan tentang materi Landasan Kurikulum. Kami
menyadari, dalam pembuatan makalah ini belum sempurna. Sehingga, sumbang
saran, kritik dan masukan akan kami terima dengan penuh rasa terima kasih.
Selain itu, kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ely Susanti
yang sudah bersedia membimbing kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Kami juga berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan referensi
bagi teman-teman sekalian untuk bahan belajar. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamiin

Palembang, 22 September 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai rancangan sekaligus kendaraan
pendidikan mempunyai peran yang sangat penting serta
signifikan

dan

berkedudukan

sentral

dalam

seluruh

kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan


hasil pendidikan. Penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan oleh hasilhasil pemikiran dan penelitian yang mendalam dan sesuai
dengan tantangan zaman. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya
diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum
tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal,
akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para
pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain
yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan,
sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan
pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap
jenjang

pendidikan.

kurikulum

tidak

bisa

Penyusunan

dan

dilakukan

secara

pengembangan
sembarangan.

Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu


dijadikan

dasar

pijakan

dalam

melakukan

proses

penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi


tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara
lebih efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan landasan pengembangan
kurikulum?
2. Landasan utama

apa

saja

yang

terdapat

dalam

pengembangan kurikulum?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami maksud dari landasan
pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui Landasan utama yang terdapat dalam
pengembangan kurikulum.

D.Manfaat
1. Untuk mengetahui

dan

memahami

landasan pengembangan kurikulum.

maksud

dari

2. Untuk Mengetahui Landasan utama yang terdapat


dalam pengembangan kurikulum.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum yang berarti rencana belajar, dimana
kurikulum berasal dari bahasa latin Currere yang memiliki
banyak arti seperti berlari cepat, maju dengan cepat,
menjalani dan berusaha. Namun ada juga pengertian
kurikulum
kurikulum

menurut
menurut

para

ahli,

Inlow,

salah

satunya

mengemukakan

adalah
bahwa

kurikulum adalah usaha menyeluruh dirancang khusus


oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil
dari

pelajaran

yang

telah

di

tentukan.

Jadi,

dapat

disimpulkan bahwa kurikulum adalah program rancangan


belajar mengajar yang di pedomi oleh pendidik dan peserta
didik. Sedangkan, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan
yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari sesuatu.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan

tujuan

pendidikan

tahap

nasional

dengan

memperhatikan

perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan


lingkungan,

kebutuhan

pembangunan

nasional,

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta


kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan.
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat
signifikan, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah

bangunan gedung atau rumah yang tidak menggunakan landasan atau


pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi goncangan yang
kencang, bangunan tersebut akan mudah roboh. Demikian pula dengan
halnya kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka
kurikulum terebut akan mudah terombang-ambing dan yang menjadi
taruhannya adalah manusia sebagai peserta didik yang dihasilkan oleh
pendidik itu sendiri.

B. Landasan Utama pada Pengembangan


Kurikulum
Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu
kurikulum diantaranya Robert S. zais mengemukakan empat landasan
pengembangan kurikulum, yaitu: Philosopy and nature of knowledge,
society and culture, the individual danlearning theory. Sedangkan S.
Nasution berpendapat dalam bukunya Pengembangan Kurikulum yaitu
asas filosofis yang pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendidikan,
asas sosiologis yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan
dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan
perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi, asas organisatoris yang
memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu
disusun, bagaimana luas dan urutannya dan asas

psikologis yang

memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai


aspek serta caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicernakan
dan dikuasai oleh anak sesuai dengan taraf perkembangnnya.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum
ialah pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil
berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam
merencanakan,

melaksanakan,

membina

dan

mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum


sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk
pelaksanaan di sekolah.

Pendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antara


pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam
interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta bagaimana interaksi
tersebut berlangsung. Apakah yang menjadi tujuan pendidikan, siapa
pendidik dan peserta didik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses
interaksi pendidikan tersebut, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yag mendasar, yang esensial yaitu jawabanjawaban filosofis.
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta akan kebijaksanaan
(love of wisdom). Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang
mengerti dan berbuat secara bijak. Untuk dapat mengerti kebijakan dan
berbuat secara bijak, ia harus tahu atau berpengetahuan. Pengetahuan
tersebut diperoleh melalui proses berpikir, yaitu berfikir secara sistematis,
logis, dan mendalam. Pemikiran demikian dalam berfilsafat sering disebut
sebagai pemikiran radikal, atau berpikir sampai ke akar-akarnya
(radic berarti akar). Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia,
berusaha melihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan yang
menyeluruh dan mencoba mengetahui kedudukan manusia di dalamnya.
Sering dikatakan dan sudah menjadi terkenal dalam dunia keilmuan bahwa
filsafat merupakan ibu dari segala ilmu, pada hakikatnya filsafat jugalah
yang menentukan tujuan umum pendidikan.
Filsafat
memegang
peranan

penting

dalam

pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam


Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran
filsafat,

seperti:

perenialisme,

essensialisme,

eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.


1. Parenialisme
Parenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan,
kebenaran
dampak

dan

sosial

keindahan
tertentu.

dari

warisan

Pengetahuan

budaya

dianggap

dan
lebih

penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.

Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada


kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat
pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke
masa lalu.
2. Essensialisme
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya
dan

pemberian

pengetahuan

dan

keterampilan

pada

peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat


yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran
lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum
yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya
dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi
pada masa lalu.
3. Eksistensialisme
Ekseistensialisme menekankan menekankan pada individu
sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami
dirinya sendiri.
4. Progresivisme
Progresive menekankan

pada

pentingnya

melayani

perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi


pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan
landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
5. Rekonsrtuktivisme
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran
progresivisme.

Pada

rekonstruksivisme,

peradaban

manusia masa depan sangat ditekankan.


Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan
dari

pemikiran-pemikiran

permasalahan

pendidikan.

filsafat

untuk

Dengan

memecahkan

demikian

filsafat

memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar


terutama dalam memberikan kajian sistematis berkenaan

dengan

kepentingan

pendidikan

Sedangkan

tujuan

pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan rumusan


mengenai apa yang seharusnya dicapai.
2. Landasan Psikologis
Penerapan landasan psikologi dalam pengembangan
kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan
dapat menyesuaikan dari segi materi atau bahan yang
harus

disampaikan,

penyesuaian

dari

segi

proses

penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari


unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.
1. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum
Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik
sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum
pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri,
memiliki perbedaan disamping persamaannya. Implikasi
dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum yaitu:
1. Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang
sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya.
2. Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum
(program inti) yang wajib dipelajari setiap anak di
sekolah, disediakan pula pelajaran pilihan yang sesuai
dengan minat anak.
3. Kurikulum disamping menyediakan bahan ajar yang
bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang
bersifat akademik. Bagi anak yang berbakat di bidang
akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke
jenjang pendidikan berikutnya.
4. Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung
pengetahuan,

nilai/sikap,

dan

keterampilan

yang

menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir


dan batin.

Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak terhadap


proses pembelajaran (actual curriculum) dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Tujuan

pembelajaran

yang

dirumuskan

secara

operasional selalu berpusat kepada perubahan tingkah


laku peserta didik.
2. Bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan, minat dan perhatian anak, bahan tersebut
mudah diterima oleh anak.
3. Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai
dengan taraf perkembangan anak.
4. Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian
dan minat anak.
5. Sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang
menyekuruh dan berkesinambungan dari satu tahap ke
tahap

yang

lainnya

dan

dijalankan

secara

terus

menerus.
2. Psikologi Belajar dan Kurikulum
Psikologi

belajar

merupakan

suatu

cabang

bagaimana individu belajar. Belajar bisa diartikan sebagai


perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman.
Segala perubahan perilaku baik yang berbentuk kognitif,
afektif, maupun psikomotor dan terjadi karena proses
pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar.
Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi secara insting
atau terjadi karena kematangan, atau perilaku yang terjadi
secara kebetulan, tidak termasuk belajar. Mengetahui
tentang psikologi/teori belajar merupakan bekal bagi para
guru dalam tugas pokoknya yaitu pembelajaran anak.
Psikologi

atau

teori

belajar

yang

berkembang

pada

dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga rumpun,


yaitu: Teori Disiplin Mental atau Teori Daya (Faculty

Theory),

Behaviorisme,

dan

Organismik

atau

kognitif Gestalt Field.


1. Teori Disiplin Mental atau Teori Daya
Menurut teori ini, sejak kelahirannya anak/individu telah
memiliki otensi-potensi atau daya-daya tertentu (faculties)
yang masing-masing memiliki fungsi tertentu, seperti
potensi/daya mengingat, daya berfikir, daya mencurahkan
pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah,
dan daya-daya lainnya.
2. Teori Behaviorisme
Rumpun teori ini mencakup tiga teori, yaitu koneksionisme
atau

teori

asosiasi,

reinforcement

teori

(operant

kondisioning,

conditioning).

dan

teori

Behaviorisme

berangkat dari asumsi bahwa individu tidak membawa


potensi sejak lahir. Perkembangan individu ditentukan oleh
lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat). Teori ini tidak
mengakui sesuatu yang sifatnya mental, perkembangan
anak menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan
diamati.
3. Teori Organismik atau Kognitif
Teori ini mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan
lebih

bermakna

daripada

bagian-bagian,

keseluruhan

bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia dianggap


sebagai makhluk organism yang melakukan hubungan
timbale balik dengan lingkungan secara keseluruhan,
hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon. Menurut
teori ini, Stimulus yang hadir itu diseleksi menurut
tujuannya,

kemudian

individu

melakukan

interaksi

dengannya dan seterusnya terjadi perbuatan belajar. Disini


peran guru adalah sebagai pembimbing bukan penyampai

pengetahuan, siswa berperan sebagai pengelola bahan


pelajaran.
Belajar menurut teori ini bukanlah menghapal akan tetapi
memecahkan masalah, dan metoda belajar yang dipakai
adalah metoda ilmiah dengan cara anak dihadapkan pada
berbagai

permasalahan,

merumuskan

hipotesis

atau

praduga, mengumpulkan data yang diperlukan untuk


memecahkan

masalah,

menguji

hipotesis

yang

telah

dirumuskan, dan pada akhirnya para siswa dibimbing untuk


menarik

kesimpulan-kesimpulan.

Teori

ini

banyak

mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah karena


memiliki prinsip sebagai berikut:
a.
Belajar berdasarkan keseluruhan
b.
Belajar adalah pembentukan kepribadian
c.
Belajar berkat pemahaman
d.
Belajar berdasarkan Pengalaman
e.
Belajar adalah suatu proses perkembangan
f.
Belajar adalah proses berkelanjutan
3. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis menyangkut kekuatan-kekuatan
sosial di masyarakat. Kekuatan-kekuatan itu berkembang
dan selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan
zaman. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan yang nyata
maupun

yang

potensial,

yang

berpengaruh

perkembangan kebudayaan seirama

dalam

dengan dinamika

masyarakat.
a. Landasan Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum
Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting
dalam pengembangan kurikulum dengan pertimbangan:
1. Individu lahir tak berbudaya, baik dalam hal
kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan, keterampilan,
dan lain sebagainya.

2. Kurikulum dalam suatu masyarakat pada dasarnya


merupakan refleksi dari cara orang berpikir, berasa,
bercita-cita, atau kebiasaan-kebiasaan.
3. Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat
pula disebut kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil
dari cipta, rasa, karsa manusia yang diwujudkan dalam
tiga gejala, yaitu ide atau konsep, kegiatan serta hasil
karya.
b. Masyarakat dan Kurikulum
Mayarakat adalah suatu kelompok individu yang
diorganisasikan mereka sendiri ke dalam kelompokkelompok berbeda. Kebudayaan hendaknya dibedakan
dengan istilah masyarakat yang mempunyai arti suatu
kelompok individu yang terorganisir yang berpikir tentang
dirinya sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok
atau masyarakat lainnya. Tiap masyarakat mempunyai
kebudayaan

sendiri-sendiri,

dengan

demikian

yang

membedakan masyarakat yang satu dengan masyarakat


lainnya adalah kebudayaan. Hal ini mempunyai implikasi
bahwa apa yang menjadi keyakinan pemikiran seseorang,
reaksi terhadap perangsang sangat tergantung kepada
kebudayaan di mana ia dibesarkan.
Perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat
akan mengubah pula kebutuhan masyarakat. Kebutuhan
masyarakat juga dipenuhi oleh kondisi dari masyarakat
itu sendiri. Adanya perbedaan antara masyarakat satu
dengan masyarakat lainnya sebagian besar disebabkan
oleh kualitas individu-individu yang menjadi anggota
masyarakat tersebut. Di sisi lain kebutuhan masyarakat
pada umumnya juga berpengaruh terhadap individuindividu sebagai sebagai anggota masyarakat. Oleh
karena

itu,

pengembangan

kurikulum

yang

hanya

berdasarkan pada keterampilan dasar saja tidak akan


dapat memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang
bersifat teknologis dan mengglobal.
Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan
pada

pengembangan

keterkaitannya

individu

dengan

yang

lingkungan

mencakup

sosial

setempat.

Lingkungan sosial budaya merupakan sumber daya yang


mencakup kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan

uraian

memperhatikan

faktor

di

atas,

kebutuhan

sangatlah

penting

masyarakat

dalam

pengembangan kurikulum. Perkembangan masyarakat


menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan.
Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan
berupa

kurikulum

yang

landasan

pengembangannya

memperhatikan faktor perkembangan masyarakat.


4. Landasan IPTEK
Pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek
didik

(siswa)

menghadapi

lingkungan

hidup

yang

mengalami perubahan yang semakin pesat. Pendidikan


adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan
bagi perannya di masa yang akan datang. Teknologi adalah
aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya
untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Ilmu dan
teknologi tak dapat dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi

berkembang

teramat

pesat

seiring

lajunya

perkembangan masyarakat.
Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan
siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat

yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu


pengetahuan

dan

teknologi,

maka

pengembangan

kurikulum haruslah berlandaskan ilmu pengetahuan dan


teknologi.
Untuk

mencapai

tujuan

dan

kemampuan-

kemampuan tersebut, maka ada hal-hal yang dijadikan


sebagai dasar, yakni:
a. Pembangunan

IPTEK

harus

berada

dalam

keseimbangan yang dinamis dan efektif dengan


pembinaan sumber daya manusia, pengembangan
sarana

dan

prasarana

iptek,

pelaksanaan

dan

penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan


produksi barang dan jasa.
b. Pembangunan IPTEK tertuju
kualitas,

yakni

untuk

pada

peningkatan

meningkatkan

kualitas

kesejahteraan dan kehidupan bangsa.


c. Pembangunan IPTEK harus selaras (relevan) dengan
nilai-nilai agama, nilai luhur budaya bangsa, kondisi
sosial budaya, dan lingkungan hidup.
d. Pembangunan IPTEK harus berpijak pada upaya
peningkatan produktivitas, efesiensi dan efektivitas
penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi.
e. Pembangunan
IPTEK
berdasarkan
pada
asas
pemanfaatannya yang memberikan nilai tambah dan
memberikan pemecahan masalah konkret dalam
pembangunan.
Penguasaan,

pemanfaatan,

dan

pengembangan

ilmu

pengetahuan dan teknologi dilaksanakan oleh berbagai


pihak, yakni:

a. Pemerintah,

yang

mengembangkan

dan

memanfaatkan IPTEK untuk menunjang pembangunan


dalam segala bidang.
b. Masyarakat,
yang

memanfaatkan

pengembangan

IPTEK

masyarakat

itu
dan

mengembangakannya secara swadaya.


c. Akademisi terutama di lingkungan perguruan tinggi,
mengembangkan IPTEK untuk disumbangkan kepada
pembangunan.
d. Pengusaha, untuk meningkatkan produktivitas

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum

adalah

program

rancangan

belajar

mengajar yang di pedomi oleh pendidik dan peserta didik.


Sedangkan, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang
menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari sesuatu. Kurikulum dan
landasan sangat berperan penting dalam pengembangan kurikulum. Sebab,
segala bentuk kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum serta
landasan sebagai dasar yang akurat dalam jalannya pendidikan.
Landasan kurikulum ada empat yaitu landasan
filosofi, landasan ini berpacu pada falsafah atau ide, acuan

atau

pokok

pikiran

dari

pengembangan

kurikulum.

Landasan psikologis, penerapan landasan psikologi dalam


pengembangan kurikulum, agar upaya pendidikan yang
dilakukan dapat menyesuaikan dari segi materi. Landasan
sosiologis,

menyangkut

kekuatan-kekuatan

sosial

di

masyarakat, dan yang terakhir yaitu landasan IPTEK sangat


berperan

penting

dalam

landasan

pengembangan

kurikulum, karena dengan seiring perkembangan zaman


yang semakin maju. Jadi IPTEK dan pendidikan saling
berhubungan dalam pengembangan kurikulum. Dari empat
landasan ini, memiliki tujuan, peranan dan upaya masingmasing dalam pengembangan kurikulum.

B. Saran
Kepada
pemakalah

para

pembaca,

dengan

pengembangan

teman-teman

maupun

makalah

landasan

adanya

kurikulum

dapat

lebih

memahami

bagaimana landasan pengembangan kurikulum khususnya


terhadap pendidikan di Indonesia, serta makalah ini dapat
dijadikan referensi sebagai bahan ajar untuk membantu
kegiatan belajar pembaca.

Daftar Pustaka
1. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
2. http://erzansafarikimia.blogspot.co.id/2013/12/makalahlandasan-landasan-pengembangan.html
3. http://www.nuradamy.com/2015/01/landasan-psikologispendidikan.html

Sesi Tanya-Jawab:
1. Dalam landasan filosofi terdapat beberapa aliran, dari
aliran-aliran tersebut adakah kelebihan dan kekurangan
masing-masing

terhadap

landasan

pengembangan

kurikulum? Jika ada kekurangan dari aliran tersebut,


bagaimana upaya memperbaikinya?
(Desty Rupalestari, Kelompok 7)
2. Tadi sudah dijelaskan oleh pemakalah, bahwa teknologi
sangat maju dalam acuan pengembangan kurikulum. Nah,
dalam artian maju seperti apa?
(M. Dammiri Saputra, Kelompok 6)
3. Salah satu bentuk implikasi dalam landasan psikologi
dalam pengembangan kurikulum yaitu psikologi belajar,
bagaimana jika seorang anak dengan usia 5 tahun sudah
masuk SD?
(Uswati Khoiriah, Kelompok 5)
Penyelesaian:
1. Dalam landasan
perenialisme,

filosofi,

benar

essensialisme,

ada

aliran

yaitu

eksistesialisme,

progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dari kelima landasan

tersebut

sebenarnya

tidak

memiliki

kelebihan

dan

kekurangan sebab makna dari ke lima aliran ini merupakan


pandangan-pandangan, pendapat para ahli yang lebih
mengacu ke arah bagaimana landasan itu dapat berjalan
dengan baik terhadap kurikulum, apakah cocok dan sesuai
dengan pendidikan. Misalnya saja pada aliran perenialisme
dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan
zaman sekarang. Aliran essensialisme memandang bahwa
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan memberikan kestabilan terhadap landasan
kurikulum,

aliran

eksistensialisme

memandang

bahwa

ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu tindakan


dan sikap, pada aliran progresivime beranggapan bahwa
kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup,
mengembangkan
kreatifitas

kepribadian,

siwa

dalam

jadi
belajar,

lebih

menuntut

serta

aliran

rekonstruktivisme berpandangan bahwa dasar dari suatu


hal yaitu kebenaran atau realita, sesuai fakta.
2. Teknologi dijadikan bahan acuan atau landasan kurikulum
sebab pada zaman yang semakin maju pastilah ilmu
pengetauan dan teknologi dijadikan landasan, dan dasar
dalam penentu kurikulum dalam pendidikan, misalnya saja
dari jenjang SD sampai perguruan tinggi memanfaatkan
teknologi, seperti computer, LCD, Handphone berbasis
android demi menunjang perkembangan zaman. Serta
perkembangan
Teknologi,

dalam

terutama

bidang
dalam

Ilmu

Pengetahuan

dan

bidang

transportasi

dan

komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan


manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya arahnya
bersifat tidak hanya untuk sekarang tetapi untuk masa
depan

dapat

mengakomodir

dan

mengantisipasi

laju

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga


peserta

didik

dapat

mengimbangi

dan

sekaligus

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk


kepentingan

bersama,

kepnetingan

sendiri

dan

kelangsungan hidup manusia.


3. Ya, benar sekali salah satu bentuk implikasi dari landasan

psikologi adalah psikologi belajar, dalam psikologi belajar


ini memiliki tahapan perkembangan anak. Dari pertanyaan
tadi, yang dibahas pada tahap perkembangan anak yang
ke-2. Jenjang umur 2-12 tahun, pada tahapan ini anak
masih

berpikir

primitive

dalam

artian

masih

senang

bermain-main, sedangkan bagi anak yang berumur 5 tahun


sudah masuk SD itu sebenarnya tergantung pada mental
anak itu sendiri bagaimana menyikapi dan menerima
lingkungan baru. Jika si anak bisa menyesuaikan diri
dengan baik, berarti mental dan fisik anak sudah cukup
baik. Namun, menurut tahapan perkembangan anak, pada
usia tersebut jika anak sudah masuk SD dan dapat
menyesuaikan fisik dan mental dengan baik tetapi belum
tentu

kemampuan

kognitifnya

juga

bagus.

Sarannya,

apabila ada anak di sekitar kita yang masuk sekolah diusia


tersebut sebaiknya di hindari, apabila ada dorongan dari
lingkungan keluarga bisa saja diterima.

Anda mungkin juga menyukai