Anda di halaman 1dari 14

Sistem Penjualan Tanggap Cepat

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sistem Informasi Akuntansi
Dosen :

Disusun oleh :
-

Jul Zaenal Nurdin


Novendi Ryan Hidayat
Kutobburizal
Rahmi Fadilla

: 2012.35.1847
: 2012.35.
: 2012.35.1705
:2012.35.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan


Jakarta
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Harapan penulis semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan penulis pada khususnya.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki masih kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN...................................................................................................1
I.1. Latar Belakang.........................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah....................................................................................2
I.3. Tujuan Penulisan......................................................................................2
II. LANDASAN TEORI..............................................................................................3
II.1.....................................................Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
.................................................................................................................3
II.2..........................................................................Teknologi Tanggap Cepat
.................................................................................................................3
II.3.................................................................Teknologi Identifikasi Otomatis
.................................................................................................................4
II.4........................................................Jenis Teknologi Identifikasi Otomatis
.................................................................................................................4

III.

PEMBAHASAN..............................................................................................5
III.1.................................................................Teknologi Pembuatan Barcode
.................................................................................................................5
III.2...............................................................................Karakteristik Barcode
.................................................................................................................5
III.3...........................................Komponen Sistem Penjualan Tanggap Cepat
.................................................................................................................7
III.4..............................................Proses Transaksi Penjualan Tanggap Cepat
.................................................................................................................8
III.5...............................Perimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem
.................................................................................................................9

IV.

PENUTUP......................................................................................................11
IV.1...............................................................................................Kesimpulan
...............................................................................................................11

DAFTAR REFERENSI........................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Seiring

dengan

perkembangan

teknologi

di

era

modern,

mengakibatkan segala sesuatu yang memungkinkan diatur dengan


teknologi diusahakan secara maksimal atau besar-besaran, dimana sistem
kerja manual perlahan-lahan mulai ditinggalkan dengan adanya teknologi
yang semakin canggih. Teknologi tentunya sangan mendukung proses
kerja yang pada awalnya memerlukan waktu yang relatif lama menjadi
dapat terselesaikan dengan waktu yang relatif lebih cepat dengan hasil
yang memuaskan.
Penggunaan

teknologi

informasi

untuk

pendekatan

penyelesaian permasalahan yang berhubungan dengan akuntansi akan


dapat mempermudah proses-proses yang terkait dengan pengolahan datadata informasi, dalam hal ini transaksi-transaksi akuntansi. Selain itu
dengan menggunakan teknologi informasi akan menunjang seluruh
aktivitas perusahaan dengan lebih cepat dan baik.
Salah satu aktivitas perusahaan yang penting adalah penjualan,
yang merupakan salah satu fungsi utama yang penting dalam perusahaan.
Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba dari hasil penjualan
yang merupakan unsur terpenting dalam mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan
melaksanakan penjualan sesuai yang telah direncanakan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut perusahaam memerlukan
sistem penjualan yang tanggap cepat. Hal tersebut seiring dengan
banyaknya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dengan cepat.
sehingga perusahaan dapat bersaing dengan kompetitornya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat makalah
dengan judul Sistem Penjualan Tanggap Cepat. Semoga dengan adanya

makalah ini, pembaca dan penulis lebih memahami tentang sistem


penjualan tanggap cepat
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

penulisan

di

atas,

penulis

mengumpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan teknologi identifikasi otomatis?


Apa komponen-komponen sistem penjualan tanggap cepat?
Bagaimana proses transaksi dalam sistem penjualan tanggap cepat?
Apa pertimbangan-pertimbangan pengendalian internal dalam sistem
penjualan tanggap cepat?

1.3

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikumpulkan, penulis
memiliki beberapa tujuan penulisan, yaitu sebagai berikut:
1. Memahami teknologi identifikasi otomatis.
2. Menguraikan komponen-komponen dalam sistem penjualan tanggap
cepat.
3. Mengkaji proses transaksi dalam sistem penjualan tanggap cepat.
4. Mengetahui pertimbangan-pertimbangan pengendalian internal dalam
sistem penjualan tanggap cepat.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber
daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data
keuangan dan detail lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut
dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi
akuntansi melakukan hal tersebut baik dengan sistem manual atau melalui
sistem terkomputerisasi (George H.Bodnar & William S.Hopwood,
2003: 3)

2.2

Teknologi Tanggap Cepat


Istilah sistem tanggap cepat (quick response system) menjelaskan
bahwa sistem ini cepat dan responsif. Sistem tanggap cepat penting untuk
Total Quality Performance (TQP) perusahaan.
TQP atau disebut Total Quality Manajemen (TQM) adalah filosofi
untuk melaksanakan sesuatu yang tepat dengan tepat pada saat pertama.
TQP mensyaratkan produksi berkualitas tinggi, efisiensi operasional dan
pengembangan operasi secara terus menerus. TQP menekankan pada
kepuasan pelanggan sebagai pemenuhan obsesi pelanggan. Dalam dunia
bisnis yang sangat kompetitif, TQP adalah strategi untuk bertahan.
Beberapa teknologi berinteraksi untuk membuat sistem tanggap
cepat layak digunakan. Standarisasi perangkat keras dan perangkat lunak
dan pergerakan kearah sistem terbuka telah membuat interkoneksi sistem
komputer menjadi lebih mudah. Pertukaran data elektronik (EDI) adalah
hal esensial bagi sistem tanggap cepat. Selain itu terdapat kode produk
universal (UPC) untuk mengidentifikasikan produk dan teknologi
scanning, seperti pada terminal eceran di titik penjualan (point of salePOS).

2.3

Teknologi Identifikasi Otomatis

Teknologi identifikasi otomatis merupakan teknologi yang


memungkinkan suatu barang dapat teridentifikasi secara otomatis. Dalam
sistem identifikasi otomatis, barang dagangan dibuatkan kartu dan kode
yang terbaca oleh mesin.
Tujuan

dari

teknologi

identifikasi

otomatis

adalah

untuk

melancarkan proses dalam supply chain-nya.. Rentang aplikasinya luas,


mulai dari sistem akses dan keamanan sampai sistem pelacak barang,
manajemen inventaris dan menyederhanakan check-out dari toko ritel.
2.4

Jenis Teknologi Identifikasi Otomatis


1.

Barcode
Barcode adalah kode yang terdiri atas kumpulan data optik
berupa garis tipis dan tebal yang berisi informasi mengenai sebuah
produk/ barang tertentu. Data-data yang tertuang pada barcode
hanya

bisa

diketahui

dengan

menggunakan

alat

yang

disebut barcode scanner. Dari hasil scanning barcode akan


diketahui data mengenai nama, merk, harga dan sebagainya.
2.

Radio Frequency Identification (RFID)


Radio Frequency Identification

(RFID)

adalah

sebuah teknologi penangkapan data yang memanfaatkan frekuensi


radio dalam sistem kerjanya yang dapat digunakan secara
elektronik untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan
informasi yang tersimpan dalam RFID tag. RFID tag bisa dibaca
dengan sebuah reader yang dikendalikan komputer tanpa harus
membutuhkan direct line-of-sight seperti halnya pembaca barcode.
Jangkauan reader ini bisa mencapai satu meter.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1

Teknologi Pembuatan Barcode


Banyak cara yang dapat digunakan dalam pembuatan barcode.
Mulai dari yang gratis, berbayar sampai membuat sendiri. Banyak website
yang

menyediakan

pembuatan

barcode

secara

gratis,

misalnya

www.barcode-generator.org dan online-barcode-generator.net.


Dalam pembuatan barcode sendiri memerlukan software yang
menunjang pembuatan barcode. Salah satu software yang dapat digunakan
adalah Microsoft Excel. Namun font dalam Microsoft Excel belum
terdapat jenis barcode, sehingga harus mengunduh terlebih dahulu font
tersebut.
Selain itu, barcode dapat dibuat dengan menggunakan PHP. PHP
adalah singkatan dari PHP: Hypertext Prepocessor, yaitu sebuah bahasa
pemrograman yang khusus digunakan untuk membuat website atau
aplikasi berbasis web.
3.2

Karakteristik Barcode
Barcode digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis
yang disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan
secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris
tersebut. Angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang
tercantum. Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun
diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang
membaca.
Barcode mempunyai dua bentuk, yaitu:
1.

Barcode satu dimensi


Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes
(kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah
sebagai berikut :
a.

Code 39

Code 39 adalah barcode


alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang baris
yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah
untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda
pengenal identitas.
Gambar 1. Barcode jenis code 39

b.

Code 128

Code 128 adalah suatu barcode


alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan
(density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang
bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk aplikasi seperti
shipping

and

warehouse

management

(pangaturan

maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang).


Gambar 2. Barcode jenis code 128

c.

Interleaved 2 of 5

Interleave 2 of 5 adalah
sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki
panjang baris yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5
dapat

dipergunakan

untuk

aplikasi

industri

dan

laboratorium.
Gambar 3. Barcode jenis interleaved 2 of 5

d.

UPC (Universal Product Code)


UPC (Universal Product Code) adalah sebuah
barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang
baris yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan
pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling).
Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian
suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan
atau terdaftar di Uniform Code Council.

Gambar 4. Barcode jenis UPC

2.

Barcode Dua Dimensi

Barcode dua dimensi ini


memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes
(barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan barcode dua
dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam
suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode dua dimensi
adalah symbology PDF417 yang dapat menyimpan lebih dari
2000 karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4
inch persegi (in2).
Gambar 5. Barcode jenis PDF417

3.3

Komponen Sistem Penjualan Tanggap Cepat


1. Brainware yaitu pengguna atau setiap orang yang terlibat dalam
kegiatan pemanfaatan komputer. Brainware merupakan sumber
inspirasi utama bagi terbentuknya suatu sistem komputer.

2. Hardware (perangkat keras) yaitu semua bagian fisik komputer dan


dibebankan dengan data yang berada di dalamnya atau yang beroperasi
didalamnya.
Komponen Hardware pada sistem penjualan tanggap cepat:

CPU (Central Processing Unit) terdiri dari Mainboard,


memori, processor, harddisk dsb.

Monitor CRT atau LCD

Mini Printer untuk mencetak Struk dan Slip

Customer Display untuk menyajikan informasi kepada


konsumen

Cash Drawer, laci untuk menyimpan uang yang dapat


membuka otomatis setelah transaksi,

Barcode Scanner, untuk membaca isi barcode

Barcode Printer, untuk mencetak barcode

Programmable keyboard adalah keyboard yang setiap


tombolnya dapat diprogram isinya.

Modul Touchscreen, media pemasukan data dengan


sentuhan jari di monitor.

Modem, untuk mengirim dan menerima data via kabel


telepon.

3. Software (perangkat lunak) yaitu istilah umum untuk data yang


diformat dan disimpan secara digital termasuk program komputer,
dokumentasi dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan ditulis oleh
komputer.
3.4

Proses Transaksi Penjualan Tanggap Cepat


Barcode di-scan dengan teknologi POS pada anjungan (counter) ke
luar di toko eceran merupakan titik awal dari rangkaian kegiatan yang
akan berakhir dengan item, yaitu item yang tepat, yang persediaannya
perlu segera diisi kembali agar dapat segera dijual kembali.

3.5

Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem


Manajemen,

pemakai,

dan

staf

sistem

perlu

dilibatkan

dalam perancangan sistem informasi dan kegiatan lanjutannya. Umumnya,


kelompok perancangan atau tim proyek yang meliputi para pemakai,
analis, dan wakil-wakil manajemen, dibentuk untuk mengidentifikasi
kebutuhan,

mengembangkan

spesifikasi-spesifikasi

teknis,

dan mengimplementasikan sistem baru.


Masalah-masalah teknis, organisasional, dan manajemen proyek
akan muncul dalam mengimplementasikan sistem informasi. Sistem
informasi yang baru menimbulkan hubungan tata kerja baru di antara
personel yang ada, perubahan-perubahan tugas, dan barangkali perubahan
struktur organisasi formal. Faktor-faktor teknis, perilaku, situasi, dan
personel yang berkaitan harus dipertimbangkan seluruhnya. Kegagalan
untuk melakukan hal itu akan mengakibatkan tidak bergunanya output
sistem, walaupun secara teknis sistem cukup baik. Lebih jauh, diperlukan

kerja sama dari pemakai secara terus-menerus untuk mengoperasikan


sistem

(menyediakan

input,

verifikasi

output)

setelahsistem

itu

diimplementasikan.
Kerja sama pemakai yang dibutuhkan untuk keberhasilan
pengoperasian sistem harus diyakini pada saat perancangan sistem, bukan
sesudahnya. Sebagian besar aplikasi akuntasi bersifat rutin. Untuk
memastikan kesesuaian dengan jadual produksi, hubungan yang terusmenerus di antara pemakai dan personel sistem informasi adalah penting.
Daftar input, laporan, dan lainnya biasanya merupakan tanggung-jawab
kelompok sistem, tetapi untuk implementasi dan pemeliharaan atas daftar
ini diperlukan kerja sama dengan para pemakai.

10

Anda mungkin juga menyukai