Manajemen Persediaan
Disusun Oleh :
Nama
NPM
: 1441173402064
Prodi
: S1 Manajemen
Assalamualaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulilah kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat,taufik dan hidayahnya, kita selalu di beri kesehatan sampai pada saat ini.
Shalawat dan salam kita haturkan selalu kepada junjungan Nabi kita yaitu Rosululloh
SAW, beliaulah Guru dari segala Guru yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang
bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan dengan adanya izin dari Allah SWT saya selaku
Pemakalah dapat menyelesaikan tugas yang berjudul MANAJEMEN PERSEDIAAN
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah
wawasan saya tentang ilmu Operation Management, dan untuk memudahkan saya
dalam ujian semester nanti, Amin Ya Rabbal Alamin.
Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, Saya
sebagai pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan bimbingan
dari berbagai pihak, dan saya ingin mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :
1. Kedua orang tua kami
2. Ibu Nelly Martini, SE., MM. Selaku Dosen Operation Management
3. Semua pihak yang telah membantu saya.
Dalam penyusunan makalah ini, Saya selaku penulis dapat menyadari masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, dengan ini harapan saya semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................ iii
Bab 1
PENDAHULUAN....................................................... 4
Bab 2
ISI............................................................................... 5
A. Konsep Dasar ........................................................................... 5
B. Jenis Persediaan....................................................................... 7
C. Tujuan Persediaan..................................................................... 7
D. Hal-Hal Yang Dipertimbangkan.................................................. 8
E. Metode Manajemen Persediaan................................................ 8
F. Penelitian Kasus I...................................................................... 14
G. Penelitan Kasus II...................................................................... 17
H. Analisi Hasil............................................................................... 18
Bab 3
PENUTUP.................................................................. 20
J. Kesimpulan & Saran.................................................................. 20
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia,
maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan
besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan
mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal
yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian
terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan
karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja
yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus
mengalami perubahan dan perputaran.Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai
persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan
persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena
itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak
mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan,
maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan
yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga
pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami
peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan
mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang
mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga
tidak laku dipasar.Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan
sangat pentingartinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk
lebih mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang
diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam
pencapaian laba yang diinginkan.
BAB 2
ISI
A. Konsep Dasar
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi
dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh
terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan
persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance
menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi
menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan
produksi dapat dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses
produksi
maupun
kebutuhan
pengendalian persediaan
pelanggan
dapat
dipenuhi.
Tujuan
utama
dari
dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang
telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip
ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik
persediaan
yang
terlalu
banyak,
maupun
terlalu
sedikit
akan
minimbulkan
membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul
biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena
perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya yang tertanam dalam
persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang
tertanam dalam persediaan), sewa gudang,
Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya akibat
kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga
karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, tidak tersedianya
produk jadi untuk pelanggan.Jika tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3
kemungkinan, yaitu :
1). Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini
akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan.
2). Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan
mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada.
3). Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi
pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biayabiaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan
pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara
lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan pesanan,
biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan
dan pemeriksaan bahan/barang.
Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat
yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada
pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada
material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan
dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.
B. Jenis Persediaan
1
Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan
proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand
inventory).
Aliran Material
Bahan dalam
proses
Vendor
Bahan
Barang dalam
Pemasok
mentah
proses
Barang
Customer
jadi
(Pelanggan)
Barang dalam
Proses
Kapasitas VS Persediaan
Kapasitas: merupakan kemampuan untuk menghasilkan produk
Persediaan: semua persediaan material yang ditempatkan di sepanjang jaringan
proses produksi dan jalur distribusi.
C. Tujuan Persediaan
1 Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
2 Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
3 Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
4 Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
5 Menyesuaikan dengan jadwal produksi
Biaya transportasi
Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost):
surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.
Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila
nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).
Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage).
Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.
d) Metode ABC
a) METODA EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
ASUMSI:
1 Kecepatan permintaan tetap dan terus menerus.
2 Waktu antara pemesanan sampai dengan pesanan dating (lead time) harus
tetap.
3 Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stock out.
4 Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan dating pada waktu yang
bersamaan dan tetap dalam bentuk paket.
5 Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan harga walaupun pembelian
dalam jumlah volume yang besar.
6 Besar carrying cost tergantung secara garis lurus dengan rata-rata jumlah
persediaan.
7 Besar ordering cost atau set up cost tetap untuk setiap lot yang dipesan dan
tidak tergantung pada jumlah item pada setiap lot.
8 Item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan dengan produk lain.
Ukuran
Lot = Q
Rata-rata
PersediaPerse-
an = Q/2
diaan
Waktu
TC=biaya total
Tahunan
Biaya
Pengelolaan
Biaya
iCQ/2
Minimum
Biaya pemesanan
SxD/Q
EOQ
10
Terjadi keseimbangan antara carrying cost dan ordering cost, maka Q dihitung dari:
= (2SD)/ic
Q*
2 AD
h
Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan oleh permintaan aktual, sehingga
akan menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).
yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin murah dengan semakin
banyaknya jumlah yang dibeli.
Dalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade off antara
biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak jumlah yang
dibeli maka biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi di lain pihak biaya
penyimpanan akan semakin meningkat.
Asumsi dalam Quantity Discount Model
1
QH
TC = S + + PD
Q
Hitung nilai EOQ untuk potongan harga tertinggi (harga terendah). Apabila jumlah ini
fisibel, artinya jumlah yang akan dibeli mencapau jumlah yang dipersyaratkan dalam
potongan harga, maka jumlah tersebut merupakan jumlah pembelian/pesanan yang
optimal. Jika tidak lanjutkan ke tahap 2.
12
Hitung EOQ pada harga terendah kedua. Jika jumlah ini fisibel hitung biaya totalnya,
dan bandingkan dengan biaya total pada kuantitas sebelumnya (langkah 2).
Kuantitas optimal adalah kuantitas yang memiliki biaya terendah.
Jika langkah ketiga masih tidak fisibel, ulangi langkah-langkah di atas sampai
diperoleh EOQ fisibel atau perhitungan tidak bisa dilanjutkan.
Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.
2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.
3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan totalnilai
uang dari
4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, denganurutan
pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.
5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.
6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.
7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentasenilai
uang barang.
8. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat
kepentingan masalah.Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat
kepentingan masalahdari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat
barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu
Penelitian Kasus
F. Penelitian Kasus I
Metode yang saya gunakan dalam study kasus ini menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ) yang biasa di gunakan disebuah perusahaan.
Studi kasus ini kami ambil dari sebuah pabrik Biscuit yang terkenal mereknya.
Dari kegiatan aktifitasnya diketahui Pabrik Biscuit penjualannya mencapai 2.600.000 Kg
tepung terigu. Kemudian biaya pemesannanya mencapai $ 5.000.dari tepung yang
dipesannya setelah sampai diperusahaan dikenakan biaya penyimpanan sebesar 2%
dari harga beli. Dan harga belinya sebesar $5/Kg. Pabrik Biscuit ini memprioritaskan
persediaan pengaman 50.000 kg tepung terigu. Waktu pengiriman memakan waktu 2
minggu dan setiap pemesanan Tepung terigu harus dengan kelipatan 2000 Kg.
Dalam perjalanan Aktifitasnya, Perusahaan tepung terigu yang biasa dijadikan
langganan memberikan penawaran yang langka.
14
Pembahasan Kasus
Dari kasus diatas dapat disederhanakan menjadi sebagai Pokok yang diketahui
dari aktifitas Pabrik Biscuit meliputi:
-S / Penjualan Pabrik Biscuit 2,6 juta kg tepung terigu
-F / Biaya pemesanan $ 5000
-C / Biaya penyimpanan 2% dari harga beli $ 5/Kg
-Safety Stock 50.000 Kg
-Waktu tunggu 2 Minggu
-Kelipatan pesanan 2000 Kg
-Jika pembelian 650.000 kg dapat diskon kirim $ 3.500 Dari data diatas seorang
manajer akan menghitung semua hal yang berkaitan dengan persediaan.
Metode yang saya gunakan dalam menghitung masalah diatas menggunakan
metode EOQ.
Berikut penyelesaianya:
1.Besarnya EOQ
EOQ = 2xFxS/(CxP)
= 2x5000x2600000
= 509902 Kg
= 510.000 Kg
2.Pemesanan Ulang (R e o r d e r P o i n t )
-Penggunaan per minggu= 2.600.000 / 52= 50.000 Kg
-Titik Pemesanan Ulang= Waktu Pengiriman + Safety Stock = ( 2 Minggu x
50.000 ) + 50.000= 100.000 + 50.000= 150.000 Kg
15
16
G. Penelitian Kasus II
Kebutuhan Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi 12 Periode Berikutnya (dalam Kg)
Periode
Kebutuhan
Periode
Kebutuhan
1.
4655
7.
6069
2.
4890
8.
6305
3.
5126
9.
6540
4.
5362
10.
6776
5.
5598
11.
7012
6.
5833
12.
7248
Total = 71.414
17
a Perhitungan 1
b Perhitungan 2
Perhitungan 3
H. Analisis Hasil
Untuk memenuhi kebutuhan Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi setiap tahunnya
perlu mengadakan pemesanan bahan dalam waktu yang tepat sehingga dapat
diperoleh biaya yang minimal. Dari perhitungan jumlah pemesanan dan total biaya
persediaan dengan menggunakan model EOQ dan model JIT/EOQ mempunyai nilai
18
yang tidak sama dimana model JIT/EOQ lebih hemat dibandingkan dengan model
EOQ, dari segi biaya model JIT/EOQ lebih minimal. Untuk
mengoptimal model
JIT/EOQ dari segi delivery, jika perusahaan mengoptimalkan jumlah pemesanan sesuai
dengan target persediaan (a) adalah 600 setiap bulannya maka dapat menghemat
biaya persediaan tiap tahun dari jumlah pemesanan dengan model EOQ. Tetapi jika
perusahaan dalam mengoptimalkan jumlah pemesanan sesuai dengan kapasitas
persediaan maksimum (m) adalah 1000 setiap bulannya maka biaya persediaan per
tahun lebih minimal dari jumlah pemesanan berdasarkan number delivery pada model
JIT/EOQ. Hal ini menunjukkan bahwa model JIT/EOQ sangat optimal baik dari segi
jumlah pemesanan, waktu
pemesanan. dan total biaya persediaan.
Perbandingan Model EOQ dan Model JIT/EOQ
KETERANGAN
MODEL EOQ
MODEL JIT/EOQ
n=5
Kapasitas
Target
Persediaan Persediaan
m = 1000
a = 600
Kebutuhan/Tahun
71.414
71.414
71.414
71.414
Biaya (T*)
68 Milyar
30 Milyar
28 Milyar
34 Milyar
Jumlah
2465
5512
6038
4930
1102
1006
1232
13
12
14
Pemesanan(Q*)
Frekuensi Pemesanan
28
BAB 3
PENUTUP
19
I. Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan:
a Perencanakan dan pengendalikan persediaan bahan baku khususnya Tepung &
Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi dilakukan agar Tepung & Gula tidak menumpuk di
gudang yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan menjadi besar. Adapun biaya
persediaan yang digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan
bahan baku yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
b Untuk menentukan kebutuhan bahan baku digunakan peramalan. Agar peramalan
mendekati dengan jumlah permintaan sesungguhnya maka metode yang digunakan
adalah double exponential smoothing with linear trend karena metode ini dianggap
optimal dengan tingkat kesalahan 638,06.
c
Untuk menentukan jumlah pemesanan dan biaya persediaan yang optimal pada
Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi, dengan kebutuhan per tahun 71.414 unit untuk
model EOQ diperoleh biaya total persediaan Rp 68 Milyar, jumlah pemesanan 2465
unit setiap kali pesan dan frekuensi pemesanan 28 kali per tahun. Sedangkan untuk
model JIT/EOQ diperoleh total biaya persediaan Rp 30 Milyar jumlah pemesanan
sebesar 5512 unit dan number delivery sebanyak 5 delivery. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa model JIT/EOQ lebih optimal dapat menghemat nilai persediaan
bahan baku. Dimana jumlah pemesanan dan biaya yang minimum berdasarkan
kapasitas persediaan (m) 1000 dengan biaya sebesar 28 Milyar jumlah pemesanan
sebesar 6038 unit setiap kali pesan, jumlah pengiriman 1006 unit dan number
delivery sebanyak 6 delivery.
Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran
bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif,
karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.
20