Anda di halaman 1dari 20

Operation Management

Manajemen Persediaan

Disusun Oleh :
Nama

: Muhammad Ilham Akbar

NPM

: 1441173402064

Prodi

: S1 Manajemen

Tahun Ajaran 2014


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulilah kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat,taufik dan hidayahnya, kita selalu di beri kesehatan sampai pada saat ini.
Shalawat dan salam kita haturkan selalu kepada junjungan Nabi kita yaitu Rosululloh
SAW, beliaulah Guru dari segala Guru yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang
bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan dengan adanya izin dari Allah SWT saya selaku
Pemakalah dapat menyelesaikan tugas yang berjudul MANAJEMEN PERSEDIAAN
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah
wawasan saya tentang ilmu Operation Management, dan untuk memudahkan saya
dalam ujian semester nanti, Amin Ya Rabbal Alamin.
Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, Saya
sebagai pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan bimbingan
dari berbagai pihak, dan saya ingin mengucapkan banyak Terima Kasih kepada :
1. Kedua orang tua kami
2. Ibu Nelly Martini, SE., MM. Selaku Dosen Operation Management
3. Semua pihak yang telah membantu saya.
Dalam penyusunan makalah ini, Saya selaku penulis dapat menyadari masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, dengan ini harapan saya semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb

DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................ iii
Bab 1
PENDAHULUAN....................................................... 4
Bab 2
ISI............................................................................... 5
A. Konsep Dasar ........................................................................... 5
B. Jenis Persediaan....................................................................... 7
C. Tujuan Persediaan..................................................................... 7
D. Hal-Hal Yang Dipertimbangkan.................................................. 8
E. Metode Manajemen Persediaan................................................ 8
F. Penelitian Kasus I...................................................................... 14
G. Penelitan Kasus II...................................................................... 17
H. Analisi Hasil............................................................................... 18

Bab 3
PENUTUP.................................................................. 20
J. Kesimpulan & Saran.................................................................. 20

BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia,
maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan
besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan
mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal
yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian
terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan
karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja
yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus
mengalami perubahan dan perputaran.Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai
persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan
persediaan merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena
itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak
mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan,
maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan
yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga
pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami
peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang akan
mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang
mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga
tidak laku dipasar.Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan
sangat pentingartinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk
lebih mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang

diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam
pencapaian laba yang diinginkan.

BAB 2
ISI
A. Konsep Dasar
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah

pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan

persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi
dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh
terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan
persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance
menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi
menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan
produksi dapat dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses
produksi

maupun

kebutuhan

pengendalian persediaan

pelanggan

dapat

dipenuhi.

Tujuan

utama

dari

adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan

dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang
telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip
ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik
persediaan

yang

terlalu

banyak,

maupun

terlalu

sedikit

akan

minimbulkan

membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul
biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena
perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya yang tertanam dalam
persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang
tertanam dalam persediaan), sewa gudang,

biaya administrasi pergudangan, gaji

pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan persediaan, biaya


kerusakan/kehilangan,
5

Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya akibat
kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti : mahalnya harga
karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses produksi, tidak tersedianya
produk jadi untuk pelanggan.Jika tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3
kemungkinan, yaitu :
1). Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini
akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan.
2). Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan
mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada.
3). Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi
pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu biayabiaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan
pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara
lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan pesanan,
biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan
dan pemeriksaan bahan/barang.
Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat
yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada
pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada
material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan
dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.

Mengapa Persediaan Dikelola?

Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.

Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.

Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan.

B. Jenis Persediaan
1

Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada permintaan pasar


(independent demand inventory)

Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan
proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand
inventory).
Aliran Material
Bahan dalam
proses

Vendor

Bahan

Barang dalam

Pemasok

mentah

proses

Barang

Customer

jadi

(Pelanggan)

Barang dalam
Proses

Kapasitas VS Persediaan
Kapasitas: merupakan kemampuan untuk menghasilkan produk
Persediaan: semua persediaan material yang ditempatkan di sepanjang jaringan
proses produksi dan jalur distribusi.

C. Tujuan Persediaan
1 Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
2 Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
3 Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
4 Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
5 Menyesuaikan dengan jadwal produksi

6 Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga


7 Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
8 Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
9 Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
10 Komitmen terhadap pelanggan.

D. Hal-Hal Yang Dipertimbangkan


1 Struktur biaya persediaan.
a Biaya per unit (item cost)
b Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
-

Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)

Biaya pengiriman pemesanan

Biaya transportasi

Biaya penerimaan (Receiving cost)

Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost):
surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.

Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)


-

Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila
nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).

Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage).
Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.

d Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deterioration


and loss).
e Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost)
2 Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan harus dilakukan.

E. Metode Manajemen Persediaan


a) Metode EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
b) Metode POQ (PERIODIC ORDER QUANTITY)
c) Metode Quantity Discount
8

d) Metode ABC
a) METODA EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
ASUMSI:
1 Kecepatan permintaan tetap dan terus menerus.
2 Waktu antara pemesanan sampai dengan pesanan dating (lead time) harus
tetap.
3 Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stock out.
4 Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan dating pada waktu yang
bersamaan dan tetap dalam bentuk paket.
5 Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan harga walaupun pembelian
dalam jumlah volume yang besar.
6 Besar carrying cost tergantung secara garis lurus dengan rata-rata jumlah
persediaan.
7 Besar ordering cost atau set up cost tetap untuk setiap lot yang dipesan dan
tidak tergantung pada jumlah item pada setiap lot.
8 Item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan dengan produk lain.

Ukuran
Lot = Q
Rata-rata
PersediaPerse-

an = Q/2

diaan
Waktu

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menghitung EOQ:


D: Besar laju permintaan (demand rate) dalam unit per tahun.
S: Biaya setiap kali pemesanan (ordering cost) dalam rupiah per pesanan
C: Biaya per unit dalam rupiah per unit
i: Biaya pengelolaan adalah persentase terhadap nilai persediaan per tahun.
Q: Ukuran paket pesanan (lot size) dalam unit
TC: Biaya total persediaan dalam rupiah per tahun.
H: Biaya penyimpanan ( rupiah / unit / tahun )
Biaya pemesanan per tahun (Ordering cost):
OC = S (D/Q)
Biaya pengelolaan persediaan per tahun (Carrying cost)
CC = ic (Q/2)
Maka, total biaya persediaan:
TC = S (D/Q) + ic (Q/2)
Biaya

TC=biaya total

Tahunan

Biaya
Pengelolaan

Biaya

iCQ/2

Minimum
Biaya pemesanan
SxD/Q

EOQ
10

Terjadi keseimbangan antara carrying cost dan ordering cost, maka Q dihitung dari:

= (2SD)/ic

Q*

2 AD
h

b) METODA POQ (PERIODIC ORDER QUANTITY)


Period Order Quantity (POQ) : Pendekatan menggunakan konsep jumlah
pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit,
teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar perhitungan pada
metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus
dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah setahun.
Penggunaan POQ:

POQ digunakan sebagai pengganti EOQ, bila permintaan tidak uniform.

Formula EOQ digunakan untuk menghitung waktu antarpemesanan (economic time


between orders)

POQ = EOQ/Rata2 pemakaian per minggu

Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan oleh permintaan aktual, sehingga
akan menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).

c) QUANTITY DISCOUNT MODEL


Dalam rangka meningkatkan volume penjualan seringkali perusahaan (supplier)
memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah
11

yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin murah dengan semakin
banyaknya jumlah yang dibeli.
Dalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade off antara
biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak jumlah yang
dibeli maka biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi di lain pihak biaya
penyimpanan akan semakin meningkat.
Asumsi dalam Quantity Discount Model
1

Permintaan Bebas (Independent Demand)

2 Tingkat permintaan konstan (Demand rate is constant).


3 Lead time tetap dan diketahui (Lead time is constant and know)
4 Harga per unit tergantung kepada kuantitas (Unit cost depent on quantity)
5 Biaya penyimpanan proporgsional dengan rata-rata tingkat persediaan (Carrying
cost depends linearly on the average level of inventory)
6 Biaya pemesana per pesanan tetap (Ordering/setup cost per order is fixed)
7 Hanya satu item yang dikendalikan (The item is a single product)
Dalam rangka mencari biaya terendah dengan menggunakan model ini
dimasukan biaya pembelian untuk mencari biaya total, secara matematis ditulis :
D

QH

TC = S + + PD
Q

Kalau terdapat beberapa potongan harga, maka untuk menentukan jumlah


pemesanan yang akan meminimaliasi biaya persediaan total tahunan, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1

Hitung nilai EOQ untuk potongan harga tertinggi (harga terendah). Apabila jumlah ini
fisibel, artinya jumlah yang akan dibeli mencapau jumlah yang dipersyaratkan dalam
potongan harga, maka jumlah tersebut merupakan jumlah pembelian/pesanan yang
optimal. Jika tidak lanjutkan ke tahap 2.
12

Hitung biaya total untuk kuantitas pada harga terendah tersebut.


3

Hitung EOQ pada harga terendah kedua. Jika jumlah ini fisibel hitung biaya totalnya,
dan bandingkan dengan biaya total pada kuantitas sebelumnya (langkah 2).
Kuantitas optimal adalah kuantitas yang memiliki biaya terendah.

Jika langkah ketiga masih tidak fisibel, ulangi langkah-langkah di atas sampai
diperoleh EOQ fisibel atau perhitungan tidak bisa dilanjutkan.

d) Metode Analisis ABC


Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan
(inventorymanagement) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai
nilai investasi yang tinggi. Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal
dengannama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog
Italia,Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup
selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar
(80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan konsep
Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalamklasifikasi barang persediaan.
Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan
peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi kelaskelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C,dan seterusnya secara
berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah,
oleh karena itu analisis ini dinamakan Analisis ABC. Umumnya kelas A
memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangattinggi.Dalam
hal ini, saya akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, dimana besaran masingmasing kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003, pp. 144 145):
1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20%dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari totalnilai uang.
2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25%dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari totalnilai uang.
3.Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65%dari total
seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.
13

Adapun langkah-langkah atau prosedur klasikasi barang dalam analisis ABC adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.
2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.
3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan totalnilai
uang dari

masing-masing tipe barang.

4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, denganurutan
pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.
5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.
6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.
7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentasenilai
uang barang.
8. Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat
kepentingan masalah.Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat
kepentingan masalahdari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat
barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu

Penelitian Kasus
F. Penelitian Kasus I
Metode yang saya gunakan dalam study kasus ini menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ) yang biasa di gunakan disebuah perusahaan.
Studi kasus ini kami ambil dari sebuah pabrik Biscuit yang terkenal mereknya.
Dari kegiatan aktifitasnya diketahui Pabrik Biscuit penjualannya mencapai 2.600.000 Kg
tepung terigu. Kemudian biaya pemesannanya mencapai $ 5.000.dari tepung yang
dipesannya setelah sampai diperusahaan dikenakan biaya penyimpanan sebesar 2%
dari harga beli. Dan harga belinya sebesar $5/Kg. Pabrik Biscuit ini memprioritaskan
persediaan pengaman 50.000 kg tepung terigu. Waktu pengiriman memakan waktu 2
minggu dan setiap pemesanan Tepung terigu harus dengan kelipatan 2000 Kg.
Dalam perjalanan Aktifitasnya, Perusahaan tepung terigu yang biasa dijadikan
langganan memberikan penawaran yang langka.
14

Penawarannya, Jika perusahaan Pabrik Biscuit membeli tepung terigu sebanyak


650.000 Kg. Maka biaya pengiriman ditanggung oleh perusahaan tepung sebesar $
3.500. Dari aktifitas tersebut seorang manajer disuruh Direktur Pabrik Biscuit untuk
membuat perencanaan besarnya persediaan yang harus disiapkan, pemesanan ulang,
pembagian waktu pemesanan dalam satu tahun, biaya penyimpanan, biaya
pemesanan, biaya safety stock dan total biaya persediaan serta analisis dari
penawaran perusahaan tepung tersebut.

Pembahasan Kasus
Dari kasus diatas dapat disederhanakan menjadi sebagai Pokok yang diketahui
dari aktifitas Pabrik Biscuit meliputi:
-S / Penjualan Pabrik Biscuit 2,6 juta kg tepung terigu
-F / Biaya pemesanan $ 5000
-C / Biaya penyimpanan 2% dari harga beli $ 5/Kg
-Safety Stock 50.000 Kg
-Waktu tunggu 2 Minggu
-Kelipatan pesanan 2000 Kg
-Jika pembelian 650.000 kg dapat diskon kirim $ 3.500 Dari data diatas seorang
manajer akan menghitung semua hal yang berkaitan dengan persediaan.
Metode yang saya gunakan dalam menghitung masalah diatas menggunakan
metode EOQ.
Berikut penyelesaianya:
1.Besarnya EOQ
EOQ = 2xFxS/(CxP)
= 2x5000x2600000
= 509902 Kg
= 510.000 Kg
2.Pemesanan Ulang (R e o r d e r P o i n t )
-Penggunaan per minggu= 2.600.000 / 52= 50.000 Kg
-Titik Pemesanan Ulang= Waktu Pengiriman + Safety Stock = ( 2 Minggu x
50.000 ) + 50.000= 100.000 + 50.000= 150.000 Kg
15

3.Pemesanan Dalam Satu Tahun


-Pemesanan Dalam Satu Tahun= 2.600.000 / 510.000= 5,098 kali
Jika dijadikan hari maka 365 hari / 5,098 kali = 72 hari= 10 Minggu
-Tingkat Pemakaian Perhari= 2.600.000 / 365 hari= 7.123,29 Kg= 7.124 Kg / hari
4.Biaya Penyimpanan / TCC
-TCC = C.P.A atau TCC = C.P.(Q/2)
-TCC = C . P . ( Q / 2 )= 0,02 . $5 . ( 510.000 / 2 )= 0,1 . 255.000= $ 25.500
5.Biaya Pemesanan / TOC
-TOC = F. ( S / Q )= $ 5000 . ( 2.600.000 / 510.000 )= $ 5000 . 5,098= $ 25.490,20
6.Biaya Safety Stock
-Safety Stock = C. P. (Safety Stock)= 0,02 . $ 5 . (50.000)= 0,1 . 50.000= $ 5.000
7.Total Biaya Persediaan / TIC
-TIC = TCC + TOC + Biaya Safety Stock = $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000= $
55.990,20
8.Biaya Persediaan
-TIC Setelah Ada Tawaran
-Biaya Pemesanan= $ 5.000 - $ 3.500= $ 1.500
-TCC = 0,02 . $ 5 . ( 650.000 / 2 )= 0,1 . 325.000= $ 32.500
-TOC = $ 1.500 . ( 2.600.000 / 510.000 )= $ 1.500 . 5,098= $ 7.647
-TIC = $ 32.500 + $ 7.647 + $ 5.000= $ 45.147
9. Hasil Analisis
-Jika pesanan sejumlah
a.510.000 Kg Biaya persediaan sebesar $ 55.990,20
b.650.000 Kg Biaya persediaan sebesar $ 45.147
Selesihnya mencapai $ 10.843,20
-Penawaran dari perusahaan pengolahan gandum perlu dipertimbanngkan.
-Pemesanan dalam satu tahun dilakukan 4 kali atau 13 Minggu
= 2.600.000 / 650.000 = 4 Kali
.

16

G. Penelitian Kasus II
Kebutuhan Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi 12 Periode Berikutnya (dalam Kg)
Periode

Kebutuhan

Periode

Kebutuhan

1.

4655

7.

6069

2.

4890

8.

6305

3.

5126

9.

6540

4.

5362

10.

6776

5.

5598

11.

7012

6.

5833

12.

7248

Total = 71.414

Penentuan Persediaan dan Waktu Pemesanan


1) Dengan menggunakan model EOQ

2) Dengan menggunakan model JIT/EOQ


Kapasitas maksimum yang ideal (m) adalah 1000
Target persediaan (a) adalah 600 unit
Waktu pengiriman diasumsikan selama 5 kali pengiriman dalam setiap kali pesan.

17

a Perhitungan 1

b Perhitungan 2

Perhitungan 3

H. Analisis Hasil
Untuk memenuhi kebutuhan Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi setiap tahunnya
perlu mengadakan pemesanan bahan dalam waktu yang tepat sehingga dapat
diperoleh biaya yang minimal. Dari perhitungan jumlah pemesanan dan total biaya
persediaan dengan menggunakan model EOQ dan model JIT/EOQ mempunyai nilai
18

yang tidak sama dimana model JIT/EOQ lebih hemat dibandingkan dengan model
EOQ, dari segi biaya model JIT/EOQ lebih minimal. Untuk

mengoptimal model

JIT/EOQ dari segi delivery, jika perusahaan mengoptimalkan jumlah pemesanan sesuai
dengan target persediaan (a) adalah 600 setiap bulannya maka dapat menghemat
biaya persediaan tiap tahun dari jumlah pemesanan dengan model EOQ. Tetapi jika
perusahaan dalam mengoptimalkan jumlah pemesanan sesuai dengan kapasitas
persediaan maksimum (m) adalah 1000 setiap bulannya maka biaya persediaan per
tahun lebih minimal dari jumlah pemesanan berdasarkan number delivery pada model
JIT/EOQ. Hal ini menunjukkan bahwa model JIT/EOQ sangat optimal baik dari segi
jumlah pemesanan, waktu
pemesanan. dan total biaya persediaan.
Perbandingan Model EOQ dan Model JIT/EOQ
KETERANGAN

MODEL EOQ

MODEL JIT/EOQ
n=5

Kapasitas

Target

Persediaan Persediaan
m = 1000

a = 600

Kebutuhan/Tahun

71.414

71.414

71.414

71.414

Biaya (T*)

68 Milyar

30 Milyar

28 Milyar

34 Milyar

Jumlah

2465

5512

6038

4930

Jumlah Pengiriman (q)

1102

1006

1232

Number Delivery (n)

13

12

14

Pemesanan(Q*)

Frekuensi Pemesanan

28

BAB 3
PENUTUP
19

I. Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan:
a Perencanakan dan pengendalikan persediaan bahan baku khususnya Tepung &
Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi dilakukan agar Tepung & Gula tidak menumpuk di
gudang yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan menjadi besar. Adapun biaya
persediaan yang digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan
bahan baku yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
b Untuk menentukan kebutuhan bahan baku digunakan peramalan. Agar peramalan
mendekati dengan jumlah permintaan sesungguhnya maka metode yang digunakan
adalah double exponential smoothing with linear trend karena metode ini dianggap
optimal dengan tingkat kesalahan 638,06.
c

Untuk menentukan jumlah pemesanan dan biaya persediaan yang optimal pada
Gula Produk PT.Ultra Prima Abadi, dengan kebutuhan per tahun 71.414 unit untuk
model EOQ diperoleh biaya total persediaan Rp 68 Milyar, jumlah pemesanan 2465
unit setiap kali pesan dan frekuensi pemesanan 28 kali per tahun. Sedangkan untuk
model JIT/EOQ diperoleh total biaya persediaan Rp 30 Milyar jumlah pemesanan
sebesar 5512 unit dan number delivery sebanyak 5 delivery. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa model JIT/EOQ lebih optimal dapat menghemat nilai persediaan
bahan baku. Dimana jumlah pemesanan dan biaya yang minimum berdasarkan
kapasitas persediaan (m) 1000 dengan biaya sebesar 28 Milyar jumlah pemesanan
sebesar 6038 unit setiap kali pesan, jumlah pengiriman 1006 unit dan number
delivery sebanyak 6 delivery.

Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran
bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif,
karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.

20

Anda mungkin juga menyukai