sebesar 5 mmHg. Perbedaan tekanna ini menyebabkan adanya aliran dari camera oculi
anterior ke pembuluh darah vena. Apabila terjadi tumor mata yang menekan vena episklera
maka dapat terjadi gangguan drainase aqueous humor, sehingga tekanan intraokular dapat
meningkat (Jogi, 2009).
Tekanan intraokular normal adalah sebesar 11 21 mmHg. Perlu diperhatikan pula
bahwa glaucoma dapat terjadi pada pasien dengan tekanan intraokular dibawah 21 mmHg,
kondisi ini disebut normal-tension atau normal-pressure glaucoma. Terdapat pula fluktuasi
pada tekanan intraokular, yaitu mengikuti pola diurnal. Tekanan intraokular cendrung lebih
tinggi pada pagi hari, dan lebih rendah pada malam hari. Pada mata yang normal, variasi
tekanan intraokular karena fase diurnal adalah sebesar 5 mmHg, pada penderita glaukoma
variabilitasnya dapat lebih tinggi (Jogi, 2009) (Kanski, 2007).
Perubahan berkepanjangan tekanan intra okuli dapat disebabkan oleh 3 faktor utama
yaitu :
1. Peningkatan pembentukan aqueous humor,
2. Peningkatan resistensi aliran keluar aqueous humor,
3. Peningkatan tekanan vena episklera
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan intra okuli adalah :
1. Variasi tekanan hidrostatis dalam kapiler
2. Peningkatan permeabilitas kapiler, menyebabkan pembentukan aqueous yang
plasmoid dengan kadar protein tinggi
3. Perubahan tekanan osmotik darah, meningkatkan proses difusi sepanjang dinding
kapiler
4. Perubahan volume seperti perdarahan vitreous
5. Hambatan sirkulasi aqueous humor
Glaukoma adalah suatu penyakit pada mata yang ditandai dengan neuropati optik
yang bersifat progresif, dan ireversibel, disertai dengan penurunan lapang pandang, dimana
penyakit ini berhubungan erat dengan tekanan intraokular. Glaukoma sudut terbuka primer
disebut juga sebagai simple chronic glaucoma ditandai dengan peningkatan tekanan
intraokular >21 mmHg dengan sudut iridocornealis yang terbuka (Kanski, 2007).
Sekitar 60 juta orang memiliki glaukoma. Diperkirakan 3 juta orang Amerika yang
terkena, dan kasus ini, sekitar 50% tidak terdiagnosis. Sekitar 6 juta orang buta dari
glaukoma, termasuk sekitar 100.000 orang Amerika, sehingga penyebab utama kebutaan
yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Glaukoma sudut terbuka primer merupakan
glaukoma yang paling banyak ditemukan di populasi berkulit putih dan berkulit gelap. Di
Amerika Serikat sekitar 1.29% - 2% orang berusia diatas 40 tahun menderita glaukoma,
prevalensi ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dimana pada orang berusia
>75 tahun, prevalensi penyakit ini adalah sebesar 4.7%. Insidensi penyakit ini sama antara
pria dan wanita (Riordan-Eva and Cunningham Jr., 2011) (Vaughan, 2007)
Terdapat berbagai faktor risiko glaukoma sudut terbuka kronis. Penyakit ini
berhubungan dengan usia, dimana biasanya penyakit ini ditemukan pada populasi berusia 40
70 tahun. Selain itu penyakit ini juga berhubungan dengan ras, dimana pada ras kulit hitam
penyakit ini 4x lebih sering ditemukan pada usia muda. Selain itu komplikasi penyakit ini 4
6x lebih sering terjadi pada populasi kulit hitam. Penyakit ini juga memiliki predisposisi
genetik, dimana orang-orang dengan riwayat keluarga terkena glaukoma memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk terkena penyakit ini juga. Berbagai penelitian juga menyatakan bahwa ada
korelasi antara glaukoma sudut terbuka kronis. Berbagai penyakit sistemik yang berhubungan
dengan vaskular juga memiliki korelasi dengan penyakit ini (Kanski, 2007).