I.
1.
II.
2.
3.
4.
5.
6.
III.
7.
8.
9.
10.
IV.
11.
12.
21
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya didua tempat,
dan memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparetal. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis.
Gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya badan dan tungkal
22
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, geser tangan yang berada di bawah arah perineum
ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjukkan diantara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pertanyaan berikut untuk menilai
apakah ada asfiksia bayi:
- Apakah bayi cukup bulan?
- Apakah bayi menangis atau bernapas/ tidak megap-megap?
- Apakah tonus otot bayi baik/ bayi begerak aktif?
Bila jawaban tidak, bayi mungkin mengalami asfiksia, segera lakukan resusitasi
bayi baru lahir.
26. Jika tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir normal.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk kering.
Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas dada atau perut ibu.
27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus
(hamil tunggal)
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA
Oksitosin
28. Memberitahu kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk
membantu uterus berkontraksi dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10
unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian distal lateral, setelah mengaspirasinya
terlebih dulu.
30.
Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat pada
sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia neonatus, lakukan
sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit,dorong isis tali pusat ke arah
distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal klem pertama.
35.
31.
23
32.
33. L
37.
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang topi pada
kepala bayi
Penegangan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dan vulva.
35. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas simpisis
pubis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak ahir setelah 30 - 40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut
mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga
untuk melakukan rangsangan puting susu.
Mengeluarkan plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, lalu
minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan
tekanan dorso-kranial.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 510 cm dan vulva.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :
- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika peru.
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 merilt berikutnya.
- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran pasenta dengan
menggunakan kedua tangan.
24
- Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (pemijatan) uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCAPERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibubayi (di dada ibu minimal 1 jam)
44. Setelah
44.S
Set
kontak kulit bayi dan IMD selesai:
-
25
47. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi uterus, mewaspadai tanda bahaya pada ibu, serta kapan harus
memanggil bantuan medis.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan.
50.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan
baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal. Tunda memandikan bayi yang
baru saja lahir hingga minimal 24 jam setelah suhu stabil.
Buang
Bu bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan arutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selarna 10 menit
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
dengan tisu atau handuk yang kering dan bersih.
Dokumentasi
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vitaldan asuhan
kala IV.
26
BAB III
KESIMPULAN
Persalinan adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui
jalan lahir biasa dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang
membutuhkan kerja keras dari ibu. Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan
yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya
27
DAFTAR PUSTAKA
28
3. Cunningham, Leveno. Et al. 2008. Williams Obstetrics 22th edition. McgrawHills company.
4. Supono. 1985. Ilmu Kebidanan Bab 1 Fisiologi. Kepala Unit Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Umum Palembang hal 146-179
5. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
2013. WHO. Hal 36-49.
29