PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
SESI I
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluhan pucat dan perut membuncit,
dibawa ibunya ke puskesmas. Pucat mulai tampak sejak 2 bulan terakhir dan sudah 2 x
dibawa ke bidan dan diberi vitamin penambah darah.
SESI II
Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan bahwa anak terlihat kembung, tidak ada demam,
lebih sering tidur dan malas bermain, buang air kecil kuning gelap, buang air besar 1 x sehari
konsistensi normal. Anak merupakan anak ke 4 dari empat bersaudara dan tidak ada yang
mengalami keluhan serupa. Anak lahir cukup bulan, lahir di bida, langsung menangis, berat
badan lahir 3100 gram, tinggi badan 48 cm.
Pemeriksaan fisik dijumpai
-
tampak pucat
suhu 37,2C
Paru
: normal
Abdomen
tampak
buncit,
tepi
tajam,
dan
Hasil laboratorium:
2
MCV: 58 Fl
Basofil: 0%
Eosinofil: 2%
Batang: 1%
Segmen: 62%
Limfosit: 31%
Monosit: 3%
MCH: 24 pg
MCHC: 36%
RDW: 15%
Retikulosit: 2,6%
Hb elektroforesa:
Hb F: 62%, ditemukan HbE 31%
Hb A: 15%
BAB III
3
PEMBAHASAN KASUS
Identifikasi pasien:
Nama
:Y
Alamat
:-
Usia
: 3 tahun
:-
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
:-
:-
Suku bangsa
:-
Keluhan Tambahan
Tidak
sembuh
Hipotesis Penyebab
Malnutrisi (kwashiorkor)
Kecacingan
Thalasemia
Keganasan, leukimia
Hipotiroid
Penyakit hati kronik
Sindrom nefrotik
Cushing
syndrom
Dasar Masalah
Hipotesis
Penyebab
Malaria
dengan Anamnesis
Anamnesis
Anemia
selain
yang
disebabkan
oleh
defisiensi
Malnutrisi
Kecacingan
Gangguan hati/ginjal
Hepato-splenomegali
Anemia
bermain
Malnutrisi
Anamnesis
Anemia hemolitik
Gangguan hati
Dari beberapa hipotesis di atas, diperlukan anamnesis tambahan yang dapat mengarah
pada penyebab sebenarnya.
Alloanamnesa:
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS):
lainnya?
Apa keluarga mempunyai riwayat alergi?
5
Riwayat Kelahiran:
Riwayat Makanan:
Makanan apa saja yang dikonsumsi pasien ketika sebelum dan sesudah timbul
keluhan utama?
Apakah pasien mendapatkan ASI eksklusif?
Apa pasien mendapat makanan pendamping ASI?
Sejak kapan pasien mendapatkan makanan pendamping ASI?
Bagaimana frekuensi pemberian makanan pendamping ASI pada pasien?
Riwayat Imunisasi:
Riwayat Pengobatan:
Apa pasien pernah mengonsumsi obat- obatan dalam jangka waktu lama?
Dari alloanamnesa didapatkan bahwa pasien mengalami keluhan utama berupa pucat
dan perut membuncit sejak 2 bulan terakhir. Selain itu didapatkan keterangan bahwa pasien
sudah dibawa ke bidan dan diberi vitamin penambah darah. Timbulnya keluhan utama pada
pasien yang sudah berlangsung 2 bulan terakhir menunjukkan bahwa perjalanan penyakit
pasien ini bersifat kronis. Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan bahwa anak terlihat
kembung, tidak ada demam, lebih sering tidur, dan malas bermain. Tidak adanya demam pada
pasien ini mungkin dapat menyingkirkan hipotesis mengenai infeksi, infestasi parasit, serta
keganasan. Aktivitas yang kurang menunjukkan bahwa jaringan dalam tubuh pasien kurang
mendapat oksigen ataupun glukosa untuk menghasilkan energi. Pada pasien ditemukan juga
keluhan BAK berwarna kuning gelap dengan BAB 1x sehari konsistensi normal. Urin pasien
yang berwarna kuning gelap disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang
diekskresi melalui ginjal. Keadaan ini dapat disebabkan oleh peningkatan pembentukan
bilirubin, peningkatan hemolisis, maupun gangguan faal hati.
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien merupakan anak keempat dari empat
bersaudara. Saudara- saudara pasien tidak mengalami hal yang sama. Hal ini menunjukkan
probabilitas keadaan pasien 25% dari jumlah kehamilan ibu. Pasien lahir cukup bulan, lahir
di bidan, langsung menangis, BB lahir 3100 gram, dan PB 48 cm. Berdasarkan peta
Lubchenko, BB lahir pasien sesuai dengan masa kehamilan ibu. Untuk menentukan diagnosis
kerja pada Y perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan fisik, laboratorium
dan penunjang lainnya.
Pemeriksaan fisik2
I.
Tanda vital
Parameter
Suhu
Denyut nadi
Irama denyut
Tekanan darah
Pernafasan
Hasil
37,20c
100 x/m
100/60 mmHg
30 x/m
Normal
36,5 - 37,20c
70 - 100 X/mnt
teratur(reguler)
96/65 mmHg(optimal)
18 - 30 X/mnt
Interpretasi :
1. Suhu
Pada pasien, suhu masih normal
2. Tekanan darah
Usia
1 - 4 tahun
4 - 6 tahun
6 - 8 tahun
8 - 10 tahun
10 - 12 tahun
12 - 14 tahun
14 - 16 tahun
16 tahun ke atas
Usia lanjut
Tekanan darah
99/65 mmHg
60/60 mmHg
85/60 mmHg
110/60 mmHg
115/60 mmHg
118/60 mmHg
120/65 mmHg
130/75 mmHg
130-139/85-89 mmHg
Pernafasan
26 tahun
610 tahun
1214 tahun
Dewasa
Lanjut usia
(rpm)
2130
2026
1822
1220
1220
3. Respiratory rate
4. Nadi
USIA
BBL
120 160
140
1 12 BL
80 140
120
1 2 TH
80 130
110
3 6 TH
75 120
100
7 12 TH
75 110
95
REMAJA
60 100
80
DEWASA
60 100
80
Meningkat sedikit kemungkinan karena terjadi anemia yang lama, sehingga perfusi ke organ
vital dan perifer menjadi turun, untuk mengkompensasinya, tubuh melakukan vasokontriksi
yang mengakibatkan beban bagi jantung dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
II.
Keadaan umum
1. Tingkat kesadaran
Kesadaran pasien ini Compos mentis (Normal)
2. Kesan sakit
Pucat dan konjungtiva anemis
Kompensasi tubuh karena anemia maka terjadi vasokonstriksi untuk memaksimalkan
oksigen ke organ-organ vital.
III.
Antropometri
Berat badan pasien 10,2 kg
Pada anak umur 3 tahun seharusnya 12kg
Pada pasien didapatkan dibawah nilai yang seharusnya kemungkinan karena asupan
yang kurang.
Tinggi badan pasien 85cm
Pada anak umur 3 tahun seharusnya tingginya adalah 89 cm yang kemungkinan
karena asupan yang berkurang.
IV.
Status lokalis
Jantung dan paru
Thorax
: Tidak ada kelainan
Abdomen
buncit
Kenyal dan lembut teraba hepar 4cm dibawah arcus costae kanan dan 3cm
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
Nilai normal
Kasus
Keterangan
Hb
10 - 16 g/dl
11
Meningkat
Hematokrit
33 - 38 %
15
Menurun
Eritrosit
2,8 juta
Menurun
9
Hitung jenis
Leukosit
12.700 /uL
Meningkat
Trombosit
207.000
Normal
Basofil
0-1%
0%
Normal
Eosinofil
1-3%
2%
Normal
Batang
2-7%
1%
Menurun
Segmen
50 - 70%
62 %
Normal
Limfosit
20 - 40%
31 %
Normal
Monosit
2-8%
3%
Normal
MCV
82 - 92 fL
58 fl
Menurun
MCH
27 - 31 pg
24 pg
Menurun
MCHC
32 - 37 %
36%
Normal
RDW
12 - 14 %
15%
Meningkat
Retikulosit
0,5 - 1,5 %
2,6%
Meningkat
Hb F
<2%
62 %
Meningkat
Hb A
> 95 %
15 %
Menurun
Hb E
31%
Meningkat
leukosit
Indeks
eritrosit ratarata
Hb
Elektroforesa
Interpretasi :
Hb dan nilai Ht
menurun
Ht menurun
Trombosit normal
netrofil batang
kecuali sel batang yang sedikit menurun. Hal ini menandakan adanya
menurun
Pemeriksaan Indeks
eritrosit
SADT
misalnya defisiensi besi dan asam folat atau B12 campuran, indeks
eritrosit mungkin saja normal tetapi sediaan apus darah tepi
menunjukkan gambaran dimorfik (dua populasi sel eritrosit besar
dengan hemoglobin cukup dan sel kecil yang hipokrom).
MCV ( Mean Corpuscular Volume ) : adalah volume rata rata sel darah merah
dalam microcubik darah yang dapat dihitung dengan cara :
Hematokrit x 10
Jumlah Eritosit dalam
juta
Pada kasus dijelaskan bahwa hematokrit pasien ini yaitu 15%, dan jumlah eritrosit pasien ini
yaitu 2,8 juta/ul sehingga kadar MCV pada pasien ini dapat dihitung yaitu :
15
10
= 58 fl
2,8
Pengkuran MCV ini bertujuan untuk mengetahui ukuran eritrosit. Pada keadaan normal MCV
mestinya berkisar antara 82 92 fl penurunan MCV pada pasien ini menunjukkan ukuran
eritrosit kecil (mikrositik). Ukuran eritrosit itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu
mikrositik,normositik dan makrositik.3
MCH( Mean Corpuscular Hemoglobin ) : adalah kadar hemoglobin rata rata
dalam microgram yang dapat dihitung dengan cara :
Kadar Hb (gr%)x 10
Jumlah Eritosit dalam
juta
eritrosit pasien ini yaitu 2,8 juta/ul sehingga kadar MCV pada pasien ini dapat dihitung yaitu :
5,1
10
= 24 pg
12
2,8
Pengukuran MCH ini bertujuan untuk mengetahui warna eritrosit. Pada keadaan normal
MCH berkisar antara 27 31 pg penurunan MCH pada pasien ini menunjukkan warna
eritrosit pada pasien ini pucat (hipokrom). Warna eritrosit itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu
Hipokrom dan Normokrom.
MCHC ( Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration ) : adalah rata rata
konsentrasi hemoglobin dalam % yang dapat dihitung dengan cara :
Kadar Hb (gr%)x 100
Hematokrit
Pada kasus dijelaskan bahwa hemoglobin pasien ini yaitu 5,1g/dL, dan jumlah hematokrit
pasien ini yaitu 15 % sehingga kadar MCHC pada pasien ini dapat dihitung yaitu :
5,1
100
= 36 %
15
Kadar MCHC pada pasien ini masih dalam batas normal yaitu 36% dan kisaran normal
MCHC yaitu antara 32 37 %
Dari kedua pemeriksaan ini (MCV dan MCH) menunjukkan pasien ini mengalami
anemia hipokrom mikrositik yang mungkin disebabkan oleh karena kelainan sintesa globin
Hb pada thalassemia yang kemungkinan diderita pasien ini. Kemungkinan yang terjadi pada
anemia mikrositik hipokrom adalah anemia defisiensi besi (gangguan besi), anemia pada
penyakit kronik (gangguan besi), thalasemia (gangguan globin) dan anemia sideroblastik
(gangguan protoporfirin).
RDW (Red cell Distribution Width) atau letak distribusi sel darah merah : adalah
rasio lebar kurva distribusi (histogram) terhadap volume sel darah merah rerata. RDW juga
dihitung dari Coulter counter dan merupakan indeks variasi ukuran sel. Dalam keadaan
normal RDW berkisar 12 14. Inspeksi terhadap kurva distribusi ukuran yang dihasilkan
oleh penghitungan otomatis mungkin mengungkapkan adanya populasi sel darah merah
tertentu yang volume sel nya berlainan. Semakin besar RDW, semakin besar variasi ukuran
13
sel. Variasi ini dapat disebabkan oleh sel yang terlalu besae atau terlalu kecil, campuran
keduanya, atau fragmen sel.4
Pada
pasien
ini
terjadi
hiperaktifitas
eritropoesis
sum-sum
tulang
untuk
mengkompensasi anemia yang terjadi sehingga menyebabkan sel muda (retikulosit) yang
berada di perifer meningkat (retikulositosis). Normalnya retikulosit berada di darah tepi
sekitar 0,5 sampai 1,5 %.
Pada thalassemia B, pembentukan rantai B terbatas sehingga menyebabkan kekurangan HbA.
Keadaan ini hanya dapat dikompensasi sebagian dengan meningkatkan HbA 2 dan HbF.
Sehingga pada hasil elektroforesa Hb terjadi peningkatan HbF dan penurunan HbA pada
pasien ini.
Pemeriksaan SADT
14
Pada pemeriksaan SADT ditemukan sel darah merah dengan ukuran yang lebih kecil
dari normal. Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan MCV pada pasien ini, dimana indeks
eritrosit tersebut menunjukkan adanya kelainan ukuran berupa mikrositer. Keadaan ini
didukung dengan warna eritrosit pada sediaan yang pucat atau hipokrom. Selain itu
didapatkan adanya bentuk(poikilositosis) dan ukuran (anisositosis) sel darah merah yang
bervariasi dan ditemukan adanya sel target. Keadaan ini dapat ditemukan akibat adanya
thalassemia yang mengakibatkan terganggunya sintesi rantai globin yang terdapat pada heme.
Tujuan
pemeriksaan SADT seandainya pasien ini memang benar benar
menderita thalasemia tipe beta maka akan ditemukan adanya ukuran
eritrosit yang kecil (mikrositik) dan juga warna eritrosit ini juga akan
ditemukan warna yang pucat (hipokrom ) kedua keadaan ini juga
Pemeriksaan
elektroforesa
hemoglobin
pemeriksaan
tinggi.
foto pada pemeriksaan ini diharapkan akan terlihat adanya gambaran Hair
tengkorak
hati
jantung
Biopsi hati
1000
seri.
Biopsi
hati
sebaiknya
dikerjakan
untuk
serum
persentase
retikuloendotelial
dan Untuk menilai kadar Fe darah dan transport Fe.
saturasi Pada talasemi, akan terjadi peningkatan dari Fe dan transferin serum
transferin
Biopsi
tulang
(pewarnaan Pada talasemia, karena terjadi hemolisis makan sumsum tulang akan
antropometri
16
17
Tatalaksana:
Medikamentosa
Non Medikamentosa
Konseling keluarga
Asam folat
Edukasi
Vitamin C
Splenektomi
Iron chleating agent
Transplantasi sel induk atau sumsum tulang
A. Medikamentosa:
1. Transfusi Packed Red Cell (PRC)
Terapi transfusi ini diberikan secara teratur untuk mempertahankan kadar Hb
di atas 10 g/dL. Regimen ini menunjukkan keuntungan
klinis yang nyata seperti memungkinkan aktivitas normal
dengan nyaman, mencegah ekspansi sumsum tulang,
mencegah masalah kosmetik progresif yang terkait dengan
perubahan tulang- tulang muka, dan meminimalkan
terjadinya dilatasi jantung serta osteoporosis. Transfusi
dengan PRC dilakukan setiap 4-5 minggu dengan dosis 1520 ml/kg. Terapi ini juga berfungsi mencegah splenomegali
masif yang disebabkan eritropoiesis ekstramedular. Sebelum transfusi sebaiknya
dilakukan uji silang untuk mencegah alloimunisasi dan reaksi transfusi. Reaksi
transfusi yang biasa terjadi berupa demam. Hal ini dapat diminimalkan dengan
penggunaan eritrosit yang direkonstitusi dari darah beku atau penggunaan filter
leukosit, dan dengan pemberian antipiretik sebelum transfusi.
2. Asam folat
Diberikan secara teratur (5mg/hari) jika asupan diet buruk
3. Vitamin C
200 mg/hari meningkatkan eksresi Fe yang disebabkan oleh desferioksamin
4. Pemberian Iron Chelating Drugs
Pemberian transfusi pada pasien thalasemia
dapat menimbulkan suatu komplikasi jangka panjang
18
perkembangannya
Lakukan terapi secara disiplin dan teratur
Berikan motivasi kepada anak agar mau berinteraksi dengan teman sebayanya
untuk
menunjang
pertumbuhan
dan
Prognosis:
1. Ad vitam
: dubia ad malam
Dengan semakin maju teknologi kedokteran, pasien dengan beta-thalassemia
memiliki prognosis yang lebih baik. Namun, talasemi adalah penyakit genetic, maka
tidak dapat disembuhkan, terapi pada pasien ini bertujuan meningkatkan kualitas
hidup pasien, membantu mengatasi gejala klinis yang timbul dan memperpanjang
waktu hidup pasien.
2. Ad fungsionam
: ad malam
pasien ini sudah mengalami gangguan fungsi pada organ hati dan lien berupa
pembesaran. Walau pasien sudah mendapat terapi, namun fungsi organ tidak akan
bekerja sempurna. Ditambah pasien berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan yang memperburuk prognosis, dan talasemia ini komplikasi ke organ
lain seperti jantung jika pasien tidak patuh.
3. Ad sanationam
: ad malam
Pasien ini tidak dapat disembuhkan dari thalasemia nya, terapi hanya mengurangi dan
komplikasi yang lebih berat. saat ini sudah ada transplantasi stem cell, namun walau
tingkat keberhasilanya tinggi, transplantasi ini memakan biaya yang besar. factor
keuangan pasien mempengaruhi prognosis ini.
20
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Thalassemia adalah suatu kelompok anemia hemolitik kongenital herediter yang
diturunkan secara autosomal, disebabkan oleh kekurangan sintesis rantai polipeptid yang
menyusun molekul globin dalam hemoglobin.5
Etiologi
Talasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh yang membuat
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein sel darah merah (SDM) yang membawa oksigen.
Orang dengan talasemia memiliki hemoglobin yang kurang dan SDM yang lebih sedikit dari
orang normal.yang akan menghasilkan suatu keadaan anemia ringan sampai berat.6
21
Ada banyak kombinasi genetik yang mungkin menyebabkan berbagai variasi dari
talasemia. Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Penderita dengan keadaan talasemia sedang sampai berat menerima variasi gen ini
dari kedua orang tuannya. Seseorang yang mewarisi gen talasemia dari salah satu orangtua
dan gen normal dari orangtua yang lain adalah seorang pembawa (carriers). Seorang
pembawa sering tidak punya tanda keluhan selain dari anemia ringan, tetapi mereka dapat
menurunkan varian gen ini kepada anak-anak mereka.7
Klasifikasi
Secara molekuler thalassemia dibedakan atas thalasemia alfa dan beta, sedangkan secara
klinis dibedakan atas thalasemia mayor dan minor .7
Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein rantai alfa globin dan rantai beta globin.
Jika masalah ada pada alfa globin dari hemoglobin, hal ini disebut thalassemia alfa. Jika
masalah ada pada beta globin hal ini disebut thalassemia beta. kedua bentuk alfa dan beta
mempunyai bentuk dari ringan atau berat. Bentuk berat dari Beta thalassemia sering disebut
anemia CooleyS. .7
A. Thalassemia alfa
Empat gen dilibatkan di dalam membuat globin alfa yang merupakan bagian dari
hemoglobin, Dua dari masing-masing orangtua.Thalassemia alfa terjadi dimana satu atau
lebih varian gen ini hilang. 6
-
Orang dengan hanya satu gen mempengaruhi disebut silent carriers dan tidak punya
tanda penyakit.
Orang dengan dua gen mempengaruhi disebut thalassemia trait atau thalassemia
alfa . akan menderita anemia ringan dan kemungkinan menjadi carrier
Orang dengan tiga gen yang yang dipengaruhi akan menderita anemia sedang sampai
anemia berat atau disebut penyakit hemoglobin H.
22
Bayi dengan empat gen dipengaruhi disebut thalassemia alfa mayor atau hydrops
fetalis. Pada umumnya mati sebelum atau tidak lama sesudah kelahiran.
Jika kedua orang menderita alfa thalassemia trait ( carriers) memiliki seorang anak, bayi
bisa mempunyai suatu bentuk alfa thalassemia atau bisa sehat.6
Jika salah satu gen dipengaruhi, seseorang akan menjadi carrier dan menderita anemia
ringan. Kondisi ini disebut thallasemia trait/beta thalassemia minor,
Jika kedua gen dipengaruhi, seseorang akan menderita anemia sedang (thalassemia
beta intermedia atau anemia Cooleys yang ringan) atau anemia yang berat (beta
thalassemia utama, atau anemia Cooleys).
Anemia Cooleys, atau beta thalassemia mayor jarang terjadi. Suatu survei tahun 1993
ditemukan 518 pasien anemia Cooleys di Amerika Serikat. Kebanyakan dari mereka
mempunyai bentuk berat dari penyakit, tetapi mungkin kebanyakan dari mereka tidak
terdiagnosis.
Jika dua orang tua dengan beta thalassemia trait (carriers) mempunyai seorang bayi, salah
23
Bayi bisa menerima dua gen normal (satu dari masing-masing orangtua) dan
mempunyai darah normal ( 25 %).
Bayi bisa menerima satu gen normal dan satu varian gen dari orangtua yang
thalassemia trait ( 50 persen).
Bayi bisa menerima dua gen thalassemia (satu dari masing-masing orangtua) dan
menderita penyakit bentuk sedang sampai berat (25 persen).
Thalassemia Beta mengenai orang asli dari Mediterania atau ancestry (Yunani, Italia,
Ketimuran Pertengahan) dan orang dari Asia dan Afrika Pendaratan.
Alfa thalassemia kebanyakan mengenai orang tenggara Asia, Orang India, Cina, atau
orang Philipina.
Patofisiologi
Diagnosis5
I.
Anamnesis
Keluhan timbul karena anemia: pucat, gangguan nafsu makan, gangguan tumbuh kembang
dan perut membesar karena pembesaran lien dan hati. Pada umumnya keluh kesah ini mulai
timbul pada usia 6 bulan
II.
Pemeriksaan fisis
-
Pucat
III.
Gangguan pertumbuhan
Pemeriksaan penunjang
1. Darah tepi :
-
Retikulosit meningkat.
Gambar 5. Sedimen Darah Tepi dari Penderita Thalassemia Trait dan Orang Normal.9
Bentuk eritrosit (sel darah merah) pada orang normal dengan pewarnaan giemsa
26
3. Pemeriksaan khusus :
-
4. Pemeriksaan lain :
-
Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang
sehingga trabekula tampak jelas.
Diagnosis banding 5
Thalasemia minor :
1. Anemia kurang besi
2. Anemia karena infeksi menahun
3. Anemia pada keracunan timah hitam (Pb)
4. Anemia sideroblastik
Penatalaksanaan 5
Medikamentosa
- Pemberian iron chelating agent (deferoxamine):
Diberikan setelah kadar feritin serum sudah mencapai 1000 mg/l atau saturasi transferin lebih
50%, atau sekitar 10-20 kali transfusi darah. Deferoxamine diberikan dengan dosis 25-50
27
mg/kgBB/hari diberikan subkutan melalui pompa infus dalam waktu 8-12 jam selama 5-7
hari selama seminggu dengan menggunakan pompa portable. Lokasi umumnya di daerah
abdomen, namun daerah deltoid maupun paha lateral menjadi alternatif bagi pasien. Adapun
efek samping dari pemakaian deferoxamine jarang terjadi apabila digunakan pada dosis tepat.
Toksisitas yang mungkin abisa berupa toksisitas retina, pendengaran,gangguan tulang dan
pertumbuhan, reaksi lokal dan infeksi.
Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi, untuk meningkatkan efek
kelasi besi.
Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan dapat memperpanjang umur sel
darah merah
Bedah
28
I. Terapi
Pemeriksaan kadar feritin setiap 1-3 bulan, karena kecenderungan kelebihan besi
sebagai akibat absorbsi besi meningkat dan transfusi darah berulang.
Efek samping kelasi besi yang dipantau: demam, sakit perut, sakit kepala, gatal, sukar
bernapas. Bila hal ini terjadi kelasi besi dihentikan.
II.
Tumbuh Kembang
29
Anemia kronis memberikan dampak pada proses tumbuh kembang, karenanya diperlukan
perhatian dan pemantauan tumbuh kembang penderita.
III. Gangguan jantung, hepar dan endokrin
Anemia kronis dan kelebihan zat besi dapat menimbulkan gangguan fungsi jantung (gagal
jantung), hepar (gagal hepar), gangguan endokrin (diabetes melitus, hipoparatiroid) dan
fraktur patologis.
Komplikasi
-
Anak bisa menderita kelebihan zat besi karena transfuse yang terus-menerus.
Akibatnya terjadi deposit zat besi. Karena zat besi ini juml;ahnya berlebih maka zat
besi ini akhirnya ditempatkan di mana-mana. Misalnya, di kulit akan mengakibatkan
kulit penderita menjadi hitam. Deposit zat besi juga bisa merembet ke jantung, ginjal,
hati, paru, dan alat kelamin sekunder sehingga menggangu fungsi organ. Misalnya,
tak bisa menstruasi pada anak perempuan karena ovariumnya terganggu. Jika
mengenai kelenjar ginjal maka anak akan menderita penyakit diabetes. Tumpukan
besi juga bias terjadi di lever yang akan mengakibatkan kematian.
Osteoporosis
Sirosis hati
Diabetes melitus
Struktur Hemoglobin
30
Thalassemia
Definisi
Thalassemia merupakan kelompok heterogen anemia hemolitik herediter yang diturunkan
dari kedua orangtua kepada anak-anaknya secara autosomal resesif yang secara umum
terdapat penurunan kecepatan sintesis pada satu atau lebih rantai polipeptida hemoglobin.
Secara molekuler thalassemia dibedakan atas thalassemia dan thalassemia . Namun
berdasarkan gejala klinisnya, thalassemia terbagi menjadi thalassemia minor, thalassemia
mayor dan thalassemia intermedia.
Klasifikasi
Secara molekuler thalassemia dibedakan atas thalassemia dan thalassemia . Namun
berdasarkan gejala klinisnya, thalassemia terbagi menjadi thalassemia minor, thalassemia
mayor
dan
thalassemia
intermedia.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa pada bayi yang baru lahir masih terdapat
jumlah HbF(22) yang masih cukup tinggi. Pada usia 20 hari sesudah kelahiran kadar HbF
akan menurun dan setelah 6 bulan kadarnya akan menjadi normal seperti orang dewasa.
Selanjutnya pada masa tersebut akan terjadi konversi HbF menjadi HbA(22) dan HbA2
(22).
Pada kasus thalassemia , akan terjadi mutasi pada kromosom 16 yang menyebabkan
produksi rantai globin (memiliki 4 lokus genetik) menurun yang menyebabkan adanya
kelebihan rantai globin pada orang dewasa dan kelebihan rantai pada newborn. Derajat
thalassemia berhubungan dengan jumlah lokus yang termutasi (semakin banyak lokus yang
termutasi, derajat thalassemia semakin tinggi)
Silent carrier thalassemia :
Salah satu dari empat gen absent (/o). Tiga loki globin cukup memungkinkan
produksi Hb normal. Secara hematologis sehat, kadang-kadang indeks RBC rendah. Tidak
ada anemia dan hypochromia pada orang ini. Diagnosis tidak dapat ditentukan dengan
elektroforesis. Etnis populasi African American. CBC (Complete blood count) salah satu
orangtua menunjukkan hypochromia dan microcytosis.
thalassemia trait :
Delesi pd 2 gen (/oo) atau (o/o). Dua loki globin memungkinkan erythropoiesis
hampir normal, tetapi ada anemia hypochromic microcytic ringan dan indeks RBC rendah.
thalassemia intermedia (Hb H disease)
Delesi 3 gen globin (o/oo). 2 Hb yagn tidak stabil ada dlm drh : HbH (tetramer rantai ) &
Hb Barts (tetramer rantai ). Kedua Hb yang tidak stabil ini memp afinitas yang thd O2 drpd
Hb normal pengiriman O2 yg rendah ke jaringan. Ada anemia hypochromic microcytic dg
sel-sel target dan Heinz bodies (precipited HbH) pd preparat apus drh tepi, juga
splenomegali. Kelainan ini nampak pd masa anak-anak atau pd awal kehidupan dewasa
ketika anemia dan splenomegali terlihat
32
Delesi sempurna 4 gen (oo/oo). Fetus tdk dpt hidup segera sesdh keluar dr uterus dan
kehamilan mungkin tdk bertahan lama. Sebag besar bayi dmk mati pd saat lahir dg hydrops
fetalis,dan bayi yg lahir hidup akan segera mati stlh lahir, kecuali transfusi darah intrauterine
diberikan. Mereka edema dan memp sedikit Hb yg bersirkulasi, dan Hb yg ada semua
tetramer rantai (Hb Barts).
Thalassemia Beta (-thalassemia)
Thalassemia terkadi karena mutasi pd gen HBB pd khromosom 11. Thalassemia ini
diturunkan scr autosom resesif. Derajat penyakit tgt pd sifat dasar mutasi. Mutasi
diklasifikasikan sbg (o) jika mereka mencegah pembtkan rantai , mereka dikatakan sbg
(+)
jika
mereka
memungkinkan
formasi
bbrp
rantai
terjadi.
Terdapat rantai relatif berlebihan, ttp ini tdk membtk tetramer. Mereka berikatan dg
membran sel drh merah, yg menyebabkan kerusakan membran, dan pd konsentrasi tinggi
mereka membtk agregat toksik.
Silent carrier thalassemia :
mutasi tidak ada gejala, kecuali kemungkinan indeks RBC rendah. Mutasi thalassemia
sangat ringan (+ thalassemia),
thalassemia trait/minor :
produksi rantai berkisar dari 0 tingkat defisiensi yang bervariasi. Anemia ringan, indeks
RBC abnormal & Hb elektroforesis abnormal (HbA2 &/ HbF ). Hipochromia & microcytosis,
target cells and faint basophilic stippling. Pada sebagian besar kasus asimtomatik, dan banyak
penderita tidak menyadari kelainan ini. Deteksi biasanya dengan mengukur ukuran RBC
(MCV : mean corpuscular volume) dan memperhatikan volume rata-rata yang agak
daripada normal.
Thalassemia intermedia (heterozygous) :
suatu kondisi tengah antara bentuk major dan minor. Penderita dapat hidup normal, tetapi
mungkin memerlukan transfusi sekali-sekali, misal pada saat sakit atau hamil, tergantung
pada derajad anemianya.
thalassemia associated with chain structural variants :
33
BAB V
34
KESIMPULAN
Seorang anak laki laki, 3 tahun didiagnosa thalassemia mayor yaitu suatu penyakit
herediter autosom resesif. Talasemia ini terjadi pada 1 dari 4 anak bila kedua orangtuanya
merupakan carrier talasemia. Tidak ada rantai atau sedikit rantai yang disintesis.
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu tranfusi PRC dengan monitor, transplantasi
sumsum tulang/sel induk. Jika ada hipersplenisme yang menyebabkan pansitopenia maka
dirujuk ke ahli bedah untuk dilakukan splenektomi. Selain itu, orangtua pasien harus
diedukasi untuk memperbaiki keadaan gizi pasien dimana anak ini mengalami gizi kurang.
Konsul keluarga juga sangat diperlukan pada kasus ini untuk mencegah anak yang
berikutnya terkena talasemia jika ingin mempunyai anak lagi.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
35
1.
Permono,
B.,Sutaryo.,Ugrasena,
IDG.,Windiastuti
,E.,
Abdulsalam,M.
Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Diagnosis fisis pada anak. 2nd ed.
Jakarta: CV Sagung Seto; 2003. p. 4-17; 100-7.
3.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Kolopaking MS, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2010. p.1392-5.
4.
Honig GR. Kelainan hemoglobin. In: Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editors.
Ilmu kesehatan anak Nelson. Jakarta: EGC; 2000.
5.
6.
7.
8.
9.
36