Anda di halaman 1dari 5

M. Mujib Ansor, SH.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,


Berdasarkan QS. Al-Baqarah: 185 al-Quran berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia (

) atau petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (( ) QS. Al-Baqarah: 2).


Ibnu Katsir berkomentar, Yang demikian itu merupakan pujian bagi al-Quran yang diturunkan
sebagai petunjuk bagi hati para hamba-Nya yang beriman, membenarkan dan mengikutinya.
Dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
batil). (QS. Al-Baqarah: 185)
Kata Ibnu Katsir, yaitu sebagai dalil dan hujjah yang nyata dan jelas bagi orang yang memahami
dan memperhatikannya. Hal ini menunjukkan kebenaran ajaran yang dibawanya, berupa
petunjuk yang menentang kesesatan, dan bimbingan yang melawan penyimpangan, serta
pembeda antara yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz I,
hal.
347)

Dalam QS. Al-Isra: 9 Allah I berfirman:


Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Sebagai huda/petunjuk, maka tidak bisa tidak, al-Quran harus dibaca dan dikaji oleh umat
Islam. Al-Quran diturunkan untuk dibaca oleh setiap muslim, direnungkan dan dipahami
maknanya, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah
baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafaat baginya pada hari kiamat.
Berkaitan dengan hal ini, para ulama telah memberikan tuntunan kepada kita tentang sikap kita
terhadap al-Quran. Apa yang harus kita lakukan?!
Pertama: Membaca al-Quran
Kewajiban dasar terhadap al-Quran bagi setiap muslim adalah membacanya. Membaca adalah
ibadah utama. Banyak hadits yang menjelaskan hal ini. Apalagi di bulan Ramadhan. Setiap
muslim yang mengharap rahmat Allah dan takut akan siksa-Nya sangat ditekankan untuk
memperbanyak membaca al-Quran, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya.
Karena al-Quran adalah sebaik-baik kitab, yang diturunkan kepada Rasul termulia, untuk umat

terbaik yang pernah dilahirkan kepada umat manusia, dengan syariat yang paling utama, paling
mudah, paling luhur dan paling sempurna.
Rasulullah r bersabda:

( )

Bacalah al-Quran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi
syafaat kepada orang-orang yang membacanya. (HR. Muslim, dari Abu Umamah t)
), , , , ,
( ,
Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah (al-Quran) maka baginya satu kebaikan,
sedangkan satu kebaikan itu bernilai sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu
satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. at-Turmudzi, dan ia
mengatakan hadits hasan shahih)
( )
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. (HR.
Bukhori)
Kedua: Memahami dan Menghayati ayat-ayatnya
Allah befirman:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran? (QS. An-Nisa: 82)
Amru bin Murrah t berkata, Aku tidak suka kalau melewati sebuah perumpamaan (matsal)
dalam al-Quran lalu aku tidak dapat memahaminya. Karena Allah berfirman:

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS. Al-Ankabut: 43)
Ibnu Umar t jika membaca QS. Al-Hadid ayat 16, maka beliau menangis sejadi-jadinya.
Ibnul Qoyyim j berkata, Apabila anda ingin mengambil pelajaran dari al-Quran, maka
hendaklah anda memusatkan hati dan pikiran anda pada saat membaca dan mendengarkannya,
dan pasanglah pendengaran anda dengan baik. Allah berfirman:

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang
yang mempunyai hati atau menggunakan pendengarannya, sedangkan ia menyaksikan. (QS.
Qaf: 37)
Lanjut Ibnul Qoyyim, Tidak ada sesuatu yang lebih berguna bagi hati daripada membaca alQuran dengan pemahaman dan penghayatan.
Ketiga: Mengamalkannya
Inilah maksud diturunkannya al-Quran, yaitu untuk diikuti petunjuknya, ditaati perintahnya,
ditegakkan hukumnya, dan diamalkan dalam perbuatan nyata. Allah I berfirman:

Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, sebelum datang
azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedangkan kamu tidak menyadarinya. (QS. Az-Zumar: 55)

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu mengikuti
pemimpin selainnya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran darinya. (QS. Al-Araf: 3)
Ini adalah dalil tentang wajibnya mengikuti al-Quran serta mengamalkannya, mengalahkan
yang lain. Tidak seperti fahamkebatinan maupun liberal, yang menakwilkan al-Quran
(menyelengkan makna dari yang sebenarnya) karena mengikuti hawa nafsunya.
Keempat: Sabar dalam mengamalkan kandungan al-Quran
Seperti menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangannya, melaksanakan kewajiban jasad
dan harta, menundukkan nafsu agar tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Semua itu tidak akan terwujud kecuali jika disertai kesabaran dan mujahadah (bersungguhsungguh) tentu saja setelah mendapat taufik dari Allah I- serta selalu membayangkan lezatnya
balasan kesabaran tersebut yang akan ia peroleh. Allah I berfirman:

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas. (QS. Az-Zumar: 10)
Imam Ahmad bin Hambal menegaskan, Sabar di dalam al-Quran disebutkan sebanyak 90 kali.
Bersabar itu wajib menurut ijma ulama. Ia juga merupakan bagian (separoh) dari iman. Karena
iman itu mempunyai dua bagian, sebagian adalah sabar dan sebagian lagi adalah syukur.
Kesyukuran disebutkan 16 kali dalam al-Quran.
Kelima: Berdakwah untuk menjadikannya sebagai aturan kehidupan

Yaitu berdakwah untuk memberlakukan hukum-hukum al-Quran di dalam seluruh bidang


kehidupan, mengamalkan ajarannya dan berperilaku/berakhlak dengan akhlak al-Quran. Allah I
berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (QS. AtTahrim: 6)
Rasulullah r bersabda:
( )
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. (HR.
Bukhari)
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca al-Quran dan mengamalkan isi kandungannya,
tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akherat, dengan firman-Nya:

Maka siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS.
Thaha: 123)
Dan Allah mengancam orang yang berpaling dari al-Quran:

Barangsiapa berpaling dari al-Quran maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar
di hari kiamat. (QS. Thaha: 100)
Menurut Ibnul Qoyyim bahwa perilaku meninggalkan (berpaling) dari al-Quran itu bermacammacam bentuknya, antara lain:
1. Tidak mau (enggan) mendengarkannya
2. tidak mengamalkan kandungannya
3. Tidak bertahkim atau menjadikannya sebagai landasan hukum dalam memutuskan setiap
perkara
4. Tidak bertafakkur, memahami, dan mengetahui apa yang dikehendaki Allah
5. Tidak menjadikannya sebagai obat penyembuh bagi berbagai macam penyakit hati.
Itu contoh kategori berpaling dari al-Quran. Padahal Allah mengingatkan:

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan


yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS.
Thaha: 124)
Dengan demikian, maka marilah kita semua beriltizam untuk menjadikan al-Quran benar-benar
sebagai petunjuk dan pedoman hidup kita. Semoga Allah membimbing kita ke jalan-Nya yang
lurus. Aamiin.[*]
Sumber Rujukan:
1. Tafsir Ibnu Katsir
2. Al-Quran sebagai Pedoman Hidup: Muhammad al-Kholaf
3. Sirah Nabawiyah, Syaikh al-Mubarakfuri
4. 10 Kekasih Allah: Ibnul Qayyim
=====================================================================
=======

Anda mungkin juga menyukai