Anda di halaman 1dari 27

PRESENTASI KASUS

LUKA BAKAR GRADE IIa

Disusun Oleh:
Rendi Muflih, S.Ked
110.2011.227
Pembimbing:
dr. H. Supriyono, Sp.B
DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI SALAH SATU
PERSYARATAN TUGAS KEPANITERAAN DI BAGIAN
ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON
2015

BAB I
LAPORAN KASUS
I.

Identifikasi
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Status Pernikahan
Agama
Alamat
Tanggal Masuk RS
No. CM

II.

Tn. R
Laki-laki
46 tahun
SMP
BURUH
Menikah
Islam
Jl. Kedung Baya, Kalimbang
5 Juni 2015
45.05.xx

Anamnesa
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 9 Juni 2015 pukul 07.05 WIB di Ruang
Bangsal Bougenville RSUD Cilegon.
Keluhan Utama

: Nyeri pada daerah luka bakar di bagian tangan kanan, perut, dan

kaki kanan.

Keluahan Tambahan

: Demam disertai pusing dan mual dari kemarin.

III.Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RSUD Cilegon pada hari Jumat tanggal 5 juni
2015 jam 21.00 WIB dengan luka bakar pada bagian tangan kanan, perut, kemaluan
dan kaki kanan akibat terkena sengatan listrik saat sedang merenovasi masjid di
daerah sekitar rumahnya. Pasien mengaku masih sadar saat sehabis tersengat listrik.
Setelah di rawat inap sampai sekarang Pasien merasakan kembung, mual dan
muntah. Pasien mengeluhkan penurunan nafsu makan.

IV.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mempunyai riwayat gastritis dari 3 bulan yang lalu.. Riwayat hipertensi,
kencing manis, sakit jantung, sakit ginjal, asma, alergi, batuk dalam jangka waktu
yang lama disangkal. Riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu disangkal.

V.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga Pasien koperatif saat pasien akan dilakukan tindakan di UGD sampai saat di
rawat inap dari lima hari yang lalu, selalu memantau perkembangan pasien dari hari
ke hari.

VI.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 9 Juni 2015 pukul 07.05 WIB.
A. Keadaan Umum

: Sedang

B. Kesadaran

: Composmentis GCS E4 M6 V5 : 15

C. Vital sign

: Tekanan darah

: 90/60 mmHg

Nadi

: 76 x/menit

Respirasi

: 20 x/menit

Suhu

: 36,90 C

D. Status Generalis :
1. Kepala : Simetris, normocephal, rambut tidak mudah dicabut.
2. Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3

mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)


3. Hidung : Discharge (-), deviasi septum nasi (-)
4. Telinga : Simetris kanan kiri, serumen (-)
5. Mulut

: Sianosis (-), lidah kotor (-)

6. Leher

Inspeksi

: Trakea di tengah

Palpasi

: Pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe (-)

7. Thorak
a.

Jantung
Inspeksi

: Ictus Cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus Cordis teraba ICS V LMC sinistra

Perkusi

: Batas kanan atas ICS II LPS dextra


Batas kanan bawah ICS IV LPS dextra

Batas kiri atas ICS II LPS sinistra


Batas kiri bawah ICS V LMC sinistra
Auskultasi : S1 > S2 di apeks reguler, bising (-), gallop (-)
b.

Paru-paru
Inspeksi

: Simetris, ketinggalan gerak (-), tidak ada benjolan

Palpasi

: Vokal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-)

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru


Batas paru-hepar ICS VI dextra

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)


8. Abdomen
Inspeksi

: Datar

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (-), massa (-)

Perkusi

: Tympani di seluruh lapang abdomen, asites (-)

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

9. Ekstremitas
Superior

: Edema (-/-), reflex fisiologis (+/+)

Inferior

: Edema (-/-), reflex fisiologis (+/+)

E. Status Lokalis Regio Ekstrimitas Superior


Inspeksi

: Tampak Luka bakar di daerah antebrachialis sampai ke


dorsum manus warna merah muda - kemerahan

Palpasi

: Nyeri pada daerah luka, lembab pada daerah luka

F. Status Lokalis Regio Thorax dan Abdomen


Inspeksi

: Tampak Luka bakar di daerah pectoralis sinistra dan


dekstra, epigastrium sampai ke unbilikal dan region lumbal
dekstra warna merah muda - kemerahan

Palpasi

: Nyeri pada daerah luka, lembab pada daerah luka

G. Status Lokalis Regio Ekstrimitas Inferior

Inspeksi

: Tampak Luka bakar di daerah Trigonum femorale, femoralis


anterior sampai ke crurallis anterior, warna merah muda kemerahan

Palpasi

: nyeri pada daerah luka, lembab pada daerah luka.

Status lokalis
Kepala dan leher

:0%

Abdomen (perineum)

: 1%

Esktremitas atas kanan

:9%

Ekstremitas atas kiri

:0%

Ekstremitas bawah kanan :18 %


Ekstremitas bawah kiri

:0%

Genitalia

:1%+

Total

: 29 %

luka tampak
merah muda,
basah, tampak
epitelisasi dan
regenerasi

BELAKANG

VII.

Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium tanggal : 8 Juni 2015

Hb

Ht

Leukosit

: 14.300 /ul

Trombosit

: 143.000/ul

Albumin

: 3,1 g/dl

Natrium

: 135,9 mmol/l

Kalium

: 3,82 mmol/l

Clorida

: 96,7 mmol/l

Masa pendarahan

: 2

Masa pembekuan

: 8

Golongan darah

Glukosa darah sewaktu : 129 mg/dl

Ureum

: 17 mg/dl

Kreatinin

: 0,8

HbsAg

: negatif

Anti HIV

: non reaktif

: 12,6 g/dl
: 38,6 %

: B/Rh(+)

VIII. Resume
Anamnesis
Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RSUD Cilegon pada hari Jumat tanggal 5 juni
2015 jam 21.00 WIB dengan luka bakar pada bagian tangan kanan, perut, kemaluan
dan kaki kanan akibat terkena sengatan listrik saat sedang merenovasi masjid di
daerah sekitar rumahnya. Pasien mengaku masih sadar saat sehabis tersengat listrik.
Setelah di rawat inap sampai sekarang Pasien merasakan demam disertai pusing,
mual dan muntah. Pasien mengeluhkan penurunan nafsu makan.
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran

: Composmentis

Tekanan Darah : 90/60 mmHg


Frekuensi Nadi : 76 x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 20 x/menit, reguler
Suhu

: 36,9C

BB

: 50 kg

Status Generalis : dalam batas normal


Pemeriksaan Laboratorium

IX.

Penurunan Hb

: 12,6 g/dl

Peningkatan Leukosit

: 14.300 /ul

Penurunan Trombosit

: 143.000/ul

Diagnosis Kerja
Luka Bakar grade II 46% ec. Listrik

X.

Diagnosis Banding

XI.

Usulan Pemeriksaan

EKG

GDS

XII.

Penatalaksanaan
Pada pasien dengan luka bakar grade II 46% dapat dilakukan terapi berikut:
1. Pertolongan Pertama
a. Hentikan Proses luka bakar
b. Dinginkan luka bakar (irigasi dengan air 15 C selama 20 menit)
c. Analgesik
d. Tutup Luka bakar
2. Tata laksana lanjutan Luka bakar derajat II
a. Bila terdapat bula intak, biarkan karena membantu penyembuhan luka.
b. Bila bula sudah terbuka, buang semua kulit mati
c. Berikan antibiotic topical, biasanya krim neomicyn basitrasin dua kali sehari
d. Derajat II superfisial biasanya sembuh dalam 10-14 hari.

XIII. Prognosis
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: ad bonam

Quo ad sanationam

: ad bonam

Laporan Operasi
Laporan operasi tidak ada, karena pasien memilih untuk menjalani rawat jalan dan
tidak melewati operasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Hemorhoid adalah pelebaran pleksus hemorrhoidalis yang tidak merupakan keadaan
patologik. Hanya jika hemorhoid ini menimbulkan keluhan atau penyulit sehingga
diperlukan tindakan.7
Kata hemorrhoid berasal dari kata haemorrhoides (Yunani) yang berarti aliran darah
(haem = darah, rhoos = aliran) jadi dapat diartikan sebagai darah yang mengalir keluar.7
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang memegang peranan
kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, dan
obesitas.7
II. ANATOMI
Canalis ani panjangnya sekitar 4 cm dan berjalan ke bawah dan belakang dari
ampulla recti ke anus. Kecuali

defekasi, dinding lateralnya

tetap teraposisi oleh

m.levator ani dan sphincter ani.1


Canalis ani dibatasi pada bagian posterior oleh corpus anococcygeale, yang
merupakan massa jaringan fibrosa yang terletak antara canalis ani dan os coccygis. Di
lateral di batasi oleh fossa ischiorectalis yang terisi lemak. Pada pria, di anterior dibatasi
oleh corpus perineale, diafragma urogenitalis, urethra pars membranacea, dan bulbus
penis. Pada wanita, di anterior dibatasi oleh corpus perineale, diafragma urogenitalis dan
bagian bawah vagina.1
Bantalan hemoroid adalah jaringan normal dalam saluran anus dan rectum distal
Untuk fungsi kehidupan bersosial yang normal dapat berfungsi sebagai Fungsi kontinens
yaitu menahan pasase abnormal gas, feses cair dan feses padat Fungsi lainnya adalah
efektif sebagai katup kenyal yang watertight1
Bantalan vaskuler arterio-venous, matriks jar. ikat dan otot polos. Bantalan hemoroid
normal terfiksasi pada jaringan fibroelastik dan otot polos dibawahnya. Hemoroid interna
dan eksterna saling berhubungan, terpisah linea dentate1
Jaringan hemorrhoid mengandung struktur arterio-venous fistula yang dindingnya
tidak mengandung otot, jadi pembuluh darah tersebut adalah sinusoid, bukan vena.

Gambar 1 : Bantalan hemorrhoid (dari www.hemorrhoid.net)

Mukosa paruh atas canalis ani berasal dari ektoderm usus belakang (hind gut).
Gambaran anatomi yang penting adalah :
1. Dibatasi oleh epitel selapis thoraks.
2. Mempuyai lipatan vertikal yang dinamakan collum analis yang dihubungkan satu
sama lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris yang dinamakan valvula
analis (sisa membran proctedeum.
3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf otonom pleksus
hypogastricus. Mukosanya hanya peka terhadap regangan.
4. Arteri yang memasok adalah arteri yang memasok usus belakang, yaitu arteri rectalis
superior, suatu cabang dari arteri mesenterica inferior. Aliran darah vena terutama
oleh vena rectalis superior, suatu cabang v. Mesenterica inerior.
5. Aliran cairan limfe terutama ke atas sepanjang arteri rectalis superior menuju nodi
lympatici para rectalis dan akhirnya ke nodi lympatici mesenterica inferior.
Mukosa paruh bawah canalis ani berasal dari ektoderm proctodeum dengan struktur
sebagai berikut :
1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang lambat laun bergabung pada anus dengan
epidermis perianal.
2. Tidak mempunyai collum analis

3. Persarafan berasal dari saraf somatis n. rectalis inferior sehingga peka terhadap nyeri,
suhu, raba, dan tekan.
4. Arteri yang memasok adalah a. rectalis inferior, suatu cabang a. pudenda interna.
Aliran vena oleh v. rectalis inferior, muara dari v. pudenda interna, yang mengalirkan
darah vena ke v. iliaca interna.
5. Aliran cairan limfe ke bawah menuju nodi lympatici inguinalis superficialis medialis.
Selubung otot sangat berkembang seperti pada bagian saluran cerna, dibagi menjadi
lapisan otot lar logitudinal dan lapisan dalam sirkular. Lapisan sirkular pada ujung atas
canalis ani menebal membentuk spincter ani internus involunter. Sphincter internus
diliputi oleh lapisan otot bercorak yang membentuk sphincter ani ekstenus volunter.1

Gambar 2 : Skema Penampang Memanjang Anus (dari www.hemorrhoid.net)


Pada perbatasan antara rectum dan canalis ani, penggabungan spincter ani internus
dengan pars profunda sphincter ani eksternus dan m. Puborectalis memebentuk cincin
yang nyata yan teraba pada pemeriksaaan rectum, dinamakan cincin anorectal.

Gambar 3 : Anal Kanal

Secara skematis, gambaran anatomis dapat terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Anal Kanal


III. EPIDEMIOLOGI
Baik hemoroid interna maupun eksterna sangat sering terjadi dan terdapat pada
sekitar 35% penduduk baik pria maupun wanita yang berusia lebih dari 25 tahun.

Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang
sangat tidak nyaman. 8
Kurang lebih 75 % manusia dewasa mengalami hemoroid namun tidak semua
penderita bergejala dan memerlukan pengobatan. Hanya sebagian kecil saja yang
memerlukan pertolongan medis, yakni mereka yang mengeluhkan pendarahan, adanya
tonjolan yang sakit, perih atau gatal-gatal. 8

IV. ETIOLOGI
a. Konstipasi kronis
Konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air
besar sehingga terkadang harus mengejan dikarenakan feses yang mengeras, berbau
lebih busuk dan berwarna lebih gelap dari biasanya dan frekuensi BAB lebih dari 3
kali sehari. Pada obstipasi atau konstipasi kronis dibutuhkan waktu mengejan yang
lama. Hal ini mengakibatkan peregangan muskulus sphincter ani terjadi berulang
kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya
bertambah buruk.
b. Posisi defekasi
BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama akan meningkatkan tekanan vena yang
akhirnya akan mengakibatkan terjadinya pelebaran vena. 5
c. Riwayat Keluarga
Tidak dibuktikan secara langsung, namun diduga berhubungan pada kebiasaan diet
dan buang air sesuai lingkungan dan adat-istiadat setempat.
d. Diet
Diet rendah serat sangat berhubungan dengan kejadian timbulnya hemoroid.
e. Kehamilan

Kehamilan dapat menimbulkan statis vena di daerah pelvis, meskipun etiologinya


belum diketahui secara pasti. Adapula yang menyebutkan bahwa hemoroid pada
wanita hamil disebabkan adanya perubahan hormonal selama kehamilan berlangsung.
Pada wanita hamil terjadi dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena adanya
sekresi hormon relaksin.
f. Obesitas
Seseorang yang memiliki BMI > 30 maka akan memiliki resiko 1,09 kali terkena
hemoroid walaupun hubungannya tidak signifikan.
g. Usia
Pada usia tua terjadi degenerasi jaringan-jaringan tubuh, otot sphincter juga menjadi
tipis dan atonis. Karena Sphincter lemah, maka bisa timbul prolaps.
h. Pekerjaan dan olahraga
Orang yang harus berdiri atau duduk terlalu lama dan juga bagi orang-orang yang
harus bekerja mengangkat barang berat atau berolahraga dengan mengandalkan
kekuatan fisik dan angkat beban terlalu berat juga menjadi faktor predisposisi
terjadinya hemoroid.

V. PATOFISIOLOGI
Kebiasaan mengedan lama dan berlangsung kronik merupakan salah satu risiko untuk
terjadinya hemorrhoid. Peninggian tekanan saluran anus sewaktu beristirahat akan
menurunkan venous return sehingga vena membesar dan merusak jar. ikat penunjang
Kejadian hemorrhoid diduga berhubungan dengan faktor endokrin dan usia.
Hubungan terjadinya hemorrhoid dengan seringnya seseorang mengalami konstipasi,
feses yang keras, multipara, riwayat hipertensi dan kondisi yang menyebabkan venavena dilatasi

hubungannya dengan kejadian hemmorhoid masih belum jelas

hubungannya.
Hemorhoid interna yang merupakan pelebaran cabang-cabang v. rectalis superior (v.
hemoroidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang vena yang terletak pada colllum analis

posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat saat paien dalam posisi litotomi mudah sekali menjadi
varises. Penyebab hemoroid interna diduga kelemahan kongenital dinding vena karena
sering ditemukan pada anggota keluarga yang sama. Vena rectalis superior merupakan
bagian paling bergantung pada sirkulasi portal dan tidak berkatup. Jadi berat kolom darah
vena paling besar pada vena yang terletak pada paruh atas canalis ani. Disini jaringan
ikat longgar submukosa sedikit memberi penyokong pada dinding vena. Selanjutnya
aliran balik darah vena dihambat oleh kontraksi lapisan otot dinding rectum selama
defekasi. Konstipasi kronik yang dikaitkan dengan mengedan yang lama merupakan
faktor predisposisi. Hemoroid kehamilan sering terjadi akibat penekanan vena rectalis
superior oleh uterus gravid. Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat menyebabkan
hemoroid. Kemungkinan kanker rectum juga menghambat vena rectalis superior.
Hemoroid eksterna adalah pelebaran cabang-cabang vena rectalis (hemorroidalis)
inferior waktu vena ini berjalan ke lateral dari pinggir anus. Hemorroid ini diliputi kulit
dan sering dikaitkan dengan hemorroid interna yang sudah ada. Keadaan klinik yang
lebih penting adalah ruptura cabang-cabang v. rectalis inferior sebagai akibat batuk atau
mengedan, disertai adanya bekuan darah kecil pada jaringan submukosa dekat anus.
Pembengkakan kecil berwarna biru ini dinamakan hematoma perianal.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan secara longgar
dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum sebelah bawah
dan anus. Pleksus hemoroid intern mengalirkan darah ke v. hemoroid superior dan
selanjutnya ke vena porta. Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran
sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke daerah v. Iliaka.
VI. TIPE HEMOROID
Hemoroid dibedakan atas hemorrhoid interna dan eksterna.
1. Haemorhoid eksterna. 8
Haemorhoid eksterna berlokasi di distal dari linea dentata dan diliputi dengan
anoderm. Karena anoderm dipersarafi oleh banyak persyarafan maka trombosis dari
hemoroid eksterna dapat menyebabkan rasa sakit yang amat sangat. Dengan alasan
inilah maka jangan ligasi haemoroid eksterna tanpa anestesi yang adekuat. Skin tag
perianal yaitu kumpulan kulit yang fibrotik sering ditemukan sebagai sisa dari
trombosis haemoroid eksterna terlihat tonjolan kecil. Terasa nyeri jika dipegang dan
warnanya kebiruan. Hemorhoid eksterna dan skin tag menyebabkan gatal dan susah
bersih jika BAB besar ukurannya.

Terapi pada hemorhoid eksterna dan skintag hanya dianjurkan jika ada keluhan
simptomatik.

2. Haemorhoid interna. 8
Lokasi dari hemorhoid interna ialah di proksimal dari linea dentata dan diliputi oleh
mukosa anorectal yang insensate. Hemorhoid interna sering mengalami prolapse atau
perdarahan akan tetapi jarang mengakibatkan nyeri kecuali ada trombosis hebat,
nekrosis prolaps hebat inkarserasi atau strangulasi.

Gambar 6 : Derajat Pada Hemorrhoid Interna. Klasifikasi Tingkat Penyakit Hemoroid


(IH=Internal Hemoroid, EH=External Hemoroid, AC=Anal Canal, AT=Anchoring
Tisue, PL=Pecten Ligamen). Hemoroid Tingkat III dan IV, Pleksus Hemoroid berada
diluar anal kanal.

Tabel I
Klasifikasi Hemorrhoid Interna5
Classification

Treatment Options

1st Degree No rectal prolapse

2nd

Degree

Rectal

prolapse

Diet

Local & general drugs

Sclerotherapy

Infrared coagulation

Sclerotherapy

Infrared coagulation

Banding [recurring banding may

is

spontaneously reducible

require Procedure for Prolapse and


Hemorrhoids (PPH)]
3rd Degree Rectal prolapse is manually
reducible

Banding

Hemorrhoidectomy

Procedure

for

Prolapse

and

Prolapse

and

Hemorrhoids (PPH)
4th Degree Rectal prolapse irreducible

Hemorrhoidectomy

Procedure

for

Hemorrhoids (PPH)
Dikutip dari : ethicon-endo surgery , www.pph.com 2007
VII. GEJALA KLINIS
Banyak kasus anorectal, termasuk fissura, fistulae, abses, atau iritasi dan gatal (pruritus
ani), memiliki gejala yang minimal dan akan menimbulkan kearah diagnosa hemorrhoid
yang keliru. Hemorrhoids biasanya tidak berbahaya.Tetapi pada kenyataanya pasien

dapat megalami perdarahan yang terus menerus sehingga dapat menimbulkan anemia
bahkan kematian.
A. Hemorrhoid Eksterna
Pada fase akut, hemorrhoid eksterna dapat menyebabkan nyeri, biasanya
berhubungan dengan adanya udem dan terjadi saat mobilisasi. Hal ini muncul sebagai
akibat dari trombosis dari v.hemorrhoid dan terjadinya perdarahan ke jaringan
sekitarnya. Beberapa hari setelah timbul nyeri, kulit dapat mengalami nekrosis dan
berkembang menjadi ulkus., akibatnya dapat timbul perdarahan.
Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami thrombus tadi dapat
mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit berlebih yang dikenal sebagai skin
tag. Akibatnya dapat timbul rasa mengganjal, gatal dan iritasi.
B. Hemorrhoid Interna
Gejala yang biasa adalah protrusio, pendarahan, nyeri tumpul dan pruritus.
Trombosis atau prolapsus akut yang disertai edema atau ulserasi luar biasa nyerinya.
Hemoroid interna bersifat asimtomatik, kecuali bila prolaps dan menjadi stangulata.
Tanda satu-satunya yang disebabkan oleh hemoroid interna adalah pendarahan darah
segar tanpa nyeri perrektum selama atau setelah defekasi. Gejala yang muncul pada
hemorrhoid interna dapat berupa :
1. Perdarahan
Merupakan gejala yang paling sering muncul; dan biasanya merupakan awal dari
penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan biasanya tampak setelah defekasi
apalagi jika fesesnya keras. Selanjutnya perdarahan dapat berlangsung lebih
hebat, hal ini disebabkan karena vascular cushion prolaps dan mengalami
kongesti oleh spincter ani.
2. Prolaps
Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat masuk kembali
secara spontan ataupun harus dimasukan kembali oleh tangan.
3. Nyeri dan rasa tidak nyaman
Nyeri biasanya ditimbulkan oleh komplikasi yang terjadi (seperti fisura, abses dll)
hemorrhoid interna sendiri biasanya sedikit saja yangmenimbulkan nyeri.Kondisi
ini dapat pula terjadi karena terjepitnya tonjolan hemorrhoid yang terjepit oleh
spincter ani (strangulasi).
4. Keluarnya Sekret
Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, secret yang menjadi lembab
sehingga rawan untuk terjadinya infeksi ditimbulkan akan menganggu
kenyamanan penderita dan menjadikan suasana di daerah anus.
VIII. DIAGNOSA

1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Dilihat kulit di sekitar perineum

dan dilihat secara teliti adakah

jaringan/tonjolan yang muncul.


b. Palpasi
Diraba akan memberikan gambaran yang berat dan lokasi nyeri dalam anal
kanal. Dinilai juga tonus dari spicter ani. Bisanya hemorrhoid sulit untuk diraba,
kecuali

jika

ukurannya

besar.

Pemeriksaan

colok

dubur

diperlukan

menyingkirkan adanya karsinoma rectum. Jika sering terjadi prolaps, maka


selaput lendir akan menebal, bila sudah terjadi jejas akan timbul nyeri yang
hebat pada perabaan.
2. Anoskopi
Pada anoskopi dicari bentuk dan lokasi hemorrhoid, dengan memasukan alat untuk
membuka lapang pandang. Telusuri dari dalam keluar di seluruh lingkaran anus.
Tentukan ukuran, warna dan lokasinya.
3. Proktosigmoidoskopi
Dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang
atau keganasan di tingkat yang lebih tinggi, karena hemorrhoid merupakan keadaan
yang fisiologis saja ataukan ada tanda yang menyertai
4. Pemeriksaan Feses
Dilakukan untuk mengetahui adanya darah samar.

IX. DIAGNOSA BANDING


Menurut Kaidar-Person dkk (2007) selama evaluasi awal pasien, kemungkinan penyebab
lain dari gejala-gejala seperti perdarahan rektal, gatal pada anus, rasa tak nyaman, massa
serta nyeri dapat disingkirkan. Kanker kolorektal dan anal, dan melanoma anorektal
merupakan contoh penyebab gejala tersebut. Dibawah ini adalah diagnosa banding untuk
A.
1.
2.
3.
4.
B.

C.

gejala-gejala diatas:
Nyeri
Fisura anal
Herpes anal
Proktitis ulseratif
Proctalgia fugax
Massa
1. Karsinoma anal
2. Perianal warts
3. Skin tags
Nyeri dan massa
1. Hematom perianal
2. Abses

3. Pilonidal sinus

X. TATALAKSANA
Pada prinsipnya orang dengan haemorrhoid tidak perlu diberikan tindakan apapun
sampai ada atau muncul keluhan. Menghilangkan faktor obstipasi adalah hal yang
penting. Untuk hemorrhoid interna terapi berdasarkan stadium perjalanan penyakitnya.
Hemorhoid interna grade I

Usahakan BAB lancar

Makan makanan berserat (buah dan sayur) kecuali salak, jambu biji dan pisang
muda karena menggangu BAB sebab mengandung papaverin

Banyak minum

Minum obat untuk melunakkan feses

Tidak boleh mengejan

Jika terjadi pruritus cukup dengan menjaga kebersihan.

Rubber band ligation jika ada keluhan perdarahan dan pemberian antibiotik
broad spektrum jika ada tanda infeksi

Infrared Photocoagulation (jika ukuran hemorhoid kecil)

Sclerotheraphy, menggunakan sclerosing agent yang disuntikkan.

B. Hemorhoid interna grade II

Sama seperti hemorhoid grade I

Pemberian anti hemorrhoid agent

Hemorhoid interna grade III

Rubber band ligation

Sclerotherapy , cryotherapi (didinginkan dengan NO2- 150 C)

Operasi

Hemorhoid grade IV
Operatif
E. Hemorhoid eksterna
Operatif
Terapi Medikamentosa
Terapi medikamentosa yang ditujukan bagi penderita hemoroid stadium awal. Obat yang
digunakan adalah :
a Stool softener untuk mencegah konstipasi sehingga menurangi kebiasaan mengejan,
b

misal Docusate Sodium.


Anastetik topikal, untuk mengurangi rasa nyeri misalnya lidocain ointmenti 5 %. Yang
penting

untuk

diperhatikan

adlaah

penggunaan

obat-obatan

perectal

dapat

menimbulkan efek sistemik.


Mild astringent, untuk mengurangi rasa gatal pada daerah perianal yang timbul akibat

iritasi karena kelembaban yang terus menerus misalnya Hamamelis Water.


Analgesik untuk mengatasi rasa nyeri misalnya Acetaminphen yang merupakan obat
anti nyeri pilihan bagi pasien yang memiliki hipersensitifitas terhadap aspirin atau

NSAID.
Laxantin ringan. Obat supositorial anti hemoroid masih diragukan khasiatnya. Obat
terbaru adalah Ardium yang diperkirakan mampu mengecilkan hemoroid namun jika
berhenti dikonsumsi, hemoroid akan tumbuh lagi. 9

Terapi Non Operatif


1 Sclerotherapy
Pada scleroterapi bagian anus yang menonjol disuntik dengan bahan sclerotic
sehingga menempel dengan dasar, kemudian akan muncul fibrosis, sehingga seakan

akan jaringan tersebut dijerat, mencekik pembuluh darah yang melebar. Keadaan ini
juga menguatkan anal cushion. Kerugian dari teknik ini adalah muncul banyaknya
daerah yang mengalami fibrosis. 9

Band ligation
Teknik ini diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan biasa dilakukan untuk
hemoroid yang bsar atau mnaglami prolaps. Dengan terapi ligasi haemorrhoid yang
bertangkai diikat dengan alat seperti karet. Tonjolan diikat kemudian akan timbul
iskemik yang menjadi nekrosis kemudian terlepas. Kerugian dari teknik ini adalah
karena haemorrhoid itu jarang hanya haemorrhoid interna saja, maka jika menyenggol
haemorrhoid eksterna dapat terjadi perdarahan dan nyeri. 9

Cryosurgery (bedah beku)


Tonjolan hemoroid dibekukan dengan CO2 atau NO2 sehingga nekrosis dan akhirnya
fibrosis. Terapi ini jarang dipakai karena mukosa yang akan dibekukan (dibuat
nekrosis) sukar untuk ditentukan luasnya. Cara ini cocok untuk terapi paliatif pada

karsinoma recti yang inoperabel. 9


IRC (Infra Red Cauter)

Tonjolan hemoroid dicauter/dilelehkan dengan infra merah. Sehingga terjadilah


nekrosis dan akhirnya fibrosis. 9
Terapi Operatif
Terapi operasi untuk haemorrhoid ada 2 macam, sebagai berikut : 9
1. Closed
Ada beberapa macam operasi, pada dasarnya yang dikerjakan adalah memotong
bagian yang menonjol, kemudian dijahit. Ada beberapa metode, beberapa di antaranya
:

Langenbeck
Untuk tonjolan yang soliter (hanya satu). Caranya dengan menjepit radiair
hemoroid internus, mengadakan jahitan jelujur di bawah klem dengan catgut
chromic No. 2/0 dan melakukan eksisi diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan

jahitan di bawah klem diikuti kontinuitas mukosa.


Melligan
Untuk tonjolan pada tiga tempat utama (jam 3,7,11). Caranya dengan mengangkat
vena yang varises kemudian dijahit walaupun sebenarnya metode melligan
originalnya tanpa jahitan. Sesuai prosedur aslinya, benjolan hemoroid kemudian
dijepit dan dilakukan diseksi. Pedikel vaskuker diligasi dan luka dibiarkan terbuka

agar terjadi granulasi.


White Head
Terutama untuk yang sirkuler. Bagian yang menonjol dipotong , mukosa dan kulit
dijahit berbentuk lingkaran. Kekurangannya jika dioperasi terlalu banyak, maka
mukosa akan mengkerut ke dalam,sehingga ada celah antara mukosa dengan kulit,
yang nantinya akan diisi oleh jaringan fibrosis yang pada akhirnya mengakibatkan
terjadinya striktura. Kerugian lain adalah keluhan nyeri yang muncul setelah
operasi dan banyaknya jumlah perdarahan yang terjadi

2. Open
Disebut juga submucous hemorrhoidectomy. Bagian yang menonjol diinsisi,
diambil pembuluh darahnya kemudian pangkalnya dijahit dan diikat. Mukosa dibuang
seperlunya. Operasi jenis ini sekarang lebih banyak dikerjakan, karena rasa sakit yang
ditimbulkan lebih ringan, perdarahan minimal, tidak ada striktur.
Stapled hemorrhoid surgery
Tehnik operasi terbaru untuk hemoroid/wasir. Tindakan operasi ini adalah
tindakan yang amat minimal invasif. Dan dari penelitian yang dilakukan, setelah
operasi memakai tehnik ini rasa nyeri nya amat sangat sedikit serta masa rawat inap

nya lebih pendek dibandingkan tehnik operasi


yang konvensional. Meskipun banyak faktor
juga yang mempengaruhi tapi secara garis
besar

tehnik

operasi

ini

lebih

baik

dibandingkan tehnik operasi terdahulu. Sisa


jaringan yang di eksisi akan tetap berada se
anatomis mungkin, artinya tidak banyak
jaringan sehat yang ikut rusak.
Alat stapler itu bentuknya seperti dalam
gambar ini. Jadi alat tersebut dimasukkan
kedalam anus yang sebelumnya dimasukkan
alat dilator anus . Kemudian dilakukan
penjahitan pada tempat hemoroid dan stapler dimasukkan sambil jahitan tadi diikat
kencang. Stapler di tarik untuk memberi tempat ikatan betul-betul kencang. Setelah itu
stapler dimasukkan maksimal, kemudian dilakukan stapling /pemotongan. Setelah
stapling selesai, evaluasi pada daerah stapler line, jika masih ada perdarahan lakukan
penjahitan. Tapi jika dilihat perdarahan tidak ada, operasi dinyatakan selesai. Operasi
ini relatif cepat dan memberikan kenyamanan pada pasien karena rasa nyeri yang
minimal tadi. Hanya ada kelemahannya, tidak semua jenis hemoroid bisa dilakukan
dengan metode stapler dan metode ini butuh operator yang betul-betul biasa
melakukan tehnik ini.

XI. KOMPLIKASI
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis, dan strangulasi.
Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh
sfingter ani. (Price, 2005) Komplikasi hemoroid antara lain :

1. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan dan takut
BAB. Karena itu, tinja makin keras dan makin memperberat luka di anus.
2. Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak normal) dari
selaput lendir usus/anus.
3. Perdarahan akibat luka, bahkan sampai terjadi anemia.
4. Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur sehingga tidak
bisa masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah, makin sakit, dan besar. Dan jika
tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk.

XII. PENCEGAHAN
Cara terbaik untuk mencegah hemoroid yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 7
a.

BAB usahakan teratur sehari sekali

b.

Jangan telalu lama jongkok di kloset

c.Banyak minum minimal 1,5-2 liter air putih/hari


d. Hindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi lokal ( makanan pedas, alkohol)
atau yang merangsang pencernaan (kopi, teh).
e. Makanan seimbang, kaya serat, sayur dan buah sehingga mencegah konstipasi
f. Hindari stress
g. Olahraga teratur tetapi ringan, hindari mengangkat beban terlalu berat.

XIII. PROGNOSIS

Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatik akan menjadi asimptomatik.
Dengan melakukan terapi operatif dengan hemoroidektomi hasilna sangat baik, namun
bisa muncul kembali dengan angka kejadian 2-5 %. Terapi non operatif seperti ligasi
cincin karet (rubber band ligation) menimbulkan angka kejadian rekuren 30-50% antara
kurun waktu 5-10 tahun ke depan. Setelah sembuh, penderita tidak boleh sering
mengejan dan dianjurkan makan makanan yang berserat tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of Surgery,
Saunders Company, Phyladelphia 2001
2. Skandalakis ,John E. , Colon and Anorectum, in Surgical Anatomy and
Technique,Second edition, Atlanta, 1999.
3. Diagnosing Hemorrhoid Types and Rectal Prolaps, http:\\ www.pph.com Ethicon
Endo-Surgery, Inc. 2003-2005. This site is published by Ethicon Endo-Surgery, Inc.
and is intended for U.S. audiences only.
4. Haemorrhoid treatment-Rectal Bleeding, http:\\ www.pph.com Ethicon Endo-Surgery,
Inc. 2003-2005.
5. What are Hemorrhoid., www.hemorrhoid.net.
6. Hemorrhoidectomy Procedure for Prolaps and Hemorrhoids., www.pphinfo.com
7. Haemorrhoids, www.hcd2.bupa.co.uk/ fact_sheet/html/haemorrhoids.html
8. Baker H. Hemorrhoids. In: Longe JL, ed. Gale Encyclopedia of Medicine. 3rd ed.
Detroit: Gale; 2006
9. Tierney, McPhee, Papadakis. Current Medical Diagnosis & Treatment 40th Edition.
Lange Medical Books/McGraw-Hill . 2001

Anda mungkin juga menyukai