Anda di halaman 1dari 10

enularan

Infeksi cacing umumnya terjadi melalui :


1.
2.
3.

Mulut
Luka di kulit
Telur atau larvanya yang ada di mana-mana di atas tanah (Telur cacing keluar
dari perut manusia bersama feses, jika limbah ini dialirkan ke lingkungan maka akan
membuat penyebaran yang lebih luas.Contohnya jika tersebar di sungai, maka telur
cacing akan mengkontaminasi air sungai, makanan, angin).

Diagnosis : Pemeriksaan mikroskopis dari telur atau larvanya dalam tinja, urin, darah
dan jaringan. Penentuan ini adalah penting sekali karena daya kerja obat cacing
kebanyakan tergantung dari jenis parasitnya.
Pencegahan
Tindakan umum yang perlu dilakukan adalah mentaati aturan higiene dengan tegas dan
konsekuen, terutama pada anak-anak. Misalnya pencegahan yang dilakukan :
1.
Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bangun tidur, setelah buang
air besar dan sebelum makan dan memotong kuku tangan serta jangan menggigit
kuku.
2.
Kenakan alas kaki.
3.
Tidak jajan di sembarang tempat, apalagi jajanan yang terbuka
4.
Cucilah sayur dan buah-buahan terlebih dahulu sebelum dimakan dengan air
mengalir atau mencelupkannya beberapa detik ke dalam air mendidih dan daging
harus dimasak sampai matah betul sebelum dimakan.
5.
Pakaian dan kamar: berikan anak-anak celana dalam yang ketat untuk
menghindari kontak antara jari dan dubur, kamar tidur secara teratur dibersihkan.
6.
Pada saat bersamaan, anak-anak yang menderita cacingan harus segera diobati.
Namun, meski semua anak sudah minum obat cacing, tak berarti masalah cacingan
akan selesai saat itu juga
7.
Jangan memakan sesuatu yang telah jatuh di tanah tanpa mencucinya terlebih
dahulu dengan bersih.
Dengan demikian infeksi melalui mulut yang paling sering terjadi, dapat dihindarkan.
Dalam pemberantasan infeksi cacing perlu diambil tindakan higiene umum yang
mencakup perbaikan perumahan, lingkungan hidup dan socialekonomi.
JenisCacing
Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni:

Plathelminthes (flatworms). Ciri-ciri : bentuk pipih dan tidak memiliki rongga


tubuh.
1.
Cacing pita (Cestoda) : Taenia, Echinococcus, Hymenolepsis, dll. Echinococcus
memiliki tuan rumah tetap (anjing)

2.

Cacing pipih (Trematoda) : Schistosoma, Fasciola, dll. Schistosoma ditulari oleh


bentuk aktifnya (cercariae). Fasciola (cacing hati) khusus terdapat pada domba dan
menimbulkan antara lain pembesaran hati, jarang sekali menulari manusia.

Nematoda (Roundworm) : Oxyuris (cacing kermi), Ascaris (cacing gelang),


Ancylostoma (cacing tambang), Strongyloides & Trichuris (cacing cambuk). Infeksi
dapat terjadi melalui telur, larva atau cacingnya sendiri, melalui mulut atau melalui
kulit.
Adapun Jenis-jenis cacing yang menyerang manusia adalah :
1.

2.

3.

4.

5.

Cacing Kremi, Penyebaran cacing kremi lebih banyak terjadi pada daerah hawa
dingin. Cacing kremi betina berukuran 8-13 mm x 0.44 mm dengan ekor panjang
dan runcing sedang cacing kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar.
Daur hidup cacing berrkisar antara 2 minggu sampai 2 bulan. Penularan cacing
kremi dipengaruhi oleh debu dan penularan dari mulut ke tangan. Penyakit akibat
cacing kremi dikenal dengan Enterobiasis. Akibatnya timbul peradangan di sekitar
dubur dan pada anak perempuan terjadi peradangan divagina. Pengenalan yaitu
melalui pemeriksaan kulit sekitar dubur.
Cacing Gelang, Cacing gelang mirip dengan cacing tanahpanjang 10-30 cm,
hidup dironggo usus halus. Cacing ini hinggap di anjing, telur dikeluarkan dengan
tinja dapat tertular anak-anak bila main di tanahdan dapat termakan oleh manusia
melalui makanan yang terkontamonasi. Telur ini akan menetas di usus, kemudian
berkembang menjadi larva menembus dinding usus lalu masuk ke dalam paru-paru.
Setelah dewasa cacing gelang akan mendiami usus manusia dan menyerang
makanan disana sehingga menyebabkan seseorang menderita kurang gizi karena
makanan yang masuk diserap oleh cacing gelang. Selain itu mengakibatkan
penyumbatan usus dan peradangan umbai usus buntu atau pankreas.
Pengenalannya yaitu melalui pemeriksaan tinja, dimana cacing dan telur telurnya
kentara dengan nyata.
Cacing Cambuk, Bentuk seperti cambuk, panjang 3-5 cm. Infeksi terjadi melalui
telur dalam air dan makanan. Penyebaran terjadi apabila cacing cambuk tertelan
telurnya. Pada anak-anak cacing cambuk dapat ditemukan di seluruh per4mukaan
usus besar dan rektum.Gejala yang dapat terjadi pada penyakit ini adalah anemia.
Akibatnya pada anak-anak mengakibatkan radang umbai usus buntu akut atau
radang selaput. Dalam tinja tidak terdapat cacing, hanya telurnya yang dapat
dikenali dengan mikroskop.
Cacing Tambang, Panjang cacing ini antara 6-12 mm. Memiliki 4 gigi yang mirip,
90% infeksi ini diakibatkan oleh N. Americanus. Telur cacing tambang keluar
bersamaan dengan feces, dalam waktu 1 1,5 hari telur akan menetas menjadi larva
yang disebut larva rhabditiform. Tiga hari kemudian larva berubah menjadi larva
filariform dimana larva ini dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh
manusia. Di tubuh manusia, cacing tambang bergerak mengikuti aliran darah,
jantung, paru-paru, tenggorokan, kemudiaan tertelan dan masuk ke dalam usus.
Didalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah sehingga
berbahaya karena dapat menyebabkan anemia pada manusia. Gejalanya adalah
gatal-gatal di kaki dan batuk dengan peningkatan suhu.
Cacing Benang, Infeksi Cacing Cacing ini hidup di tanah, infeksi terjadi melalui
larva yang menembus kaki. Gejalanya adalah gatal-gatal hebat di daerah dubur dan

radang kulit. Pengenalan yaitu infeksi cacing benang dapat dikenali dan larva-larva
tinja yang tidak mengandung telurnya. Pengenalannya dapat dikenali dari larvanyha
dalam tinja, yang tidak mengandung telurnya.
6.
Cacing Pita, Cacing ini panjangnya 60 cm pada T. Solium dan 2 m pada T.
Saginata terdapat pada hati sapi. Akibatnya berbahaya menembus dinding usus,
peredaran darah dan ke organ-organ lain misalnya otak, hati dan paru. Penularannya
terjadi karena makan daging yang belum dimasak cukup lama dan masih
mengandung telur cacing. Setelah menetas, larva tumbuh menjadi cacing di dalam
rongga usus. Pengenalannya dapat dikenali dari telur dan ruasnya (panjang 3 cm,
lebar 1 cm) yang terdapat dalam tinja.

Perkembangbiakan
Komunitas cacing di perut gampang meluas. Sebagai gambaran, seekor cacing gelang
betina dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Jika di dalam perut terdapat
lima ekor saja, mereka sanggup memproduksi satu juta telur dalam sehari. Ukuran
telurnya hanya dalam satuan mikron (1 mikron sama dengan seperseribu milimeter).
Saking kecilnya, telur-telur itu hanya bisa dilihat dengan mikroskop.

Jenis Penyakit Cacing

Ascariasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol, Piperazin. Ascaris lumbricoides


(cacing gelang) panjangnya 10-15 cm dan biasanya bermukim dalam usus halus.
Penularan terjadi melalui makanan yang terinfeksi oleh telur dan larvanya yang
berkembang dalam usus halus. Larva ini menembus dinding usus halus, melalui hati
kemudian ke paru-paru. Setelah mencapai tenggorokan, lalu larva ditelan dan
berkembangbiak menjadi cacing dewasa di usus halus. Terapinya : Mebendazol,
Albendazol dan Pirantel merupakan obat pilihan pertama. Kur seringkali harus
diulang dengan kur kedua, karena tidak semua cacing atau telurnya dapat
dimusnahkan.
Oxyuriasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol, Piperazin. Enterobius vermicularis
(dahulu disebut oxyuris) atau cacing kermi yang biasanya terdapat dalam coecum,
menimbulkan gatal-gatal di sekitar dubur dan kejang-kejang hebat pada anak-anak.
Adakalanya infeksi ini mengakibatkan radang umbai usus buntu akut (appendicitis).
Penularan pada anak kecil sering kali terjadi dengan jalan auto-reinfeksi, yakni
melalui telur yang melekat pada jari-jari sewaktu menggaruk daerah dubur, yang
dirasakan sangat gatal dan dengan demikian memungkinkan terjadi infeksi
sekunder. Penyebabnya adalah cacing betina yang panjangnya 8-13 mm, yang di
antara jam 8-9 malam keluar dari dubur untuk bertelur di kulit sekitar dubur. Infeksi
cacing kermi adalah infeksi cacing yang satu-satunya penularannya berlangsung
dari orang ke orang, sehingga semua anggota keluarga harus serentak diobati pula,
walaupun mereka tidak menunjukkan gejala apapun. Penyebabnya ialah cacing
betina baru meletakkan telurnya antara 3-6 minggu setelah infeksi.Terapi :
Mebendazol, Albendazol, dan Pirantel tidak mematikan telurnya sehingga setelah 2

minggu cacing yang menetas harus dimatikan oleh kur kedua. Piperazin adalah obat
pilihan kedua.
Taeniasis : Praziquantel, Niklosamida. Cacing pita yang paling umum terdapat
adalah Taenia solium, T. Saginata yang banyak terdapat pada babi/ sapi, juga ikan.
Penularannya terjadi karena memakan daging yang dimasak belum cukup lama dan
masih mengandung larva. Taenia sulit sekali dibasmi, karena kepalannya (scolenya)
yang relatif kecil dibenamkan ke dalam selaput lendir usus hingga tidak terkenan
obat. Bagian-bagian cacing (segmen) yang berkontak dengan obat dan telah
dimatikan, dilepaskan dari scolex yang kemudian membuat segmen-segmen baru
(regenerasi). Segmen dan telurnya dapat dikenali dalam tinja, tetapi scolexnya
biasanya sudah dicernakan oleh getah usus.Terapi : Obat pilihan pertama yaitu
Niklosamida dan Praziquantel.
Ancylostomiasis : Mebendazol, Albendazol. Ada 2 jenis cacing Tambang yakni
Necator americanis yang terutama terdapat di Amerika dan Ancylostoma duodenale
yang terdapat di daerah tropis/subtropis dan panjangnya kira-kira 10 mm.
Penularannya terjadi oleh larva yang memasuki kulit yang terluka pada kaki dan
menimbulkan reaksi lokal. Setelah memasuki vena, larva menuju paru-paru dan
bronchi akhirnya ke saluran cerna. Cacing tambang juga mengaitkan diri pada
mukosa usus dan menghisap darah tuan rumah hingga terjadi anemia yang cukup
serius. Pengobatannya diarahkan pada 2 tujuan, yakni memperbaiki gambaran
darah (makanan yang bergizi dan senyawa besi) dan memberantas cacing.
Mebendazol dan Pirantel merupakan obat cacing pilihan pertama yang sekaligus
juga dapat membasmi cacing gelang bila terjadi infeksi campuran.
Strongyloidiasis : tiabendazol, Ivermectin, Albendazol. Strongyloides stercooralis
(cacing benang) terdapat di daerah tropis dan subtropis. Penularannya lewat larva
yang berbentuk benang yang menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja,
yang tidak mengandung telurnya. Berhubung terjadi auto-reinfeksi, maka cacing
dapat bertahan puluhan tahun lamanya di mukosa bagian atas usus halus. Di
tempat ini, cacing menimbulkan reaksi radang dan kerusakan. Gejalanya yang khas
adalah gatal-gatal hebat (urticaria) di bagian pantat, yang bersifat sementara, juga
gangguan perut dan iritasi saluran napas (batuk) akibat migrasi cacing.
Pengobatan : Tiabendazol dan Ivermectin merupakan obat pilihan pertama terhadap
cacing benang. Albendazol juga efektif.
Trichiuriasis : Mebendazol, Pirantel, Albendazol.Trichiuris trichiura (cacing
cambuk) umumnya terdapat di negara beriklim panas dan lembab. Terdapat dalam
coecum (usus buntu) dan berdiam di mukosa ileum dan colon, dengan menimbulkan
kerusakan dan peradangan. Telurnya dikeluarkan dalam tinja dan digunakan untuk
diagnosis. Telur dapat berkembang di tanah. Penularannya terjadi melalui makanan
dan air yang terinfeksi. Gejalanya pada anak kecil dapat mengakibatkan appendicitis
akut. Akibat kehilangan darah dapat juga terjadi anemia. Pengobatan dilakukan
secara efektif dengan Mebendazol, Pirantel, dan Albendazol.
Filariasis : Dietilkarbamazin (DEC) dan Hetrazan. Wucheria bancrofti (cacing
filaria) merupakan nematoda dari famili Filaria, yang menimbulkan penyakit tropis
elephantiasis (kaki gajah). Radang pembuluh limfa disusul dengan penyumbatan
oleh cacing dewasa (panjangnya 8-10 cm). Akibatnya ialah hipertrofi dari jaringan
sel terutama di bagian kaki yang dapat membesar sampai diameter 30 cm.
Penularannya ke manusia terjadi melalui nyamuk Culex fatigans, yang menyengat
pada waktu malam. Pengobatan : Dietilkarbamazin terutama bila diberikan pada

waktu dini, kadangkala diperlukan pembedahan untuk memperbaiki drainage getah


bening dan membuang jaringan yang berlebihan.
Schistosomiasis : Praziquantel. Schistosoma haematobium (cacing pipih) yang
tidak bersegmen dan cacing ini adalah penyebab penyakit schistosomiasis yang
ditularkan melalui sejenis keong pembawa larvanya. Setelah berkembang, parasit ini
menembus kulit manusia dan memasuki peredaran darah. Penularannya terjadi oleh
cercariae, bentuk khas yang dilepaskan ke dalam air oleh tuan rumah antaranya
(keong) yang kemudian menembus kulit atau selaput lendir manusia. Siklus
seksualnya terjadi di dalam manusia dengan pembentukkan banyak telur yang
dikeluarkan melalui tinja atau urin. Di dalam air, larva keluar dari telur dan menulari
keong, dimana diproduksi puluhan ribu cercariae. Terapi : Obat pilihan pertama
adalah Praziquantel terhadap semua jenis schistosomiasis yang menyerang
manusia.

Infeksi cacing dapat menyerang siapa saja, anak-anak di negara berkembang adalah
yang paling berisiko untuk infeksi cacing. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan 35
persen untuk tingkat infeksi cacing gelang, yang merupakan cacing parasit yang paling
umum dijumpai. Hal ini dapat menyebabkan hambatan belajar di sekolah karena
kekurangan gizi yang tinggi dan muncul gejala anemia. Adanya infeksi cacing dalam
tubuh menimbulkan reaksi sistem kekebalan tubuh dan memaksa tubuh untuk bekerja
keras dari biasanya untuk melindungi tubuh dari racun yang dikeluarkan oleh parasit
cacing yang menghaslkan racun. Racun yang dilepaskan ke dalam aliran darah dapat
menyebabkan peningkatan risiko infeksi.
Meskipun cacing dapat menyebabkan infeksi serius, beberapa ilmuwan sedang
mempelajari penggunaan cacingan untuk menghilangkan dan mengobati penyakit
iritasi usus besar. Namun, pemberantasan cacing di negara berkembang, khususnya
pada anak-anak, tetap menjadi tugas penting bagi organisasi kesehatan di seluruh
dunia.
Cacing diklasifikasikan sebagai parasit. Parasit adalah organisme penyebab penyakit
yang hidup pada atau dalam manusia atau hewan lain dan berasal makanan dari
inangnya. Kutu adalah contoh parasit yang hidup di manusia, bakteri dan virus adalah
contoh parasit yang hidup baik pada manusia,dan cacing adalah contoh parasit yang
hidup pada manusia.
Telur cacing mencemari makanan, air, udara, kotoran, hewan peliharaan dan binatang
liar, dan objek seperti kursi toilet dan pegangan pintu. Telur memasuki tubuh manusia

melalui mulut, hidung dan anus. Begitu berada di dalam tubuh, telur cacing biasanya
bertahan sampai menetas di usus, tumbuh dan berkembang biak. kadang-kadang dapat
dijumpai pada bagian-bagian tubuh lainnya.
Diagnosis penyakit cacing pada manusia biasanya membutuhkan riwayat medis dan
pemeriksaan fisik, analisis laboratorium dan tes lain yang relevan. Pengobatan dalam
banyak kasus melibatkan penggunaan obat anti-cacing yang sangat efektif dikenal
sebagai vermifuges untuk membunuh cacing.
Pencegahan penyakit cacing biasanya yan paling difokuskan adalah sanitasi dan
hygiene personal dengan cara sering mencuci tangan, membersihkan kamar mandi
dan dapur, dan memasak makanan yang diduga tercemar cacing terutama daging sapi,
daging babi, sosis dan daging beruang. persediaan air harus terklorinasi.
Jenis cacing parasit
cacing memliki istilah yang luas dan mencakup beberapa parasit cacing, Jenis cacing
berikut ini adalah secara umum sama dalam bentuk, namun dapat menyebabkan
berbagai penyakit dan diperlakukan dengan obat-obatan yang berbeda.
1.

Roundworm
Roundworm biasanya berada di usus kecil dan memasuki tubuh melalui kontak
dengan makanan atau air yang tercemar, tanganyang tidak dicuci bersih, dan
juga kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi. Gejala klinis yang muncul
adalah kelelahan, nafsu makan yang buruk, sakit perut, dan diare.. Pengobatan
biasanya menghilangkan telur parasit dalam waktu satu minggu , tetapi jika tidak
dirawat dalam waktu yang tepat akan menyebabkan anemia.
2.
Pinworm (Keremi)
Telur keremi memasuki tubuh dengan menghirup udara yang terkontaminasi oleh
telur cacing melalui hidung atau mulut atau dengan menyentuh mulut dengan
jari-jari yang terkontaminasi. Telur juga dapat masuk melalui vagina atau anus.
Gejala klinis yang timbul gatal anus (atau gatal vagina tergantung pada titik
entry), ketidaknyamanan perut, dan kulit pucat. Pengobatan menghilangkan telur
dalam beberapa hari tanpa komplikasi serius.
3.
Trichina spiralis
Trichina spiralis terdapat di usus dan memasuki tubuh melalui daging babi
mentah atau kurang matang atau sosis. Setelah di dalam usus, telur akan
menetas, tumbuh, dan pindah ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah dan
kelenjar getah bening. Gejalanya meliputi diare, kram perut, dan muntah dan
dapat menyebabkan demam tinggi dan nyeri otot. Jika tidak diobati, trichina
spiralis dapat menyebabkan Trichinosis, suatu penyakit yang dapat
mengakibatkan masalah jantung dan otot. Antihelmint seperti thiabendazole bisa
menyembuhkan Trichinosis, namun pemulihan dapat berlangsung hingga
beberapa bulan.
4.
Tapeworm (Cacing pita)
Cacing pita terdapat di usus dan masuk ke tubuh melalui makan daging sapi

mentah atau kurang matang. Meskipun gejala tidak muncul dengan jelas,
beberapa orang mungkin mengalami sakit perut dan kelelahan. Pengobatan
dengan dosis single dose dari obat antihelminth ( niklosamid) biasanya
menghilangkan semua gejala dalam beberapa hari.
5.
Flukes
Flukes terdapat di kandung kemih, usus, rektum, hati, limpa, paru-paru, atau
pembuluh darah. Flukes memasuki tubuh dengan menembus kulit, biasanya
sambil berenang atau mandi di air yang kebetulan yang dipenuhi oleh flukes.
Banyak orang tidak menampakkan gejala klinis, tetapi dapat menyebabkan
ruam, gatal, nyeri otot, dan demam. Flukes alami keluar dari tubuh, namun
manusia dapat kembali mencemari daerah oleh buang air kecil atau buang air
besar di sumber air. Beberapa infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada
kandung kemih, hati, dan usus.
Gejala Klinis infeksi cacing
Gatal-gatal pada dubur atau kaki, diare, sembelit, nyeri perut dan penyumbatan
usus halus dan saluran pankreas.

Perut buncit, kelalahan yang sangat, nafsu makan berkurang, kejang-kejang,


mual dan muntah.

Berat badan berkurang, muka pucat dan kurang darah atau anemia
Gejala atau keluhan dapat disebabkan oleh efek toksis dari produk pertukaran zat
cacing, penyumbatan usus halus dan saluran empedu (obstruksi) atau penarikan zat
gizi yang penting bagi tubuh. Seringkali gejala tidak begitu nyata dan hanya berupa
gangguan lambung usus, seperti mual, muntah, mulas, kejang-kejang dan diare berkala
dengan hilangnya nafsu makan (anoreksia). Gejala yang paling umum dari infeksi
cacing adalah diare (insting pertama tubuh dalam membersihkan diri dari organisme
parasit), napas bau busuk, sakit kepala, mual, sakit perut, dan gatal-gatal. Sembelit,
gas, dan kembung Sebagian besar cacing menunjukkan gejala melalui reaksi fisik, tapi
kadang-kadang diekskresikan dan dapat terlihat dalam tinja. Gejala ini kurang terlihat
di Amerika Serikat atau di negara-negara maju.

Cacing pada anak-anak sulit untuk dideteksi pada anak-anak, khususnya mereka yang
terlalu muda. Oleh karena itu, penting untuk mencatat setiap lepuh yang muncul di
mulut atau bibir, pilek, kegelisahan, atau ketidakmampuan untuk tidur. Juga perhatikan
setiap hiperaktif normal, mengompol, mata berkedut, atau perdarahan hidung. Gejalagejala tersebut mungkin infeksi cacing dan harus mengunjungi dokter.
Gejala yang mungkin terjadi adalah asma, anemia, dan gugup. Cacing cenderung untuk
mencuri makanan dari inangnya, menyebabkan hilangnya nutrisi penting dari tubuh
inang Jika cacing berkembang biak di tubuh, mereka dapat leach nutrisi yang cukup
untuk menyebabkan kekurangan zat besi atau kehilangan darah. Beberapa pasien
mengalami reaksi alergi dalam menanggapi mobilisasi sel. Sebuah segmen kecil
herminths dapat menyebabkan runtuhnya jaringan otot dan gangguan jantung, yang
mengakibatkan kematian jika tidak dirawat.

Biasanya, dokter dan laboratorium lebih memilih untuk menguji sampel feses
menggunakan metode identifikasi telur cacing dan jenis parasit, agar dapat mendeteksi
adanya cacing spesifik dalam saluran usus.

Penyebab infeksi cacing


Ada lebih dari 100 jenis cacing yang dapat hidup di dalam sebuah host dan manusia.
Kita bisa terkontak telur cacing dalam berbagai cara: makanan, air, udara, binatang
peliharaan, dan bahkan kursi toilet. Telur cacing masuk ke tubuh manusia biasanya
melalui tiga jalur transmisi: mulut, hidung, atau anus. Meskipun dapat ditularkan
melalui hubungan seksual dan melalui kulit (melalui gigitan nyamuk atau melalui kontak
langsung dengan tanah), rute tersebut adalah yang paling umum. Begitu berada di
dalam tubuh, telur biasanya menghuni usus, di mana mereka menetas dan akhirnya
berkembang biak.
Penyebab biologis infeksi cacing tergantung pada masyarakat. Sanitasi yang buruk di
negara berkembang biasanya buang air kecil dan buang air besar di tempat umum
disungai dan sumber airlainnya akan meningkatkan penularan cacing Namun, kondisi ini
tidak selalu terbatas pada negara-negara berkembang; ini lingkungan yang sama juga
bisa ada di dalam bangsa yang maju juga
Selain itu, membatasi kontak dengan binatang liar dan kotoran hewan peliharaan dapat
mengurangi kemungkinan tertular. inisiatif kebersihan di sekolah dan rumah sakit telah
dilakukan di negara-negara berkembang untuk mencegah penularan di antara anakanak, yang terkena dampak negatif infeksi cacing.

Pengobatan infeksi cacing. Anthelmintika atau obat cacing (Yunani = anti = lawan,
helmins = cacing) adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia
dan hewan. Banyak antelmintika memiliki khasiat terhadap 1 atau 2 jenis cacing. Hanya
beberapa obat yang memiliki khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing (broad
spectrum), misal : mebendazol.
Macam-Macam Obat Cacing
1.

Mebendazol : tiabendazol, albendazol.


sangat efektif terhadap cacing kremi, gelang, pita, cambuk dan tambang.

Banyak digunakan sebagai monoterapi untuk penanganan masal terhadap


penyakit cacingan, juga pada infeksi campuran 2 atau lebih cacing. Bekerja sebagai
vermicid, larvacid dan ovicid.

Mekanisme kerja : perintangan pemasukan glukosa dan mempercepat


penggunaannya (glikogen) pada cacing.

Dosis : Anak dan dewasa sama, pada Oxyuriasis dosis tunggal 100 mg pada
waktu makan pagi. Pada infeksi cacing gelang, tambang, benang, pita dan cambuk 2
dd 100 mg selama 3 hari, bila perlu diulang setelah 3 minggu.
2. PIPERAZIN : Upixon

Sangat efektif terhadap Oxyuris dan Ascaris.


Cacing dilumpuhkan untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerak
peristaltik usus, berkhasiat juga sebagai laksan lemah.

Banyak digunakan karena efektif dan murah, tetapi di banyak negara barat sejak
1984 tidak digunakan lagi karena efek sampingnya terutama neurotoksisitas.

Dosis : Ascaris: 75 mg/kgBB atau dosis tunggal dari 3 g selama 2 hari. Oxyuris 65
mg/kgBB atau dosis tunggal dari 2,5 g selama 7 hari.
4. LEVAMISOL

Efektif terhadap Ascaris, cacing tambang.


Efek samping jarang terjadi, yaitu reaksi alergi (rash), granulocytopenia dan
kelainan darah lainnya
5. NIKLOSAMIDA : Yomesan

Sangat efektif terhadap cacing pita manusia/hewan


Mekanisme : peningkatan kepekaan cacing terhadap enzim protease sehingga
cacing lebih mudah dicerna.
Efek samping hampir tidak ada, tetapi obat ini bersifat sangat toksis,
penggunaannya harus hati-hati pada gangguan yang meningkatkan resorpsi (colitis
dan luka di usus).

Pengobatan cacing biasanya melibatkan penggunaan obat anti-helminth yang disebut


vermifuges atau vermicides yang membunuh cacing yang bersarang di dalam tubuh.
Obat ini baik membunuh cacing (vermicide), atau setrum cacing (vermifuge), akhirnya
menyebabkan kematian. Ada beberapa anthelmintics yang ada secara alami, seperti
tembakau, wormwood, cengkeh, dan kamboja. Meskipun ada lebih dari 20 spesies yang
berbeda dari cacing, hanya terdapat 5 obat ditujukan untuk mengobati cacing, 5 obat
terbukti efektif dalam infeksi cacing. obat anthelmintik tertentu lebih baik dalam
menyembuhkan beberapa jenis infeksi parasit.. Sebagai contoh, Albendazole lebih
efektif daripada mengobati cacing tambang, mebendazol dan derivatnya atau pamoate
pyrantel. infeksi parasit lain, seperti T trichiura, perlu anthelmintics tambahan, sebagai
obat saat ini tidak efektif dalam memberikan obat yang memadai.
Beberapa ilmuwan prihatin tentang perlawanan terhadap anthelmintics, terutama di
negara berkembang di mana orang yang berulang kali terinfeksi dengan cacing dan

menerima beberapa dosis obat sehingga cacing dapat membangun gen resistensi dan
menyebarkannya ke telur baru, membuat obat yang ada tidak efektif lagi dalam
menghilangkan parasit. Dokter biasanya mendefinisikan resistensi sebagai penurunan
kurang dari 95% dari telur dalam contoh tinja atau tes tinja.
Ilmuwan melihat resistensi ini build-up di ternak karena perawatan sering dan diulang;
perlawanan yang sama segera dapat dilihat pada manusia.. Namun, penelitian dalam
mengembangkan obat anthelmintik baru sangat kurang karena kurangnya dana yang
tersedia. Negara-negara yang membutuhkan dan manfaat dari obat biasanya miskin,
yang mengarah ke pengembangan ilmu pengetahuan sedikit dalam industri obat.
Banyak uji klinis sekarang termasuk obat kombinasi berbagai anthelmintik diberikan
bersama-sama, sehingga dapat mengurangi resistensi terhadap pengobatan satu-obat.
Studi baru menunjukkan bahwa obat baru khusus untuk nematoda telah berhasil
menghilangkan parasit resisten pada ternak. Lanjutan studi harus dilakukan untuk
memantau efek potensial pada manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Chin,James,.2006. Manual Pemberantasan Penyakit
menular.Jakarta,.Infomedika.Gandahusada, Jakarta.
Srisasi dkk.1998.Parasitologi Kedokteran. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI,. Jakarta.
Notoatmodjo, Dr.Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta,. Jakarta
Share this:

Anda mungkin juga menyukai

  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen4 halaman
    Abstrak
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Ver Hidup Yuni
    Ver Hidup Yuni
    Dokumen4 halaman
    Ver Hidup Yuni
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Kover
    Kover
    Dokumen3 halaman
    Kover
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Pembunuhan Anak Sendiri
    Jurnal Pembunuhan Anak Sendiri
    Dokumen27 halaman
    Jurnal Pembunuhan Anak Sendiri
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Ver Hidup Yuni
    Ver Hidup Yuni
    Dokumen4 halaman
    Ver Hidup Yuni
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Perifer
    Vertigo Perifer
    Dokumen22 halaman
    Vertigo Perifer
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen32 halaman
    Meningitis
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen32 halaman
    Meningitis
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Meningitis Purulenta
    Meningitis Purulenta
    Dokumen22 halaman
    Meningitis Purulenta
    Sherly Rorong
    Belum ada peringkat
  • Allergi Rhinitis
    Allergi Rhinitis
    Dokumen17 halaman
    Allergi Rhinitis
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Meningitis
    Meningitis
    Dokumen32 halaman
    Meningitis
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Meningitis Purulenta
    Meningitis Purulenta
    Dokumen22 halaman
    Meningitis Purulenta
    Sherly Rorong
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen4 halaman
    Abstrak
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Bahan Meningitis I
    Bahan Meningitis I
    Dokumen15 halaman
    Bahan Meningitis I
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • DBD Laporan Kasus
    DBD Laporan Kasus
    Dokumen33 halaman
    DBD Laporan Kasus
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Allergi Rhinitis
    Allergi Rhinitis
    Dokumen17 halaman
    Allergi Rhinitis
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Perifer
    Vertigo Perifer
    Dokumen22 halaman
    Vertigo Perifer
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • DBD Dheni
    DBD Dheni
    Dokumen31 halaman
    DBD Dheni
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Ciri Demam
    Ciri Demam
    Dokumen1 halaman
    Ciri Demam
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Perifer
    Vertigo Perifer
    Dokumen22 halaman
    Vertigo Perifer
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • DSS John Lennon Slide
    DSS John Lennon Slide
    Dokumen43 halaman
    DSS John Lennon Slide
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Word Gemelli
    Word Gemelli
    Dokumen34 halaman
    Word Gemelli
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • DBD Lapkas
    DBD Lapkas
    Dokumen22 halaman
    DBD Lapkas
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Demam
    Demam
    Dokumen9 halaman
    Demam
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • A Kro Megali
    A Kro Megali
    Dokumen6 halaman
    A Kro Megali
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Aging
    Aging
    Dokumen3 halaman
    Aging
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat
  • Cacing Tambang Parasit Adalah Cacing Parasit
    Cacing Tambang Parasit Adalah Cacing Parasit
    Dokumen8 halaman
    Cacing Tambang Parasit Adalah Cacing Parasit
    Yuni Syaharra
    Belum ada peringkat