Degradasi Obat
By: Iyan Sopyan
Disusun Oleh:
Widyanita Noviani 260110100149
Ryan Wahyudin 260110100150
Aulia Siti Nurhayati 260110100151
Oktavia S D Sihombing 260110100152
Dewi Gayuh Lestari 260110100153
Maratussholikhah N 260110100154
Lovi Deliani 260110100155
Septian Anggadibya 260110100158
Ghina Rahimah A 260110100159
Siti Nursayyidah 260110100160
Boy Suzazi
260110100161
Kim Seung Hyun 260110100162
STABILITY OF METRONIDAZOLE,
TETRACYCLIN HCL
AND FAMOTIDINE ALONE AND
IN COMBINATION
PENDAHULUAN
Stabilitas dan kompatibilitas dari zat aktif adalah perhatian
yang sangat penting pada preformulasi yang memimpin pada
tahapan awal dari penentuan dosis. Zat obat bisa menjalani
tahapan dekomposisi melalui hidrolisis, oksidasi, fotolisis, dll.
Sifat fisikokimia merupakan parameter dari perhatian obat
berdasarkan sifat farmakologi atau farmakokinetik
Saat obat dikombinasikan dan digunakan dalam satu formulasi,
inkompatibilitas kimia menjadi faktor yang sangat penting untuk
mempengaruhi stabilitas obat.
Interaksi dapat terjadi pada salah satu dari zat aktif atau zat
aktif dan eksipien dalam formulasi, dan bisa diklasifikasi
sebagai inkompatibilitas kimia ataupun fisika yang sesuai
dengan mekanisme interaksi.
Presipitasi, pembentukan kompleks, perubahan warna, dll selalu
BAHAN:
Metronidazole
Tetrasiklin HCl
ALAT:
Famotidin
HPLC (HP-1050)
LC-18 column
pH meter
Na-CMC
PVP (Polyvinyl Pyrrolidone)
Metanol
Oven
HCl
Asam nitrit
NaOH
Profil
Profil
Profil
Profil
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
STUDI KELARUTAN
METRONIDAZOL DAN TETRASIKLIN
Secara keseluruhan,
HCl
kelarutan metronidazole
jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan
tetracycline HCl pada
berbagai pH.
Namun, keduanya
menunjukkan kelarutan
yang tinggi pada pH 2,0.
Kesimpulan:
1. Tetracycline HCl golongan
obat yang bersifat amfoter
2. Metronidazol digolongkan
sebagai basa lemah
karena kelarutannya
mencapai maksimal pada
pH 2,0.
LAJU DEGRADASI
Metronidazol dan
tetrasiklin HCl tampak
mengikuti degradasi
pseudo orde pertama
metronidazol stabil
famotidin dan
tetrasiklin megalami
perubahan bentuk
dan ukuran
Membandingkan nilai koefisien regresi (R) diantara pseudofirst-order dan zero-order kinetics. Hampir semua profil
degradasi mengikuti Pseudo-first-order kinetics