Anda di halaman 1dari 53

Pelatihan Kegawatdaruratan dan Penanganan Bencana

12 November 2011

Bantuan Hidup Dasar dan


Resusitasi Jantung Paru
Muhadi1
Arif Mansjoer2
1

Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM


2 Cardiac Intensive Care Unit Pelayanan Jantung Terpadu RSCM

Pokok Bahasan
Langkah-langkah bantuan hidup dasar
Teknik pengelolaan airway, breathing dan circulation pada
dewasa
Teknik resusitasi jantung paru pada orang dewasa
berdasarkan pedoman AHA terbaru
Indikasi resusitasi jantung paru
Keadaan dimana resusitasi jantung paru tidak diperlukan
Keadaan dimana resusitasi jantung paru boleh dihentikan
Keadaan dimana resusitasi jantung paru boleh dihentikan
sementara

Rekomendassi

2010 International Consensus on Cardiopulmonary


Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science With
Treatment Recommendations

Pedoman
European Resuscitation
Council Guidelines for
Resuscitation 2010

Pedoman
2010 American Heart Association
Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care Science

Australian
Resuscitation
Council

Pedoman
Australian Resuscitation
Council Guidelines

2010 American Heart Association


Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation
and Emergency Cardiovascular Care
Part 1:
Part 2:

Executive Summary
Evidence Evaluation and Management of Potential or
Perceived Conflicts of Interest
Part 3: Ethics
Part 4: CPR Overview
Part 5: Adult Basic Life Support
Part 6: Electrical Therapies: Automated External Defibrillators,
Defibrillation, Cardioversion, and Pacing
Part 7: CPR Techniques and Devices
Part 8: Adult Advanced Cardiovascular Life Support
Part 9: PostCardiac Arrest Care
Part 10: ... dst
Circulation. 2010; 122(Suppl 3)

Henti Jantung
Keadaan terhentinya aliran darah dalam sistem
sirkulasi tubuh secara tiba-tiba akibat terganggunya
efektivitas kontraksi jantung saat sistolik.
Henti jantung dapat terjadi didalam maupun diluar RS.
Di US dan Canada, sekitar 350 ribu orang per tahun
(diperkirakan setengahnya terjadi di RS) mengalami
henti jantung dan mendapat tindakan resusitasi.
Namun angka tersebut tidak termasuk jumlah korban
henti jantung yang tanpa dilakukan resusitasi.

Penyakit jantung merupakan 80% penyebab henti jantung


Nolan J. ERC Guidelines for Resuscitation 2005-introduction. Resuscitation. 2005; 67 (suppl 1):S3-S6

Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Konsep Umum
Bantuan hidup dasar /Basic life support (BLS)
adalah dasar untuk menyelamatkan hidup korban
henti jantung dan atau henti napas.
Aspek yang penting dari BLS termasuk penemuan
segera henti jantung mendadak (sudden cardiac
arrest/SCA) dan aktivasi sistem respons gawat
darurat, resusitasi kardiopulmoner secepatnya,
dan defibrilasi segera dengan defibrilator
eksternal otomatis (automated external
defibrilator/AED).

Chain of Survival

Immediate
recognition
and activation
emergency
response system

Early CPR that


emphasizes
chest
compressions

Rapid
Defibrillation
if indicated

Effective
advanced
life support

Integrated
post-cardiac
arrest care

2010 AHA Guidelines For CPR and ECC Science Update


Perubahan dan penekanan dari panduan BLS AHA 2005 antara lain
sebagai berikut :
Pengenalan segera tanda henti jantung mendadak berdasarkan hilangnya
respons korban dan tidak ditemukannya pernapasan normal (korban tidak
bernapas atau hanya gasping).

Look, listen and feel for breathing dihilangkan dari algoritma BLS.
Urutan berubah menjadi kompresi dada dahulu sebelum pernapasan
buatan (Circulation-Airway-Breathing/CAB, bukan Airway-BreathingCirculation/ABC).
Tenaga kesehatan melanjutkan kompresi dada sampai kembalinya sirkulasi
spontan (return of spontaneous circulation/ROSC) atau terdapat indikasi
menghentikan resusitasi.

2010 AHA Guidelines For CPR and ECC Science Update


Ditekankan kembali untuk melakukan high-quality CPR (kompresi
dengan frekuensi dan kedalaman yang adekuat, membiarkan dada
kembali pada posisi semula diantara kompresi, minimalisir
gangguan pada kompresi, dan hindari ventilasi berlebih).
Melanjutkan penilaian pulsasi nadi untuk tenaga kesehatan.
Algoritma BLS lebih sederhana dibandingkan dengan panduan 2005.
Rekomendasi untuk kompresi dada simultan, manajemen jalan
napas, napas buatan, deteksi irama jantung, dan memberi kejut
listrik (jika memungkinkan) oleh tim tenaga kesehatan yang terlatih.

2010 AHA Guidelines For CPR and ECC Science Update


Direkomendasikan untuk langsung mengaktifkan sistem
emergency (SPGDT) dan membawa AED ketika penolong
mengenali korban dengan henti napas atau bernapas tidak
normal (gasping) bersamaan dengan menilai kesadaran.
Penolong sebaiknya jangan sampai menilai pulsasi dalam
waktu lebih dari 10 detik. Jika tidak ditemukan pulsasi dalam
waktu 10 detik, maka langsung dilakukan tindakan RJP dan
AED jika ada.

Melakukan penekanan krikoid saat pemberian ventilasi tidak


disarankan.

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

Evaluasi Kesadaran Pasien

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

Minta bantuan atau aktifkan sistem emergensi

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

Pemeriksaan nadi bagi penolong (awam)


tidak sensitif dan spesifik sehingga tidak
direkomendasikan bagi penolong awam
Bagi petugas medis waktu yang
diperlukan dibatasi 10 detik

AED/DEFIBRILASI

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

Posisi tangan: di tengah dada


Push hard push fast
Frekuensi: 100 x/m
Kedalaman: 5 cm
Dekompresi: memberikan kesempatan dada
mengembang (duty cycle 50%)
Membatasi interupsi kompresi dada
Penolong: bergantian tiap 5 siklus (2 menit)

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI
Posisi tangan: di tengah dada

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI
Tekan sternum dengan kedalaman 5 cm

Kompresi
TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED

Menekan jantung
dan paru

Meningkatkan
tekanan intratoraks

NADI TAK TERABA


KOMPRESI DADA 30x
Dekompresi
NAPAS BANTUAN 2x

Pengisian jantung
dan paru

Menurunkan
tekanan intratoraks

Pengembangan
penuh

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

Buka jalan napas dengan teknik non-invasif:


head tilt (ekstensikan kepala) chin lift (angkat
dagu)
jaw lift (angkat rahang) bila ada trauma kepala
(bila curiga fraktur servikal)

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

Mouth-to-mouth breathing
Bila tidak bernapas, berikan 2 bantuan
napas hingga dada terlihat mengembang
Setiap napas 1 detik hingga dada naik

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI


Lepaskan mulut dari korban dan lihat
penurunan dinding dada saat udara keluar
AED/DEFIBRILASI

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILASI

Mouth-to-device barrier breathing

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI & VENTILASI

AED/DEFIBRILATOR TIBA

Kompresi dan ventilasi diteruskan dengan rasio


30:2, hingga alat defibrilasi/automated external
defibrillator (AED) tersedia.

TIDAK RESPONS/NAPAS
MINTA BANTUAN/AED
NADI TAK TERABA
KOMPRESI DADA 30x
NAPAS BANTUAN 2x

KOMPRESI DADA 30x

AED/DEFIBRILASI

Lakukan syok bila ada indikasi (terpasang


monitor atau AED
Setelah setiap syok langsung lakukan RJP
kompresi dada, hingga 5 siklus atau 2 menit,
setelah itu baru evaluasi irama jantung

AUTOMATED EXTERNAL DEFIBRILLATOR

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Koneksi Listrik
Atur pilihan:
360 Joule (monofasik)
atau 120-200 Joule (bifasik)
unsynchronized

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Cabut dan angkat paddle


Berikan jelly
Ratakan jelly

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Paddle sternum (kanan) diletakkan pada sisi


kanan sternum di bawah klavikula

Paddle apical (kiri) diletakkan pada garis


midaksilaris kiri setinggi elektroda V6 .
Posisi ini harus bebas dari jaringan
payudara (wanita)

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Tekan tombol charge, dapat dilakukan di:


Mesin defibrilator
Paddle

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Tekan tombol charge, dapat dilakukan di:


Mesin defibrilator
Paddle

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

CPR langsung diterusan tanpa menunggu


irama apa yang muncul setelah defibrilasi.

CPR diteruskan hingga 2 menit, dilanjutkan


evaluasi monitor dan pemberian napas
buatan.

Siapkan defibrilator
Siapkan paddle
Tempel paddle
Isi energi: CHARGE
Stop CPR
Im clear, youre clear,
everybodys clear
Lakukan shock:
DISCHARGE
Angkat paddle
Lanjutkan CPR
Evaluasi monitor

Resusitasi Jantung Paru


upaya pertolongan pertama pada orang tidak sadar karena
mengalami henti jantung atau henti napas

Langkah langkah BHD dan RJP

Resusitasi tidak dimulai ...


Pasien memiliki keterangan DNAR (do not
attempt resuscitation)
Pasien memiliki tanda kematian yang ireversibel
(seperti rigor mortis, dekapitasi, dekomposisi,
atau pucat)
Tidak ada manfaat fisiologis yang dapat
diharapkan karena fungsi vital telah menurun
walau telah diberi terapi maksimal (seperti syok
septik atau syok kardiogenik yang progresif)

Resusitasi dihentikan ...


Sirkulasi dan ventilasi spontan secara efektif telah
membaik
Perawatan dilanjutkan oleh tenaga medis di tempat
rujukan atau di tingkat perawatan yang lebih tinggi
Ada kriteria yang jelas menunjukkan sudah terjadi
kematian yang ireversibel
Penolong sudah tidak dapat meneruskan tindakan
karena lelah atau ada keadaan lingkungan yang
membahayakan penolong atau meneruskan tindakan
resusitasi akan menyebabkan orang lain cedera
Keterangan DNAR diperlihatkan kepada penolong

Indikasi Penghentian RJP Sementara


Ketika korban akan diberikan tindakan
defibrilasi
Memindahkan pasien ke atau dari tandu
Memasukkan atau mengeluarkan korban dari
ambulans
Memindahkan korban menuruni tangga atau
dari lorong sempit

Penanda Keberhasilan Tindakan RJP

Napas kembali muncul spontan


Aliran udara napas dapat dirasakan
Terlihat adanya gerakan dada turun naik
Denyut nadi kembali teraba
Denyut jantung terdengar melalui stetoskop
Korban berusaha untuk menelan
Perubahan warna kulit dari pucat menjadi
kemerahan
Refleks pupil positif

Komplikasi
Fraktur iga
Fraktur sternal

: 13 97 %
: 1 43 %

Insiden kerusakan organ internal setelah dilakukan


resusitasi jantung paru

Cardiac Arrest. The Science and Practice of Resuscitation Medicine, 2007

Take Home Message

Recommended Reading
2010 Handbook of Emergency Cardiovascular Care for Healthcare
Providers. Dallas, TX : American Heart Association; 2010
Field JM, Hazinski MF, Sayre M, et al. Part 1 : executive summary :
2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation.
2010;122(suppl 3):S640-S656.
Hazinski MF, Nolan JP, Billi JE, et al. Part 1 : executive summary :
2010 International Consensus on Cardiopulmonary Resuscitation
and Emergency Cardiovascular Care Science With Treatment
Recommendations. Circulation. 2010;122(suppl 2):S250-S275.
Highlights of the 2010 American Heart Association Guidelines for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular
Care. Dallas, TX : American Heart Association; 2010.
www.heart.org/eccguidelines

Semoga bermanfaat

TERIMA KASIH

Contoh Kasus
Saat anda berada di suatu bandar udara (yang memiliki
AED), seorang laki-laki, 50 tahun, terjatuh tidak jauh dari
anda. Anda adalah seorang dokter yang menguasai
tindakan RJP. Saat anda hampiri, laki-laki tersebut
tampak tidak bernapas; dan ketika anda mencoba
membangunkannya, ia tidak berespons.

ETHICAL ISSUES
Terminating Resuscitative Efforts in Adults With Out-of-Hospital Cardiac Arrest
The BLS termination of resuscitation rule was established to consider
terminating BLS support before ambulance transport if all of the following criteria
are met:
Arrest not witnessed by EMS provider or first responder
No ROSC after 3 complete rounds of CPR and AED analyses
No AED shocks delivered
The ALS termination of resuscitation rule was established to consider
terminating resuscitative efforts before ambulance transport if all of the following
criteria are met:
Arrest not witnessed (by anyone)
No bystander CPR provided
No ROSC after complete ALS care in the field
No shocks delivered

Anda mungkin juga menyukai