Tugas 1 PGJ
Tugas 1 PGJ
Yang dimaksud dengan kota jenjang ketiga ialah kota yang berperan melayani sebagian
dari satuan wilayah pengembangannya, dengan kemampuan pelayanan jasa yang lebih
rendah dari kota jenjang kedua dalam satuan wilayah pengembangannya dan terikat
jangkauan jasa ke kota jenjang kedua serta memiliki orientasi ke kota jenjang kedua dan
ke kota jenjang kesatu.
Yang dimaksud dengan kota di bawah jenjang ketiga ialah kota yang berperan melayani
sebagian dari satuan wilayah pengembangannya, dengan kemampuan pelayanan jasa
yang lebih rendah dari kota jenjang ketiga dan terikat jangkauan serta orientasi yang
mengikuti prinsip-prinsip di atas.
Kawasan adalah wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan lingkup pengamatan
fungsi tertentu.
Kawasan Primer adalah kawasan kota yang mempunyai fungsi primer. Fungsi primer
(Fl) adalah fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai pusat
pelayanan jasa bagi kebutuhan pelayanan kota, dan wilayah pengembangannya.
Hubungan antar hirarki kota dengan peranan ruas jalan penghubungnya dalam system
jaringan jalan primer diberikan pada Tabel dibawah ini.
Tabel 14.1 : Hubungan Antar Hirarki Kota Dengan Peranan Ruas Jalan
Dalam Sistem Jaringan Jalan Primer
Menurut fungsinya :
1. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani [angkutan] utama dengan
ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses)
dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
4. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Menurut Penanganannya :
Dalam panduan penentuan klasifikasi fungsi jalan di wilayah perkotaan No. 010/T/BNKT/1990
dan PP Nomor 34 tahun 2006 tentang jalan, bahwa wewenang pembinaan jalan dikelompokkan
menjadi jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, jalan desa/nagari, dan jalan
khusus.
1). Jalan Nasional
Yang termasuk kelompok jalan nasional adalah jalan arteri primer, jalan kolektor primer yang
menghubungkan antar ibukota provinsi, jalan tol, dan jalan lain yang mempunyai nilai strategis
terhadap kepentingan nasional. Penetapan status suatu jalan sebagai jalan nasional dilakukan
dengan Keputusan Menteri.
2). Jalan Provinsi
Yang termasuk kelompok jalan Provinsi adalah :
Jalan kolektor primer yang menghubungkan lbukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten atau
Kota.
Jalan Kolektor primer yang menghubungkan antar lbukota Kabupaten atau Kota.
Jalan lain yang mempunyai kepentingan strategis terhadap kepentingan Provinsi.
Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak termasuk jalan Nasional.
Penetapan status suatu jalan sebagai jalan Provinsi dilakukan dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri atas usul Gubernur yang bersangkutan.
3). Jalan Kabupaten
Yang termasuk kelompok jalan Kabupaten adalah :
Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota Kabupaten dengan ibukota Kecamatan,
ibukota Kabupaten dengan Pusat Desa/Nagari, antar ibukota Kecamatan, ibukota Kecamatan
dengan Desa/Nagari, dan antar Desa/Nagari.
Jalan sekunder (arteri sekunder, kolektor sekunder, dan lokal sekunder) dan jalan lain yang
tidak termasuk dalam kelompok jalan Nasional, jalan Provinsi. Penetapan status suatu jalan
sebagai jalan Kabupaten dilakukan dengan Keputusan Gubernur, atas usul Pemerintah
Kabupaten yang bersangkutan.
4). Jalan Kota
Yang termasuk kelompok jalan Kota adalah jaringan jalan sekunder di dalam kota. Penetapan
status suatu ruas jalan arteri sekunder dan atau ruas jalan kolektor sekunder sebagai jalan kota
dilakukan dengan keputusan Gubernur atas usul Pemerintah Kota yang bersangkutan. Penetapan
status suatu ruas jalan local sekunder sebagai jalan Kota dilakukan dengan Keputusan Walikota
yang bersangkutan.
5). Jalan Desa/Nagari
Jalan Desa/Nagari adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal sekunder yang tidak
termasuk jalan Kabupaten di dalam kawasan Pedesaan/Nagari, dan merupakan jalan umum yang
menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam Desa/Nagari.
6). Jalan Khusus
Yang termasuk kelompok jalan khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh
instansi/badan hukum/perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing. Penetapan status
suatu ruas jalan khusus dilakukan oleh instansi/badan hukum/perorangan yang memiliki ruas
jalan khusus tersebut dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan
Umum.
Secara lebih sederhana, fungsi jalan dikaitkan dengan penanggung jawab pembinaan
disajikan pada Tabel berikut :