URAIAN TEORITIS
II. 1. Komunikasi
28
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat
atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator
(source, sender).
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan
cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.
3. Media
Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi
massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan
penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat,
membaca, dan mendengarnya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai, atau negara. Penerima adalah elemen yang penting
dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari
komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan
menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut
perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh
Universitas Sumatera Utara
a) Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya
dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik.
Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau
kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda
(interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubahubah pada layar
televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman
yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis
gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau
konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan
semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian.
b) Kepentingan
Interest atau kepentingan akan mebuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada
hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi
perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan
tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak
bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan (Effendy, 2003:47).
c) Motivasi Terpendam
Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai
benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan
dan kekurangan seseorang berbeda berbeda dengan orang lain, dari waktu ke
waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda
intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin
besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang
tidak sesuai dengan motivasinya.
d) Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat
bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik
kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar,
melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang
yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.
1. Informasi
Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar
orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi
6. Memajukan Kebudayaan
Penyebarluasan
hasil
kebudayaan
dan
seni
dengan
maksud
Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar,
majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan The Big Five Of
Mass Media (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam,
media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic
media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film, termasuk
CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam
yaitu:
1. Koran atau surat kabar
2. Tabloid
3. Majalah
4. Buku
5. Newsletter
6. Buletin
II.3. Majalah
II.3.1. Sejarah Majalah di Indonesia
PADA akhir abad ke-19, di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) mulai
tampak ada penerbitan pers yang bercorak dan berdasar pada suatu program
politik, Karangan yang disajikan bersikap kritis terhadap politik kolonial Belanda
di Hindia Belanda. Muncullah majalah yang dikenal dengan nama Bondsblad,
terbit 1897. Majalah ini membawa suara Indische Bond, perkumpulan kaum
atau folio dan dijilid dalam bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti
seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Ada pula yang membatasi
pengertian majalah sebagai media cetak yang terbit secara berkala, tapi bukan
terbit setiap hari. Media cetak itu haruslah bersampul, setidak-tidaknya punya
wajah, dan dirancang secara khusus. Selain itu, media cetak itu dijilid atau
sekurang-kurangnya memiliki sejumlah halaman tertentu.
II.4. Rubrik
Peraturan
Surat keputusan
Pergantian pemimpin
Kepindahan pegawai
Tajuk rencana
3. Rubrik rekreasi
Cerita pendek
Anekdot
II.5. Feature
II.5.1. Pengertian Feature
Sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang feature. Para ahli
mendefinisikan dengan definisi-definisi yang berbeda. Menurut Daniel R.
Williamson (dalam Sudarman, 2008: 179) feature adalah artikel yang kreatif,
kadang-kadang subjektif, yang dirancang terutama untuk menghibur dan
memberitahu pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian, situasi, atau aspek
kehidupan seseorang.
Sementara Richard Weiner mendefinisikan feature adalah suatu artikel
atau karangan yang lebih ringan, atau lebih umum, tentang daya pikat manusiawi
atau gaya hidup, daripada berita lempang yang ditulis dari peristiwa yang masih
hangat.
Tulisan feature berbeda dengan berita. Berita identik dengan kecepatan,
makin cepat makin up to date, makin lama maka berita semakin basi. Sedangkan
untuk menulis feature, si penulis harus memiliki kepekaan untuk memilih objek
dan membawakannya secara memikat. Penulis harus memilih bagian yang paling
kuat untuk tulisannya. Kalaupun beropini, maka tulisan itu tidak kentara
mengemukakan opininya.
9. Soft news, yaitu berita yang sifatnya enteng dan tidak serius. Tulisannya tidak
mendalam dan pada umumnya feature jenis ini ditulis dengan singkat saja.
10. News feature, yaitu tulisan feature yang biasanya dimuat dalam majalah berita.
Muatan beritanya sangat dominan, banhkan dibuat lebih rinci dan mendalam.
11. How to do, yaitu tulisan yang mengajarkan masyarakat atau pembaca untuk bisa
melakukan sesuatu pekerjaan sesuai yang diajarkan oleh pakar atau ahlinya.
12. Artikel ilmiah populer, yaitu tulisan feature yang menampilkan tema yang terkait
dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
13. Pengalaman pribadi, yaitu tulisan feature yang selalu ditampilkan di media massa
tentang pengalaman seseorang yang luar biasa.
Semakin seru cerita pengalamannya semakin baik.
14. Human interest, yaitu tulisan feature yang sasarannya adalah orangorang terkenal
atau yang memiliki nilai jual tinggi, namun bisa juga tulisan yang menjual
kesedihan orang-orang kebanyakan.
15. Memperkenalkan produk, yaitu tulisan feature yang memuat informasi tentang
produk-produk tertentu.
16. Sejarah, yaitu jenis tulisan feature yang fungsinya untuk mengingatkan
masyarakat akan sejarah yang sudah lama.
II.6. Sikap
II.6.1. Pengertian Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi
merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap
objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi,
atau kelompok. Jadi, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri
sendiri. Sikap haruslah diikuti oleh kata terhadap, atau pada objek sikap. Bila
ada orang yang berkata, Sikap saya positif, kita harus mempertanyakan Sikap
terhadap apa atau siapa? (Rakhmat, 2005: 39).
Menurut Sherif & Sherif (dalam Azwar, 1995: 19) , Sikap menentukan
keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus
manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang
memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku.
Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap adalah perubahan
internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil
evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam
maupun di luar dirinya. Dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan
dengan kepercayaan atau ideologi, orang bisa berubah sikap karena melihat bahwa
apa yang tadinya dipercaya tidak benar. Karena itu ia berubah sikap untuk
mengganti dengan kepercayaan yang lain (Cangara, 2006: 148).
e. Komponen afektif
Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi seperti perhatian, rasa senang, dan
rasa puas. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang
paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin
akan mengubah sikap seseorang.
f. Komponen konatif/perilaku
Yaitu berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau
untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
II.7. Remaja
masa
dewasa
yang
mencakup
perubahan
biologis,
kognitif,
dan
sosialemosional.
Masa remaja adalah sebuah periode transisi yang penting dalam
perkembangan berfikir kritis (Keating dalam Santrock, 2003: 144). Diantara
perubahan-perubahan kognitif yang memungkinkan peningkatan berfikir kritis
selama periode ini adalah :
Organisme :
Stimulus
Response
( perubahan sikap
)
Perhatian
Pengertian
penerimaan
(Gambar 1)
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak maka stimulus
tersebut tidak berhasil atau tidak efektif mempengaruhi perhatian dari individu dan
berhenti disini. Tetapi apabila stimulus diterima oleh organisme, itu berarti ada
perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Apabila stimulus telah
mendapat perhatian dari si organisme maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Setelah itu organisme akan mengolah stimulus sehingga terjadi kesediaan untuk
bertindak (bersikap). Dengan adanya dukungan fasilitas dan dorongan dari
lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu
tersebut (perubahan sikap).
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan bisa saja
ditolak atau diterima. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan.
Proses
berikutnya
komunikan
akan
mengerti.
Kemampuan