Anda di halaman 1dari 6

Kajian Ilmu Shalafush Shalih

Mandi Janabah

Mandi Janabah
Oleh :
Al Ustadz Abu Ishaq Muslim Al Atsary

andi Janabah tentu bukan hal yang asing lagi bagi orang yang sudah dewasa (baligh).

Namun bagaimana mengamalkan mandi Janabah seperti yang di contohkan oleh


Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tentu masih sedikit sekali orang yang
mengetahuinya . Amat di sayangkan jika amalan yang sering dilakukan ini ternyata di lakukan
secara asal-asalan , tanpa dilandasi dengan Ilmu yang benar .
Berikut ini penjelasan bagaimana tata cara mandi janabah seperti yang telah dilakukan oleh
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam .

Tata Cara Mandi Janabah :


Ada dua Tata cara dalam Mandi Janabah :
Pertama : Tata Cara minimal yang hanya meliputi perkara yang wajib saja
Kedua : Tata cara sempurna yang mencakup kewajiban dan sunnah-sunnah mandi . 1
Yang mencukupi untuk dilakukan dalam mandi Janabah adalah membasuh seluruh anggota
badan , menyampaikan air ke kulit dan rambut . Dan ini merupakan perkara WAJIB dalam mandi
Janabah 2 . Demikian sesuai kesepakatan yang ada 3 .
Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata , Mandi tidaklah sempurna kecuali dengan
meratakan air keseluruh tubuh . [As Sailul Jarrar . (1/287)]
Adapun Mandi Janabah seperti tata cara yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam hukumnya sunnah 4 dan sepantasnya seseorang yang mandi melakukan mandinya
menurut tata cara yang dinukilkan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan dengan bentuk
yang diriwayatkan dari Beliau Shallallahu alaihi wasallam dalam hadits-hadits yang Shahih
tsabit dalam ash Shahihain dan selain keduanya . Yang didalamnya terkandung pendahuluan
anggota Wudhu , kemudian menuangkan air keatas kepala , lalu mencuci bagian kanan
kemudian bagian yang kiri . Yang demikian ini adalah sesuai sunnah yang shahih . [As Sailul
Jarrar , (1/292-293)]
Ada beberapa hadits yang menyebutkan mandi Janabah yang pernah di lakukan Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam antara lain hadits dari Istri Beliau Shallallahu alaihi wasallam yaitu
Aisyah radhiyallahu anha dan Maimunah radhiyallahu anha yang di riwayatkan dalam ash
Shahihain .

Al Muhgni , Kitab Ath-Thaharah , Pasal Al Ghusli minal janabah , Ar-Raudhul Murbi (1/61) , AsySyarhul Mumti (1/230)
2
Al Hawil Kabir (1/220) , Al Majmu (2/212) , Al Iqna fi Masailil Ijma (1/99) , At Taliqat Ar Rhadiyyah
ala Ar Raudhatun Nadiyyah (1/189) , As Sailul Jarar (1/292) , Al Mausuah Al Fiqhiyyah Al
Muyassarah fi Fiqhil Kitab was Sunnah Al Muthaharah (1/198) .
3
Al Iqna fi Masailil Ijma (1/99)
4
Al Hawil Kabir (1/227) , Al Majmu (2/213) , Al Mausuah Al Fiqhiyyah Al Muyassarah (1/199)

Page 1 of 6

Edited Abu Zaki

Kajian Ilmu Shalafush Shalih

Mandi Janabah
Ulama bersepakat , tata cara mandi yang disebutkan dalam hadits keduanya ini merupakan tata
cara mandi yang paling sempurna 5 .
Dari Hadits Aisyah Radhiallahu 'anha :
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam apabila hendak mandi janabah, beliau mulai
dengan mencuci kedua tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat lalu
beliau memasukan jari-jemarinya kedalam air dan menyela-nyela pangkal rambutnya dengan jari
jemari yang telah dibahasi air tersebut . Kemudian beliau menuangkan air ke kepala beliau
sebanyak TIGA tuangan dengan kedua tangan beliau (menciduknya) , kemudian barulah
menuangkan air keseluruh tubuh beliau . [HR. Imam Al Bukhari No Hadits 248 , Imam Muslim
No Hadits 716]
Dalam riwayat Imam Muslim , disebutkan dengan lafadz yang sedikit berbeda ,
Beliau Shallallahu alaihi wasallam mulai dengan mencuci kedua tangannya dalam satu
riwayat: sebelum memasukannya kedalam bejana (tempat air untuk mandi)-kemudian dengan
tangan kanannya beliau menuangkan air ketangan kirinya , lalu mencuci kemaluannya kemudian
berwudhu seperti wudhu beliau untuk mengerjakan Shalat [HR. Imam Muslim No Hadits 716 &
719]
Dari Hadits Maimunah Radhiallahu 'anha :
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam meletakan air untuk mandi Janabah beliau
menuangkan air dengan tangan kanannya keatas tangan kirinya dua atau tiga kali . Kemudian
mencuci kemaluannya . Setelahnya beliau menggosokan tangannya ke Bumi/tanah atau
dinding tembok dua atau tiga kali . Lalu beliau Madhmadhah Iberkumur-kumur) dan Istinsyaq
(memasukan air ke hidung lalu Istinsyar yakni mengeluarkannya kembali ) . Beliau mencuci
wajahnya dan dua lengannya . Kemudian menuangkan air ke atas kepalanya . Lalu membasuh
tubuhnya . Setelahnya beliau menyingkir/berpindah dari tempatnya lalu mencuci kedua kakinya .
Maimunah berkata Akupun memberikan kain/handuk kepada beliau (untuk
mengusap/mengelap tubuh beliau) namun beliau tidak menginginkannya . Maka mulailaj beliau
mengibaskan air dengan tangannya [HR. Imam Al Bukhari No. 274 dan Muslim No.720 , Abu
Daud No.245, At-Turmidzi No.103, An Nasa'i (1/137) , Ibnu Majah No.573, Ad Darimi No. 447]
Dari Hadits yang disampaikan oleh kedua Ummul Mukminin diatas , dapat kita simpulkan bahwa
tata cara mandi janabah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam perinciannya adalah sebagai
berikut :
1. Mencuci Kedua tangan sebelum dimasukan/dicelupkan kedalam bejana/tempat air.
2. Menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kiri, lalu digunakan untuk mencuci
kemaluan. Dilakukan sebanyak dua atau tiga kali .
3. Tangan kiri yang digunakan untuk mencuci kemaluan tadi lalu digosokan/diusapkan
ke Bumi/tanah atau ke dinding/tembok sebanyak dua kali atau tiga kali . Dan
pengusapan ini dilakukan dengan sungguh-sungguh sebagaimana ditunjukan dalam
sebuah Hadits
Kemudian beliau Shallallahu alaihi wasallam mengusap tanah dengan tangan
kirinya lalu menggosoknya dengan gosokan yang sungguh-sungguh [HR. Imam
Muslim No.720]

Bidayatul Mujtahid , hal 41

Page 2 of 6

Edited Abu Zaki

Kajian Ilmu Shalafush Shalih

Mandi Janabah
4. Berwudhu sebagaimana Wudhu untuk Shalat yang berarti melakukan madhmadhah
(berkumur-kumur) , Istinsyaq (memasukan air kehidung) dan Istintsar (Mengeluarkan
air dari hidung) , mencuci wajah , dua lengan , mengusap kepala dan telinga .
5. Kemudian beliau memasukan jari-jemarinya kedalam air lalu menyela-nyela pangkal
rambutnya. Faidah penyela-nyelaan ini adalah menyampaikan air kerambut dan kulit
kepala 6 . Hal ini dilakukan sampai dipastikan kulit kepala terkena air. Setelah itu
beliau menuangkan air ke kepala sebanyak tiga kali , sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadits :
Kemudian beliau menyela-nyela rambutnya dengan tangannya hingga beliau ketika
memastikan telah membasahi kulit kepalanya , beliau Shallallahu alaihi wasallam
pun menuangkan air ke kepalanya tiga kali [HR. Imam Al Bukhari No.272 dan
Imam Muslim No.716]
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pun pernah bersabda , Adapun aku , aku
menuangkan air ke kepalaku tiga kali . Dan beliau mengisyaratkan dengan kedua
tangannya [HR. Imam Al Bukhari No.254 , Imam Muslim No. 738]
Ketika membasuh kepala mulai dari belahan rambut bagian kanan kemudian bagian
kiri 7 . Sebagaimana di tunjukan dalam hadits ,
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengambil air dengan telapak tangannya
lalu mulai menuangkannya ke belahan kepalanya yang KANAN kemudian yang KIRI
[HR. Imam Al Bukhari No.258 , Imam Muslim No. 723]
6. Membasuh seluruh tubuh
7. Mengakhirkan mencuci kaki , sebagaimana di tunjukkan dalam hadits :
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berwudhu seperti wudhu untuk Shalat
hanya saja beliau tidak mencuci kakinya . Dan (sebelumnya) beliau Shallallahu
alaihi wasallam telah mencuci kemaluannya dan kotoran yang mengenainya .
Kemudian beliau Shallallahu alaihi wasallam menuangkan air keatas tubuhnya ,
setelahnya beliau Shallallahu alaihi wasallam memindahkan kedua kakinya lalu
mencuci keduanya [HR. Imam Al Bukhari No.249 dan Imam Muslim No. 720]
Ulama berbeda pendapat tentang Hukum mengakhirkan mencuci kaki dalam Mandi
Janabah ini . Jumhur (Mayoritas) Ulama berpandangan Mustahab hukumnya . Al
Imam Malik rahimahullah berpendapat bila tempatnya tidak bersih maka mustahab
mengakhirkannya , bila bersih (tidak kotor) maka didahulukan (ketika wudhu dalam
mandi Janabah) .
Al Imam Ahmad Rahimahullah beliau mengatakan , Lebih menyenangkan bagiku
untuk mencuci kedua kaki setelah mandi dengan dalil hadits Maimunah Radhiyallahu
anha . Dalam riwayat lain beliau rahimahullah menyatakan Yang diamalkan
adalah hadits Aisyah 8 yang didalamnya menunjukkan bahwa sebelum mandi
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berwudhu seperti wudhunya untuk
mengerjakan Shalat . Al Imam Ahmad rahimahullah pun mengatakan lagi ,
6

Fathul Bari (1/469)


Ini Menunjukan disenanginya mendahulukan anggota tubuh bagian kanan dalam Janabah [At-Taliqat Ar
Radhiyyah ala Ar Raudhatun Nadiyyah (1/192)]
8
Hadits Aisyah menunjukkan ketika berwudhu dalam mandi Janabah . Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam melakukannya secara sempurna dengan mencuci kedua kaki beliau Shallallahu alaihi wasallam .
Pencucian kaki ini dilakukan diawal mandi bukan pada akhirnya . Wallahu alam .
7

Page 3 of 6

Edited Abu Zaki

Kajian Ilmu Shalafush Shalih

Mandi Janabah
Mencuci kedua kaki pada tempatnya , setelah mandi dan sebelum mandi sama saja
[Al Mughni , Kitab Ath-Thaharah , pasal Al Ghusli minal Janabah]
Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah mengomentari
hadits Maimunah, Hadits ini merupakan nash yang menunjukan bolehnya
mengakhirkan pencucian kedua kaki dalam mandi Janabah , berbeda dengan Hadits
Aisyah . Dalam perkara ini bisa saja Nabi Shallallahu alaihi wasallam melakukan
kedua , sehingga terkadang beliau mencuci kedua kakinya setelah mencuci anggota
wudhu yg lain (mengawalkan) atau terkadang beliau Shallallahu alaihi wasallam
mengakhirkan mencuci kaki ketika telah selesai mandi , wallahu alam [Al Irwa
(1/362)]
Wallahu taala alamu bish-showab , dan pendapat ini yang penulis kuatkan .
Adapun Hikmah diakhirkannya mencuci kedua kaki . Al Imam Al Qurthubi
rahimahullah berkata , Hikmah dikahirkannya mencuci kedua kaki agar dalam
mandi Janabah itu diawali dan diakhiri dengan membasuh anggota wudhu [Fathul
Bari (1/470)]
8. Tidak berwudhu lagi setelah mandi . Sesuai Hadits ,
Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mandi dan setelahnya shalat dua
rakaat (qabliyyah subuh) dan shalat subuh dan aku tidak melihat beliau Shallallahu
alaihi wasallam memperbaharui Wudhu setelah Mandi [HR. Imam Abu Dawud
No.250 , di Shahihkan dalam Shahih Sunan Abi Dawud oleh Al Albani ]
Dalam Riwayat yang lain ,
Adalah Nabi Shallallahu alaihi wasallam beliau tidak lagi berwudhu setelah mandi
[HR. Imam Ath Tirmidzi No.107 , di Shahihkan dalam Shahih Sunan At Tirmidzi
oelh Al Albani]
Al Allamah Al Azhim Abadi rahimahullah berkata dalam syarahnya terhadap
Sunan Abu Dawud : Tidak diragukan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam
melakukan wudhu saat mandinya . Berwudhu sebelum menyempurnakan mandi
(janabah) merupakan Sunnah yang Tsabitah (Shahih) dari beliau Shallallahu alaihi
wasallam . Adapun berwudhu setelah selesai mandi , perbuatan demikian tidak
dikenal dan tidaklah Shahih dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam [Aunul Mabud
Kitab Ath Thaharah , Bab Fil Wudhu Badal Ghusl]
Al Imam Al Hafizh Ibnul Qaththan rahimahullah berkata , Ahlul Ilmi sepakat
sunnahnya wudhu sebelum mandi dalam rangka mencontoh Nabi Shallallahu alaihi
wasallam . Adapun setelah mandi maka tidaklah di sunnahkan ! [Al Iqna fi
Masailil Ijma (1/99-100). Demikian juga disebutkan dalam Adz Dzakirah lil Al
Imam Al Qarafi (1/130)] .

Kesimpulan , Bila seseorang hendak melakukan shalat setelah mandi Janabah


maka wudhu yang dilakukan saat mandi Janabah sudah mencukupinya selama
wudhu tersebut belum batal , sehingga Ia tidak perlu mengulang Wudhu nya setelah
mandi Janabah .

Page 4 of 6

Edited Abu Zaki

Kajian Ilmu Shalafush Shalih

Mandi Janabah
9. Mengeringkan air dari tubuh dengan mengeringkan/mengibaskan air dengan
tangannya sesuai dengan dalil dari HR Imam Muslim No. 722 . [Lihat : Subulus
Salam (1/141)]
Adapun menyekanya dengan menggunakan KAIN , handuk atau yang selainnya
maka kita dapati Ulama berselisih pendapat dalam hal ini .
Al Imam An Nawawi rahimahullah berkata , Para Sahabat dan orang-orang selain
mereka berbeda pendapat tentang tansyif (menyeka tubuh dengan kain/handuk
setelah mandi Janabah) menjadi tiga madzhab/pendapat :
Pertama , Tidak mengapa melakukannya setelah berwudhu dan mandi , demikian
pendapat dari Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu demikian juga pendapat
Ats-Tsauri radhiyallahu anhu.
Kedua , Makruh dilakukan setelah Wudhu dan Mandi , ini pendapat Sahabat Ibnu
Umar radhiyallahu anhu dan Ibnu Abi Laila radhiyallahu anhu .
Ketiga , Dimakruhkan dalam Wudhu namun tidak makruh bila dilakukan setelah
mandi . Demikian pendapat Ibnu Abbas radhiyallahu anhu [Periksalah : Al Minhaj
Syarah Shahih Muslim (3/222)]
Dalam hal ini kami , penulis lebih memilih pendapat yang pertama Karenna tidak
adanya dalil yang melarang dalam masalah ini . Adapun penolakan beliau Shallallahu
alaihi wasallam bukan berarti LARANGAN , namun beliau lebih menyenangi dengan
mengibaskannya dengan tangan beliau atau Karenna perkara yang lainnya .
Sehingga apabila mengibaskan tangan dibolehkan (mubah) berarti tansyif
semisalnya juga dibolehkan . Karenna mengibaskan tangan dan menyeka dengan
handuk sama-sama bertujuan menghilangkan air yang menempel ditubuh . wallahu
alam .
Al Imam Ibnu Daqiqiel Ied menyatakan seandainya tansyif itu makruh maka
niscaya dimakruhkan pula menepiskan air dengan tangan Karenna akan
menghilangkan air dianggota tubuh . Adapun Nabi Shallallahu alaihi wasallam
menolak kain / handuk yang ditawarkan bukan berarti beliau menolak tansyif namun
Karenna perkara lain. Bisa jadi Karenna handuk/kain yang ditawarkan atau selainnya
[Lihat : Ihkamul Ahkam Kitab Ath Thaharah Hadits No.30]
Demikianlah TATA CARA mandi janabah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallam dari awal sampai akhir yang mustahab/sunnah yang Shahih .
Wallahu taala alam bhi-showab .
Majalah Asy Syariah (Khazanah Ilmu-Ilmu Islam) , Vol: II/No.22/1427H/2006 hal.51

Source : http://www.asysyariah.com

Page 5 of 6

Edited Abu Zaki

Kajian Ilmu Shalafush Shalih

Mandi Janabah

Page 6 of 6

Edited Abu Zaki

Anda mungkin juga menyukai