Anda di halaman 1dari 10

POTENSI, PERMASALAHAN DAN PROSPEK

PENGEMBANGAN PESISIR KABUPATEN


SITUBONDO
3.1 POTENSI PESISIR KABUPATEN SITUBONDO
Potensi yang terkandung di wilayah pesisir Kabupaten Situbondo ditinjau
dari aspek sumberdaya alam, sosial ekonomi dan prasarana wilayah diuraikan
sebagai berikut ini.
a) EKOSISTEM PESISIR
Kawasan pesisir Kabupaten Situbondo ditinjau dari kondisi fisikny a
sebagian besar merupakan kawasan dengan fungsi perlindungan, baik
perlindungan bagi kawasan di bawahnya, perlindungan setempat,
perlindungan sempadan pantai, maupun cagar alam.
Kawasan pesisir Kabupaten Situbondo memiliki potensi terumbu karang
dan hutan mangrove yang dapat menunjang perikanan laut. Terumbu
karang di Kabupaten Situbondo terdapat hampir di setiap wilayah laut
kabupaten sejauh 4 mil dengan luas 4,7 km2 dan hutan mangrove
terdapat di Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Panarukan.
4 - 24
Potensi ekonomi pengelolaan sumberdaya pesisir pantai
Provinsi jawa timur
Jenis mangrove yang terdapat di Kabupaten Situbondo adalah tinjang
dan api-api.
Sebagian besar wilayahnya berada pada kawasan pesisir sehingga
terbukanya peluang pengembangan di sektor pesisir dan kelautan
seperti pariwisata dan perikanan.
Kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Situbondo berada di
sepanjang pantai di Kecamatan Banyuglugur, Besuki, Suboh,
Mlandingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Kapongan, Mangaran, Arjasa,

Jangkar, Asembagus, dan Banyuutih dengan luas keseluruhan 229 ha.


Potensi kawasan ini juga dimanfaatkan untuk tambak dan alih fungsi
bakau untuk tambak direncanakan maksimum 20% dari total luas hutan
baku yang ada.
Taman Nasional Baluran
di Kecamatan Banyuputih
Hutan Mangrove
di Kecamatan Panarukan
Gambar 4.10 Kawasan Lindung di Kabupaten Situbondo
b) TRANSPORTASI LAUT
4 - 25
Potensi ekonomi pengelolaan sumberdaya pesisir pantai
Provinsi jawa timur
Pelabuhan Kalbut potensial untuk dikembangkan menjadi Pelabuhan
Nasional yang mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah
Situbondo.
Sektor pelabuhan dapat meningkatkan perkembangan terutama di
wilayah pesisir sera mampu menumbuhkan aktivitas dan perkembangan
sektor industri.
Pelabuhan Jangkar memiliki potensi untuk mendukung pergerakan
ekonomi dan mampu meningkatkan hubungan jaringan regional
terutama dengan Pulau Madura.
Pelabuhan Kalbut
di Kecamatan Mangaran
Gambar 4.11 Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo
Pelabuhan Jangkar
di Kecamatan Jangkar
Gambar 4.12 Pelabuhan Jangkar di Kabupaten Situbondo

Adanya pelabuhan rakyat di wilayah pesisir mampu yang mendukung


kegiatan masyarakat dalam kegiatan perikanan pada perairan umum
(Selat Madura), hal ini akan mendukung perkembangan ekonomi secara
internal.
4 - 26
Potensi ekonomi pengelolaan sumberdaya pesisir pantai
Provinsi jawa timur
Pelabuhan Panarukan di Kecamatan Panarukan
Gambar 4.13 Pelabuhan Rakyat di Kabupaten Situbondo
c) PERIKANAN
Potensi perikanan di Kabupaten Situbondo dengan usaha-usaha
penangkapan ikan di laut, budidaya tambak, budidaya air tawar,
budidaya air laut, pembenihan, dan usaha pengolahan.
Pengembangan prasarana dan sarana Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
untuk mendukung perkembangan produksi perikanan tangkap di
wilayah pesisir Kabupaten Situbondo.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panarukan di Kecamatan Panarukan
Gambar 4.14 TPI di Kabupaten Situbondo
4 - 27
Potensi ekonomi pengelolaan sumberdaya pesisir pantai
Provinsi jawa timur
d) PARIWISATA
Kabupaten Situbondi memiliki potensi pariwisata berupa wisata pantai yang
ada di wilayah pesisir, yaitu :
Pantai Pasir Putih
Pantai Berigheen
Pantai Pathek
Pantai Banongan

Pantai Bama
Pantai Lempuyang
Pantai Tangsi
Pantai Tampora
Pantai Keperan
Disamping wisata pantai, potensi dibidang pariwisata yang berkembang
adalah wisata pelabuhan, yaitu :
Pelabuhan Rakyat Kalbut
Pelabuhan Rakyat Panarukan
Pelabuhan Rakyat Besuki
Pelabuhan Jangkar
Pantai Berigheen
di Kecamatan Panarukan
Pantai Bama
di Kecamatan Banyuputih
Pantai Tangsi
di Kecamatan Mangaran
Pantai Lempuyang
di Kecamatan Banyuputih
Gambar 4.15 Wisata Pantai di Kabupaten Situbondo
4 - 28
Potensi ekonomi pengelolaan sumberdaya pesisir pantai
Provinsi jawa timur
3.2 PERMASALAHAN PESISIR KABUPATEN SITUBONDO
Permasalahan yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Situbondo ditinjau
dari aspek fisik alamiah, sumberdaya alam, sosial ekonomi dan prasarana dan
sarana wilayah adalah sebagai berikut :
a) EKOSISTEM PESISIR

Terumbu karang di Kabupaten Sitondo tidak terpelihara dengan baik,


terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan nelayan yang
menangkap ikan denan bom ikan, jangkar, kapal, dan lain sebagainya.
Banyaknya kegiatan-kegiatan eksploitasi sumberdaya yang tersedia di
kawasan pesisir dan perairan Situbondo yang tidak ramah lingkungan,
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti
berkurangnya hutan bakau akibat penenbangan yang dapat
menyebabkan abrasi gelombang laut yang cukup besar, penangkapan
ikan dengan peledak yang dapat merusak ekosistem terumbu karang,
penebangan dan pembukaan areal tambak pada hutan mangrove dan
sejenisnya.
Kurangnya pengelolaan kawasan dan pemeliharan sarana prasarana
yang ada, misalnya kondisi pantai dan lingkungan sekitarnya yang
masih terlihat kotor dan kurang tertata, sarana prasarana obyek wisata
yang kurang berkebang, sarana prasarana perikanan yang kurang
memadai.
Terjadinya alih fungi lahan dari hutan bakau menjadi kawasan
terbangun.
b) TRANPSORTASI LAUT
Kondisi pelabuhan yang ada masih belum memenuhi standar yang
optimal.
Perkembangan pelabuhan lambat karena belum dilengkapi sarana dan
prasarana penunjang.
Secara internal masih kurangnya lahan untuk pengembangan industri
dalam mendukung perkembangan ekonomi.
Secara eksternal belum dapat bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan
skala nasional lainnya.
c) PERIKANAN

Wilayah perairan merupakan daerah akhir pengaliran dari laut sehingga


tingkat pencemaran di perairan pantai ini cendeung meningkat seiring
4 - 29
Potensi ekonomi pengelolaan sumberdaya pesisir pantai
Provinsi jawa timur
dengan meningkatnya kegiatan budidaya di wilayah daratan dan
mempengaruhi ekosistem wilayah pantai dan perairan yang pada
akhirnya berakibat pada potensi lestari peikanan laut.
Adanya kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan juga
menyebakan rusaknya ekosistem perairan dan pantai yang akan
mempengaruhi potens lestari perikanan tangkap.
Lampiran:

INFORMASI KELOMPOK
Usaha pengolahan dan pemasaran
ikan ini dimulai pada tahun 2005
selain usaha utama sebagai

supplier / pemasar udang laut dan


nelayan payang juga bergerak dalam
kegiatan terobosan baru pemanfaatan
hasil produksi sumber daya laut melalui
usaha diversifikasi hasil tangkapan di
pantai pesisir Desa Klatakan Kecamatan
Kendit Kabupaten Situbondo. Kegiatan
usaha pengolahan dan pemasaran ini
dilakukan dengan memanfaatkan
melimpahnya ikan / udang hasil
tangkapan sendiri dan merupakan
optimalisasi kegiatan diversifikasi hasil
tangkapan nelayan setempat. Pada
kurun waktu tahun 2010 s/d tahun
2011, kegiatan usaha pengolahan dan
pemasaran ikan ini mulai di contoh oleh
masyarakat Desa setempat. Tahun 2012
tepatnya Tanggal 16 April atas inisiatif
masyarakat yang melakukan usaha
pengolahan dan pemasaran ikan
sekaligus usaha penangkapan ikan
maka dibentuklah kelompok pengolahan
dan pemasaran ikan dengan nama
POKLAHSAR EMPAT SAUDARA.
Visi kelompok adalah
membangun masyrakat yang mampu

melakukan kegiatan diversifikasi olahan


hasil tangkapan melalui usaha
pengolahan dan pemasaran ikan laut
segar yaitu mengolah ikan segar
menjadi olahan yang bernilai
tambah (vallue added). Sedangkan Misi
kelompok yaitu memajukan
kesejahteraan anggota kelompok
melalui kegiatan diversifikasi olahan
hasil tangkapan dengan tujuan
memajukan/meningkatkan
kesejahteraan anggota kelompok dan
memberi contoh kepada masyarakat
lainnya untuk dapat melakukan kegiatan
diversifikasi hasil tangkapan ikan
disamping bagaimana penanganan ikan
hasil tangkapan sendiri menjadi olahan
yang bernilai tambah (vallue added).
Cara perlakuan mulai dari
persiapan sampai pengemasan akhir
dan pemasaran hasil pengolahannya
diatur oleh kelompok. Sistem
pengambilan keputusan melalui
musyawarah mufakat dengan
mengutamakan kepentingan bersama di

atas segala galanya sesuai dengan


norma / peraturan kelompok.
Kegiatan rutin kelompok
adalah setiap awal bulan diadakan
pertemuan untuk saling bertukar
informasi atau pemecahan masalah
yang menyangkut usaha pengolahan
dan pemasaran ikan yaitu mengolah
ikan laut menjadi olahan yang bernilai
tambah(vallue added), disamping itu
juga setiap tahun mengadakan kegiatan
amal bakti / sumbangan peringatan
nasional dalam mendukung kegiatan
rutin Desa setempat.
Kelompok kami menggunakan
ruang dirumah anggota kelompok
secara bergiliran dengan luas bangunan
40 M, Perahu pancingan 10 unit,
rumponisasi & jaring gillnet millennium
10 unit, alat pengolahan lainnya, dll.
Semuanya milik anggota kelompok yang
diperoleh dari sebagian milik pribadi
pada tahun 2010 dengan kondisi baik.
Disamping itu juga kelompok sampai
saat ini mempunyai modal usaha
sebesar Rp. 10.500.000,-.yang nantinya

akan digunakan untuk mengembangkan


usahanya.
Pendampingan terhadap
kelompok adalah oleh tenaga penyuluh
perikanan, penyuluh swadaya dan
petugas teknis perikanan juga dibantu
oleh PPTK pendamping PUMP-P2HP
wilayah setempat. Pertemuan dengan
pendamping dilakukan setiap bulan dan
setiap waktu sesuai kebutuhan yang
direncanakan setiap tahunnya. Melalui
komunikasi tatap muka dan urun
rembuk dan koordinasi maupun
demontrasi kelompok.
Dalam rangka peningkatan
kapasitas anggota, kami juga aktif
mengikuti pelatihan GMI (Gemar Makan
Ikan) dan pembuatan jarring
millennium, magang, studi banding dan
kelompok setiap ada kegiatan tertentu
mengadakan pameran pengolahan hasil
perikanan terkait peningkatan
kesejahteraan kelompok salah satunya
produk nugget udang dll

Anda mungkin juga menyukai