Anda di halaman 1dari 3

IMUNOGLOBULIN

A. Pengertian Imunoglobulin
Imunoglobulin (Ig) adalah protein yang ditemukan dalam cairan dan darah yang
diproduksi oleh sel-sel dari sistem kekebalan tubuh untuk mengumpulkan zat dalam
tubuh yang dikenali sebagai antigen asing (misalnya virus atau bakteri) untuk
dihancurkan. Juga dikenal sebagai antibody.
Sumber: http://kamuskesehatan.com/arti/imunoglobulin/
Immunoglobulin adalah senyawa protein yang digunakan untuk melawan kuman
penyakit (virus, bakteri, racun bakteri dll.), ada di dalam darah, orang sering
menyebutnya antibodi. Setiap immunoglobulin (disingkat Ig) akan mengenali satu
antigen (kuman penyakit) secara spesifik, artinya satu antigen dikenali satu antibodi
spesifik. Ig diproduksi oleh sel darah putih yang disebut sel B atau lebih spesifik lagi sel
plasma.
Sumber: http://fatmhadifrha.blogspot.com/2013/04/immunoglobulin.html
B. Klasifikasi Imunoglobulin
1. Ig G (Imunoglobulin G)
Imunoglobulin G adalah divalen antigen. Ig G merupakan antibodi yang paling
umum. Ig G beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sumsum tulang
belakang, sistem getah bening, lymfe, cairan peritoneal dan usus. Ig G mempunyai
waktu paroh biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas yang baik (sebagai
serum transfer). Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut. Ig G mengikuti
aliran darah dan mempunyai efek kuat antibakteri, melindungi tubuh terhadap
bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung dalam racun. Selain itu,
Ig G mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri serta musuh
mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-sel kulit. Karena kemampuannya serta
ukurannya yang kecil, Ig G adalah satu-satunya antibodi yang dapat masuk ke dalam
plasenta ibu hamil sehingga melindungi janin dari kemungkinan infeksi. Ig G
merupakan antibodi yang paling banyak dalam darah (80%).
Ig G adalah opsonin yang baik sebagai pagosit pada ikatan Ig G reseptor.
Imunoglobulin ini merangsang antigen-dependen cel-mediated cytotoxicity
(ADCC)-Ig G Fab untuk mengikat target sel, Natural Killer(NK) Fc-reseptor,
mengikat Ig Fc, dan sel NK membebaskan citotoksik pada sel target. IgFc juga
mengaktifkan komplemen, menetralkan toksin, imobilisasi bakteri dan menghambat
serangan virus.
2. Ig A (Imunoglobulin A)

Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, Antibodi ini terdapat pada daerah


peka tempat tubuh melawan antigen seperti air mata, keringat,

air liur, cairan

mukosa, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan sekresi
usus. Kepekaan daerah tersebut berhubungan langsung dengan kecenderungan
bakteri dan virus yang lebih menyukai media yang lembab. Yang aktif adalah bentuk
dimer (yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif. Jaringan yang mensekresi
bentuk bentuk dimer ini ialah sel epithel yang bertindak sebagai reseptor Ig A, yang
kemudian sel tersebut bersama Ig A masuk kedalam lumen. Fungsi dari Ig A ini
ialah:
-Mencegah kuman patogen menyerang permukaan sel mukosa
-Tidak efektif dalam mengikat komplemen
-Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai lysozim yang ada dalam cairan
sekretori yang mengandung Ig A
-Bersifat antiviral dan glutinin yang efektif
Ig A yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap
mikroba. Antibodi merupakan senyawa yang tersusun dari protein, sedangkan
protein dicerna dalam lambung manusia. Karena itu, normalnya bayi yang meyusu
pada ibunya akan mencerna antibodi ini dalam lambungnya, tetapi lambung bayi
yang baru lahir diciptakan sedemikian rupa untuk tidak mencerna dan
menghancurkan antibodi ini. Pada tahap ini, produksi enzim pencerna protein masih
sangat sedikit sehingga antibodi tidak dicerna dan akan melindungi bayi yang baru
lahir dari infeksi. Tak hanya itu, antibodi yang tidak dapat dihancurkan lambung ini
dapat diserap oleh usus secara utuh. Sel-sel usus pada bayi diciptakan sedemikian
rupa untuk melakukan hal itu.
3. Ig M (Imunoglobulin M)
Imunoglobulin M ditemukan pada permukaan sel B yang matang. Ig M
mempunyai waktu paroh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan lima
valensi. Imunoglobulin ini hanya dibentuk oleh faetus. Peningkatan jumlah Ig M
mencerminkan adanya infeksi baru atau adanya antigen (imunisasi/vaksinasi). Ig M
adalah merupakan aglutinin yang efisien dan merupakan isohem- aglutinin alamiah.
Ig M sngat efisien dalam mengaktifkan komplemen. Ig M dibentuk setelah terbentuk
T-independen antigen, dan setelah imunisasi dengan T-dependent antigen.
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Pada
saat organ tubuh manusia bertemu dengan antigen, Ig M merupakan antibodi

pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen. Janin dalam rahim mampu
memproduksi Ig M pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin telah terinfeksi
kuman penyakit, produksi Ig M janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah
janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar Ig M dalam darah.
4. Ig D (Imunogobulin D)
Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. Ig D adalah penanda
permukaan pada sel B yang matang. Ig D dibentuk bersama dengan Ig M oleh sel B
normal. Sel B membentuk Ig D dan Ig M karena untuk membedakan unit dari RNA.
Ig D juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B. Ig D
tidak mampu untuk bertindak sendiri tetapi dengan menempelkan dirinya pada
permukaan sel-sel T sehingga membantu sel T menangkap antigen. Ig D paling
sedikit ditemukan dalam darah.
5. Ig E (Imunoglobulin E)
Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau berikatan
dengan mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif dengan eosinpphil.
Ig E berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan adanya antigen yang
spesifik untuk Ig E, imunoglobulin ini menjadi bereaksi silang untuk memacu
degranulasi dan membebaskan histamin dan komponen lainnya sehingga
menyebabkan reaksi anaphylaksis. Ig E sangat berguna untuk melawan parasit.
Ig E merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini
bertanggung jawab terhadap reaksi alergi pada tubuh. Karena itu, kadar Ig E tinggi
pada tubuh orang yang sedang mengalami alergi. Makanan fungsional, seperti
prebiotik dan probiotik dapat meningkatkan pertahanan mukosa sehingga mencegah
infeksi usus halus dengan cara :
1. Memodifikasi komposisi dan aktivitas metabolik mikroflora usus halus sehingga
dapat melawan patogen lebih baik.
2. Mengatur respon imun inang melawan patogen dengan meningkatka produksi
antibodi dan mengaktifkan makrofag, limfosit, dan sel-sel sistem imun lainnya.
Sumber: http://pustaka.unpad.ac.idwp-contentuploads200905prebiotik.pdf
www.geocities.ws/kuliah_farm/imunologi/Klasifikasi-antibodi.doc

Anda mungkin juga menyukai