Blog ini dibuat untuk menambah deretan blogs keperawatan yang sudah ada sehingga penulis mengharapkan blog ini turut
membantu proses peningkatan ilmu keperawatan.
JUMAT, 29 MEI 2009
MEKANISME RADANG
Hand Out - PATOLOGI
MEKANISME RADANG
Ns.Yosephina Elizabeth
_______________________________________________________________
lokal
5. FUNGSIOLESA
Perubahan fungsi jaringan yang cedera
Jaringan yang cedera mengalami proses peradangan yang mengakibatkan
keadaan kimia dan fisik yang abnormal dari sel sel yang mengalami inflamasi /
peradangan
ASPEK CAIRAN PERADANGAN AKUT
Campuran cairan dan sel yang tertimbun didaerah peradangan, terjadi akibat:
Peningkatan permeabilitas vaskuler memungkinkan protein plasma dan molekul
besar dapat terlepas
Bertambahnya tekanan hidrostatik intravaskular sebagai akibat aliran darah lokal
yang meningkat (dilatasi arteriol), mendorong lebih banyak cairan yang keluar
Pengaruh peningkatan cairan peradangan adalah:
Toksin nyang bersifat inflamasi akan diencerkan sehingga toksisitasnya berkurang
Zat antitoksin didalam cairan akan menetralkan toksin
Fibrinogen didalam cairan akan membeku dan membentuk fibrin (fibrin : suatu
substansi padat yang menutupi daerah inflamasi dan mencegah perluasan daerah
tersebut)
Jenis jenis LEUKOSIT :
1. Granulosit
Neutrofil
Eosinofil
Basofil
2. Monosit
3. Limfosit
NEUTROFIL
=PMN (neutrofil polimorfonuklear) = polys
Polimorf / nuklei dari sel berlobus tidak teratur
Granula sitoplasma berwarna lembayung
Aktif bergerak
Mampu melakukan fagositosis
Muncul dalam jumlah besar didalam eksudat pada jam-jam pertama peradangan
Lisosom : granula yang banyak sekali terlihat dalam sitoplasma neutrofil
Lisosom merupakan paket paket enzim (berbagai hidrolase seperti protease,
lipase dan fosfatase)
EUSINOFIL
Inti tidak teratur
Granula sitoplasma berwarna merah cerah
Berespon terhadap rangsang kemotaksis khas tertentu pada reaksi alergis
Mengandung enzim yang menetralkan efek-efek mediator peradangan tertentu
yang dilepaskan dalam reaksi alergis
Fungsi Eosinofil :
Memberi respon terhadap rangsang kemotaksis
Melakukan fagositosis
Mematikan mikroorganisme
BASOFIL
Berespon terhadap reaksi radang, reaksi imunologis dan reaksi non spesifik
Mast cell adalah sumber utama histamin pada permulaan reaksi peradangan
MONOSIT
Morfologi inti dan sitoplasma relatif agranuler
Umur sirkulasi : 3 4 x umur granulosit
Makrofag : monosit yang terdapat didalam eksudat
Histiosit : makrofag yang berkeliaran dalam jaringan penyambung
Fungsi makrofag hampir sama dengan neutrofil PMN
Makrofag dapat bertahan lebih lama (minggu bulan)
Pada proses radang akut, peran monosit seperti neutrofil, tetapi jumlahnya lebih
sedikit dengan kecepatan yang lebih lambat
LIMFOSIT
Inti : besar, kasar, berwarna gelap
Terdapat sedikit organel dalam intrasitoplasma, yang menyebabkan gerakan
limfosit lebih lamban
Hanya dalam jumlah yang sangat kecil di dalam eksudat
Limfokin : zat yang dapat larut yang disekresikan limfosit
ASPEK SELULAR PERADANGAN AKUT
Sel dari darah akan keluar dari pembuluh darah: leukosit polimorfonuklear,
monosit, limfosit dan eritrosit
Penimbunan leukosit, terutama neutrofil dan monosit pada lokasi jejas aspek
terpenting pada reaksi radang
Leukosit mampu melahap bahan yang bersifat asing, termasuk bakteri dan debris
2. RADANG FIBRINOSA
- jejas berat : Menyebabkan Premeabilitas vaskular meningkat. Molekul yang lebih
besar Dapat Lewat.
- Eksudat dapat hilang oleh Fibrinolisis dan penghapusan debris lain oleh makrofag :
disebut RESSOLUSI
- ORGANISASI :Perubahan Eksudat fibrinosa Menjadi jaringan Parut yang Keruh.
- Contoh :karditis Rheumatik akut
3. RADANG PURULEN /SUPURATIF
- Emigrasi Neutrofil dalam jumlah banyak
- eksudatnya di sebut : NANAH, yaitu Eksudat Radang yang kaya protein yang
mengandung Leukosit yang masih hidup bercampur dengan debris yang berasal dari
Sel darah putih Nekrotik aktif dan yang datang dari luar. =ABSES=
- PIOGEN : Stafilokokus, E.coli klepsiela pneumoniae, strain proteus Psedomonas
airuginosa, meningokokus, gonokokus, pneumokokus.
- Contoh : Folikulitis, furunkel, karbukel.
4. RADANG MEMBRANOSA (PSEUDOMEMBRANOSA)
- reaksi radang pada permukaan selaput lendir
- ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput
superfisial,mengandung agen penyebab,endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan selsel darah putih radang.
- Contoh : Difteri pada Faring Dan saluran Pernafasan, disebabkan oleh corine
Bakterium diphteriae
- Radang pada colon Dan usus kecil oleh clostridim difficile.
5. RADANG HISTIOSITIK
- Karasteristik infeksi Salmonela adalah ikutnya secara difus sistem fagosit
mononuklir dan agrenasi holistik fokal.
- Terjadi hipertrofi makrogaf = Mengalami proliferasi sehinga membentuk HISTIOSIT
- Contoh: Demam tipoid oleh karena Salmonela thipy.
6. RADANG INTERSSTISIAL DAN PERIFASKULER
- Tampak pada infeksi virus,riketsia,dan sifilis
- Pada dasarnya didapati limfosit dan makrofag,dan lebih jarang sel plasma
- Contoh:polimielitis,meokarditis virus,demam tifus
7. RADANG GRANULOMATOSA
- Memiliki gambaran morfologi yang khas dan relatif di jumpai pada beberapa
penyakit
- Suatu granulama secara mikroskopis terdiri dari timbunan histiosit yang telah
berubah menjadi sel mirip epitel disebut EPITELOID:di kelilingi oleh lingkaran
leukosit mononuklir,terutama limfosit dan kadang kadang sel plasma
- Sering terdapat sel-sel datia besar ditepi atau di tengah granuloma:jenis Langhans
dan jenis benda asing
- Dx ditegakkan terutama karena ditemukan sel-sel epitelid
- Contoh:TB,Limfogranuloma inguinal,Leprae,sifilis
PEMULIHAN
Nasib reaksi peradangan :
1. Resolusi
2. Perbaikan Regenerasi dan pembentukan parut
3. Organisasi
REGENERASI PARANKIM
Sel tubuh di bagi dalam 3 golongan berdasarkan kemampuan untuk regenerasi
1.sel labil
2.sel stabil
3.sel permanen
SEL LABIL
v Dapat berproliferasi secara terus menerus dan mengganti sel yang lepas atau
mati, melalui proses faali
v Sel epitel permukaan tubuh, seperti epidermis
v Epitel pelapisan rongga mulut, saluran pecernaan dan pernapasan serta saluran
genetalia pria wanita
v Epitel pelapis duktus
v Sel-sel sumsum tulang dan jaingan limfoid,limfa
v Selalu terjadi pergantian sel dalam jaringan tersebut umur masing-masing sel
bervariasi (dari beberapa hari sampai beberapa tahun)
v Sel permukaan akan lepas dan diganti oleh sel cadangan secara berlanjut
SEL STABIL
v Mampu bergenerasi,tetapi dalam keadan normal tidak bertahan banyak secara
aktif
v Masa hidupnya dapat bertahun-tahun
v Sel parenkim semua kelenjar tubuh, termaksud hati pankreas kelenjar liur dan
endoktrin,sel tubuli ginjal dan kelenjar kulit.
v Sel parenkim tubuh dan jaringan yang berasal dan mesenkim
dan bersifat longgar. Serabut serabut kolagen dapat ditemukan pada tahap ini
Akhir minggu I : luka akan tertutup oleh eidermis dan celah sub epitel mulai
membentuk serabut kolagen
Selama minggu II : akan tampak adanya proliferasi fibroblas dan pembuluh darah
secara terus menerus, dan menyebabkan terjadinya timbunan serabut kolagen yang
progresif. Pada minggu ini kerangga fibrin sudah lenyap dan jaringan parut akan
tampak berwarna merah cerah, yang menandakan reaksi radang hampir hilang
seluruhnya.
Akhir minggu II : struktur jaringan dasar parut telah mantap dan warna jaringan parut
lebih muda, yang disebabkan adanya tekanan pada pembuluh darah, timbunan
kolagen dan peningkatan daya rentang luka
2.Penyembuhan sekunder
Penyembuhan dengan Granulasiatau disebut juga Penyembuhan kedua
Terjadi bila hilangnya jaringan mencegah penyambungan primer
Proses penyembuhan berlangsung lebih lama
Ketika terjadi luka /trauma, dasar dan tepi luka dilapisi oleh jaringan granulasi
sehingga dapat terjadi proliferasi fibroblas dan pembentukan tunas kapiler.
Kemudian leukosit akan membersihkan eksudat dan debris pada area luka dan
proses pembentukan jaringan granulasi terjadi dari tepi ke bagian tengah. Kondisi ini
menyebabkan migrasi dan proliferasi tepi yang berepitel
Kontraksi luka :
Membantu pemulihan cedera yang luas
Semua luka mengecil sehingga ukurannya menjadi separoh dari semula dengan
kecepatan yang sama
Kontraksi disebabkan oleh karena kontraksi sel sel fibroblas dalam jaringan
granulasi sehingga akan lebih banyak eksudat dan sel nekrotik yang harus
dibersihkan
Proses kontraksi luka hampir selalu berakibat pembentukan jaringan parus dan
kehilangan fungsi khas (hilangnya apendiks kulit secara menetap : rambut, kelenjar
keringat dan lemak)
Penyulit pada penyembuhan luka primer dan sekunder:
1. KELOID
penimbunan jumlah kolagen yang berlebihan sehingga menyebabkan adanya
tonjolan jaringan ikat yang mirip tumor
2. GRANULASI EKSUBERAN
Disebut juga DAGING TUMBUH, yaitu pembentukan jaringan granulasi yang
berlebihan dan menonjol lebih tinggi dari permukaan kulit
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Syamsunir., 1995, DASAR DASAR PATOLOGI seri keperawatan, EGC,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Dorland, 2001, KAMUS KEDOKTERAN, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Gibson, J.M., 1996, MIKROBIOLOGI DAN PATOLOGI MODERN untuk perawat ,
EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Robbins, Stanley L.; Kumar, Vinay., 1995, BUKU AJAR PATOLOGI I, edisi 4, EGC,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
http://id.scribd.com/doc/4638164/Ulkus-Decubitus#scribd