Anda di halaman 1dari 33

Definisi Indikator Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Pembangunan Manusia dan Masyarakat

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Masyarakat

Indeks Gini

Menurut UNDP, IPM didefinisikan sebagai proses


perluasan pilihan bagi penduduk (a process of
enlarging the choice of people). IPM mengukur
pencapaian hasil pembangunan dari suatu
daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar
pembangunan
yaitu:
lamanya
hidup,
pengetahuan/tingkat pendidikan dan standard
hidup layak.
Dimensi Indeks Pembangunan Masyarakat
meliputi :
a. Dimensi gotong-royong yang dapat
menggambarkan modal sosial. Nilai kegotongroyongan ini dapat dilihat dalam aspek
kepercayaan pada lingkungan, praktik tolong
menolong, aksi kolektif untuk terhadap suatu hal
di dalam masyarakat, dan jejaring sosial dalam
masyarakat.
Variabel dari dimensi gotongroyong
diantaranya:
tingkat
kepercayaan;
tolong-menolong; aksi kolektif; dan jejaring
sosial.
b.
Dimensi
Toleransi,
yang
dapat
menggambarkan kohesi sosial, yang merupakan
bekal
terjadinya
kerukunan
di
dalam
masyarakat. Untuk konteks Indonesia, nilai
toleransi ini dapat diukur dengan melihat
toleransi antarumat beragama dan antar suku.
Variabel dari dimensi toleransi daintaranya
adalah: toleransi antar umat beragama dan
toleransi antar suku.
c. Dimensi Rasa aman, yang merupakan
persepsi masyarakat tentang keamanan di
lingkungan tempat tinggal mereka.
Koefisien gini didasarkan pada kurva Lorenz,
yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang
membandingkan distribusi dari suatu variabel

BPS

BPS

Bappenas

BPS

BPS

No

Sasaran

Satuan

Sumber
Definisi

Definisi
tertentu
(misalnya
pendapatan)
distribusi uniform (seragam) yang
persentase kumulatif penduduk.

dengan
mewakili
Bappenas

Persentase penduduk yang menjadi peserta


jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang
Kesehatan

Persen

Sumber
Data

Jumlah penduduk yang terdaftar sebagai peserta


di BPJS Kesehatan dibandingkan dengan jumlah
penduduk seluruh Indonesia (berdasarkan data
BPS) dalam persen

Profil
Kesehatan
Indonesia(Ke
menkes)
BPJS
Kesehatan

Jumlah kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan:

- Pekerja Formal

- Pekerja Informal

Orang

Orang

Jumlah pekerja formal yang terdaftar sebagai


peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Pekerja formal adalah pekerja dengan status
pekerjaan
buruh/karyawan/pegawai
dan
berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar.
Jumlah pekerja informal yang terdaftar sebagai
peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Pekerja informal adalah pekerja dengan status
pekerjaan berusaha sendiri, berusaha dibantu
buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja
bebas di pertanian, pekerja bebas di non
pertanian, dan pekerja keluarga/tidak dibayar

Bappenas

BPJS
Ketenagakerj
aan

Bappenas

BPJS
Ketenagakerj
aan

Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu


daerah digunakan indikator PDB/PDRB.
Laju
pertumbuhan
PDB/PDRB
menunjukkan
pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu
wilayah perekonomian dalam selang waktu
tertentu.
Nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk
dalam suatu wilayah per periode tertentu. PDRB
per
kapita
atas
dasar
harga
berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per
satu orang penduduk.

BPS

BPS

BPS

BPS

Ekonomi Makro

Pertumbuhan ekonomi

Persen

PDRB per Kapita tahun dasar 2010

Ribu
Rupiah

Inflasi

Persen

BI
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai
meningkatnya harga-harga secara umum dan

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau


dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang
lainnya. Indikator yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK).

10

Tingkat Kemiskinan

Persen

11

Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun dasar 2010

Persen

12

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Persen

Kependudukan dan Keluarga Berencana


13
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk

Persen /
tahun

Persentase
penduduk
miskin
(Headcount
Indes/Po) adalah persentase penduduk miskin
yang berada di bawah garis kemiskinan.
Headcount Index secara sederhana mengukur
proporsi yang dikategorikan miskin. Sedangkan
garis Kemiskinan merupakan representasi dari
jumlah minimum yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan
yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita
per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan.
Rasio pajak (tax ratio) merupakan rasio yang
menggambarkan
perbandingan
jumlah
penerimaan pajak dengan Produk Domestik
Bruto (PDB) suatu negara dalam satu tahun. Di
tingkat
daerah,
rasio
pajak
merupakan
perbandingan antara jumlah penerimaan pajak
daerah dengan PDRB.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah
persentase jumlah pengangguran terhadap
angkatan kerja.

BPS

BPS

Kemenkeu

Kemenkeu

Sakernas-BPS

BPS

Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang


menunjukkan tingkat pertambahan penduduk
per tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka
ini dinyatakan dalam persentase dari penduduk
dasar. Laju pertumbuhan penduduk dapat
dihitung dengan menggunakan tiga metode,
yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponensial.

BPS

BPS

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Metode yang paling sering diguakan di BPS


adalah metode geometrik.

14

Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR)

Anak

Banyaknya anak yang diperkirakan/dilahirkan


oleh wanita selama masa reproduksi dengan
anggapan
bahwa
perilaku
kelahirannya
mengikuti pola kelahiran tertentu.

15

Angka prevalensi Pemakaian kontrasepsi (CPR)


suatu cara (all methods)

Persen

Angka yang menunjukkan banyaknya PUS


(pasangan usia subur) yang sedang memakai
kontrasepsi pada saat pencacahan.

Tahun

Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata


jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua
jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.

BPS

BPS SDKI
(BKKBN)

BPS

BPS - SDKI
(BKKBN)

BPS

BPS

BPS

BPS

Permendikbu
d Nomor 87
Tahun 2014
Tentang
Akreditasi
Program
Studi dan
Perguruan
Tinggi

Badan
Akreditasi
Nasional
(BAN-PT)

Pendidikan
16

Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas


15 tahun

17

Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di


atas 15 tahun

Persen

18

Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B

Persen

Angka Melek Aksara (dewasa) adalah proporsi


penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis dalam huruf latin atau
lainnya.
Akreditasi merupakan Sistem Penjaminan Mutu
Eksternal
sebagai
bagian
dari
Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, yang
bertujuan
untuk
menentukan
kelayakan
Program
Studi
dan
Perguruan
Tinggi
berdasarkan kriteria yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah
satuan standar yang meliputi standar nasional
pendidikan,
ditambah
dengan
standar
penelitian, dan standar pengabdian kepada
masyarakat.
Status akreditasi Program Studi dan Perguruan
Tinggi terdiri atas:
a. Terkareditasi; dan

No

Sasaran

Satuan

19

Persentase SD/MI berakreditasi minimal B

Persen

20

Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B

Persen

21

Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B

Persen

22

Persentase Kompetensi Keahlian SMK


berakreditasi minimal B

Persen

23

Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk


termiskin dan 20% penduduk terkaya

Definisi
b. Tidak terakreditasi.
Peringkat terkareditasi Program Studi dan
Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud
terdiri atas:
a. Terkareditasi baik;
b. Terakreditasi baik sekali;
c. Terakreditasi unggul.
Makna peringkat terakreditasi Program Studi dan
Perguruan Tinggi yang dimaksud diatas
sebagai berikut:
a. Terakreditasi
baik,
yaitu
memenuhi
Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Terakreditasi baik sekali dan berakreditasi
unggul, yaitu melampaui Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
Terakreditasi B setara dengan terakreditasi baik
sekali.
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan
program dan/ atau satuan pendidikan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang terdiri atas:
a. Standar kompetensi lulusan;
b. Standar isi;
c. Standar proses;
d. Standar penilaian pembelajaran;
e. Standar pendidik dan tenaga
kependidikan;
f. Standar sarana dan prasarana
g. Standar pengelolaan
h. Standar pembiayaan
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs ialah
perbandingan antara jumlah murid yang
bersekolah pada jenjang SMP/MTs dengan
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun
dan dinyatakan dalam persentase.

Sumber
Definisi

Sumber
Data

PP Nomor 32
Tahun 2013
tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
Pemerintah
No 19 tahun
2005 tentang
Standar
Nasional
Pendidikan

Badan
Akreditasi
Sekolah
Madrasah
(BAN-SM)

Bappenas

BPS

No

24

Sasaran

Satuan

Definisi
Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk
termiskin dan 20% penduduk terkaya adalah
perbandingan antara APK SMP/MTs antara 20%
penduduk termiskin (Q1)
dengan
20%
penduduk terkaya (Q5).
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK//MA ialah
perbandingan antara jumlah murid yang
bersekolah pada jenjang SMA/SMK//MA dengan
jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun
dan dinyatakan dalam persentase.
Rasio APK SMA/SMK//MA antara 20% penduduk
termiskin dan 20% penduduk terkaya adalah
perbandingan
antara
APK
SMA/SMK//MA
antara 20% penduduk termiskin (Q1) dengan
20% penduduk terkaya (Q5).

Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk


termiskin dan 20% penduduk terkaya

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Bappenas

BPS

BPS

BPS- SDKI

BPS

BPS-SDKI

Kesehatan

25

Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran

Jiwa

26

Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

Bayi

27

Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada


anak balita

Persen

Banyaknya kematian perempuan pada saat


hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalianan,
yang
disebabkan
karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran
hidup.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi
antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum
berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi
(AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat
dimana
angka
kematian itu dihitung.
Perbandingan antara balita berstatus kurang gizi
dengan balita seluruhnya. Prevalensi status gizi
balita diperoleh melalui indeks berat badan,
umur, dan jenis kelamin. Kategori status gizi
ditentukan dengan menggunakan standar WHO
tahun
2005
yang
telah
diadopsi
oleh
Kementerian Kesehatan melalui KepMen No.
1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang
standar
antropometri penilaian status gizi anak, yang
dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan Z-Score

Buku
MDGs

Saku

RiskesdasKemenkes

No

28

Sasaran

Prevalensi stunting (pendek dan sangat


pendek) anak baduta

Satuan

Persen

Definisi
yaitu:
(1) Gizi lebih (Z-score >= +2)
(2) Gizi baik (-2 < Z-score < +2)
(3) Gizi kurang (-3 < S-score < -2)
(4) Gizi buruk (Z-score <= -3)
Persentase stunting (pendek dan sangat pendek)
pada baduta dalam suatu waktu tertentu.
Stunting menggambarkan kejadian kurang gizi
pada balita yang berlangsung dalam waktu yang
lama dan dampaknya yang bukan hanya secara
fisik, tetapi justru pada fungsi kognitif. Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan,
pengertian
Pendek dan Sangat Pendek adalah status gizi
yang didasarkan pada indeks Panjang menurut
Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted
(pendek) dan severly.
Banyaknya semua kasus Tuberkulosis (TB) per
100.000 penduduk.
Keterangan :
Prevalensi TB =

29

Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000


penduduk

Persen

30

Prevalensi HIV

Persen

Persentase penduduk laki-laki dan perempuan


usia 15-49 tahun yang terinfeksi HIV

Persen

Persentase penduduk umur 18 tahun yang


menderita tekanan darah tinggi.
Didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi bila
pernah didiagnosis
oleh tenaga kesehatan
(dokter/perawat/ bidan) atau belum pernah
didiagnosis menderita tetapi saat diwawancara
sedang minum obat medis untuk tekanan darah
tinggi (minum obat sendiri)
Kriteria tekanan darah tinggi, bila pengukuran
tekanan darah Sistolik 140mmHg atau
tekanan darah diastolik 90mmHg.

31

Prevalensi tekanan darah tinggi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Kemenkes

RiskesdasKemenkes

Buku
MDGs

Kemenkes

Saku

Banyaknya semua kasus TB pada periode waktu tertentu


x 100000
jumlah penduduk pada periode yang sama
Buku
MDGs

Saku

Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesdas)
2013

Kemenkes
Riskesdas
-Kemenkes

No

32

33

34

35

36

Sasaran

Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+


tahun

Persentase merokok penduduk usia 15-19


tahun

Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1


puskesmas terakreditasi

Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80


persen imunisasi dasar lengkap pada bayi

Jumlah puskesmas yang minimal memiliki lima


jenis tenaga kesehatan

Satuan

Persen

Definisi
Persentase penduduk usia 18 tahun yang
menderita obesitas.
Didefinisikan obesitas apabila hasil perhitungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) 27,0

IMT =

persen

Kecamata
n

persen

unit

Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, dan


Perlindungan Anak

Berat Badan ( kg )
Tinggi Badan ( cm )

Persentase penduduk usia 15-19 tahun yang


merokok.
Yang
dimaksud
dengan
merokok
adalah
termasuk merokok tiap hari dan kadang-kadang
Kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas
yang telah memiliki sertifikat akreditasi yang
dikeluarkan oleh komisi/lembaga akreditasi
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Persentase kabupaten/kota dimana minimal 80%
bayi 0-11 bulan di kabupaten/kota tersebut telah
mendapat satu kali imunisasi Hepatitis B, satu
kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB
(DPT-HB-Hib), empat kali imunisasi polio, dan
satu kali imunisasi campak dalam kurun waktu
satu tahun.
Jumlah puskesmas yang telah memiliki tenaga
sesuai standarketenagaan berdasarkan PMK 75
tahun 2014 terutama untuk 5 tenaga kesehatan
yaitu tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
kefarmasian, tenaga gizi, tenaga kesehatan
masyarakat, dan analis kesehatan.

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesdas)
2013

Riskesdas
Kemenkes

Bappenas

Kemenkes

Bappenas

Bappenas

Bappenas

Kemenkes

Kemenkes
SDKI (BKKBN)

Kemenkes

No

37

Sasaran

Satuan

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

39

Prevalensi Kekerasan terhadap Anak Laki-laki

Prevalensi Kekerasan terhadap Anak


Perempuan
Kedaulatan Pangan
40

41

Padi

42

Jagung

43

Kedelai

44

Gula

45

Daging Sapi

46

Produksi perikanan

Sumber
Data

IPG merupakan indeks pencapaian kemampuan


dasar pembangunan manusia yang sama seperti
IPM
dengan
memperhatikan
ketimpangan
gender.
IPG
digunakan
untuk
mengukur
pencapaian dalam dimensi yang sama dan
menggunakan indikator yang sama dengan IPM,
namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan
ketimpangan antara laki-laki dan perempuan.

BPS

BPSKementerian
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
Anak

IDG merupakan indeks yang digunakan untuk


mengkaji lebih jauh peran aktif perempuan
dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dimensi
dari IDG mencakup partisipasi berpolitik
direpresentasikan
dengan
keterwakilan
perempuan dalam parlemen; partisipasi ekonomi
dan pengambilan keputusan direpresentasikan
sebagai perempuan sebagai tenaga profesional,
teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan;
serta penguasaan sumber daya ekonomi yaitu
sumbangan perempuan dalam pendapatan
kerja.
Prevalensi kekerasan (seksual, fisik, atau
emosional) yang dialami anak laki-laki
Prevalensi kekerasan (seksual, fisik, atau
emosional) yang dialami anak perempuan

BPS

BPSKementerian
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
Anak

Ton

Jumlah produksi padi yang mencakup


sawah dan padi ladang.
Jumlah produksi jagung pipilan kering

Ton

Jumlah produksi kacang kedelai

Ton
Ton

Jumlah Produksi Gula

BPS
Kementan
BPS
Kementan
BPS
Kementan
Kementan

Jumlah Produksi daging sapi

Kementan

Ton

Jumlah produksi perikanan, yang terdiri dari


produksi ikan hasil tangkapan dan produksi ikan
hasil budidaya.

BPS - KKP

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

38

Sumber
Definisi

Definisi

persen
persen
Ton

padi

Kemensos
Kemensos

BPS
Kementan
BPS
Kementan
BPS
Kementan
Kementan
BPS Kementan
BPS - KKP

No

47

48

49

Sasaran

Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi


air permukaan, air tanah dan rawa

Rehabilitasi jaringan irigasi permukaan, air


tanah dan rawa

Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak

Satuan

Ha

Ha

Ha

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Pembangunan Jaringan irigasi adalah seluruh


kegiatan penyediaan irigasi di wilayah tertentu
yang belum ada jaringan irigasinya, apabila
kondisi
jaringan
irigasi
yang
menjadi
kewenangan
provinsi/kabupaten/kota
sudah
berfungsi dengan baik.
Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan
meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi
yang sudah ada atau kegiatan menambah luas
areal pelayanan jaringan irigasi yang sudah ada
dengan menpertimbangkan perubahan kondisi
lingkungan daerah irigasi.
Rehabilitasi jaringan irigasi adalah upaya
menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar
selalu
berfungsi
dengan
baik
guna
memperlancar
pelaksanaan
operasi
dan
mempertahankan kelestariannya.
Pembangunan Jaringan irigasi adalah seluruh
kegiatan penyediaan irigasi di wilayah tertentu
yang belum ada jaringan irigasinya.
Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan
meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi
yang sudah ada atau kegiatan menambah luas
areal pelayanan jaringan irigasi yang sudah ada
dengan menpertimbangkan perubahan kondisi
lingkungan daerah irigasi.
Jaringan irigasi tambak afalah saluran,
bangunan air, dan bangunan pelengkap yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk
penyediaan,
pembagian,
pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi
tambak.

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

50

Pembangunan waduk

Unit

Jumlah waduk yang dibangun, dimana yang


dimaksud dengan waduk adalah wadah buatan
yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya
bendungan

51

Lahan Sawah baru

Ha

Lahan yang akan dicetak menjadi sawah baru

Kementan

Kementan

No

Sasaran

Satuan

Definisi

52

Penambahan lahan kering

Ha

Lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak


pernah tergenang atau digenangi air pada
sebagian kecil waktu dalam setahun, yang terdiri
dari lahan kering dataran rendah dan lahan
kering dataran tinggi.

53

Jumlah pasar

Unit

Jumlah pasar rakyat atau pasar tradisional yang


dibangun atau direvitalisasi

54

55

56

Jumlah Desa Mandiri Benih

Jumlah Desa Pertanian Organik

Luas reforma agraria

Maritim dan Kelautan


Pengembangan pelabuhan untuk menunjang
57
tol laut

Desa

Desa

Ha

Unit

58

Produksi hasil perikanan

Ton

59

Pengembangan pelabuhan perikanan

Unit

Desa Mandiri Benih memiliki satu kelompok yang


mampu melayani dan memenuhi kebutuhan
benih di sekitarnya. Awalnya, mereka adalah
kelompok penangkar yang meningkat menjadi
produsen benih.
Jumlah desa yang menerapkan teknik budidaya
pertanian yang baik (good agricultural practices)
dengan menggunakan teknik ramah lingkungan
dan input produksi yang alami
Reforma Agraria atau secara legal formal disebut
juga dengan Pembaruan Agraria adalah proses
restrukturisasi
(penataan
ulang
susunan)
kepemilikan, penguasaan, dan penggunaan
sumber-sumber agrarian (khususnya tanah).
Jumlah pelabuhan strategis yang mendukung tol
laut
Jumlah produksi hasil perikanan, yang terdiri dari
produksi ikan hasil tangkapan dan produksi ikan
hasil budidaya, produksi rumput laut, serta
produksi garam rakyat.
Jumlah pembangunan pelabuhan perikanan,
dimana pelabuhan perikanan adalah sebagai
tempat pelayanan umum bagi masyarakat
nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat
pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi
perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di
darat dan di perairan sekitarnya untuk
digunakan
sebagai
pangkalan
operasional
tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil,

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Kementan

Kementan

Kemendag

Kemendag

Kementan

Kementan

Bappenas

Kementan

Kemen
ATR/BPN

Kemen
ATR/BPN

Kemenhub

Kemenhub

Bappenas

BPS KKP

Kemenhub

Kemenhub

No

Sasaran

Satuan

Sumber
Definisi

Definisi
penanganan,
pengolahan,
pemasaran hasil perikanan.

distribusi

dan
Bappenas

60

61

62

Peningkatan luas kawasan konservasi laut

Jumlah sentra perikanan baru

Peningkatan luas kawasan konservasi perairan


berkelanjutan

Ha

Unit

Ha

Sumber
Data

KKP

Jumlah luas kawasan konservasi


Jumlah sentra perikanan yang dibangun, dimana
sentra perikanan tersebut sebagai tempat
pelelangan ikan terpadu dengan penyimpanan
dan pengolahan produk perikanan terpadu.
Kawasan Konservasi Perairan adalah kawasan
perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem
zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber
daya
ikan
dan
lingkungannya
secara
berkelanjutan. KKP terdiri atas Taman Nasional
Perairan, Taman Wisata Perairan, Suaka Alam
Perairan, dan Suaka Perairan.

Kemeko
Bidang
Kemaritiman

KKP

KKP

KKP

BPS

BPS Kemen
Pariwisata
dan Ekonomi
Kreatif

BPS

BPS Kemen
Pariwisata
dan Ekonomi
Kreatif

Pariwisata
63

64

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB

Wisatawan Mancanegara

Persen

Orang

65

Wisatawan Nusantara

Kunjungan

66

Devisa

US Dollar

Persentase PDRB sektor pariwisata terhadap


total PDRB Provinsi
Banyaknya
wisatawan
mancanegara
yang
datang ke Indonesia. Wisatawan mancanegara
ialah setiap orang yang mengunjungi suatu
negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh
satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud
memperoleh penghasilan di tempat yang
dikunjungi dan lamanya kunjungan tersebut
tidak lebih dari satu tahun
Banyaknya kunjungan wisatawan nusantara,
dimana wisatawan nusantara adalah setiap WNI
yang melakukan perjalanan di dalam negeri,
didorong oleh satu atau beberapa keperluan
tanpa
bermaksud
untuk
memperoleh
penghasilan di tempat yang dikunjungi.
Devisa
adalah semua benda yang bisa
digunakan untuk transaksi pembayaran dengan
luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh
dunia internasional. Yang biasanya banyak

BI

BI - BPS

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

dijadikan devisa saat ini adalah dollar amerika


Industri
67

Pertumbuhan Sektor Industri

Persen

68

Kontribusi sektor industri terhadap PDRB

Persen

69

Penambahan jumlah Industri skala menengah


dan besar

Unit

70

Pembukaan lahan industri baru

Ha

71

Kinerja PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

Ketahanan Air
72
Kapasitas air baku Provinsi

M3/detik

Pertumbuhan industri yang dimaksudkan adalah


industri
manufaktur
dengan
cakupan
perusahaan industri berskala besar, sedang,
kecil, dan mikro.
Persentase PDRB industri pengolahan terhadap
total PDRB Provinsi
Penambahan jumlah industri skala menengah
dan besar, dimana industri skala menengah
adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 2299 orang, sedangkan industri skala besar adalah
perusahaan yang mempunyai pekerja 100 orang
atau lebih.

BPS

BPS

BPS
BPS

BPS

Kemenperin

Kemenperin

PTSP adalah kegiatan pelaksanaan suatu


perizinan dan nonperizinan yang mendapat
pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari
lembaga
atau
instansi
yang
memiliki
kewenangan perizinan dan nonperizinan, yang
proses pengolahannya dimulai dari tahap
terbitnya dokumen, yang dilakukan dalam satu
tempat.
Perizinan adalah segala bentuk persetujuan
untuk melakukan penanaman modal, yang
dikeluarkan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah yang memiliki kewenangan, sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan.
Nonperizinan adalah segala bentuk kemudahan
pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi
mengenai penanaman modal, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Peraturan
Kepala BKPM
No 11 Tahun
2009

BKPM

Air baku adalah air yang dapat berasal dari


sumber air permukaan, cekungan air tanah dan /
atau air hujan yang memenuhi baku mutu

Kemen
Pera

Kemen
Pera

Pengadaan lahan untuk kawasan industri

PU-

PU-

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

tertentu sebagai air baku untuk air minum.

73

Ketersedian air irigasi yang bersumber dari


waduk

Persen

74

Terselesaikannya status DAS lintas Provinsi

Unit

75

Berkurangnya luasan lahan kritis melalui


rehabilitasi dalam KPH

Ha

Rasio ketersediaan air irigasi yang bersumber


dari waduk di petak-petak sawah dalam jumlah,
waktu dan tempat pada setiap musim tanam
terhadap kebutuhan air irigasi berdasarkan
Rencana Tata Tanam yang telah ditetapkan.

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Jumlah lahan kritis yang berkurang melalui


rehabilitasi dalam KPH.
Lahan kritis adalah lahan tidak produktif dan
tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata
air dan perlindungan tanah, dengan kriteria
penutupan vegetasi kurang dari 25% dan ada
gejala erosi permukaan dan parit.
Rehabilitasi lahan adalah kegiatan rehabilitasi
yang dilaksanakan diluar kawasa hutan.
KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai
fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat
dikelola secara efisien dan lestari

Kemenhut

Kemenhut

Kemen ESDM

Laporan
Statistik PLN

Kementerian
ESDM

Laporan
Statistik PLN

Kementerian
ESDM
Kemen
PUPera

Laporan
Statistik PLN
Kemen
PUPera

Infrastruktur Dasar dan Konektivitas


76

Kapasitas pembangkit

Watt

77

Rasio elektrifikasi

Persen

78

Konsumsi Listrik Perkapita

KWh

79

Kawasan permukiman kumuh perkotaan

Ha

Kapasitas terpasang pembangkit adalah


kapasitas suatu pembangkit sebagaimana yang
tertera dalam plat nama.
Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah
rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi
dengan jumlah rumah tangga yang ada.
Jumlah penjualan tenaga listrik / jumlah
penduduk
Luas kawasan permukiman kumuh di perkotaan.
Menurut Kementerian PU penentuan kriteria
kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan
mempertimbangkan
berbagai
aspek
atau
dimensi seperti kesesuaian peruntukan lokasi
dengan rencana tata ruang, status (kepemilikan)

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

tanah, leta/kedudukan lokasi, tingkat kepadatan


penduduk, tingkat kepadatan bangunan, kondisi
fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
sosial.
Permukiman kumuh adalah permukiman yang
tidak layak huni karena ketidakteraturan,
kepadatan, dan kualitas bangunan serta sarana
dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman
perkotaan,
pemusatan
dan
distribusi
pelayanan
jasa
pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
80

Kekurangan tempat tinggal (backlog)


berdasarkan perspektif menghuni

juta

81

Akses Air Minum Layak

Persen

82

Akses Sanitasi Layak

Persen

Angka kekurangan rumah (housing backlog)


berdasarkan konsep kepenghunian.
Proporsi
rumah
tangga
dengan
akses
berkelanjutan terhadap air minum layak adalah
perbandingan antara rumah tangga dengan
akses terhadap sumber air minum berkualitas
(layak) dengan rumah tangga seluruhnya,
dinyatakan dalam persentase.
Air minum yang berkualitas (layak) adalah air
minum yang terlindung meliputi air ledeng
(keran), keran umum, hydrant umum, terminal
air penampungan air hujan (PAH) atau mata air
dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur
pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari
pembuangan kotoran, penampungan limbah dan
pembuangan sampah. Tidak termasuk air
kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual
melalui tanki, air sumur dan mata air yang tidak
terlindung.
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses
sanitasi layak.

Dokumen
RKP

BPS

BPS

BPS

BPS

No

83

84

85

86

Sasaran

Kondisi mantap jalan nasional

Pengembangan jalan nasional

Pengembangan jalan provinsi

Pembangunan jalan baru

Satuan

Persen

Km

Km

Km

87

Pengembangan jalan tol

Km

88

Panjang jalur kereta api

Km

Definisi
Jika dilihat dari kemantapannya, maka jalan
yang dikatakan dalam kondisi mantap adalah
jalan yang dalam keadaan baik dan sedang.
Jalan nasional terdiri atas jalan arteri primer,
jalan kolektor primer yang menghubungkan
antar ibukota provinsi, jalan tol, dan jalan
strategis nasional
Jalan nasional terdiri atas jalan arteri primer,
jalan kolektor primer yang menghubungkan
antar ibukota provinsi, jalan tol, dan jalan
strategis nasional.
Jalan provinsi meliputi ruas jalan sebagai JKP2, JKP-3, dan Jalan Strategis Nasional.
JKP-2 ialah jalan kolektor primer yang
menghubungkan secara berdaya guna antara
Ibukota Provinsi dan ibukota kabupaten/kota.
JKP-3 ialah kalan kolektor primer yang
menghubungkan secara berdaya guna antara
ibukota kabupaten/kota.
Panjang jalan yang baru dibangun.
Pembangunan jalan baru tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan / mengembangkan jaringan
jalan untuk membuka akses transportasi dan
kelancaran arus barang dan jasa, serta
mempersingkat waktu dan jarak tempuh. Selain
itu, pembangunan jalan baru turut memabntu
pemerintah
daerah
dalam
upaya
menghubungkan daerah-daerah yang terisolir.
Hal ini tentunta bertujuan untuk mempercepat
dan memperluas hubngan ekonomi khususnya di
kawasan strategi, perbatasan, dan wilayah
terluar/terdepan.
Jalan tol atau disebut jalan bebas hambatan
adalah jalan masuknya dikendalikan secara
penuh, tidak ada persimpangan sebidang,
dilengkapi pagar ruang milik jalan dan median,
serta paling sedikit memiliki 2 (dua) lajur setiap
arah dengan lebar lajur minimal 3,5 m.

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen
Pera

PU-

Kemen PUPera

Kemen PUPera

Kemen
Pera

Kemen
Pera

PU-

Kemenhub

PU-

No
89

Sasaran
Jumlah bandara

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Kemenhub

Unit

90

Kab/Kota yang dijangkau Broadband

Persen

91

Jumlah Dermaga Penyeberangan

Unit

92

Pangsa Pasar Angkutan Umum Perkotaan

Persen

Sumber
Data

Persentase
jumlah
Kabupaten/kota
yang
dijangkau broadband. Menurut Kemenkominfo,
broadband merupakan akses internet pitalebar
dengan jaminan ketersediaan konektivitas
berkecepatan tinggi dan memiliki kualitas yang
baik bagi pengguna.
Jumlah pembangunan dermaga penyeberangan
baru

Kemenkominf
o

Kemenkominf
o

RPJMN 2052019
Bappenas

Kemenhub

Kementerian
LH

Kementerian
LH

Modal share angkutan umum perkotaan

Lingkungan
93

94

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)

IKLH terdiri dari 3 (tiga) indikator yaitu kualitas


air sungai, kualitas udara, dan tutupan hutan.

Kemenhut

Kemenhut

Tambahan Rehabilitasi Hutan

Luasan rehabilitasi hutan.


Rehabilitasi hutan adalah upaya pembuatan
tanaman jenis pohon hutan pada kawasan hutan
rusak yang berupa lahan kosong/terbuka, alangalang atau semak belukar dan hutan rawang
untuk mengembalikan fungsi hutan.

Jumlah penduduk yang terdaftar sebagai peserta


di BPJS Kesehatan dibandingkan dengan jumlah
penduduk seluruh Indonesia (berdasarkan data
BPS) dalam persen
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya
Pangan
bagi
negara
sampai
dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan

Bappenas

BPJS
Kesehatan

Ha

Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap


ekonomi produktif masyarakat kurang mampu
Cakupan pada 40% penduduk miskin
95

Kepesertaan Jaminan Kesehatan

Persen

96

Akses Pangan Bernutrisi

Persen

UU
18/2012
tentang
Pangan

No.

BPS/Kemente
ntrian
Pertanian

No

Sasaran

Satuan

97

Akses Terhadap Layanan Keuangan

Persen

98

Kepemilikan akte lahir (2013)

Persen

99

Akses air bersih

Persen

100

Akses sanitasi layak

Persen

101

Akses penerangan

Persen

Sumber
Definisi

Definisi

Sumber
Data

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,


untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan
Persentase penduduk yang termasuk dalam
kelompok
40%
penduduk
berpendapatan
terendah yang memiliki akses terhadap layanan
keuangan
Persentase penduduk yang termasuk dalam
kelompok
40%
penduduk
berpendapatan
terendah yang memiliki akte lahir
Proporsi
rumah
tangga
dengan
akses
berkelanjutan terhadap air minum layak adalah
perbandingan antara rumah tangga dengan
akses terhadap sumber air minum berkualitas
(layak) dengan rumah tangga seluruhnya,
dinyatakan dalam persentase. Dimana rumah
tangga yang dihitung disini merupakan 40%
penduduk berpendapatan terendah.
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses
sanitasi layak. Dimana rumah tangga yang
dihitung disini merupakan 40% penduduk
berpendapatan terendah.
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses
penerangan. Dimana rumah tangga yang
dihitung disini merupakan 40% penduduk
pendapatan terendah.

Peningkatan daya saing tenaga kerja


102

Tingkat Pengangguran Terbuka

Persen

Persentase jumlah pengangguran


jumlah angkatan kerja

terhadap

103

Persentase tenaga kerja formal

Persen

Persentase Jumlah pekerja


jumlah pekerja keseluruhan

terhadap

104

Jumlah Pekerja formal

Orang

105

Jumlah Pekerja Informal

Orang

formal

Jumlah pekerja formal, dimana pekerja formal


mencakup kategori berusaha dengan dibantu
buruh tetap dan kategori buruh/karyawan.
Jumlah pekerja informal, dimana pekerja
informal terdiri dari penduduk bekerja dengan
status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh

Bappenas

BPS

Bappenas

BPS-Sakernas

BPS

BPS

BPS

BPS

No

Sasaran

106

Proporsi Jumlah Tenaga Keahlian Tinggi

107

Proporsi tenaga kerja keahlian menengah yang


kompeten

Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah


Peran PDRB Provinsi terhadap Pembentukan
108
PDB Nasional
Pembangunan Perdesaan

109

110

Penurunan desa tertinggal

Peningkatan desa mandiri

Pengembangan Kawasan Perbatasan

Satuan

Persen

persen

Persen

Desa

Desa

Definisi
tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja
bebas
di
nonpertanian,
dan
pekerja
keluarga/tidak dibayar.
Jumlah orang yang bekerja dengan jenis
pekerjaan
tenaga
profesional,
tenaga
kepemimpinan dan ketatalaksanaan terhadao
jumlah pekerja secara keseluruhan.
Proporsi Jumlah orang yang bekerja dengan Jenis
Pekerjaan Tenaga Tata Usaha, Tenaga Usaha
Penjualan dan Tenaga usaha jasa terhadap
jumlah pekerja keseluruhan

Sumber
Definisi

Bappenas

Sakernas

Bappenas

Sakernas

Persentase PDRB Provinsi terhadap total PDB


Nasional
Kawasan perdesaan yang ketersediaan sarana
dan prasarana dasar wilayahnya kurang/ tidak
ada
(tertinggal)
sehingga
menghambat
pertumbuhan/
perkembangan
kehidupan
masyarakatnya
dalam
bidang
ekonomi
(kemiskinan)
dan
bidang
pendidikan
(keterbelakangan)
Desa Mandiri itu desa tangguh dan lestari,
kategori desa yang memenuhi semua ceklist
kesiapan bencana, 80% rumah tangga mengikuti
gerakan pilah kompos dan daur ulang. Desa
Mandiri juga terdiri dari desa sehat dengan 0%
Ibu dan Anak yang meninggal dalam kelahiran,
seluruh anak memenuhi standar tinggi dan berat
badan, 95% Rumah Tangga memiliki fasilitas
MCK. Desa mandiri terdiri juga atas desa pintar
dengan kriteria 97,5% penduduk diatas 10 tahun
bebas buta huruf, 95% anak usia 6-18 tahun
dengan rata-rata laki-laki sekolah 11 tahun,
sedang perempuan 10 tahun.

Sumber
Data

BPS

Kemen
Pera

PU-

Kementerian
Desa,
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi

Kementerian
Desa,
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi
Kementerian
Desa,
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi

No

111

112

113

114

Sasaran

Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan


(Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)

Peningkatan keamanan dan kesejahteraan


masyarakat perbatasan

Satuan

Lokasi

Pulau

Definisi
Jumlah lokasi PKSN di kawasan perbatasan
negara yang telah berfungsi sebagai: 1) pos
pemeriksaan lintas batas yang memenuhi aspek
kepabeanan, imigrasi, dan karantina secara
terpadu, 2) pintu gerbang internasional dengan
tersedianya sarpras penunjang perdagangan
lintas batas antarnegara, 3) simpul transportasi
wilayah dengan tersedianya sarpras dan moda
transportasi, dan 4) pusat pertumbuhan ekonomi
dengan tersedianya sarpras perdagangan,
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan,
energi, dan perumahan.
Jumlah pulau kecil terluar yang dikelola : (i)
potensi
kawasannya
dengan
berbasis
pemberdayaan masyarakat masyarakat, dan (ii)
penjagaan keamanan dengan terpenuhinya
sarpras dan intensitas operasi pengamanan.

Jumlah Daerah Tertinggal

Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten


yang wilayah serta masyarakatnya kurang
berkembang dibandingkan dengan daerah lain
dalam skala nasional.

Kabupaten terentaskan

Kabupaten terentaskan adalah kabupaten yang


lepas dari status daerah tertinggal.
Status terentaskan diberikan berdasarkan atas 6
kriteria dan 27 indikator ketertinggalan.
Enam kriteria tersebut meliputi perekonomian
masyarakat; sumberdaya manusia; sarana dan
prasarana; kemampuan keuangan daerah;
aksesibilitas; dan karakteristik daerah.

Sumber
Definisi

Sumber
Data

PP. No. 26
Tahun
2008
tentang
Rencana Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
Pasal
15
tentang
Kriteria PKSN

Badan
Nasional
Pengelola
Perbatasan/
Badan
Pengelola
Perbatasan
Daerah

Perpres
No.
78
Tahun
2005 tentang
Pengelolaan
Pulau-pulau
Kecil Terluar

Badan
Nasional
Pengelola
Perbatasan/
Badan
Pengelola
Perbatasan
Daerah
Kementerian
Desa,
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi
Kementerian
Desa,
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal
dan
Transmigrasi

PP
78/2014
Pasal 1 ayat 3
tentang
Percepatan
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal
PP
78/2014
Pasal 4 ayat 1
tentang
Percepatan
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal

No

115

116

117

Sasaran

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah


tertinggal

Persentase penduduk miskin di daerah


tertinggal

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah


tertinggal

Satuan

Persen

Persen

Definisi
Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu
daerah digunakan indikator PDB/PDRB.
Laju
pertumbuhan
PDB/PDRB
menunjukkan
pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu
wilayah perekonomian dalam selang waktu
tertentu. Dimana daerah tertinggal adalah
daerah
kabupaten
yang
wilayah
serta
masyarakatnya
kurang
berkembang
dibandingkan dengan daerah lain dalam skala
nasional
Persentase
penduduk
miskin
(Headcount
Indes/Po) di daerah teringgal adalah persentase
penduduk miskin yang berada di bawah garis
kemiskinan di daerah tertinggal. Dimana Daerah
Tertinggal adalah daerah kabupaten yang
wilayah
serta
masyarakatnya
kurang
berkembang dibandingkan dengan daerah lain
dalam skala nasional. Headcount Index secara
sederhana
mengukur
proporsi
yang
dikategorikan
miskin.
Sedangkan
garis
Kemiskinan merupakan representasi dari jumlah
minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok minimum makanan yang
setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari
dan kebutuhan pokok bukan makanan.
Menurut BPS, IPM adalah pencapaian hasil
pembangunan manusia berdasarkan sejumlah
komponen dasar kualitas hidup yang dibangun
melalui pendekatan tiga dimensi yaitu panjang
umur dan sehat, pengetahuan dan kehidupan
yang layak. Dimensi kesehatan dihitung
berdasarkan angka harapan hidup, dimensi
pengetahuan dihitung berdasarkan gabungan
indikator angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah, dan dimensi hidup layak dihitung
berdasarkan indikator daya beli masyarakat
terhadap sejumlah kebutuhan pokok. IPM yang
dihitung disini adalah untuk daerah tertinggal.
Dimana Daerah Tertinggal adalah daerah

Sumber
Definisi
BPS dan
Bappenas; PP
78/2014 Pasal
1 ayat 3
tentang
Percepatan
Pembanguna
n Daerah
Tertinggal
BPS;
Bappenas; PP
78/2014 Pasal
1 ayat 3
tentang
Percepatan
Pembanguna
n Daerah
Tertinggal.

BPS;
Bappenas; PP
78/2014 Pasal
1
ayat
3
tentang
Percepatan
Pembanguna
n
Daerah
Tertinggal.

Sumber
Data

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya


kurang berkembang dibandingkan dengan
daerah lain dalam skala nasional.
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi
118

Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di


Provinsi

Kawasan

119

Jumlah Kawasan Industri

Kawasan

120

Jumlah Kawasan Perdagangan Bebas dan


Pelabuhan Bebas (KPBPB)

Kawasan

KEK adalah kawasan dengan batas tertentu


dalam wilayah NKRI untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian yang bersifat khusus dan
memperoleh fasilitas tertentu.
Jumlah kawasan industri dimana Kawasan
Industri merupakan Kawasan pemusatan
kegiatan industri yang dikelola oleh perusahaan
kegiatan industry
KPBPB adakah Kawasan dengan batas tertentu
yang terpisah dari pabean sehingga terbebas
dari bea masuk, PPN, PPnBM dan cukai

Kemenko
Bidang
Perekonomia
n
Kemenko
Bidang
Perekonomia
n
Kemenko
Bidang
Perekonomia
n

Pembangunan Kawasan Perkotaan

121

Jumlah Pembangunan Metropolitan sebagai


PKN dan Pusat Investasi

122

Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran


sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan
penyangga urbanisasi

Unit

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan


perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala internasional, nasional, atau
beberapa provinsi

Unit

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan


perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan
skala
provinsi
atau
beberapa
kabupaten/kota.

PP No. 26
Tahun
2008
tentang
Rencana Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
PP No. 26
Tahun
2008
tentang
Rencana Tata
Ruang
Wilayah
Nasional

Sumber
Data

No

123

124

Sasaran

Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai


Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW)

Pembangunan 10 Kota Baru Publik

Satuan

Definisi

Unit

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan


perkotaan yang berfungsi untuk melayanai
kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan. (jumlah kawasan perkotaan di
masing-masing provinsi)

Kota

Pembangunan 10 kota baru publik yang mandiri


dan terpadu di sekitar kota atau kawasan
perkotaan metropolitan yang diperuntukkan bagi
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah
serta diarahkan sebagai pengendali (buffer)
urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan
metropolitan.

Sumber
Definisi

Sumber
Data

PP No. 26
Tahun
2008
tentang
Rencana Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
RPJMN Buku II

POLITIK & DEMOKRASI


125

126

Tingkat Partisipasi Politik Pemilu

Indeks Demokrasi Provinsi

PENEGAKAN HUKUM

Persen

Persentase penduduk yang menggunakan hak


pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak
pilih untuk memilih dalam pemilu (voters
turnout)
Angka-angka
yang
menunjukkan
tingkat
perkembangan demokrasi di seluruh provinsi di
Indonesia berdasarkan 3 (tiga) aspek, yaitu
aspek kebebasan sipil, aspek hak politik, dan
aspek lembaga demokrasi

Bappenas

BPS

KPU-RI
dan
KPUD
Provinsi/Kab/K
ota
BPS

No
127

Sasaran
Indeks Penegakan Hukum Tipikor

Satuan

Definisi
Indeks Penegakan Hukum Tipikor, mencakup 5
(lima) sub indikator, yaitu (1) persentase
penyelesaian pengaduan tipikor, yang dihitung
berdasarkan jumlah pengaduan tipikor yang
ditingkatkan
ke
tahap
penyeledikan
dibandingkan dengan total pengaduan yang
diterima oleh aparat penegak hukum dimana
datanya diperoleh dari Polri, Kejagung dan KPK;
(2) persentase penyelesaian penyelidikan tipikor
yang dihitung berdasarkan jumlah penyelidikan
tipikor yang ditingkatkan ke tahap penyidikan
dibandingkan dengan total penyelidikan kasus
tipikor dimana datanya berasal dari Polri,
Kejagung, dan KPK; (3) persentase penyelesaian
penyidikan yang dihitung berdasarkan jumlah
penyidikan tipikor yang ditingkatkan menjadi
tuntutan dibandingkan dengan pelimpahan
berkas kasus tipikor ke pengadilan dimana
datanya diperoleh dari Polri, Kejagung dan KPK;
(4) Conviction Rate yang dihitung berdasarkan
jumlah pemidanaan kasus tipikor dibandingkan
dengan pelimpahan berkas kasus tipikor ke
Pengadilan, dimana datanya diperoleh dari
Kejagung dan KPK; (5) persentase pemyelesaian
eksekusi putusan yang dihitung berdasarkan
jumlah putusan yang dieksekusi (badan)
dibandingkan dengan total putusan kasus tipikor
yang berkekuatan hukum tetap dimana datanya
diperoleh dari Kejagung dan KPK. Semakin tinggi
angka Indeks Penegakan Hukum Tipikor ini,
maka diyakini upaya penegakan hukum tipikor
mengalami
perbaikan,
dan
kepercayaan
masyarakat mengalami peningkatan.
Untuk memperoleh angka Indeks Penegakan
Hukum Tipikor, kelima sub indikator tersebut
digabungkan dengan pembobotan berbeda,
bobot untuk sub indikator:
(1) % penyelesaian Laporan Tipikor = 10%

Sumber
Definisi
Perpres No 55
Tahun
2012
tentang
Strategi
Nasional
Pencegahan
dan
Pemberantas
an
Korupsi
Jangka
Panjang
Tahun 20122025
dan
Jangka
Menengah
Tahun 20122014

Sumber
Data

No

Sasaran

Satuan

Definisi
(2) %
20%
(3) %
(4) %
(5) %

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Penyelidikan yang menjadi Penyidikan =


Penyidikan yang menjadi Tuntutan = 30%
Conviction Rate = 30%
Execution Rate = 10%

% P = (
) / (
) 100
% =(
) / (
) 100
% =(
) / ( )
100
% =(
) / ( ) 100
% =( ) / (
) 100

128

Indeks Persepsi Korupsi (IPK)

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia adalah sebuah


instrumen pengukuran tingkat korupsi kota-kota
di seluruh Indonesia yang dikembangkan oleh
Transparency
International
Indonesia.
IPK
Indonesia merupakan hasil survei kuantitatif
terhadap pelaku bisnis. Rentang indeks IPK
Indonesia adalah 0 sampai dengan 10, 0 berarti
dipersepsikan sangat korup, 10 sangat bersih.

Tranparency
International
Indonesia

Tranparency
International
Indonesia

No

129

Sasaran

Satuan

Indeks Perilaku Anti Korupsi

Definisi

Sumber
Definisi

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) adalah


indikator komposit yang datanya diperoleh dari
Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK), dimana
surveinya dilakukan oleh BPS bekerja sama
dengan Bappenas. IPAK merupakan ukuran
tingkat
permisifitas
masyarakat
terhadap
perilaku korupsi. IPAK dihitung tiap tahun untuk
menggambarkan dinamika perilaku anti korupsi
masyarakat. Skalanya antara 0-5. Nilai IPAK yang
semakin mendekati angka lima menunjukkan
bahwa masyarakat berperilaku semakin anti
korupsi. Sebaliknya nilai IPAK yang semakin
mendekati angka nol menunjukkan masyarakat
berperilaku semakin permisif terhadap korupsi.

BPS
dan
Bapppenas

Nilai Integritas Publik berguna untuk mengukur


persepsi masyarakat tentang pelayanan publik
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Skala
penilaian dimulai dari 1 sampai dengan 10.
Interpretasi dari nilai tersebut adalah semakin
mendekati 10 semakin baik integritas sektor
publik. (Nilai Integritas Pelayanan Publik
diperoleh dari Survei Integritas Sektor Publik
yang dilakukan oleh KPK).
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi dikeluarkan oleh
Kementerian PANRB yang disusun berdasarkan
evaluasi secara reguler atas pelaksanaan
reformasi birokrasi pada instansi pemerintah.
Evaluasi ini bertujuan untuk menilai kesesuaian
pelaksanaan reformasi birokrasi di masingmasing K/L dengan tujuan umum reformasi
birokrasi serta road map.
Persentase
Kabupaten/Kota
dengan
Nilai
Reformasi
Birokrasi
Baik
(Kategori
B)
dibandingkan seluruh jumlah Kabupaten/Kota
Pemberian opini atas kewajaran laporan
keuangan
dilakukan
berdasarkan
pada

Kemen
RB

PAN-

Kemen
RB

PAN-

TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI


Kualitas Pelayanan Publik

130

Integritas Pelayanan Publik (Daerah)

131

Nilai Indeks Reformasi Birokrasi

132

Persentase Kabupaten/Kota dengan Nilai Indeks


Reformasi Birokrasi Baik (Kategori B)

Persen

133

Opini WTP atas Laporan Keuangan Provinsi

Ya/Tidak

BPK

Sumber
Data
BPS

No

134

Sasaran

Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki


status WTP

Satuan

Persen

Definisi
kesesuaian dengan SAP (Standar Akuntansi
Pemerintahan), pengungkapan yang cukup,
kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, dan efektifitas sistem pengendalian
intern.
Indicator yang dianalisis yaitu persentase
kabupaten/kota yang memiliki pelaporan Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Perolehan opini wajar
tanpa pengecualian merupakan bentuk positif
dari pengelolaan dan administrasi keuangan,
prestasi yang baik dalam pelaporan WTP
menyiratkan bahwasanya daerah semakin
akuntabel
dan
transparan
dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Bappenas

Persentase Instansi Pemerintah yang


Akuntabilitas Kinerjanya Baik (Skor B):
135
136

Provinsi
Kabupaten/Kota

Ya/tidak
Persen

Diisi YA jika Pemerintah Provinsi memiliki


Akuntabilitas Kinerjanya Baik (Skor B).
Persentase
Kabupaten/Kota
yang
memiliki
Akuntabilitas Kinerjanya Baik (Skor B) terhadap
seluruh jumlah Kabupaten/Kota yang berada
dalam suatu provinsi.

Kemen
RB

Pan-

Kemen
RB

Pan-

PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH


Kinerja Keuangan Daerah
137

Rata-rata pajak retribusi Kab/Kota terhadap


total pendapatan

Persen

138

Rata-rata belanja modal Kab/Kota

Persen

139

Rata-rata presentase belanja pegawai Kab/Kota

Persen

Rata-rata proporsi pendapatan Kabupaten/Kota


yang bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi
terhadap penerimaan Daerah (PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang
Sah).
Rata-rata proporsi pengeluaran APBD
Kabupaten/Kota untuk belanja modal (dalam
komponen belanja langsung) terhadap total
belanja dalam APBD.
Rata-rata proporsi pengeluaran APBD
Kabupaten/Kota untuk belanja pegawai (dalam
komponen belanja langsung) terhadap total
belanja dalam APBD.

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

No

140

Sasaran

Rata-rata rasio ketergantungan dana transfer


Kab/Kota

Satuan

Persen

141

Rata-rata nasional WTP Pemda Kabupaten

Persen

142

Rata-rata nasional WTP Pemda Kota

Persen

143

Rata-rata pajak retribusi Prov terhadap total


pendapatan

Persen

144

Rata-rata belanja modal Prov

Persen

145

Rata-rata presentase belanja pegawai Prov

Persen

146

Rasio ketergantungan dana transfer Prov

Persen

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Rasio
penerimaan
Kabupaten/Kota
yang
bersumber
dari
Dana
Transfer
(Dana
Perimbangan dan Dana Transfer Lainnya)
terhadap total penerimaan dalam APBD.

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

BPK/
Kemendagri

BPK

BPK/
Kemendagri

BPK

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

DJPK,
Kemenkeu

Data APBD
(DJPK)

Jumlah Kabupaten-kabupaten yang memiliki


penilaian laporan keuangan hasil pemeriksaan
sesuai dengan standar akuntan publik yang
menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut
menyajikan kebenaran dan kewajaran posisi
keuangan dan tanpa pengecualian yang
material/signifikan (WTP) dibandingkan dengan
seluruh Kabupaten.
Jumlah Kota-kota yang memiliki penilaian
laporan keuangan hasil pemeriksaan sesuai
dengan
standar
akuntan
publik
yang
menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut
menyajikan kebenaran dan kewajaran posisi
keuangan dan tanpa pengecualian yang
material/signifikan (WTP) dibandingkan dengan
seluruh Kota.
Rata-rata proporsi pendapatan Provinsi-provinsi
yang bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi
terhadap penerimaan Daerah (PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang
Sah).
Rata-rata proporsi pengeluaran APBD Provinsiprovinsi untuk belanja modal (dalam komponen
belanja langsung) terhadap total belanja dalam
APBD.
Rata-rata proporsi pengeluaran APBD Provinsiprovinsi
untuk
belanja
pegawai
(dalam
komponen belanja langsung) terhadap total
belanja dalam APBD.
Rasio
penerimaan
Provinsi-provinsi
yang
bersumber dari Dana Transfer ke Daerah (Dana
Perimbangan dan Dana Transfer Lainnya)
terhadap total penerimaan dalam APBD.

No

147

Sasaran

Rata-rata nasional WTP Pemda Prov

Satuan

Persen

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Jumlah Provinsi-provinsi yang memiliki penilaian


laporan keuangan hasil pemeriksaan sesuai
dengan
standar
akuntan
publik
yang
menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut
menyajikan kebenaran dan kewajaran posisi
keuangan dan tanpa pengecualian yang
material/signifikan (WTP) dibandingkan dengan
seluruh Provinsi.

BPK

BPK

Kemendagri

Kemendagri
(Ditjen
Bina
Administrasi
Kewilayahan)

Kemendagri

Kemendagri
(Ditjen OTDA)

Kinerja Kelembagaan

148

149

PTSP Kondisi Mantap Prima (istilah yang


digunakan dalam RKP versi terakhir)

Persen

Perda bermasalah

Rata-rata kinerja Daerah Otonomi Baru:

150

Rata-rata kinerja maksimal

151

Rata-rata kinerja minimal

Indeks
Komposit
Indeks
Komposit

Skor kinerja daerah (%) dalam implementasi


Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang
perhitungannya diperoleh melalui beberapa
kriteria: 1) sudah terbentuk kelembagaan PTSP,
2) % jenis perizinan yang sudah dialihkan ke
PTSP dan 3) sudah terbangunnya SOP PTSP
Jumlah Perda bermasalah. Menurut Kemendagri,
dalam mengevaluasi Perda ada 2 kriteria
normatif yang menjadi acuan pemerintah, yaitu:
1. apakah Perda yang bersangkutan sesuai /tidak
bertentangan dengan peraturan lebih tinggi.
2. kriteria kedua soal kesesuaian Perda dengan
kepentingan umum
Rata-rata kinerja DOB (usia di bawah 3 tahun
dari sejak pendiriannya) yang diperoleh dari
agregat dari beberapa variabel pengukuran yaitu
kesejahteraan, good governance, daya saing dan
pelayanan publik.
Diperoleh dari rata-rata nilai indeks maksimum
untuk kinerja DOB pada seluruh provinsi
Diperoleh dari rata-rata nilai indeks minimal
untuk kinerja DOB pada seluruh provinsi

PP 6/2008

Kemendagri
(Ditjen OTDA)

PP 6/2008

Kemendagri
(Ditjen OTDA)
Kemendagri
(Ditjen OTDA)

PP 6/ 2008

No

Sasaran

Definisi

Sumber
Definisi

Penentuan struktur Organisasi Perangkat Daerah


(OPD) mempertimbangkan beberapa kriteria
yaitu:
1. Luas wilayah
2. Jumlah penduduk
3. Besaran APBD

PP No. 41
Tahun
2007
tentang
Organisasi
Perangkat
Daerah

Olahan
(Bappenas.
Dit. OTDA)

UU 23/2014
PP 65/2005

Olahan (Studi
Kaji
Cepat
AIPD).

Satuan

152

Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah


yang ideal (sesuai PP 41)

Persen

153

Penerapan SPM di daerah (Prov)

Persen

Sumber
Data

Pengukuran persentase kesesuian ini dilakukan


dengan cara penyandingan kriteria ideal (sesuai
PP 41/2007) dengan kondisi konkrit/real di
daerah. Bila jumlah OPD sesuai dengan PP
41/2007 diberi tanda IDEAL, jika lebih
besar/sedikit diberi tanda TIDAK IDEAL.

SPM adalah ketentuan jenis dan mutu


pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib pemerintah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal.

Yang dimaksud penerapan SPM disini adalah


sejauh
mana
daerah
(Prov/Kab/Kota)
mengintegrasikan SPM ke dalam dokumen
perencanaan (RPJMD, RKPD, Renstra SKPD,
Renja SKPD) sampai pada pengalokasiannya
dalam dokumen penganggaran (KUA-PPAS
dan APBD)
Pada data awal, persentase penerapan
diperoleh dari evaluasi daerah sampel (14
provinsi, 14 Kab, 14 Kota) dalam studi kaji
cepat SPM oleh AIPD. Hasil dari laporan studi
ini kemudian diproyeksikan menjadi data
rata-rata persentase penerapan SPM seluruh
Indonesia dan seluruh bidang.
Kedepannya penyediaan data ini akan
diupayakan
diperoleh
dari
Kemendagri
dengan mendorong kesiapan mereka dalam
penyediaan serta kualitas pelaporan SPM.
Selain itu, fokus SPM kedepannya hanya
ditujukan pada enam (6) urusan yaitu
pendidikan, kesehatan, sosial, PU dan PR

Kedepannya
data
akan
diperoleh dari
Kemendagri.

No

Sasaran

Satuan

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

serta trantibumlinmas (sesuai UU 23/2014


tentang
Pemerintahan
Daerah
yang
merupakan
revisi
dari
UU
32/2004).
Sebelumnya dalam RPJMN 2010-2014, SPM
harus dilaksanakan dalam 15 bidang.

154

Penerapan SPM di daerah (Kab/Kota)

Kinerja Aparatur

Persen

SPM adalah ketentuan jenis dan mutu


pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib pemerintah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal.

Yang dimaksud penerapan SPM disini adalah


sejauh
mana
daerah
(Prov/Kab/Kota)
mengintegrasikan SPM ke dalam dokumen
perencanaan (RPJMD, RKPD, Renstra SKPD,
Renja SKPD) sampai pada pengalokasiannya
dalam dokumen penganggaran (KUA-PPAS
dan APBD)
Pada data awal, persentase penerapan
diperoleh dari evaluasi daerah sampel (14
provinsi, 14 Kab, 14 Kota) dalam studi kaji
cepat SPM oleh AIPD. Hasil dari laporan studi
ini kemudian diproyeksikan menjadi data
rata-rata persentase penerapan SPM seluruh
Indonesia dan seluruh bidang.
Kedepannya penyediaan data ini akan
diupayakan
diperoleh
dari
Kemendagri
dengan mendorong kesiapan mereka dalam
penyediaan serta kualitas pelaporan SPM.
Selain itu, fokus SPM kedepannya hanya
ditujukan pada enam (6) urusan yaitu
pendidikan, kesehatan, sosial, PU dan PR
serta trantibumlinmas (sesuai UU 23/2014
tentang
Pemerintahan
Daerah
yang
merupakan
revisi
dari
UU
32/2004).
Sebelumnya dalam RPJMN 2010-2014, SPM
harus dilaksanakan dalam 15 bidang.

UU 23/2014
PP 65/2005

Olahan (Studi
Kaji
Cepat
AIPD).
Kedepannya
data
akan
diperoleh dari
Kemendagri.

No

Sasaran

155

Tingkat pendidikan aparatur Pemda S1, S2 dan


S3

Definisi

Sumber
Definisi

Sumber
Data

Persen

Proporsi jumlah aparatur Pemerintah Daerah


yang memiliki pendidikan S1, S2, dan S3
terhadap jumlah total aparatur Pemerintah
Daerah yang ada.

BKN

BKN

Persen

Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba


adalah angka penyalahguna narkoba dalam
setahun
terakhir
(current
users)
yang
dikategorikan berdasarkan frekuensi pakai dan
cara
pakai
narkoba.
Ada
4
kategori
penyalahguna setahun terakhir, yaitu: a) coba
pakai adalah mereka yang pakai narkoba
kurang dari 5 kali dalam setahun terakhir dari
saat survei; b)teratur pakai adalah mereka
yang pakai narkoba sebanyak 5 sampai 49 kali
dalam setahun terakhir dari saat survey; c)
pecandu bukan suntik adalah mereka yang
pakai narkoba lebih dari 49 kali dalam setahun
dari saat survey; dan d) pecandu suntik adalah
mereka yang pakai narkoba dengan cara suntik
berapapun jumlahnya dalam setahun terakhir
dari saat survei.

Satuan

PERTAHANAN DAN KEAMANAN

156

Laju Peningkatan Prevalensi Penyalahgunaan


Narkoba

BNN

BNN, dengan
metodologi
respondent
driven
sampling
(RDS) dan
direct
estimation.
Data
angka
prevalensi
per provinsi
tersedia.

Keterangan:
1. Setelah diadakan Rapat dengan Direktorat terkait di Bappenas, ada perubahan

indikator dalam isu Peningkatan Daya Saing

Tenaga Kerja diantaranya:


a. Sebelum ada perubahan, dikarenakan indikator yang baru dianggap mencerminkan sebagai indikator utaa untuk mencapai
peningkatan daya saing tenaga kerja. Indikator yang pada awalnya terdiri dari:
1) Penyediaan lapangan kerja (2015-2019)
2) Persentase tenaga kerja formal
3) Jumlah tenaga kerja formal
4) Jumlah tenaga kerja informal
5) Jumlah pelatihan
6) Jumlah Sertifikasi
7) Proporsi tenaga kerja keahlian menengah yang kompeten
8) Kinerja lembaga pelatihan milik negara menjadi berbasis kompetensi

b. Setelah ada perubahan menjadi:


1) Tingkat Pengangguran Terbuka
2) Persentase pekerja formal
3) Jumlah pekerja formal
4) Jumlah pekerja informal
5) Proporsi Jumlah Tenaga Kerja Keahlian Tinggi
6) Proporsi Jumlah Tenaga Kerja Keahlian Menengah yang Kompeten

Anda mungkin juga menyukai