Anda di halaman 1dari 31

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

MANDALA SURABAYA
Jl. Kalisari Selatan 9, Pakuwon City , Telp (031), Fax
(031)
Website: www.wima.ac.id
KEISTIMEWAAN PRIBADI MANUSIA TEMPAT PEMULIHAN GEREJA
PENTAKOSTA IMMANUEL SHEKINAH GLORY
Abstraksi
Manusia diciptakan oleh Tuhan sesuai dengan gambar dan rupa diriNya, beda
dengan hewan, tumbuhan yang hanya diciptakan tapi tidak dengan mirip gambar dan
rupa diriNya, sehingga hal tersebut menunjukan bahwa manusia merupakan makhluk
yang sangat istemewa jika kita bandingkan dengan makhluk lain di dunia ini. Di sisi
lain yang membedakan manusia dengan hewan adalah ia memiliki Roh dan juga akal
budi, dan hewan tidak mempunyai hal tersebut. Akal budi juga dilengkapi dalam diri
setiap manusia agar membuat manusia memiliki suatu pemikiran.
Setiap manusia pun dibuat dengan setiap ciri masing-masing pribadi manusia,
tidak ada manusia yang mirip seratus persen baik secara fisik maupun secara sifat.
Tuhan menciptakan mereka berbeda-beda yang menurut Tuhan itu sudah baik apa
adanya. Sehingga masing-masing manusia juga mempunyai hal yang baik dan buruk
dalam dirinya, seperti ada orang yang cantik tapi belum tentu sifatnya baik lalu ada
orang yang jelek tapi sifatnya baik dan disenangi oleh banyak orang. Ada lagi orang
yang cacat secara fisik tapi ternyata dia memiliki suatu kemampuan yang melebih
orang normal.Tidak semua hal yang negatif akan hanya memiliki hal yang buruk, tapi
pasti juga memiliki sisi baik meskipun hal tersebut sulit untuk dilihat. Karena manusia
juga tidak sempurna di mana mereka kebanyakan mellihat sesuatu dengan sombong
seperti memandang sebelah mata dan sulit untuk mau melihat sisi positif dari suatu
hal yang buruk.Yang seharusnya sifat itu harus dapat di buang karena manusia harus
mau melihat suatu keistimewaan, keunikan dari setiap pribadi guna menjalankan
hidup dengan jauh lebih baik.

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sebagai manusia yaitu makhluk Tuhan yang paling sempurna kita diciptakan
sesuai dengan pencitraanya. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan pasti memiliki
perbedaan yang membedakan kita antara yang satu dengan yang lainnya,
meskipun manusia tersebut kembar identik akan tetapi mereka pasti memiliki
karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kita juga pasti
memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang beda pua. Karakteristik yang
membedekan kita antara satu dengan yang lainnya itulah yang disebut dengan
keunikan. Sebagai citra Allah kita sudah seharusnya menjaga keunikan yang kita
miliki karena itulah yang dapat membedakan antara manusia satu dengan manusia
lain. kita sebagai manusia memiliki keistimewaan yang diberikan Tuhan kepada
kita.
Manusia sendiri kadang tak menyandari bahwa dirinya tersebut memiliki
keistimewaan

dalam

dirinya

maka

dari

itu

manusia

tersebut

tidak

mengembangkan. Kadang manusia yang memiliki keterbelakangan pu memiliki


keistimewaan yang kita sebagai orang normal tidak memiliki. Tuhan menciptakan
manusia itu pasti ada kekurangan dan kelebihan jadi manusia itu semua sama
tidak ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi dimata Tuhan sang pencipta.
Maka dalam hal tersebut manusia seharusnya saling menjaga dan membantu
bukannya saling membenci. Dan juga dalam hal tersebut kita disadarkan bahwa
tak selamanya orang yang memiliki kekurangan itu selalu tidak berharga. Mereka
adalah makhluk Tuhan yang sangat berharga dan sudah sepatutnya kita saling
membantu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh keistimewaan setiap pribadi bagi penderita sakit mental?
2. Bentuk tindakan khusus yang dapat dilakukan dengan menunjukan
keistimewaan pribadi untuk membantu penderita sakit mental?
3. Bagaimana cara kita bersosialisasi dengan orang lain yang mempunyai
keistimewaan berbeda (penderita sakit mental)?
C. Tujuan Kegiatan
1. Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh dari luar bagi keiatimewaan setiap
pribadi (yang menderita sakit mental).
2

2. Untuk memberikan yang terbaik bagi sesama lewat bakti sosial sederhana
kepada rumah pemulihan di Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory.
3. Untuk menunjukkan solidaritas kepada sesama yang lemah.
D. Manfaat Kegiatan
1. Mendapatkan pengetahuan atau pemahaman bahwa penderita sakit mental
dapat disembuhkan.
2. Dapat menentukan sikap yang positif bagi seseorang yang memiliki
keterbatasan mental.
E. Metode Pengumpulan Data
Ada berbagai metode yang dapat di pakai untuk mendapatkan data dari
praktek kerja lapangan:
1. Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden
untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri
Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang
paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah
yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara
statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner :
a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan
tujuan penelitian.
b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas
yang tinggi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan
dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih
mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail.
Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari
seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti
harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan
rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara.
3. Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang
maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar
mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
3

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi


dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut
terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti.
Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana
peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai
pengamat.
Pada praktek kerja lapangan agama ini, kelompok kami akan
mengunakan metode observasi agar dapat mengumpulkan data, alasan kami
menggunakan metode observasi ini adalah tempat kami melakukan praktek
kerja lapangan adalah di tempat pemulihan orang sakit jiwa sehingga kami
hanya dapat melakukan observasi dengan keadaan yang ada di dalam tempat
tersebut.
F.

Pelaksanaan Kegiatan
Hari
Selasa

Sabtu

Tanggal
14 Oktober 2014

25 Oktober 2014

Sabtu

01 Oktober 2014

Sabtu

01 Oktober 2014

Jam Kegiatan
17.00 17.30

Acara Kegiatan
Perkenalan(pengurus

17.30 18.00
18.00 18.05
18.05 18.15
18.15 18.45

serta pasien)
Meyiapkan makan malam
Doa makan malam
Membagikan makan & minum
Membersihkan bagian dalam

18.45 19.00
19.00 19.15

gereja
Mencuci peralatan makan
Membereskan meja makan dan

08.30 09.00
09.00 09.30
09.30 10.30

Pulang
Menyiapkan snack dan susu
Membagikan snack ,susu
Membantu
memandikan

10.30 11.00

pasien sakit mental


Merapikan pakaian

11.00 11.15

Bersih-bersih , pulang

10.00 10.45
10.45 10.50
10.50 10.55
10.55 11.20
11.20 11.45
11.45 12.00
12.00 12.50

Memasak makan pagi


Menyiapkan makanan
Doa makan (pasien makan)
Membersihkan gereja
Mencuci peralatan makan
Persiapan Ibadah
Ibadah & menyanyikan lagu

12.50 13.20
13.20 13.40
13.40 13.50
13.50 14.00

rohani
Menyiapkan makan siang
Makan siang
Wawancara pemilik gereja
Memberikan sembako untuk

gereja

14.00 14.30

kebutuhan pasien sakit mental


Bersih-bersih
peralatan
makan , meja , dan pulang

BAB II
Pembahasan
A. Landasan Teori
Landasan Teori Pada proposal dengan judul Keistimewaan Pribadi
Manusia di Tempat Pemulihan GPIm Shekinah Glory ini kelompok kami akan
menjelaskan tentang landasan teori dalam menghadapi perbedaan dan menghargai
kelebihan serta melengkapi kekurangan pribadi masing pribadi agar manusia yang
tergabung dalam masyarakat menjadi solid dalam mengatasi segala permasalahan
yang terdapat di dalam dunia ini. Pertama-tama kami akan menjelaskan tujuan
perbedaan yang beraneka ragam yang terdapat pada dunia ini, perbedaan di dunia
ini ditujukan oleh Tuhan agar hidup kita tidak monoton dan agar kita dapat
berkembang ke arah yang lebih baik. Perbedaan bukanlah digunakan untuk
memberi gap atau celah celah yang membagi manusia agar saling menjauhi satu
sama lain dan bermusuhan, melainkan untuk menyatukan manusia. Dalam
perbedaan tersebut

terdapat

banyak

kelebihan

dan

kekurangan

yang

membedakan antara satu insan dengan insan yang lain. Dengan perbedaan antara
insan insan ciptaan Tuhan ini, manusia dapat hidup dengan saling melengkapi.
Sebagai contoh, dalam pembuatan mesin, terdapat dua orang yang
dibutuhkan dengan perbedaan dalam kelebihan dan kekurangan. Dalam
pembuatan mesin dibutuhkan seorang perancang mesin yang memperhitungkan
segala teknik kerja mesin tersebut dan seorang teknisi mesin yang merangkai
5

mesin agar berjalan sesuai blue print yang diciptakan perancang mesin. Kita tidak
bisa bekerja dengan antar sesama perancang mesin karena jika demikian hanya
pembuatan blue print saja yang berhasil sedangkan yang dibutuhkan adalah mesin
yang asli bukan hanya rancangan. Begitu pula sebaliknya, oleh karena itu
kelebihan dan kekurangan bukanlah berpikir untuk diri sendiri melainkan
bagaimana kita bisa berguna bagi orang lain di sekitar kita.
Dengan cara berpikir demikian maka tidak ada sesuatu yang mustahil yang
tidak dapat dilakukan manusia dengan berkerja sama. Bahkan orang yang
berkekurangan fisik pun bisa saling membantu sehingga dapat menutupi
kekurangan tersebut dengan kelebihan kelebihan lain yang mereka punya. Sama
seperti Tuhan menciptakan Adam dan Hawa untuk saling melengkapi maka
manusia juga harus mengusahakan keinginan Tuhan untuk hidup berdampingan
diatas segala kekurangan maupun kelebihan yang ada dalam menghadapi segala
cobaan yang diberikan Tuhan untuk perkembangan kita bersama agar menjadi
lebih baik
B. Pembahasan (analisa)
Kegiatan PKL yang kami lakukan di tempat Pemulihan Gereja
Pentakosta Immanuel Shekinah Glory dengan tema Keistimewaan Pribadi
Manusia, kami ingin melihat keistimewaan pasien sakit mental, dengan cara
memberikan pengaruh secara social kepada mereka seperti:
a. Menyiapkan dan memberikan makan dan minum
Membantu menyiapkan makan dan minum salah satu hal yang paling mudah
dalam menunjukan pengaruh dari kelompok kami kepada pasien. Hal ini
menunjukan memberikan faktor pendukung agar pasien dapat memenuhi
kebutuhan sebagai manusia
b. Memberikan suasana sejuk dan bersih di tempat pemulihan
Pengaruh suasana lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi kesembuhan
dari pasien sakit mental , dengan tempat sehat dan bersih pikiran dan suasana hati
pasien dapat menjadi lebih baik.
c. Mengajak para pasien sakit mental untuk melaksanakan kegiatan rohani
Kegiatan yang dilakukan seperti doa ibadah, lalu bernyanyi lagu-lagu rohani.
Kegiatan ini dilaksanakan agar tetap para pasien selalu berpegangan pada Tuhan,
agar terjaganya hubungan Allah dengan manusia (pasien sakit mental). Harapan
6

kesembuhan bagi para pasien (hati, pikiran, dan jiwa), karena Tuhan akan selalu
menolong umatnya.
d. Berbincang dengan para pasien sakit mental (yang sudah hampir pulih dari
sakit)
Komunikasi sangat dibutuhkan oleh manusia, karena manusia adalah makhluk
sosial yang dimana ia tidak dapat hidup sendiri. Setiap manusia sangat
membutuhkan orang lain untuk menjalani suatu kehidupan.
e. Memberi sembako untuk kebutuhan tempat pemulihan
Dari kegiatan yang kami lakukan, pasien sakit mental memang memiliki suatu
keistimewaan yang kami lihat pada saat kegiatan, meskipun mereka merupakan
pasien sakit mental, tapi mereka saling membantu sesama pasien. Misalnya saja,
ada salah satu pasien yang tangannya diborgol. Pada waktu makan pasien tersebut
tidak bisa makan dan minum, lalu salah satu pasien membantu menyuapkan
makan dan minum kepada pasien yang tangannya di borgol. Hal itu sudah
menunjukan adanya keistimewaan dari pasien sakit mental, yang mungkin terlihat
tidak nyata. Kenyataannya masih ada rasa kebersamaan antar mereka dan ada rasa
untuk saling membantu, peduli, meskipun pasien sendiri tidak tahu bahwa
perbuatannya merupakan salah satu contoh sikap kepedulian yang di lakukan
terhadap pasien yang lain. Keistimewaan pasien sakit mental juga nampak pada
saat kegiatan ibadah. Meskipun mental dan jiwa mereka terganggu mereka masih
dapat melakukan kegiatan ibadah dengan baik, mereka mengetahui akan adanya
Tuhan, mereka seperti layaknya manusia normal, walaupun kenyataannya mereka
memiliki keterbatasan.
C. Mind Map

D. Hasil Wawancara
Rumah pemulihan di Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory ini
didirikan kurang lebih satu atau dua tahun setelah gerejanya didirikan, pertama
kali membuka rumah pemulihan karena merupakan suatu visi dari Tuhan yang
diberikan kepada pendeta Alce Anneke sebagai gembala sidang di Gereja
Pentakosta Immanuel Shekinah Glory. Ketika itu ada salah seorang keluarga yang
menitipkan pasien (orang yang memiliki gangguan mental) lalu tak lama pada
april tahun 2008 Gereja ini masuk di koran Jawa Pos, dan hal itu yang membuat
kebanyakan keluarga mau menitipkan salah seorang keluarganya yang memiliki
gangguan mental.
Kebanyakan dari pasien-pasien (orang yang memiliki gangguan
mental) ini berasal dari luar kota seperti dari jombang dan manado. Pasien
8

tersebut dinyatakan gangguan mental karena ada yang depresi ditinggal ayahnya
meninggal dan harus menjadi tulang punggung keluarga, terkena narkoba dan
masalah percintaan karena dijodohkan akhirnya sang anak menjadi orang gila.
Memang ada pembayaran di tempat Rumah Pemulihan Gereja Pentakosta
Immanuel Shekinah Glory tetapi apabila keluarga dari pasien tersebut tidak
mampu maka tidak membayar, dan apabila ada keluarga pasien yang mampu
maka membayar dan ada yang menyumbang juga seperti beras dan mie goreng.
Ada beberapa persyaratan jika mau menitipkan pasien (orang yang
menderita gangguan mental) di Rumah Pemulihan Gereja Pentakosta Immanuel
Shekinah Glory salah satu syaratnya adalah tidak berumur lebih dari 45 tahun,
diutamakan bagi non muslin (jika pasien tersebut muslim, maka keluarganya
memberikan surat pernyataan bahwa si pasien atau penderita gangguan mental
bersedia bila dididik secara kristen) dan melakukan konseling dengan gembala
sidang (pendeta Alce Anneke) atau kak sonny (pengurus gereja), jika memang
diperbolehkan maka si pasien akan dididik dan dirawat oleh pengurus gereja.
Beberapa pasien sudah sembuh dan pasien tersebut sudah bisa kembali
kekeluarganya, tetapi ada salah seorang pasien yang merasa nyaman tinggal
digereja namanya gita, pasien ini awalnya benar-benar sulit untuk diatur tetapi
karena mujizat Tuhan sekarang pasien ini yang bernama gita sudah bisa
membantu pengurus untuk mencuci piring, membantu mengepel dan menyiapkan
makanan bagi pasien-pasien lainnya. Jumlah pasien yang dirawat oleh Rumah
Pemulihan Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory berjumlah 23 orang.
Dan kata pengurus gereja ini yang terutama untuk pemulihan pasien
adalah dukungan keluarga, perhatian keluarga untuk pasien yang dirawat itu
merupakan suatu alasan mengapa pasien tersebut cepat sembuh, selain hanya dari
gereja didoakan dan diajari untuk merawat diri.

Bab III
Kesimpulan
Apa yang sudah kita lakukan tidaklah banyak dan memang
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses penyembuhan bagi pasien
atau orang yang memiliki keterbatasan mental. Mereka yang kita anggap tidak
berguna dan menjadi pengganggu bisa kita sembuhkan apabila kita mau merawat
mereka dengan sungguh-sungguh dan juga tidak lupa bahwa kesembuhan yang
paling besar pengaruhnya adalah dukungan dan juga kasih sayang dari setiap
keluarga mereka. Hal ini dikarenakan dukungan dari orang yang menyanyangi
mereka akan jauh lebih bermanfaat dan tidak lupa akan doa yang setiap hari

10

selalu diberikan oleh Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory terhadap para
pasien atau orang-orang yang memiliki keterbatasan mental tersebut.

Bab IV
Kritik dan Saran
A. Kritik
Kritik untuk Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory
1. Menurut pendapat kami Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory sudah memberi
perhatian kepada seluruh pasien yang memiliki keterbatasan mental yang ada di situ.
2. Menurut kelompok kami kebersihan di Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory
sudah memenuhi syarat, sehingga kesehatan para pasien terjamin.
Kritik untuk mahasiswa (kelompok)
11

1. Mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sering kali datang tidak
tepat waktu.

B. Saran
Saran untuk Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory
1. Alangkah baiknya bila lebih diberi perhatian lagi supaya dapat memberikan suasana
kesejukan di tempat pemulihan.
2. Alangkah baiknya bila kebersihannya lebih diperhatikan lagi karena di sana sini
masih banyak bekas ini itu.

Saran untuk mahasiswa (kelompok)


1. Sebaiknya untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) berikutnya lebih ditingkatkan
kembali kedislipinan waktunya, supaya tidak terganggu dengan kegiatan yang
lainnya.

BAB V
Refleksi Pribadi

12

1. Novri Khambali R (2443012077)


Waktu saya pertama kali melakukan Praktek Kerja Lapangan untuk
Pendidikan Agama pada tanggal 17 Oktober 2014 di GPIm Shekinah Glory, saya
merasa seperti merawat orang-orang yang belum pernah saya temui sebelumnya.
Setelah saya telusuri lebih jauh, ternyata tugas di gereja itu ada yang lumayan
memberatkan dan ada yang lumayan menyenangkan juga. Di hari pertama saya
bertemu dengan beberapa orang penderita sakit mental yang ada di situ. Setelah itu
saya mencoba berkenalan dengan salah satu orang di situ dan berbincang-bincang
ternyata ada yang sudah lama dirawat di situ ataupun yang masih baru. Saya juga
mengamati penderita yang ada disitu dirawat karena dimasukkan oleh keluarga atau
sudah dari awal menderita gangguan jiwa, kami juga ikut menyiapkan makanan untuk
para penderita setelah itu saya dan anggota kelompok yang laki-laki ikut
membersihkan bagian dalam dan luar gereja. Siang terik menyinari hari itu tanggal
25 Oktober 2014 saat kami tiba untuk melanjutkan kegiatan PKL disana. Waktu kami
sedang ada di situ saat hampir masuk waktu makan siang untuk para penderita, kami
segera menyiapkan makan siang untuk para penderita tersebut dan semua berkumpul
untuk makan siang bersama. Sebelum menyantap makanan tersebut mereka dipanggil
satu-satu dan dibimbing untuk berdoa setelah itu kami membagikan makanannya. Ada
penderita yang tidak bisa makan sendiri karena tangan diborgol, tetapi kami tidak
perlu membantu karena dia sudah bisa makan sendiri dan lucunya dia yang paling
banyak makan diantara para penderita disitu dan setelah itu saya dan anggota
kelompok yang laki-laki ikut membersihkan bagian dalam dan luar gereja. Pada
pertemuan terakhir kami memberikan hiburan lewat lagu-lagu rohani bersama temanteman kepada orang-orang yang ada di situ. Jadi, refleksi yang bisa saya ambil dari
Praktek Kerja Lapangan ini adalah kita harus bisa merawat dan menjaga orang-orang
di sekitar kita seperti orang tua kita sendiri. Sekian refleksi dari saya, mudah-mudahan
bermanfaat.

2. Christina Thresdy Wijaya (2443014005)


Kelompok saya melakukan kegiatan PKL Agama dengan tema Keistimewaan
Pribadi Manusia

di tempat pemulihan, selama berjalannya kegiatan di tempat

pemulihan kami ingin mengetahui apa keistimewaan dari pasien sakit mental. Pada
13

hari pertama kegiatan PKL adalah menyiapkan makan,minum ,dan setelah itu
membersihkan Gereja.Saat itu saya belum melihat adanya keistimewaan dari pasien
sakit mental.Berbeda pada saat pertemuan ke dua, tiga, dan empat.
Saat tiga pertemuan itu ada suatu hal yang bisa saya dapatkan dari kegiatan
PKL. Keistimewaan itu saya temui ketika kami menjalankan kegiatan ibadah, mereka
mengikuti kegiatan dengan baik seperti umat Kristiani biasanya. Pasien sakit mental
memberikan respon yang positif ketika saya dan teman-teman menyanyikan lagu
pujian bagi Tuhan. Meskipun ada yang tidak bernyanyi tapi setidaknya mereka
menghormati kegiatan ibadah yang dilakukan pada saat itu. Dari kegiatan tersebut
saya menyimpulkan bahwa keistimewaan pasien sakit mental adalah masih adanya
sikap menghormati sesama, dan mereka mengerti tentang adanya Tuhan. Padahal
orang seperti mereka yang kita tahu jiwa dan pikirannya terganggu, mereka sudah
tidak mengerti tentang apa-apa, tetapi nyatanya mereka masih mempunyai sikap
hormat dan mereka masih tahu bahwa Tuhan itu ada.
Manusia awam berpandangan negatif tentang orang sakit mental, menganggap
mereka buruk, tidak boleh didekati. Saya awalnya mempunyai pikiran seperti itu,
tetapi ketika saya melihat kegiatan ibadah tersebut membuat diri saya menjadi kecil.
Sebagai umat Kristiani yang di wajibkan mengikuti kegiatan misa pada hari minggu
dan saya terkadang tidak mengikuti misa tersebut dengan alasan malas, telat bangun,
atau tidak dapat menjaga sikap di Gereja, kurang mengetahui tentang agama saya
sendiri. Kenyataannya pasien sakit mental mempunyai sikap yang lebih baik dari
saya. Hal itu membuat saya untuk menjadi umat Kristiani yang lebih baik, karena
pasien sakit mental bisa seharusnya manusia normal bisa jauh lebih baik dari pada
mereka.
Kegiatan PKL ini juga membuat saya mengetahui apa yang belum pernah saya
ketahui. Kegiatan ini membuat saya menjadi peduli dengan sesama, mengetahui
bahwa setiap manusia mempunyai setiap masalah mereka masing-masing sehingga
setiap orang butuh teman sebagai tempat bercerita tentang hal yang sulit mereka
hadapi. Pikiran saya menjadi terbuka bahwa pasien sakit mental pun mempunyai
catatan hidup yang menyeramkan, ada yang sakit diakibatkan mencoba narkoba, ada
yang dulu sewaktu muda dijual oleh orangtuanya, dll. Kehidupan yang saya miliki
jauh lebih beruntung dibandingkan mereka. Saya harus menjadi manusia yang peduli
akan sesama, mau mendengarkan cerita seseorang dengan baik, karena pasien sakit
mental di tempat pemulihan yang saya kunjungi, pasti jiwa dan pikirannya dulu

14

sangat tertekan dan mereka tidak tahu harus menceritakan beban mereka kepada
siapa.

3. Nanik Erawati (2443014041)


PKL kami dilaksanakan di RUMAH PEMULIHAN GEREJA PENTAKOSTA
IMMANUEL SHEKINAH GLORY. PKL ini dilaksanakan untuk mengetahui
keistimewaan setiap manusia, termasuk manusia yang memiliki gangguan mental.
Selama saya disana saya mulai mengerti dimana keistimewaan pasien gangguan
mental. Banyak hal yang menarik dan mengesankan pada setiap pertemuannya dan
membuat saya menjadi lebih termotivasi.
Pada pertemuan pertama yang saya dan teman-teman lakukan adalah
menyiapkan makanan, minuman dan membersihkan gereja. Pada saat mau makan,
semua pasien sudah di biasakan untuk berdoa yang di pimpin oleh pengawas, hal ini
lah yang membuat saya terkejut. Seorang pasien gangguan jiwa masih bisa berdoa
dengan mengikuti pimpinan doa pengawas. Saya berpikir bahwa terkadang manusia
yang normal saja lupa untuk berdoa tapi mereka yang memiliki keterbatasan bisa
15

berdoa dengan bersungguh-sungguh dan mengikuti pemimpin doa dengan baik. Saat
makanpun mereka tidak pernah berebut makanan, jika ada yang makannya sudah
selesai dan mempunyai sisa pasien baru berani mengambil makanan itu. Saya berfikir
bahwa sesungguhnya meskipun mereka mengalami gangguan mental tetapi mereka
masih bisa menghargai hak orang lain dengan tidak berebut makanan.
Hal lain yang membuat saya terkesan adalah saat kita mengajak mereka
ibadah, mereka bisa mengikuti ibadah dengan baik. Saat kita menyanyikan lagu
pujian, ada beberapa pasien gangguan mental yang ikut bernyanyi bersama dengan
lantang dan mengucapkan lirik dengan benar. Kami menyanyikan beberapa lagu yaitu
Janji-Mu seperti fajar, sentuh hatiku dan Tuhan yesus baik, lagu itulah yang bisa
mereka nyanyikan bersama kami dengan baik. Pasien gangguan mental yang tidak
ikut bernyanyi tidak sibuk sendiri, mereka tetap berada di tempat ibadah yang kita
gunakan dan tetap mendengarkan pujian yang kami nyanyikan. Kegiatan ini membuat
saya mengerti bahwa mereka juga mengetahui bahwa Tuhan itu ada.
Pada saat wawancara, saya mengerti mengapa pasien-pasien disana bisa
terkena gangguan mental. Ada yang berada disana karena narkoba, pasien tersebut
terlalu banyak menggunakan obat terlarang tesebut sampai ia mengalami over dosis
dan syarafnya mengalami kerusakan yang akhirnya membuat dia menjadi gila. Kasus
lainnya adalah ada pasien yang dijual oleh orang tuanya, kasus percintaan dan ada
korban pemerkosaan. Dari sini saya belajar untuk berhati-hati dalam berkehidupan,
berusaha menjaga diri dari hal-hal negatif yang kedepannya dapat merusak kehidupan
kita. Seperti kata pepatah, apa yang kita tanam sekarang itulah yang akan kita tuai.
Jika kita berbuat yang sesuai peraturan yang baik, maka tidak mungkin hidup kita
menjadi buruk.
Ada seorang pasien gangguan mental yang sudah sembuh tetapi ia tidak ingin
pulang ke keluarganya, ia memilih untuk mengabdikan dirinya di tempat dia
disembuhkan. Ia sering membantu disana, kadang ia membantu mencuci piring,
memasak untuk teman-teman dan menyuapi pasien lain yang tangannya diborgol.
Dari kegiatan PKL ini saya mendapatkan dan mengerti tentang hal-hal baru
dimana kita manusia yang normal harus lebih mencintai Tuhan, belajar berbagi
dengan sesama manusia yang ada dan berusaha untuk tidak membuat masa depan kita
hancur dengan menyia-nyiakan hidup kita dengan hal-hal bodoh. Manusia yang
mempunyai gangguan mental saja bisa mengerti akan hal baik seperti doa, ibadah,
mencintai dan menghargai sesama. Mengapa kita yang normal tidak bisa berbuat lebih
baik dari apa yang mereka lakukan.
16

4. Fenny Desiani Sugiarno (2443014044)


Ketika saya mendengar untuk PKL di tempat pemulihan orang sakit mental,
saya kaget sekali dan takut untuk kesana, tetapi karena teman-teman yang lain bilang
apabila tempat pemulihan itu tidak menyeramkan. Akhirnya kami semua setuju untuk
kesana dan kami membuat proposal.
Pada hari pertama kami disana, ketika kami datang disana kami memulai
untuk perkenalan dan kami mulai menyiapkan makan malam. Makan malamnya
setelah disiapkan, para pengurus mulai memanggil mereka satu persatu, mereka ada
yang datang untuk ambil makannya sendiri tetapi ada juga yang makannya harus di
suapin. Yang disuapin itu adalah pasien yang sangat usil, sehingga tangannya di
borgol. Salah satu dari kami ada yang nyuapin pasien disana.
Pada hari berikutnya saya datang kesana pagi, ketika kami kesana kami
membagikan snack dan susu untuk pasien, kami memberikan snack dan susu secara
langsung ke pasien yang ada disana. Saya kebagian untuk memberikan snack kepada
para pasien, saya awalnya cukup takut pada pasien karena mereka bisa saja tiba-tiba
marah dan kita yang diserang. Pada hari itu ketika ada pasien yang marah-marah, saya
mendengar apa yang mereka ucapkan dan saya melihat mereka bisa menjadi sakit
mental itu karena mereka ada yang terkena narkoba, ada yang di bangkrut. Mereka
semua di sana bisa mengalami kesembuhan karena mereka dirawat dengan penuh
kasih dari Tuhan.
17

Pada hari berikutnya lagi saya datang kesana, ketika kami sampai disana kami
membantu untuk menyiapkan makan pagi di tempat pemulihan. Semua pasien yang
ada makan dan setelah mereka makan kami menyiapkan untuk ibadah singkat dan
menyanyi lagu rohani. Kami memulai ibadah dengan mendoakan mereka yang ada di
tempat itu agar cepat bisa pulih seperti dulu lagi. Bayangan saya awalnya mereka
tidak bisa untuk diajak beribadah tetapi sebagian dari mereka bisa ikut bernyanyi
bersama kami. Saya melihat mereka saja yang mengalami sakit mental bisa untuk
memuji Tuhan dengan bernyanyi lagu rohani. Kadang saja dari kita anak muda saat
ini tidak banyak yang tau lagu rohani.
Setelah melakukan ibadah mereka makan siang dan mereka mulai istirahat.
Setelah itu saya melakukan wawancara pada pemilik tempat pemulihan, dalam
wawancara itu saya mengetahui bahwa hal yang penting dari kesembuhan mereka
adalah keluarga mereka sendiri, mereka harus mendapat dukungan yang besar dari
keluarganya. Di tempat pemulihan ini juga sudah ada yang sembuh dan dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya, dan ada juga yang setelah sembuh ingin tetap
tinggal di tempat pemulihan dan membantu disana. Saya disana mendapatkan banyak
pelajaran pada PKL ini yaitu kita jangan menjauhi orang yang sakit mental tetapi kita
harus mendukung mereka agar cepat untuk bisa sembuh.

18

5. Yuta Elisabeth Pattihawean (2443014046)


Pengalaman yang saya dapatkan selama menjalani PKL (Praktek Kerja
Lapangan) disana sangat banyak. Pada pertemuan pertama kami berkenalan dengan
pengurus tempat tersebut serta kami juga dikenalkan dengan pasien dari panti
tersebut. Setelah berkenalan dan melihat lingkungan sekitar kami pun membantu
pengurus panti tersebut menyiapkan makan malam untuk para pasien panti tersebut
dan menu pada malam itu adalah sup dengan tahu. Kami pun membagikan makanan
tersebut pada pasien akan tetapi sebelum para pasien makan malam mereka berdoa
sebelum makan. Selama kami membagikan makan dan minum ada anggota kelompok
yang lain membersihkan bagian dalam gereja. Mereka membantu menyapu dan
mengepel.
Setelah para pasien selesai makan malam para pasien pun mengumpulkan
piring menjadi satu dan kami pun membantu untuk mencuci piring dan gelas. Setelah
kami merapikan semua kami pun berpamitan untuk pulang. Pertemuan kedua kami
datang cukup pagi jadi kami menyiapkan snack pagi pasien dan membagikan untuk
pasien. Setelah itu kami pun memandikan para pasien dan merapikan segala sesuatu
lalu berpamitan pulang. Pada pertemuan ketiga kami memasak makanan pagi untuk
para pasien dan membagikannya sama seperti pertemuan sebelumnya dan sebelum
makan mereka pasti berdoa. Kami pun membantu membersihkan gereja dan
merapikan benda-benda dalam gereja. Setelah kami merapikan bagian dalam gereja
kami pun menyiapkan ibadah untuk para pasien. Kami pun menjalankan ibadat dan
pada saat menyanyikan lagu rohani ada beberapa pasien yang juga ikut menyanyi
sambil tepuk tangan.
Setelah melakukan ibadat kami pun menyiapkan makan siang untuk para
pasien dan membagikannya kepada para pasien. Setelah kami menyelesaikan tugastugas yang diberikan pada kami, kami pun mewawancarai pengurus dari panti
tersebut. Setelah wawancara kami pun memberikan sembako dan berpamitan untuk
pulang. Banyak sekali nilai yang dapat saya ambil ketika melakukan PKL( Praktek
Kerja Lapangan) salah satunya ialah saling peduli dengan sesama tidak peduli dia
orang kaya atau orang miskin kita sebagai manusia sudah seharusnya saling
19

membantu karena kita diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial bukan
individualisme. Kita didunia ini tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Semua orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tidak ada manusia
yang sempurna karena yang sempurna hanya Allah oleh karena itu kita sebagai
manusia dengan kelebihan yang diberikan Allah sudah layak dan sepantasnya kita
dengan kelebihan tersebut membantu sesama terutama yang sangat memerlukan
pertolongan kita. Kita juga seharusnya menolong orang tanpa pamrih dan tanpa
pandang bulu sehingga apa yang kita lakukan didunia ini tidak sia-sia dan selalu
diberkati oleh Allah.

6. Jesslyn Diva (2443014047)


Hari pertama saya PKL, saya membantu pengurus gereja menyiapakan makanan
untuk para pasien di Rumah Pemulihan Gereja Pentakosta Immanuel Shekinah Glory.
Merasakan untuk pertama kalinya menyiapkan menyiapkan makan malam bagi mereka
yang memiliki keterbatasan mental, dan setelah mereka makan sayapun ikut membantu
20

pengurus gereja untuk mencuci piring, peralatan memasak.


Sebelumnya saya sempat berfikir untuk apa para pengurus gereja mau untuk
merawat mereka yang memiliki keterbatasan mental, tetapi ternyata para pengurus di
gereja tersebut mau melakukan pekerjaan itu karena mereka mau belajar menerima dan
mau untuk merawat para pasien begitu sebutan untuk para penderita sakit mental. Saya
dan teman-teman membantu pekerjaan para pengurus dan pekerjaan itu tidak semudah
yang saya bayangkan. Tetapi setelah saya terjun dan ikut merasakan apa yang mereka
kerjakan.
Mulai dari situ saya tau bagaimana sulitnya pekerjaan yang mereka lakukan.Yang
pertama para pengurus melakuakn pekerjaan ini dengan sebuah hati yang tulus, karena
tanpa adanya ketulusan mungkin mereka tidak akan bisa sabar dalam menghadapi para
pasien (orang yang menderita sakit mental). Yang kedua adalah para pengurus di gereja
tidak memikirkan malu atau tidaknya untuk melakukan pekerjaan merawat pasien (orang
yang memiliki gangguan mental), karena menurutnya itu adalah sebuah pekerjaan yang
penuh dengan pengalaman berharga.
Sesekali saya bertanya apa susahnya dalam bekerja menjadi seorang pengurus
gereja dan sebagai pelayan Tuhan? Jawaban dari salah satu pengurus adalah saat dimana
para pasien (orang yang menderita gangguan mental) tidak mau makan, karena melihat
para pasien mau makan saja para pengurus sudah merasa senang, jika para pasien tidak
mau makan maka ada salah seorang pasien yang bernama sugeng, pasien tersebut yang
ditugaskan untuk mendulang sesama pasien yang tidak mau makan. Dan selain itu para
pengurus gereja memiliki tanggung jawab yang besar, selain mereka mengurus gereja,
mereka juga mengurus para pasien (orang yang memiliki gangguan mental).
Dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, saya menjadi tau bagaimana sulitnya
mereka dalam menjalani suatu pekerjaan dan suatu tanggungjawab. Itu membuat saya
sadar, tidak ada gunanya menghamburkan uang, sedangkan orang lain banyak yang lebih
membutuhkan. Saya sadar pada saat ini saya memang belum bekerja, dan seharusnya
malu bagi untuk berfoya-foya dengan jerih payah orang tua.
Saya lebih bisa mensyukuri apa yang sudah diberikan orang tua, bukan selalu
menuntut. Saya di beri pendidikan, di beri fasilitas sampai saya kuliah, itu jauh lebih dari
cukup. Dari sini saya juga mengambil makna, bahwa kita tidah boleh semena-mena
dengan orang lain, meskipun orang tersebut adalah orang yang memiliki gangguan
mental, karena beberapa pasien juga memiliki hal yang lebih dari keterbatasannya itu,
seperti pasien yang bernama gita dia sudah dinyatakan hampir sembuh dan gita sebagai
21

salah seorang pasien juga bisa membantu pengurus gereja untuk mencuci piring,
mengepel dan menyapu. Selain gita ada beberapa pasien lainnya yang mulai mengerti bila
diajak menyanyi lagu rohani.
Saya sadar bahwa saya tidak boleh meremehkan orang lain, meskipun yang saya
remehkan adalah para pasien (orang yang memiliki gangguan mental), karena betapa
indahnya perbedaan jika kita mau mensyukurinya. Pada akhirnya kita sebagai makhluk
Tuhan yang memiliki martabat dan akal budi seharusnya mampu untuk berfikir agar dapat
membuat orang-orang disekitar kita menjadi nyaman, bukannya membuat orang-orang
yang awalnya peduli kepada kita justru menjadi tak peduli dan marah terhadap kita.
Seperti para pasien yang meskipun sering kita anggap tak ada, ternyata mereka juga mulia
dimata Tuhan, karena kita sebagai anak-anaknya adalah satu.
Belajar dari hal-hal kecil, dan mampu untuk menanggapinya dengan serius. Dari
situ kita akan dipercayakan hal-hal yang lebih besar dari Tuhan. Tuhan tidak akan pernah
mengabaikan jerih payah orang yang setia terhadap apa yang dia punya.

7. Sandyawan (2443014052)
Pada refleksi saya terhadap PKL ini saya akan menceritakan suka duka dan
kesan kesan maupun pelajaran pelajaran yang saya resapi di Panti Rehabilitasi Orang
Gila ini. Selama PKL Agama ini pada hari pertama, terus terang saja saya kaget
melihat orang orang yang terdapat disana karena setiap orang yang terdapat disana
duduk sendiri sendiri dengan jarah yang lumayan jauh dan tak seorangpun
berkomunikasi dengan yang lain.
Kegiatan saya pada hari pertama itu ialah membantu membersihkan ruangan,
misalnya dengan menyapu, mengepel, dan lain lain. Kami juga membantu
menyiapkan makan pada hari ke dua.
22

Pada hari ketiga dan keempat, kami sekelompok mengajak mereka untuk
berkumpul dan berdoa serta bernyanyi lagu rohani. Pada saat itulah saya menyadari
bahwa orang orang tersebut memiliki keistimewaan masing masing. Ada beberapa
orang yang dapat berdoa, dapat bernyanyi, dan kebanyakan dapat mengikuti lagu
maupun doa yang kita lakukan bersama. Mungkin bagi kita itu merupakan hal yang
biasa, tapi bagaimana jika yang melihat mereka bukan kita melainkan orang cacat
yang bisu tuli. Mereka pasti menganggap orang orang gila itu istimewa.
Jadi orang dianggap istimewa itu dilihat dari sudut pandang yang berbeda dan
tidak bisa disama ratakan. Misalnya orang yang pintar dalam hal pengetahuan, jika dia
ditunjuk untuk masuk tim sepak bola, belum tentu dia bisa melakukannya. Bisa jadi
dia dianggap bodoh oleh teman temannya yang pintar bermain sepak bola. Jadi
keistimewaan masing masing manusia tidak bisa hanya dilihat dari satu sudut.
Keistimewaan yang dimiliki tiap orang kebanyakan berbeda satu sama lain. Itu
ditujukan Tuhan agar kita bisa saling melengkapi. Misalnya dengan contoh diatas,
orang yang pintar dalam hal pengetahuan dapat mengajari orang yang bisa bermain
sepak bola yang mungkin kurang dalam ilmu yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu kita tidak boleh meremehkan orang orang yang kita anggap tidak
berdaya, karena mungkin pada suatu hari kita akan membutuhkan keistimewaan yang
orang itu punya.

8. Sharon Christa (2443014068)


Awalnya banyak hal yang mengejutkan yang muncul dari PKL agama ini. Hal
pertama adalah ketika muncul ide untuk melakukan PKL di tempat penampungan
orang sakit jiwa. Banyak bayangan buruk yang muncul di benak saya, saya juga
sedikit takut, karena saya tidak pernah berdekatan langsung dengan orang sakit jiwa.
Dan saya juga tidak tahu hal apa yang terjadi jika pasien marah atau sedang kambuh.
Hal lain yang mengejutkan saya adalah perjalanan yang harus kami tempuh
untuk mencapai lokasi PKL. Bukannya saya rewel atau manja, tapi jujur saja saya
tidak pernah melakukan perjalanan yang begitu jauh naik sepeda motor. Salah satu
salah saya adalah tidak menanyakan lebih lanjut lokasi tepatnya dimana. Saya waktu
itu hanya 'pupuk bawang' saja
Sesampainya di sana pada hari pertama, banyak pasien membuat hati saya
tersentuh. Semua rasa capek tergantikan dengan rasa prihatin dengan keadaan para
23

pasien di sana. Apalagi saat menyiapkan makanan dan melihat para pasien makan.
Mereka makan begitu lahap meskipun menurut saya makanannya sangat sederhana.
Sebenarnya saya tidak tahu pasti apa mereka masih mengetahui apa yang mereka
makan atau tidak, tapi hal ini tetap membuat saya tersentuh. Satu hal lagi adalah
ketika mendengarkan mereka doa untuk makan. Semua pasien menirukan doa salah
satu petugas untuk doa makan. Hal kecil ini saya lihat sebagai suatu keistimewaan
yang luar biasa dalam diri para pasien. Karena dibalik keterbatasan mereka, mereka
masih bisa berdoa kepada Tuhan.
Melalui PKL ini saya disadarkan untuk selalu bersyukur pada Tuhan, karena
saya telah diberi badan yang sehat dan jiwa yang sehat. Juga agar tidak selalu rendah
diri, merasa tidak memiliki apa-apa. Seringkali saya merasa, mengapa saya tidak
sekaya si dia, mengapa saya tidak mampu untuk memiliki seperti yang dia miliki,
mengapa dia bisa mendapatkan segala sesuatu dengan mudah? Tapi dengan segala
keluhan itu, saya akan selalu ingat bahwa ada masih banyak orang di luar sana yang
tidak seberuntung diri saya. Yang mungkin dari segi ekonomi, fisik, jiwa, masih serba
berkekurangan.
Satu hal yang saya pelajari adalah bahwa Tuhan itu Maha Adil. Meskipun
setiap manusia memiliki kekurangan, tapi pasti ada kelebihan yang dimiliki oleh
manusia tersebut. Seperti para pasien di tempat pemulihan yang bisa ikut bernyanyi
dan beribadah dengan baik. Mungkin bagi orang lain ini adalah hal yang sederhana,
tapi bagi orang yang mengalami gangguan mental, hal ini merupakan suatu
keistimewaan tersendiri. Terkadang orang yang normal masih suka malas untuk
menyanyi atau mendengarkan renungan saat ibadah di Gereja. Tapi para pasien di
tempat pemulihan ini bisa mengikuti jalannya ibadah dengan baik. Selain itu, satu hal
yang saya dapat adalah Tuhan juga akan memberikan teguran pada anak-anakNya
yang tidak hidup seturut dengan kehendakNya. Seperti salah satu pasien yang
menderita sakit jiwa dikarenakan mengonsumsi narkoba. Jadi hal lain yang saya
peroleh adalah manusia memang penuh dengan dosa, tapi manusia harus belajar dari
setiap kesalahan yang sudah diperbuat. Belajar untuk tidak jatuh pada kesalahan yang
sama dan hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Dan satu hal yang tidak boleh
terlupakan adalah selalu bersyukur apapun keadaan kita, karena rencana Tuhan lebih
indah daripada keinginan kita.

24

9. Onggy Widjaya (2443014073)


Pengertian Refleksi diri adalah kemampuan manusia untuk melakukan
intropeksi dan kemauan untuk belajar lebih dalam mengenai sifat dasar manusia ,
tujuan dan esensi hidup. Self reflection berbeda dengan rumination. Rumination
dilandasi oleh rasa kekhawatiran diri demi kepentingan diri sendiri, semetara self
reflection didasari oleh niat murni untuk menganalisis diri demi penginkatan diri
(Morin, 2002).
Dari PKL Agama yang dilakukan saya dapat belajar banyak hal dan
mengintrospeksi diri tentang proses pengujian, pengolahan terhadap nilai-nilai dan
keyakinan pribadi. Refleksi diri ini membuat saya belajar hal-hal baru dalam diri,
lebih mengetahui tentang diri sendiri dan membuat kesadaran yang tinggi akan
membawa individu pada kesehatan mental yang lebih baik, karena pkl yang telah saya
lakukan dipanti rehabilitas orang sakit jiwa membuat saya tersadar bahwa pentingnya
menjaga kesehatan jasmani dan yang terlebih penting adalah menjaga kesehatan jiwa
atau mental karena jika stress yang terlalu berat dapat menimbulkan dampak yang
besar yaitu sakit jiwa walaupun tubuh jasmani terlihat sehat.
Refleksi seharusnya diwujudkan menjadi suatu aksi atau tindakan . jika tubuh
kita sehat kita harus melakukan hal-hal yang positif agar dapat meningkatkan tubuh

25

dan mental menjadi lebih baik. orang yang memiliki kesadaran diri tinggi akan
kesehatan

mental akan membuat dampak yang baik bagi orang disekitarnya.

Pemahan tentang diri yang baik membawa diri kepada suatu tindakan nyata, dimana
individu diharapkan dapat bersikap lebih positif.
Dalam PKL ini saya melakukan banyak kegiatan yang berhubungan dengan
masalah

kejiwaan seseorang, tanpa kita sadari banyak orang telah frustasi dan

menjadi depresi akhirnya menjadi sakit jiwa, setelah saya PKL saya sadar bahwa
orang yang sakit jiwa juga memiliki hak untuk hidup dan penyakit mental yang telah
mereka alami juga bisa disembuhkan, saya mendapat pendidikan sosial setelah PKL
dipanti rehabilitas tersebut karena saya bisa melihat secara langsung bagaimana
kehidupan orang-orang tersebut. Orang-orang yang menderita penyakit jiwa terdiri
dalam berbagai golongan, dari golongan orang sakit parah hingga sudah hampir sadar,
itu membuktikan bahwa penyakit mental bisa disembuhkan, dapat melalui komunikasi
dan pendidikan beretika. Saya bisa merasakan kesedihan yang mereka alami, karena
orang-orang itu memiliki sifat yang tidak wajar(sakit jiwa).

10. Yoga Eka P. (2443014074)


Pada hari yang saya lakukan pkl di panti pemulihan yang mencakup beberapa
orang yang sakit mental dan mulai sembuh dari sakit mental yang mereka derita ada
banyak hal yang saya dapatkan , terutama hal itu adalah saat hari dimana saya
pertama kali mengunjungi yaitu saya terkesan ternyata tidak semua orang sakit mental
itu mengerikan tetapi orang sakit mental itu orang yang juga membutuhkan uluran
tangan kita saat dia (pasien yang sakit mental) merasakan akan lapar dengan kita
memberikan makanan pada orang sakit mental, membantu menyiapkan makan,
membantu membersihkan lantai agar mereka nyaman, mereka merasa sangat dibantu
walaupun mereka tidak mengerti. Saat hari berikutnya saya mengunjungi panti
pemulihan tersebut saya sangat terkesan saat seluruh anggota kelompok kami
memberi hiburan kepada mereka yaitu menyanyi lagu rohani ternyata mereka juga
ikut bernyanyi walau tidak semuanya tetapi saya sangat bangga. Dan sebagian dari
mereka (pasien yang mulai sembuh) juga mau ikut berdoa saat salah satu teman saya
membacakan doa dan dia pun mengikutinya, ternyata walau mereka sakit mental
tetapi mereka juga mengenal akan adanya Tuhan. Hal yang saya ambil dari
pengalaman saya bersama teman-teman saya adalah kita juga harus menghargai
26

walaupun seseorang mendapat kekurangan dari segi fisik maupun mental. Karena
tidak ada yang sempurna selain Tuhan sendiri.

11. Johan Waisakti G. (2443014086)


Kehidupan tiap manisia tidak lah selalu sempurna dimana setiap individu yang
diciptakan oleh Tuhan selalu memiliki suatu kelemahan maupun suatu kelebihan
dimana setiap individu manusia dituntut untuk mau mengembangkantalenta yang
dimilikinya dan tidak menggunakan kelemahannya untuk alasan tidak mau
berkembang.
Ketika Kami melakukan kegiatan PKL Agama selama 4 kali pertemuan di
Rumah pemulihan gereja pentakosta immanuel shekinah glory,Kami melihat suatu
pemandangan yang tidak biasa dimana ternyata masih banyak orang orang yang
mengalami gangguan mental.Hari pertama Saya d sana, Saya dan Kelompokku
membantu mempersiapkan makananuntuk pasien,saya kaget ternyata ada pasien
gangguan mental yang kondisi tangannya d borgol,Saya sempat bingung dengan
bagaimana caranya pasien tersebut untuk makan namun tanpa disadari Saya kaget
ketika ada pasien yang lain yang mengambilkan makanan untuknya dan menyuapi
pasien yang d borgol tangannya. Ketika melihat hal tersebut saya benar benar kaget
dan tersentuh,meskipun mereka dalam keadaan yang kurang normal namun mereka
mengerti untuk saling membantu dan melengkapi kekurangan yang ada.Setelah
selesai makan makan Saya dan teman teman membereskan meja dan bersiap siap
untuk pulang. Pada hari kedua kami, kami mencoba membantu memandikan pasien
yang ada d tempat pemulihan tersebut ketika Saya ingin mencoba membantu
memandikan pasien tiba tiba ada pasien yang keluar dari kamar mandi tanpa
mengenakan busana, Saya dan teman teman terkejut ketika melihat hal
tersebut,namun pada kegiatan membantu memandikan pasienSaya dan teman teman
27

mendapatkan pelajaran yang penting dimana kita harus sabar dan penuh kasih sayang
untuk membantu yang lainnya. Pada hari ketiga,Kami merangkap pertemuan ke empat
d hari ketiga ini,pertama kami menyelesaikan kegiatan pertemuan ketiga kami terlebih
dahulu. Disini Saya dan teman teman membersihkan gereja tempat pasien untuk
beristirahat seperti menyapu dan mengepel. Ketika Saya mendapatkan giliran
mengepel saya mendapatkan bagian untuk mengepel daerah yang lebih dekat dengan
tempat tidur yang d gunakan pasien untuk beristirahat, ketika Saya mengepel tiba tiba
ada pasien cewek yang mengangkat tempat tidurnya dan pindah ketepi,Saya berhenti
sejenak dan berpikir "pasien yang gangguan mental saja dapat menghormati suatu
pekerjaan orang kenapa kita yang lebih normal terkadang lupa akan hal tersebut?"
sehingga pada kesempatan kegiatan ke tiga ini Saya dan teman teman mendapatkan
pelajaran yang biasanya kami lupakan yaitu untuk menghormati dan menghargai
pekerjaan orang lain. Setelah kegiatan pertemuan ketiga kami selesai,Kami langsung
melanjutkan kegiatan pertemuan keempat kami,disini kami mengajak pasien untuk
beribadah dan bernyanyi bersama,disinilah hal yang paling berkesan yang saya dapat
dimana ketika saya dan teman teman menyanyikan 2 atau 3lagu rohani masih belum
ada pasien yang merespon ajakan kami namun pada saat saya dan teman teman
menyanyikan lagu ke empat tiba tiba ada pasien yang tergerak dan ikut bernyanyi
bersama kami disini saya sangat tersentuh karena mesikipun mereka memiliki
gangguan mental namun mereka tidak lupa akan Tuhan. Sehingga setelah melihat hal
tersebut Saya dan teman teman ingin lebih giat lagi dalam pelayanan ataupun
beribadah pada agama kami masing masing. Akhirnya kegiatan PKL yang kami
lakukan ditutup dengan Pemberiansembako untuk kebutuhan pasien serta wawancara
dengan pihak pengelola Rumah pemulihan gereja pentakosta immanuel shekinah
glory.
Setelah kegiatan Wawancara selesai kami pulang bersama. Kegiatan PKL yang
Saya lakukan dengan teman teman Saya selama 4kali pertemuan iniSaya
mendapatkan berbagai manfaat yang mana dapat membuat Saya ingin menjadi pribadi
yang lebih baik lagi.

28

12. Fitri Illa K. (2443014276)


Hari pertama saya dan teman teman Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Rumah Pemulihan Gereja Pentakosta Immanuel Shekina Glory, kami pemperkenalkan
diri dengan pengurusnya, setelah saya dan teman teman memperkenalkan diri kami
membantu menyiapkan makan malam untuk mereka. masing masing pasien di
panggil satu persatu dengan nama mereka, dan saya membantu menyerhkan bagian
makan kepada masing masing pasien dari sini saya bisa mengambil bahwa saya
harus bisa menghargai mereka, karna meraka sama seperti kita sama sama
mebutuhkan makan untuk bertahan hidup meskipun mereka sedang sakit dan dalam
tahap pemulihan. kami juga membantu membersikan gereja yang sebagai tempat tidur
mereka, mereka juga sama seperti kita butuh tempat untuk beristirahat. setelah saya
mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan hari pertama ini saya lebih banyak
bersyukur karna saya masih di beri kesehatan rohani, saya lebih bisa mengargai orang
lain,
Hari kedua Praktek Kerja Lapangan (PKL) saya dan teman teman kelompok
saya menyiapkan snack dan susu untuk mereka dan membagikan kepada pasien satu
persatu, setelah itu merapikan pakaian pasien, membantu memandikan pasien, dan
bersih bersih di samping saya melakukan itu saya sempat Tanya kepada pengurus
nya tentang latar belakang dari beberapa pasien, mereka gila karna beberapa alasan
salah satu nya karna terjerat kasus narkoba, pasien ini dulu nya sangat kaya raya
dengan hidup yang serba kecukupan tapi karna dia tidak bisa mengendalikan
pergaulan dan napsu dia akhirnya terjerumus di dunia yang hitam itu, sampai akhir
nya dia bisa mengalami gangguan mental. dari sini saya bisa mengambil beberapa
hikmanya, kita sebagai manusia yang bertuhan seharusnya kita lebih menghargai apa
yang diberikan Tuhan kepada kita, dan mengunakan nya dengan sebaik baiknya
jangan malah menghabur hamburkan uang, dan hidup berfoya foya dan akhirnya
terjerumus di dunia narkoba.
Hari ketiga Praktek Kerja Lapangan (PKL) Memasakan makanan pagi untuk
pasien, membersikan gereja, mencuci peralatan makan dan mempersiapkan ibadah
29

untuk para pasien meskipun saya berbeda agama dengan mereka saya tetap mengargai
nya, dan saya bisa berfikir bahwa orang yang sakit mental juga perlu bimbingan
rohani, perlu mrndekatkan diri dengan Tuhan, kita sebagai manusia yang sehat rohani
seharusnya lebih bisa mendekatkan diri dengan Tuhan lebih sering mengingat akan
kebesaran Tuhan karna kita masih diberi kesehatan jasmani dan rohani sampai saat
ini.
Hari ke empat Praktek Kerja Lapangan (PKL) ibadah dan menyanyikan lagu
rohani agar pasien lebih memperoleh ketenangan hati dengan mendengarkan lagu
lagu rohani, dan saya berharap pasien juga bisa sembuh dan menjani hidup nya untuk
menjadi pribadi yang lebih baik, tidak melangar dan menyimpang dari apa yang telah
di ajarkan oleh agamanya, agar selalu di jalan yang benar.

30

Lampiran

31

Anda mungkin juga menyukai