Anda di halaman 1dari 1

Kesimpulan

Industrial Hygiene adalah ilmu tentang antisipasi, mengenal, mengevaluasi serta mengontrol
kondisi lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi tenaga kerja [menyebabkan sakit, gangguan
kesehatan atau ketidaknyamanan pada pekerja]
Yang dapat dilakukan oleh seorang Industrial Hygienist adalah menerapkan ilmu Medical
Scientist, Detective, dan Engineer. Pengetahuan yang luas mengenai ilmu kesehatan sangat
membantu seorang Industrial Hygienist dalam memandang permasalahan di tempat kerja.
Seorang Industrial hygienist adalah detektif, sebab kita diharuskan mengetahui informasi lebih
mengenai bahaya-bahaya di dalam tempat kerja. Monitor lingkungan kerja dan menganalisa
metodenya yang nanti digunakan untuk menganalisa dampaknya terhadap pekerja yang terpajan.
Analisa bahaya di tempat kerja merupakan tahap pertama terpenting dari seorang Industrial
Hygienist untuk mengetahui potensi bahaya di tempat kerja terhadap pekerja. Pengenalan
lapangan kerja yang merupakan daerah tanggung jawab Kita harus dikontrol setiap waktu,
sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di area kerja dapat termonitor setiap saat.
Dalam memonitor lingkungan kerja, selain lingkungan fisik, perlu juga dilakukan monitoring
terhadap para pekerja dengan melakukan interview untuk menanyakan apakah ada isu-isu
kesehatan yang terjadi di areanya. Sebelumnya kita harus memberikan informasi kedatangan
Kita kepada Foreman atau Supervisor yang berwenang di area tersebut. Sehingga apabila
ditemukan hal-hal yang substandard bisa dilakukan klarifikasinya kepada mereka. Ini dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan informasi antara kondisi lapangan dengan keterangan dari mereka.
Selama proses menganalisa seorang Industrial Hygienist melakukan:
1. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi, permasalahanpermasalahan kerja serta resikonya. Menganalisa kondisi-kondisi yang dapat
diukur untuk mencari permasalan yang timbul.
2. Mengembangkan strategi sampling dan menggunakan peralatan-peralatan sampling
yang dimiliki untuk mengukur seberapa besar sumber bahaya di tempat kerja.
3. Melakukan pengamatan terhadap bagaimana dampak sumber-sumber bahaya kimia
dan fisika dapat mempengaruhi kesehatan pekerja dengan melakukan pengukuran.
4. Membandingkan hasil sampling dengan standart atau petunjuk yang relevan untuk
menentukkan apakah pengontrolan khusus diperlukan.
Pengontrolan di Tempat Kerja yang dapat dilakukan:
1. Engineering kontrol.
Menghilangkan semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan.
Mengurangi sumber bahaya dengan mengganti dengan bahan yang kurang
berbahaya.
Work proses ditempatkan terpisah.
Menempatan ventilasi local/umum.
2. Administrasi kontrol.
Pengaturan schedule kerja atau meminimalkan kontak pekerja dengan
sumber bahaya.
3. Praktek kerja.
Mengikuti prosedur yang sesuai untuk meminimalisasi pemaparan ketika
pengoperasian.
Inspeksi secara reguler dan perawatan peralatan.
4. APD.
Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai