Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu tempat ketempat lain.
Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan
kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat membantu akurasi
penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis.
Sistem navigasi di laut mencakup beberapa kegiatan pokok, antara lain:
Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada di permukaan bumi.
Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal dengan aman, cepat,
selamat, dan efisien sampai ke tujuan.
Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui sehingga jauhnya/jaraknya
dapat ditentukan.
Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui
1.2 Tujun Penulisan
Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah agar taruna dapat mengenal hal dasar mengenai alat
navigasi elektronik, sehingga kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat bernavigasi dapat diatasi.
Adapun tujuan khusus mempelajari teori ini adalah :
-

Dapat mengetahui macam-macam alat navigasi elektronik.

Dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut.

Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat navigasi tersebut.

Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari alat navigasi tersebut.

1.3 Pembatasan Masalah


Masalah yg dibahas pada penulisan paper ini adalah mengenai alat-alat navigasi elektronik diatas kapal
serta prinsip dan cara kerjanya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Navigasi
Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar aman dan efisien.
Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bernavigasi, Alat navigasi dibagi
menjadi dua macam yaitu alat navigasi konvensional dan elektronik.
2.2 Macam macam Alat Navigasi Elektronik
2.2.1

Radar

Pengertian Radar
Radar singkatan dari Radio Detection and Ranging adalah peralatan navigasi elektronik terpenting
dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di
sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan
obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objekobjek tersebut.
Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat
membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca
buruk, keadaan berkabut, dan berlayar di malam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu
suar, pelampung, bukit atau bangunan visual tidak dapat diamati.
Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah radar tidak memerlukan
stasiun-stasiun pemancar.
2.2.1.2 Bagian-bagian Radar
a)

Timer (trigger)

Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi yang diteruskan pada
modulator dan indikator dalam waktu yang sama. Untuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan
pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.

b)

Modulator

Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang dipancarkan dan untuk
memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari
tabung magnetron. Dengan demikian guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan
(dihidupkan) lebih dahulu (stand by)

c)

Pemancar (transmitter)

Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga puncak (peak power)
yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu
disalurkan ke udara dalam bentuk elektron yang berputar. Bagian pemancar ini pada instalasi dikapal
disatukan dalam satu kabin atau kotak.
d)

Penghubung TR dan Anti TR

Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan tenaga gema pulsa
yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar
gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena dan dari antena penerima
tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon)
yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah
pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap
tegangan tinggi. dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi
yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan energi gema-gema pulsa ke
bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian pemancar.
e)

Bagian penerima (receiver)

Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran. Hasil deteksi selubung
getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke
bagian indikator atau PPI unit.
f)

Bagian PPI (Plan Position Indikator)

Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk memperlihatkan sasaran gambar yang
terkena pancaran pulsa dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan
Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu (time base) yang
mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak lamanya waktu yang digunakan.

g)

Bagian Antena

Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :


Motor yang memutar antena
Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).
Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan motor sinrkonnya pada
putaran pembelok TSK.
Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali antena yang
berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya ditempatkan dalam satu kotak yang disebut
pedestal.

2.2.1.3 Prosedur Pengoperasian Radar


a)

Prosedur Menghidupkan (ON)

Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua jenis radar dan prosedur
penggunaan biasanya ada dalam buku manual operasi.
Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada posisi ON pastikan tombol-tombol
pada panel radar berada pada posisi OFF/penuh berlawanan dengan arah jarum jam.
Setelah bagian tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi sebagaimana di atas maka radar dapat
kita hidupkan (pastikan bahwa antena dapat berputar dengan bebas). Kemudian dilanjutkan prosedur
pengoperasian sebagai berikut :
Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek
Selaraskan kecerahan
Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak
Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada skrin
Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan frekuensi secara otomatis.
Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang baik
Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus
Pastikan gambar berada di tengah-tengah
Set penanda haluan pada 0o atau pada haluan kapal sesuai tampilan yang akan digunakan.
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah:
Semua switch dalam kaeadan minimum
Kekuatan listrik yang betul
Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul bebas dari hambatan seperti
tali atau benda lain yang akan mengganggu perputaran antena.
b)

Prosedur Mematikan (Off)

Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang, putar tombol function dan antena
pada posisi Off selanjutnya tombol-tombol yang lain putar pada posisi sebelum diaktifkan.
2.2.1.4 Prinsip Kerja Radar
Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam bentuk
microwave band. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui
swich pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat pengiriman sinyal antena akan
berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik.
Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema
radio (radio echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit
penerima (receiver) melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi
dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator.

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari pusat
skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan
bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan
putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas garis
sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan
arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini dengan pusat skop radar adalah
berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal
senantiasa berada di pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran

2.2.2

GPS

2.2.2.1 Pengertian GPS


GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya adalah
NAVSTAR GPS kependekan dari NAVigation Satellite and Ranging Global Positioning System.
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari
yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja. Ketelitian posisi yang diperoleh secra umum akan
bergantung pada empat faktor, yaitu :
Metode penentuan posisi yang digunkan
Geometri dan distribusi dari satelit satelit yang diamati.
Ketelitian data yang digunakan.
Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.
Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk mentransfer waktu dari
satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai beberapa nanodetik dapat diberikan oleh GPS untuk transfer
waktu antar benua.
2.2.2.2 Pengoperasian GPS
GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT 021, namun secara umum prinsip dasar
pengoperasiannya adalah relative sama dan yang membedakannya adalah tipe dan merek GPS receiver
yang bersangkutan. Prosedur pengoperasian GPS model VALSAT 021 adalah sebagai berikut.
a)

Menghidupkan Unit GPS

Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat


pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urut-urutan sebagai berikut:
Tekan ON/ OFF untuk menghidupakn
Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON /OFF selama 3 detik

b)
1)

Mengoperasikan Navigator

Self Localization

GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita dipermukaan bumi disertai dengan
waktu, dan kalender. GPS mencari sinyal satelit pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk
pembaruan data tentang waktu dan kalender (update). Pencaraian sinyalsinyal satelit ini dipergunakan
untuk
memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata rata 15 menit.
2)

Memasukan Posisi Perkiraan

Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian dimasukan sebagai posisi
perkiraan.
1. tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan berkedip selama GPS
tidak terkunci.
2. Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip
Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan ( N/ S )
Masukan data Lat / Lintang
Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/ bujur apakah sudah berkedip.
Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W )
POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.
3)

Pemilihan sistem Geodesi


Tekan ( +/- ) menuju ketampilan fungsi kedua.
Tekan 6 untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.
Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.

Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang berbeda.
4)

Pengenalan tentang ketinggian antena


Tekan POS< POS 1 muncul dilayar tampilan.
Tekan ? untuk menampilkan POS 2.
Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem. Yang dimaksud ketinggian
disini adalah ketinggian antena terhadap rata rata permukaan laut.

5)

Mendapatkan posisi
Tekan POS
POS 1 muncul dilayar tampilan.
Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
Indikator POS 1 akan tetap saat GPS dikunci

6)

Menentukan Kecepatan dan Arah.


Tekan NAV
Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.

7)

Memasukan Titik Posisi (Waypoint)


Tekan WPT.
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di bawah huruf WPT
Tekan ENT

Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip


(menandakan siap untuk memasukan data ).
Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
Masukan koordinat lintang ( lititude )
Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan berkedip (menandakan siap
untuk memasukan data)
Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
Masukan koordinat bujur.
Tekan ENT.
8)

Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)


Tekan WPT
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
Tekan ? dan pilih nomor titik posisi ( waypoint )
Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan +/- untuk memilih huruf
yang diinginkan.
Tulis sesuai yang dikehendaki.

9)

Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.


Tekan WPT.
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
Tekan ENT
Tekan Nav, sekarang posisi adalah

00o 00 000N
00o 00 000E
dan namanya juga ikut terhapus.
Tekan ENT

10)

Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint ) secara otomatis.
Tekan WPT
WPT 1 akan muncul dilayar
Masukan nomor titik posisi ( waypoint )
Tekan ENT POS ENT
Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint) sesuai nomor waypoint
yang kita isikan.

2.2.3

RDF

2.2.3.1 Pengertian RDF


RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan melalui penerimaan
gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.
2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF
Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu merupakan suatu penghantar yang baik maka
gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan membangkitkan arus
gelombang yang getarannya sama dengan getaran gelombang elektromagnetik dari pemancar.
Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari pemancar maka tegangan yang
dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang bingkai antena diputar 90o tidak searah lagi
dengan arah datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antenna dan isyarat tidak
akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan
berada pada suara yang terkeras. Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah datangnya
isyarat dapat dibaca pada indikatornya.
Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan sedangkan yang lain ke sisi
iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang
terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila pemancar
berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan menghasilkan tegangan yang menimbulkan
medan magnit. Tiap medan magnit akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah
menunjukkan arah tempat di mana pemancar berada.

2.2.3.2 Pengoperasian RDF


Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan
pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.

Cara menghidupkan :
Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat tenaga dengan menempatkan
switch pada kedudukan ON.
Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup dan kemudian tempatkan
power switch pada keduudkan yang dikehendaki menurut jumlah voltage yang masuk.
Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk mendapat arah stasionnya.
Menggunakan pesawat R.D.F
Sebelum mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal namanama tombol serta
kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan dalam mengoperasikannya.
Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage yang masuk.
Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio beacon tempatkan pada
band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan pada band 2.
Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang dikehendaki
(lihat kegunaan masing-masing kedudukan).
Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring dengan menggunakan tombol tuning.

Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai mendapatkan volume
suara yang baik.

Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau pendek, maka tombil
radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang dikehendaki.

Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan sampai dapat membentuk satu
garis lurus dengan menggunakan tombol fine control.

Cara mematikan :
Untuk mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti AF gain, RF gain radius
ditempatkan pada kedudukan minimum.
2.2.4

Echosounder

2.2.4.1 Definisi Echosounder


Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi SONAR untuk pengukuran
bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi
termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan plankton, dan diferensiasi massa air.
Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam aplikasinya, Echosounder
menggunakan instrument yang dapat menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang disebut
dengan transduser. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air.

2.2.4.2 Bagian-Bagian Echosounder


Time Base
Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa yang akan
dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base akan memberikan saat
kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.
Transmiter
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatucperintah dari kotak pemicu
pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh
oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer
Transducer
Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara akan
dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu
target. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan energi suara yang akan dipantulkan
sebagai beam.
Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal diterima oleh masing-masing
kuadran dan diproses secara terpisah. Keempat kuadran diberi label a d. Sudut pada satu bidang
dibedakan oleh perbedaan fase (a b) dan (c d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan dengan jumlah
sinyal (b + d). Sudut di dalam bidang tegak lurus terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh
perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang spesifik
(MacLennan dan Simmonds, 2005).
Kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi dengan menggunakan split
beam method. Metode ini menggunakan receiving transducer yang dibagi menjadi 4 kuadran.
Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan full beam yang merupakan penggabungan dari keempat
kuadran dalam pemancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target
diterima oleh masing-masing kuadran secara terpisah, output dari masing-masing kuadran kemudian
digabungkan lagi untuk membentuk suatu full beam dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasi
dengan menggunakan output dari full beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set split
beam.
Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat kuadran yaitu Fore,
Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer split beam memiliki beam yang sangat tajam (100) dan
mempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam suara dengan baik yaitu dengan
mengukur beda fase dari sinyal echo yang diterima oleh kedua belah transducer (Simrad, 1993).

Reciever

Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil echo.
Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu
kali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat bagian transducer
menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suara
dan echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu yang
bersamaan
Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam sistem perolehan
data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir pengaruh attenuasi yang disebabkan
oleh geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di dalam air.
Recorder
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai pengatur
kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder
memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder juga
mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983).
2.2.5

AIS

2.2.5.1 Pengertian AIS


Automatic Identification System ( AIS ) adalah sistem pelacakan kapal jarak pendek, digunakan pada
kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan melacak kapal dengan menggunakan pengiriman
data elektronik dengan kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat. Informasi seperti identifikasi posisi,
tujuan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS ( Electronic Charts Display
and Information System ).AIS ditujukan untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi dan
memungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau gerakan kapal, Sistem AIS
terintegrasi dari Radio VHF transceiver standar dengan Loran-C atau Global Positioning System ( GPS),
dan dengan sensor navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass dan lain-lain.Untuk aturannya AIS
sendiri International Maritime Organization ( IMO ) sudah membuat suatu aturan yaitu Regulation 19 of
SOLAS Chapter V yang berisi tentang pemasangan AIS dimana kapal-kapal diwajibkan untuk memasang
perangkat AIS transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker dan kapal berukuran 300
Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga memuat tentang keharusan AIS untuk menyediakan data
informasi berupa identitas kapal, jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan informasi
lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran.
AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari kecelakaan akibat
tabrakan. Karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan karena tidak semua kapal yang dilengkapi
dengan AIS, sistem ini berarti yang diutamakan untuk digunakan sebagai alat peninjau dan untuk
menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuai
dengan International Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).

Persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data yang berlaku dapat diintegrasikan
dengan sebuah graphical electronic chart atau sebuah tampilan radar, menyediakan informasi navigasi
gabungan pada sebuah tampilan tunggal.
Vessel Traffic Service
Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) boleh ada dalam mengatur lalu lintas
kapal. Sekarang, AIS menyediakan kesadaran akan lalu lintas
tambahan dan menyediakan pelayanan dengan informasi tentang keberadaan kapal lain dan alur
lintasannya.
Aids to Navigation
AIS telah berkembang dengan kemampuan dalam menyampaikan informasi mengenai posisi serta nama
suatu kapal, yakni dapat melayani pengiriman pertolongan navigasi dan menandai posisi kapal. Bantuan
ini dapat dilokasikan di pantai, misanya pada sebuah mercusuar, atau pada air, pada platform atau
pelampung. Penjaga pantai Amerika Serikat (The US Coast Guard) mengusulkan bahwa AIS boleh
diganti RACON, atau rambu radar, baru-baru ini digunakan untuk bantuan navigasi elektronik.
Kemampuan pada bantuan menyiarkan navigasi juga telah membuat konsep berupa Virtual AIS, disebut
juga sebagai Synthetic AIS atau Artificial AIS. Istilah tersebut dapat diartikan 2 kasus; pada kasus
pertama, sebuah transmisi AIS mendeskripsikan posisi nyata tetapi signalnya tersebut berasal dari sebuah
lokasi penerima di tempat lain. Contohnya, pada stasiun pantai yang menyiarkan posisi, 10 floating
channel markers, dimana masing-masing stasiun amat kecil untuk menampung penerima itu sendiri. Pada
kasus kedua, hal tersebut dapat diartikan bahwa transmisi AIS mengindikasikan sebuah penandaan yang
dimana tidak terlihat secara fisik, atau menyangkut sebuah penandaan suatu benda yang tidak terlihat
(Karang di bawah permukaan laut atau kapal yang tenggelam).
Search and Rescue
Berfungsi untuk menentukan suatu posisi dalam pengoperasian Marine Search & Rescue, hal ini sangat
berguna untuk mengetahui letak dan status navigasi dari suatu kapal atau orang yang membutuhkan
pertolongan. Sekarang AIS dapat memberikan tambahan informasi dan sumber perhatian pada layar
operasi, meskipun jarak AIS dibatasi pada jarak radio VHF. Standar AIS juga menginginkan pemakaian
tepat pada SAR Aircraft dan memberikan sebuah pesan (AIS Message 9) untuk Aircraft pada keberadaan
posisi. Kegunaan aircraft dan vessels SAR pada lokasi keadaan bahaya terdapat alat AIS-SART AIS
Search abd Rescue Transmitter yang baru-baru ini sedang dikembangkan oleh International Electronical
Commission (IEC), standar dijadwalkan untuk diselesaikan pada akhir tahun 2008 dan AIS-SART akan
diperoleh di pasar mulai tahun 2009.

Binary Message
Saint Lawrence Seaway menggunakan pesan kembar atau dikenal dengan nama AIS binary message
(message tipe 8) untuk memberikan informasi tentang level air, tata tertib pintu air, dan cuaca pada sistem
kenavigasian itu sendiri.
Computing dan networking
Beberapa program computer telah dibuat untuk digunakan bersamaan AIS data. Beberapa program
menggunakan sebuah computer untuk memodulasi pendengaran yang murni dari sebuah alat
konvensional, marine VHF radio telephone, yang diperbaiki untuk AIS broadcast frequency (Channel 87
and 88) ke dalam AIS data. Beberapa program dapat mengirim ulang informasi AIS ke jaringan lokal atau
global yang menyediakan otoritas pengguna atau publik untuk mengobservasi lalu lintas kapal dari suatu
jaringan lainnya. Beberapa tampilan program data AIS dikirim dari sebuah pengirim resmi AIS ke dalam
sebuah computer atau chartplotter. Kebanyakkan dari beberapa program tidak berupa AIS transmitter,
oleh karenanya peralatan tersebut tidak akan memberitahu posisi kapal anda tetapi mungkin dapat
digunakan sebagai alternative yang relatif murah bagi kapal kecil untuk memberikan bantuan navigasi
dan menghindari tabrakan dengan kapal yang lebih besar yang diharuskan untuk memberitahu posisinya.
Pemakai kapal juga menggunakan penerima (receiver) untuk menemukan dan mengontrol kapal dan
menambahkan koleksi dokumen.
Concern over web-based data
Pada bulan desember 2004, IMO menyalahkan penggunaan data secara bebas yang tidak bertanggung
jawab dengan pernyataan berikut.
Dalam hubungannya untuk mengumumkan ketersediannya informasi AIS secara gratis, data kapal yang
dikembangkan pada website, publikasi pada website atau transnisi data AIS lainnya bisa mengancam
keselamatan dan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan dan menghambat usaha organisasi beserta
anggotanya dal upaya meningkatkan keselamatan navigasi dan keamanan sector kelautan internasional.
2.2.5.2 Cara kerja AIS
Transponder AIS menayangkan informasi secara otomatis, seperti posisi, kecepatan, dan status navigasi
pada interval waktu tertentu melalui transmitter VHF yang terpasang pada transponder. Informasi tersebut
diambil langsung dari sensor navigasi kapal, khusussnya dari penerima GNSS dan gyrocompasnya.
Informasi lain, seperi nama kapal dank kode pemanggil VHF di program ketika memasang peralatan juga
ditransmisikan secara berkala. Sinyal tersebut diterima oleh transponder AIS yang dipasang papa kapal
atau di darat bergantung pada sistemnya, seperti pada sistem VTS. Informasi yang diterima dapat
ditampilkan pada sebua layar atau plot grafik yang menunjukkan posisi kapal lain dengan tampilan sesua
yang terdapat pada layar radar.
Standar AIS menjelaskan 2 kelas unit AIS:

Kelas A, digunakan pada kapal-kapal yang tercantum dalam SOLAS Chapter V(dan kapal lain di
beberapa negara)
Kelas B, menggunakan daya yang kecil, biaya yang relativ murah untuk penggunaan pasar nonSOLAS.
Varisai-variasi yang lain saat ini sedang dalam pengembangan dan di khususkan untuk penggunaan di
stasiun, pertolongan navigasi darura dan SAR, yang mana peralatan tersebut akan menjadi pengganti dari
peralatan sebelumnya.
Khusus untuk kelas A, transponder AIS ini terdiri dari sebuah transmitter VHF, 2 penerima VHF TDMA,
satu penerima VHF DSC, penghubung menuju display dan sistem sensor menggunakan komunikasi
elektronik berstandar maritime (seperti NMEA 0183, yang dikenal dengan IEC 61162). Pengalokasian
waktu menjadi bagian yang sangat vital untuk proses sinkronisasi yang baik dan pemetaan untuk kelas A.
Oleh karena itu, setiap unit diharuskan memiliki penerima GPS internal.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini yaitu, mengetahui jenis dan fungsi alat
navigasi sangat penting, hal ini dikarenakan banyaknya bahaya navigasi yang dapat mengancam
keselamatan pelayaran, dan untuk menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat navigasi
untuk menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat terjadi suatu bahaya navigasi.
Beberapa fungsi alat navigasi pada paper ini adalah, GPS diperlukan untuk menentukan posisi
kapal, Radar digunakan untuk melihat keadaan di sekitar kapal pada jarak yang sudah ditentukan
sebelumnya, AIS digunakan untuk mengidentifikasi kapal yang sedang mendekati kapal kita, RDF untuk
mencari arah gelombang radio dan dapat juga digunakan sebagai penanda pada kapal penangkap ikan.
3.2 Saran
Paper ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan saran sebagai masukan
untuk penulis guna memperbaiki segala kekurangan yang ada pada penulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai