BAB IV
MASSA JENIS
4.1. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini meliputi:
1. Mengetahui berat bahan.
2. Mengukur volume bahan.
3. Menghitung massa jenis bahan.
4.2. Dasar Teori
4.2.1. Pengertian Massa Jenis
Ditinjau dari definisi zat yang mempunyai massa dan
menempati ruang, setiap zat dapat dibedakan berdasarkan massa dan
volumenya. Perbandingan antara massa dan volume suatu zat disebut
massa jenis (disimbolkan , dibaca rho). Jadi, jenis zat dapat diketahui
dari massa jenisnya. Untuk menentukan massa jenis suatu zat dapat
dilakukan dengan melakukan membagi massa zat dengan volume zat.
Jika massa jenis zat (baca rho), massa zat m dan volume zat V maka
diperoleh persamaan:
(Persamaan 4.1.)
Keterangan:
= Masa Jenis (Kg/m3)
m = Massa (Kg)
V = Volume (m3)
Perbandingan antara massa zat dengan volume zat disebut
massa jenis. Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu zat. Satuan
massa jenis dalam SI adalah kg/m3. Cara mengubah satuan massa
jenis kg/m3 menjadi g/cm3 ataupun sebaliknya
dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut. Misalnya massa jenis air 1000 kg/m 3.
Konversikan ke dalam g/cm3.
1000 kg/m3 =
g/cm3
= 1 g/cm3
4.2.2. Menentukan Massa Jenis
Untuk menentukan massa jenis suatu zat padat, langkah pertama
adalah menimbang massa zat padat tersebut. Kemudian, volume zat
padat ditentukan dengan cara memasukkannya ke dalam gelas ukur
yang sudah berisi air dalam jumlah tertentu. Setelah itu, permukaan
air dalam gelas ukur akan naik. Selisih antara tinggi permukaan air
sesudah dan sebelum dimasukkan zat padat merupakan volume zat
padat tersebut (Karim, 2009).
a. Zat Padat yang Bentuknya Teratur
Langkah yang harus dilakukan adalah mengukur massa zat
dengan menggunakan neraca atau timbangan. Volume zat dapat
dihitung menggunakan rumus berdasarkan bentuknya misalnya,
kubus dan balok. Langkah terakhir menentukan massa jenis zat
dengan membagi massa zat dengan volume zat.
b. Zat Padat yang Bentuknya Tidak Teratur
Misalnya yang hendak kamu ketahui adalah massa jenis batu.
Langkah yang harus kamu lakukan sebagai berikut :
1) Timbanglah batu dengan menggunakan neraca untuk
mengetahui massa batu. Catat hasil pengukuran.
2) Sediakan gelas ukur dan tuangkan air ke dalam gelas ukur
tersebut. Catat volumenya, misal V1 = 50 ml.
3) Masukkan batu yang hendak kamu ketahui volumenya ke
dalam gelas ukur yang berisi air. Catat kenaikan volume
airnya, misalnya V2 = 70 ml.
4) Volume batu = V2 V1.
5) Massa jenis zat merupakan hasil bagi massa zat dengan
volume zat.
(Sugiyarto, 2008)
M. Imam Sidik Permana
H1C114093
Gambar 4.1.
Neraca Analitik
2. Sampel Batuan
Batuan digunakan sebagai objek beban ada tiga jenis objek beban
yaitu kuarsa, serpentinit dan batubara.
a. Kuarsa, sebanyak 15 butir (ukuran kerikil).
Gambar 4.2.
Kuarsa
b. Serpentinit, sebanyak 15 butir (ukuran kerikil).
Gambar 4.3.
Serpentinit
c. Batubara, sebanyak 15 butir (ukuran kerikil).
Gambar 4.4.
Batubara
Gambar 4.5.
Air
4. Cawan, medium pembantu untuk tempat mengukur berat sampel pada
neraca analitik.
Gambar 4.6.
Cawan
Gambar 4.7.
Gelas Ukur
4.4. Prosedur Kerja
1. Mengambil sampel batuan di lapangan.
2. Sampel kemudian dibagi menjadi beberapa contoh dan masing-masing
contoh ditimbang, kemudian catat beratnya (W).
3. Masukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 40ml, catat volume awal
air (Va).
4. Kemudian masukkan contoh ke dalam gelas ukur yang berisi air, catat
volume airya (Vb).
5. Hitung densitas dari sampel batuan tersebut.
4.5. Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada contoh Kuarsa, Batubara
dan Serpentinit dapat diperoleh sebagai berikut.
No.
Sampel
Batuan
Berat Sampel
(W)
Volume (ml)
(gram)
Awal (Va)
Akhir (Vb)
Kuarsa
6,15
40
42
Kuarsa
4,83
40
41
Kuarsa
3,49
40
41
Kuarsa
3,31
40
41
Kuarsa
3,80
40
41
Kuarsa
3,80
40
41
Kuarsa
4,31
40
41
Kuarsa
3,68
40
41
Kuarsa
3,76
40
41
10
Kuarsa
3,15
40
41
11
Kuarsa
7,81
40
42
12
Kuarsa
6,31
40
42
13
Kuarsa
3,40
40
41
14
Kuarsa
5,15
40
41
15
Kuarsa
3,76
40
41
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Sampel
Batuan
Berat Sampel
(W)
Volume (ml)
(gram)
Awal (Va)
Akhir (Vb)
4,32
40
41
Serpentinit
6,90
40
41
Serpentinit
4,48
40
41
Serpentinit
4,36
40
41
Serpentinit
8,17
40
42
Serpentinit
4,31
40
41
Serpentinit
6,65
40
42
Serpentinit
7,29
40
41
Serpentinit
2,53
40
41
Serpentinit
3,09
40
41
Serpentinit
3,21
40
41
Serpentinit
4,58
40
41
Serpentinit
5,02
40
41
Serpentinit
3,58
40
41
Serpentinit
3,62
40
41
Serpentinit
No.
Sampel
Batuan
Berat Sampel
(W)
Volume (ml)
(gram)
Awal (Va)
Akhir (Vb)
1,71
40
41
Batubara
3,62
40
41
Batubara
3,57
40
41
Batubara
3,92
40
41
Batubara
6,19
40
42
Batubara
1,82
40
41
Batubara
2,15
40
41
Batubara
3,51
40
41
Batubara
5,51
40
42
Batubara
2,33
40
41
Batubara
2,41
40
41
Batubara
1,44
40
41
Batubara
4,74
40
41
Batubara
2,15
40
41
Batubara
4.6. Pengolahan Data
4,71
40
42
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Batubara
15
Vb Va = 41 40
= 1 ml
2) Sampel nomor 1,11 dan 12
Vb Va = 42 40
= 2 ml
b. Nilai Densitas
1) Sampel nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,14 dan 15
Contoh penghitungan sampel nomor 2 :
D =
=
= 4,83 gr/cm3
2) Sampel nomor 1,11 dan 12
Contoh penghitungan sampel nomor 1
D =
=
= 3,07 gr/cm3
c. Nilai total
1) Berat sampel
= 66,69 gram
2) Vb Va
= 18 ml
3) Densitas
M. Imam Sidik Permana
H1C114093
= 56,54 gr/cm3
d. Nilai Rata-rata
1) Berat sampel
=
= 4,44 gram
2) Vb Va
=
= 1,2 ml
3) Densitas
=
= 3,76 gr/cm3
Tabel 4.4.
Hasil perhitungan pada Kuarsa
No.
Sampel
Batuan
Kuarsa
Kuarsa
Kuarsa
Kuarsa
Kuarsa
Kuarsa
Kuarsa
Kuarsa
Kuarsa
10
Kuarsa
11
Kuarsa
Berat
Sampel (W)
Volume (ml)
Vb - Va
Densitas
(gram)
Awal
(Va)
Akhir
(Vb)
(ml)
(gr/cm3)
6,15
40
42
3,07
4,83
40
41
4,83
3,49
40
41
3,49
3,31
40
41
3,31
3,80
40
41
3,80
3,80
40
41
3,80
4,31
40
41
4,31
3,68
40
41
3,68
3,76
40
41
3,76
3,15
40
41
3,15
7,81
40
42
3,90
12
Kuarsa
13
Kuarsa
14
Kuarsa
15
Kuarsa
6,31
40
42
3,15
3,40
40
41
3,40
5,15
40
41
5,13
3,76
66,69
40
41
Jumlah
1
18
3,76
56,54
Rata-rata
4,44
1,2
3,76
= 3,45 gr/cm3
c. Nilai total
1) Berat sampel
= 4,32+6,90+4,48+4,36+8,17+4,31+6,65+7,29+2,53+
3,09+3,21+4,58+5,02+3,58+3,62
= 72,11 gram
2) Vb Va
= 18 m
3) Densitas
4,32+3,45+4,48+4,36+4,08+4,31+3,32+7,29+2,53+
3,09+3,21+4,58+5,02+3,58+3,62
= 61,24 gr/cm3
d. Nilai Rata-rata
1) Berat sampel
=
= 4,80 gram
2) Vb Va
=
= 1,2 ml
3) Densitas
=
= 4,08 gr/cm3
Tabel 4.5.
Hasil perhitungan pada Serpentinit
No.
Sampel
Batuan
Berat
Sampel (W)
Densitas
Volume (ml)
Vb - Va
(gram)
Awal
(Va)
Akhir
(Vb)
(ml)
432
40
41
432
Serpentinit
690
40
41
345
Serpentinit
448
40
41
448
Serpentinit
436
40
41
436
Serpentinit
817
40
42
408
Serpentinit
431
40
41
431
Serpentinit
665
40
42
332
Serpentinit
729
40
41
729
Serpentinit
253
40
41
253
Serpentinit
309
40
41
309
Serpentinit
321
40
41
321
Serpentinit
458
40
41
458
Serpentinit
502
40
41
502
Serpentinit
358
40
41
358
Serpentinit
Jumlah
362
72,11
40
41
1
18
362
61,24
Rata-rata
4,80
1,2
4,08
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Serpentinit
15
(gr/cm3)
= 18 ml
3) Densitas
1,71+3,62+3,57+3,92+3,09+1,82+2,15+3,51+
2,75+2,33+2,41+1,44+4,74+2,15+2,35
= 41,56 gr/cm3
d. Nilai Rata-rata
1) Berat sampel
=
= 3,31 gram
2) Vb Va
=
= 1,2 ml
3) Densitas
=
= 2,70 gr/cm3
Tabel 4.6.
Hasil perhitungan pada Batubara
4.7. Pembahasan
No.
Sampel
Batuan
Berat
Sampel (W)
Volume (ml)
Vb - Va
Densitas
(gram)
Awal
(Va)
Akhir
(Vb)
(ml)
(gr/cm3)
1,71
40
41
1,71
Batubara
3,62
40
41
3,62
Batubara
3,57
40
41
3,57
Batubara
3,92
40
41
3,92
Batubara
6,19
40
42
3,09
Batubara
1,82
40
41
1,82
Batubara
2,15
40
41
2,15
Batubara
3,51
40
41
3,51
Batubara
5,51
40
42
2,75
Batubara
2,33
40
41
2,33
Batubara
2,41
40
41
2,41
Batubara
1,44
40
41
1,44
Batubara
4,74
40
41
4,74
Batubara
2,15
40
41
2,15
Batubara
Jumlah
4,71
49,78
40
42
2
18
2,35
41,56
Rata-rata
3,31
1,2
2,70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Batubara
15
massa jenis. Nilai Densitas dapat dipengaruhi oleh berat sampel itu sendiri
dan juga dipengaruhi oleh volume air. Nilai volume air yang dimaksud
adalah jumlah pertambahan volume air sesudah sampel dimasukkan ke
dalam air (V).
Nilai Densitas sangat dipengaruhi oleh berat sampel batu tersebut.
Semakin berat batu tersebut maka akan semakin besar pula pertambahan
air yang ada (V), jika nilai V semakin besar maka nilai Densitas sendiri
akan semakin kecil.
Dari hasil pengukuran berat pada masing-masing sampel dapat
diketahui bahwa sampel Serpentinit memilki nilai berat paling tinggi
dibandingkan sampel lainnya, sampel Kuarsa berada dibawahnya dan
sampel Batubara merupakan yang paling ringan disbanding sampel yang
lain.
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jika nilai rata-rata V diantara
ketiga sampel sama maka nilai Densitas hanya dipengaruhi oleh berat
sampel. Jadi nilai Densitas pada percobaan ini berbanding lurus dengan
nilai W pada sampel. Dapat diurutkan nilai Densitas yang paling tinggi
dari ketiga sampel yaitu Serpentinit, Kuarsa dan Batubara.
4.8. Penutup
4.8.1. Kesimpulan