Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TEKNIK


PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV
MASSA JENIS
4.1. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini meliputi:
1. Mengetahui berat bahan.
2. Mengukur volume bahan.
3. Menghitung massa jenis bahan.
4.2. Dasar Teori
4.2.1. Pengertian Massa Jenis
Ditinjau dari definisi zat yang mempunyai massa dan
menempati ruang, setiap zat dapat dibedakan berdasarkan massa dan
volumenya. Perbandingan antara massa dan volume suatu zat disebut
massa jenis (disimbolkan , dibaca rho). Jadi, jenis zat dapat diketahui
dari massa jenisnya. Untuk menentukan massa jenis suatu zat dapat
dilakukan dengan melakukan membagi massa zat dengan volume zat.
Jika massa jenis zat (baca rho), massa zat m dan volume zat V maka
diperoleh persamaan:
(Persamaan 4.1.)
Keterangan:
= Masa Jenis (Kg/m3)
m = Massa (Kg)
V = Volume (m3)
Perbandingan antara massa zat dengan volume zat disebut
massa jenis. Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu zat. Satuan
massa jenis dalam SI adalah kg/m3. Cara mengubah satuan massa
jenis kg/m3 menjadi g/cm3 ataupun sebaliknya

dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut. Misalnya massa jenis air 1000 kg/m 3.
Konversikan ke dalam g/cm3.

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1000 kg/m3 =

g/cm3

= 1 g/cm3
4.2.2. Menentukan Massa Jenis
Untuk menentukan massa jenis suatu zat padat, langkah pertama
adalah menimbang massa zat padat tersebut. Kemudian, volume zat
padat ditentukan dengan cara memasukkannya ke dalam gelas ukur
yang sudah berisi air dalam jumlah tertentu. Setelah itu, permukaan
air dalam gelas ukur akan naik. Selisih antara tinggi permukaan air
sesudah dan sebelum dimasukkan zat padat merupakan volume zat
padat tersebut (Karim, 2009).
a. Zat Padat yang Bentuknya Teratur
Langkah yang harus dilakukan adalah mengukur massa zat
dengan menggunakan neraca atau timbangan. Volume zat dapat
dihitung menggunakan rumus berdasarkan bentuknya misalnya,
kubus dan balok. Langkah terakhir menentukan massa jenis zat
dengan membagi massa zat dengan volume zat.
b. Zat Padat yang Bentuknya Tidak Teratur
Misalnya yang hendak kamu ketahui adalah massa jenis batu.
Langkah yang harus kamu lakukan sebagai berikut :
1) Timbanglah batu dengan menggunakan neraca untuk
mengetahui massa batu. Catat hasil pengukuran.
2) Sediakan gelas ukur dan tuangkan air ke dalam gelas ukur
tersebut. Catat volumenya, misal V1 = 50 ml.
3) Masukkan batu yang hendak kamu ketahui volumenya ke
dalam gelas ukur yang berisi air. Catat kenaikan volume
airnya, misalnya V2 = 70 ml.
4) Volume batu = V2 V1.
5) Massa jenis zat merupakan hasil bagi massa zat dengan
volume zat.
(Sugiyarto, 2008)
M. Imam Sidik Permana
H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pengukuran volume terkadang kurang teliti jika


dibandingkan pada pengukuran massa. Untuk itulah dalam
menentukan massa jenis hanya dilakukan pengukuran massa.
Hal inilah yang mendasari digunakannya massa jenis relatif.
Massa jenis relatif didefinisikan sebagai nilai perbandingan
massa jenis bahan dengan massa jenis air. Massa jenis air
diketahui yaitu 1 g cm-3 atau 1.000 kg m-3 (Sugeng, 2009)
c. Menentukan Massa Jenis Zat Cair
Massa jenis zat cair dapat diukur langsung dengan
menggunakan hidrometer. Hidrometer memiliki skala massa jenis
dan pemberat yang dapat mengakibatkan posisi hidrometer
vertikal. Cara mengetahui massa jenis zat cair adalah dengan
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Hasil
pengukuran dapat diperoleh dengan acuan semakin dalam
hidrometer tercelup, menyatakan massa jenis zat cair yang diukur
semakin kecil.
(Sugiyarto, 2008)
d. Menentukan Masa Jenis Gas
Dalam menentukan massa jenis suatu gas, kita dapat
menggunakan siring jarum suntik yang telah dimodifi kasi. Mulamula, siapkan ruang vakum dengan volume tertentu di dalam
siring. Lalu, massa siring yang memiliki ruang vakum tersebut
ditimbang. Selanjutnya, ruang hampa dalam siring diisi dengan
gas yang akan ditentukan massa jenisnya. Siring yang telah berisi
gas tersebut ditimbang massanya. Selisih massa siring antara
sebelum dan sesudah diisi gas merupakan massa gas. Volume gas
adalah volume ruang hampa yang terdapat dalam siring. Dengan
kedua data tersebut, kamu dapat menentukan massa jenis gas.
(Karim, 2009)
4.3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah:
1. Neraca Analitik
M. Imam Sidik Permana
H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Neraca analitik ini berfungsi untuk mengukur sampel dalam


satuan gram.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 4.1.
Neraca Analitik
2. Sampel Batuan
Batuan digunakan sebagai objek beban ada tiga jenis objek beban
yaitu kuarsa, serpentinit dan batubara.
a. Kuarsa, sebanyak 15 butir (ukuran kerikil).

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 4.2.
Kuarsa
b. Serpentinit, sebanyak 15 butir (ukuran kerikil).

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 4.3.
Serpentinit
c. Batubara, sebanyak 15 butir (ukuran kerikil).

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 4.4.
Batubara

3. Air, digunakan untuk mengisi gelas ukur sebagai volume.

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 4.5.
Air
4. Cawan, medium pembantu untuk tempat mengukur berat sampel pada
neraca analitik.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 4.6.
Cawan

5. Gelas ukur, untuk menampung air sebagi volume.

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 4.7.
Gelas Ukur
4.4. Prosedur Kerja
1. Mengambil sampel batuan di lapangan.
2. Sampel kemudian dibagi menjadi beberapa contoh dan masing-masing
contoh ditimbang, kemudian catat beratnya (W).
3. Masukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 40ml, catat volume awal
air (Va).
4. Kemudian masukkan contoh ke dalam gelas ukur yang berisi air, catat
volume airya (Vb).
5. Hitung densitas dari sampel batuan tersebut.
4.5. Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada contoh Kuarsa, Batubara
dan Serpentinit dapat diperoleh sebagai berikut.

4.5.1. Percobaan pada sampel Kuarsa


Tabel 4.1.
Pengukuran pada Kuarsa

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

No.

Sampel
Batuan

Berat Sampel
(W)

Volume (ml)

(gram)

Awal (Va)

Akhir (Vb)

Kuarsa

6,15

40

42

Kuarsa

4,83

40

41

Kuarsa

3,49

40

41

Kuarsa

3,31

40

41

Kuarsa

3,80

40

41

Kuarsa

3,80

40

41

Kuarsa

4,31

40

41

Kuarsa

3,68

40

41

Kuarsa

3,76

40

41

10

Kuarsa

3,15

40

41

11

Kuarsa

7,81

40

42

12

Kuarsa

6,31

40

42

13

Kuarsa

3,40

40

41

14

Kuarsa

5,15

40

41

15

Kuarsa

3,76

40

41

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4.5.2. Percobaan pada sampel Serpentinit


Tabel 4.2.
Pengukuran pada Serpentinit

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Sampel
Batuan

Berat Sampel
(W)

Volume (ml)

(gram)

Awal (Va)

Akhir (Vb)

4,32

40

41

Serpentinit

6,90

40

41

Serpentinit

4,48

40

41

Serpentinit

4,36

40

41

Serpentinit

8,17

40

42

Serpentinit

4,31

40

41

Serpentinit

6,65

40

42

Serpentinit

7,29

40

41

Serpentinit

2,53

40

41

Serpentinit

3,09

40

41

Serpentinit

3,21

40

41

Serpentinit

4,58

40

41

Serpentinit

5,02

40

41

Serpentinit

3,58

40

41

Serpentinit

3,62

40

41

Serpentinit

4.5.3. Percobaan pada sampel Batubara


Tabel 4.3.
Pengukuran pada Batubara
M. Imam Sidik Permana
H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

No.

Sampel
Batuan

Berat Sampel
(W)

Volume (ml)

(gram)

Awal (Va)

Akhir (Vb)

1,71

40

41

Batubara

3,62

40

41

Batubara

3,57

40

41

Batubara

3,92

40

41

Batubara

6,19

40

42

Batubara

1,82

40

41

Batubara

2,15

40

41

Batubara

3,51

40

41

Batubara

5,51

40

42

Batubara

2,33

40

41

Batubara

2,41

40

41

Batubara

1,44

40

41

Batubara

4,74

40

41

Batubara

2,15

40

41

Batubara
4.6. Pengolahan Data

4,71

40

42

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Batubara

15

4.6.1. Pada Sampel Kuarsa


a. Nilai (Vb Va)
1) Sampel nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,14 dan 15

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Vb Va = 41 40
= 1 ml
2) Sampel nomor 1,11 dan 12
Vb Va = 42 40
= 2 ml
b. Nilai Densitas
1) Sampel nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,14 dan 15
Contoh penghitungan sampel nomor 2 :
D =
=
= 4,83 gr/cm3
2) Sampel nomor 1,11 dan 12
Contoh penghitungan sampel nomor 1
D =
=
= 3,07 gr/cm3
c. Nilai total
1) Berat sampel

= 66,69 gram
2) Vb Va

= 18 ml
3) Densitas
M. Imam Sidik Permana
H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

= 56,54 gr/cm3
d. Nilai Rata-rata
1) Berat sampel
=
= 4,44 gram
2) Vb Va
=
= 1,2 ml
3) Densitas
=
= 3,76 gr/cm3

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.4.
Hasil perhitungan pada Kuarsa

No.

Sampel
Batuan

Kuarsa

Kuarsa

Kuarsa

Kuarsa

Kuarsa

Kuarsa

Kuarsa

Kuarsa

Kuarsa

10

Kuarsa

11

Kuarsa

Berat
Sampel (W)

Volume (ml)

Vb - Va

Densitas

(gram)

Awal
(Va)

Akhir
(Vb)

(ml)

(gr/cm3)

6,15

40

42

3,07

4,83

40

41

4,83

3,49

40

41

3,49

3,31

40

41

3,31

3,80

40

41

3,80

3,80

40

41

3,80

4,31

40

41

4,31

3,68

40

41

3,68

3,76

40

41

3,76

3,15

40

41

3,15

7,81

40

42

3,90

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

12

Kuarsa

13

Kuarsa

14

Kuarsa

15

Kuarsa

6,31

40

42

3,15

3,40

40

41

3,40

5,15

40

41

5,13

3,76
66,69

40

41

Jumlah

1
18

3,76
56,54

Rata-rata

4,44

1,2

3,76

4.6.2. Pada Sampel Serpentinit


a. Nilai (Vb Va)
1) Sampel nomor 1,3,4,6,8,9,10,11,12,13,14 dan 15
Vb Va = 41 40
= 1 ml
2) Sampel nomor 2,5 dan 7
Vb Va = 42 40
= 2 ml
b. Nilai Densitas
1) Sampel nomor 1,3,4,6,8,9,10,11,12,13,14 dan 15
Contoh penghitungan sampel nomor 1 :
D =
=
= 4,32 gr/cm3
2) Sampel nomor 2,5 dan 7
Contoh penghitungan sampel nomor 2
D =
=

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

= 3,45 gr/cm3
c. Nilai total
1) Berat sampel
= 4,32+6,90+4,48+4,36+8,17+4,31+6,65+7,29+2,53+
3,09+3,21+4,58+5,02+3,58+3,62
= 72,11 gram
2) Vb Va

= 18 m

3) Densitas
4,32+3,45+4,48+4,36+4,08+4,31+3,32+7,29+2,53+
3,09+3,21+4,58+5,02+3,58+3,62
= 61,24 gr/cm3
d. Nilai Rata-rata
1) Berat sampel
=
= 4,80 gram
2) Vb Va
=
= 1,2 ml
3) Densitas
=
= 4,08 gr/cm3

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.5.
Hasil perhitungan pada Serpentinit

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

No.

Sampel
Batuan

Berat
Sampel (W)

Densitas
Volume (ml)

Vb - Va

(gram)

Awal
(Va)

Akhir
(Vb)

(ml)

432

40

41

432

Serpentinit

690

40

41

345

Serpentinit

448

40

41

448

Serpentinit

436

40

41

436

Serpentinit

817

40

42

408

Serpentinit

431

40

41

431

Serpentinit

665

40

42

332

Serpentinit

729

40

41

729

Serpentinit

253

40

41

253

Serpentinit

309

40

41

309

Serpentinit

321

40

41

321

Serpentinit

458

40

41

458

Serpentinit

502

40

41

502

Serpentinit

358

40

41

358

Serpentinit
Jumlah

362
72,11

40

41

1
18

362
61,24

Rata-rata

4,80

1,2

4,08

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Serpentinit

15

4.6.3. Pada Sampel Batubara


a. Nilai (Vb Va)
M. Imam Sidik Permana
H1C114093

(gr/cm3)

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Sampel nomor 1,2,3,4,6,7,8,10,11,12,13 dan 14


Vb Va = 41 40
= 1 ml
2) Sampel nomor 5,9 dan 15
Vb Va = 42 40
= 2 ml
b. Nilai Densitas
1) Sampel nomor 1,2,3,4,6,7,8,10,11,12,13 dan 14
Contoh penghitungan sampel nomor 1 :
D =
=
= 1,71 gr/cm3
2) Sampel nomor 5,9 dan 15
Contoh penghitungan sampel nomor 5 :
D =
=
= 3,09 gr/cm3
c. Nilai total
1) Berat sampel
= 1,71+3,62+3,57+3,92+6,19+1,82+2,15+3,51+5,51+
2,33+2,41+1,44+4,74+2,15+4,71
= 49,78 gram
2) Vb Va

= 18 ml

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Densitas
1,71+3,62+3,57+3,92+3,09+1,82+2,15+3,51+
2,75+2,33+2,41+1,44+4,74+2,15+2,35
= 41,56 gr/cm3
d. Nilai Rata-rata
1) Berat sampel
=
= 3,31 gram
2) Vb Va
=
= 1,2 ml
3) Densitas
=
= 2,70 gr/cm3

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 4.6.
Hasil perhitungan pada Batubara

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4.7. Pembahasan

No.

Sampel
Batuan

Berat
Sampel (W)

Volume (ml)

Vb - Va

Densitas

(gram)

Awal
(Va)

Akhir
(Vb)

(ml)

(gr/cm3)

1,71

40

41

1,71

Batubara

3,62

40

41

3,62

Batubara

3,57

40

41

3,57

Batubara

3,92

40

41

3,92

Batubara

6,19

40

42

3,09

Batubara

1,82

40

41

1,82

Batubara

2,15

40

41

2,15

Batubara

3,51

40

41

3,51

Batubara

5,51

40

42

2,75

Batubara

2,33

40

41

2,33

Batubara

2,41

40

41

2,41

Batubara

1,44

40

41

1,44

Batubara

4,74

40

41

4,74

Batubara

2,15

40

41

2,15

Batubara
Jumlah

4,71
49,78

40

42

2
18

2,35
41,56

Rata-rata

3,31

1,2

2,70

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Batubara

15

Percobaan yang dilakukan kali ini memberikan satu pembahasan yaitu


setiap sampel yang diambil memiliki berat (W) dan memiliki Densitas atau
M. Imam Sidik Permana
H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

massa jenis. Nilai Densitas dapat dipengaruhi oleh berat sampel itu sendiri
dan juga dipengaruhi oleh volume air. Nilai volume air yang dimaksud
adalah jumlah pertambahan volume air sesudah sampel dimasukkan ke
dalam air (V).
Nilai Densitas sangat dipengaruhi oleh berat sampel batu tersebut.
Semakin berat batu tersebut maka akan semakin besar pula pertambahan
air yang ada (V), jika nilai V semakin besar maka nilai Densitas sendiri
akan semakin kecil.
Dari hasil pengukuran berat pada masing-masing sampel dapat
diketahui bahwa sampel Serpentinit memilki nilai berat paling tinggi
dibandingkan sampel lainnya, sampel Kuarsa berada dibawahnya dan
sampel Batubara merupakan yang paling ringan disbanding sampel yang
lain.
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jika nilai rata-rata V diantara
ketiga sampel sama maka nilai Densitas hanya dipengaruhi oleh berat
sampel. Jadi nilai Densitas pada percobaan ini berbanding lurus dengan
nilai W pada sampel. Dapat diurutkan nilai Densitas yang paling tinggi
dari ketiga sampel yaitu Serpentinit, Kuarsa dan Batubara.

4.8. Penutup
4.8.1. Kesimpulan

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diberikan


kesimpulan sebagai berikut :
1. Berat rata-rata dari masing-masing sampel yaitu Kuarsa 4,44
gram, Serpentinit 4,80 gram dan Batubara 3,31 gram.
2. Pertambahan volume rata-rata dari masing-masing sampel yaitu
Kuarsa 1,2 ml, Serpentinit 1,2 ml dan Batubara 1,2 ml.
3. Densitas rata-rata dari masing-masing sampel yaitu Kuarsa 3,76
gr/cm3, Serpentinit 4,08 gr/cm3 dan Batubara 2,70 gr/cm3.
4. Serpentinit memilki nilai berat paling tinggi dibandingkan
Kuarsa dan Batubara.
4.8.2. Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik suatu
kesimpulan saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya jadwal bergilir praktikum setiap masing-masing
kelompok diberikan jam atau waktu yang pasti.
2. Untuk lebih melengkapi peralatan laboratorium.

M. Imam Sidik Permana


H1C114093

Anda mungkin juga menyukai