Kelainan Refraksi
MATA MERAH
Konjungtivitis
Astigmatisma
Trauma Mata
Trauma Kimia
KATARAK
Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit saraf mata yang berhubungan dengan peningkatan
tekanan bola mata (TIO Normal : 10-24mmHg)
Ditandai : meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang
Jenis Glaukoma :
Primer yaitu timbul pada mata yang mempunyai bakat bawaan, biasanya bilateral dan
diturunkan.
Sekunder yang merupakan penyulit penyakit mata lainnya (ada penyebabnya) biasanya
Unilateral
Klasifikasi Glaukoma
Oleh Sugar, glaukoma dibedakan:
Glaukoma Primer
Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
Kongenital
Retinopati
Keratitis
BLEPHARITIS VIRUS
ASTHENOPIA
Presbiopia
Keywords: Tidak bisa melihat jauh + dekat,
usia 45 tahun Presbiopia
Terjadi mulai umur 40 tahun
Gangan akomodasi:
Kelemahan otot akomodasi
Kurangnya elastisitas lensa
40 tahun : Sp +
45 tahun : Sp +
50 tahun : Sp +
55 tahun : Sp +
> 60 tahun : Sp
1,00 D
1,50 D
2,00 D
2,50 D
+ 3,00 D
Konjungtivitis
Gejala pada mata dibedakan atas 4
kelompok:
Mata merah visus turun mengenai media
refraksi, mis. keratitis, uveitis, glaukoma akut
Mata merah visus tidak turun tidak
mengenai media refraksi, mis. Konjungtivitis,
skleritis, episkelritis, hordeolum, pterigium,
pinguekula
Mata tenang visus turun perlahan: katarak,
ARMD, retinopati hipertensi/DM
Mata tenang visus turun mendadak: ablasio
retina, neuritis optika, oklusi arteri/vena
retina
Pterygium
Pterygium merupakan pertumbuhan jaringan
fibrovaskular berbentuk segitiga yg tumbuh
dari konjungtiva menuju kornea.
Dibagi menjadi 4 grade yakni,
grade 1 : puncak pterygium mencapai tepi limbus
grade 2 : melewati limbus kornea tapi tak lebih
dari 2 mm
grade 3 : pterygium sudah melebihi grade 2 tetapi
tidak melewati pinggiran pupil dalam keadaan
cahaya normal,
grade 4 : pertumbuhan sudah melewati pupil
sehingga menganggu penglihatan
Penyakit Mata
Pinguikula:
Endapan putih-kuning di dekat limbus
karena degenerasi serat kolagen
konjungtiva
Penyakit Mata
Pseudopterygium:
Konjungtiva yang menempel di kornea
Hifema
Diagnosis: Hifema ec trauma tumpul mata
Tatalaksana awal pada trauma tumpul: siklopegik/relaksasi
dengan pilokarpin dan steroid topikal untuk meredakan
peradangan
Secepatnya harus di rujuk ke dokter mata untuk irigasi
dengan memasukkan probe ke segmen anterior mata
(BMD) untuk mengeluarkan hifema (parasintesis:
kompetensi dokter spesialis mata) harus segera
dilakukan pada hifema yang penuh untuk mencegah
penyerapan hifema (darah) ke kornea blood staining
kornea (kebutaan permanen harus dilakukan keratoplasti)
Pada hifema minimal (< BMD, visus belum turun) dapat
diberikan terapi awal tanpa parasintesis, karena dapat
resorbsi spontan
Hordeolum
Keywords: nyeri kelopak mata, massa berfluktuasi
Hordeolum
Infeksi fokal pada kelopak mata yang menyerang
Kelenjar Zeis hordeolum eksterna
Kelenjar Meibom hordeolum interna
Chalazion
Peradangan kronik, noninfeksi, akibat
merembesnya sekresi kelenjar (Meibom atau
Zeis) ke jaringan sekitar dan memicu reaksi
inflamasi
Nodul tidak nyeri, beda dengan hordeolum
Blepharitis
Inflamasi pada kelopak mata
Gatal, panas, mata merah berair, krusta,
fotofobia, nyeri
Peradangannya difus
Miastenia gravis
Keywords: Perempuan, diplopia,
kedua kelopak mata terasa berat.
Muncul setelah beraktivitas. PF:
ptosis pada mata kiri dan kanan.
Diagnosis: B. Miastenia gravis
Miastenia gravis
Gangguan autoimun, kelemahan otot akibat
antibodi yang memblok reseptor asetilkolin
pada postsynaptic neuromuscular junction
Awalnya menyebabkan kelemahan otot
mata (ptosis, diplopia), lalu ekstremitas dan
pernafasan menyebabkan disfagia, sesak
nafas, disartria
Kelemahan otot bertambah setelah
beraktivitas, dan membaik dengan istirahat
Endolftalmitis
Gejala dan tanda:
Nyeri mata, kemerahan, buram, dan riwayat operasi katarak.
Pasien tidak memakai obat mata dengan patuh.
Injeksi silier, konjuctiva kemosis, COA keruh, hipopion, TIO
normal per palpasi.
Penyakit Mata
Endoftalmitis:
Radang humor aqueous
visus menurun, mata
merah, nyeri di dalam
riwayat trauma
Panoftalmitis:
Radang seluruh lapisan
mata
Uveitis anterior:
Iritis atau iridoiklitis
Nyeri jarang, fotofobia,
merah, visus bisa menurun,
riwayat penyakit sistemik
Ulkus kornea
Defisiensi vitamin A
(keratomalacia)
Virus herpes: ulkus dendritik
Jamur: lesi satelit dan
hipopion
Protozoa: sangat nyeri,
berhubungan dengan lensa
kontak dan kolam renang
Trauma, exposure: letak
sentral
Entropion dan trichiasis:
letak perifer
Akibat penyakit sistemik:
ulkus Mooren
Kekeruhan
Cairan
lensa
Iris
Bilik mata
depan
Sudut bilik
mata
Shadow
test
Penyulit
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatu
r
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
(-)
(+)
(-)
Pseudoposit
if
Glaukoma
Uveitis,
glaukoma
Katarak imatur
Kekeruhan terjadi di posterior nukleus lensa dan belum
mengenai seluruh lapisan lensa (masih ada bagian yang jernih).
Mulai menimbulkan gangguan penglihatan.
Katarak matur
Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa dan terjadi penurunan
penglihatan yang sangat tajam
Katarak hipermatur
Bila katarak matur dibiarkan akan terjadi pencairan korteks dan
nukleus tenggelam ke bawah (katarak Morgagni) sehingga
merembes keluar dari kapsul lensa dan bisa menyebabkan
peradangan pada struktur mata yang lain atau lensa akan
menjadi keriput karena terus kehilangan cairan (shrunken
katarak)
Ambliopia
Tidak membaik dengan koreksi
Amblyopia, or "lazy eye, adalah
kehilangan kemampuan mata untuk
melihat detail. Biasanya paling sering
ditemukan pada anak-anak
Skotoma: bintik buta
Heminanopia: hilangnya sebagian lapang
panjang (seluruh kanan atau seluruh kiri)
Retinopati Diabetik
Nonproliferatif
Mikroaneurisma, hemoragik
Preproliferatif
Soft and hard exudate
Proliferatif
Neovaskularisasi
Proliferatif lanjut
Perdarahan vitreous
Retinopati diabetika
Retinopati diabetik non-proliferatif: soft
exudate (+), hard exudate (+), cotton wool
spot (+), neovaskularisasi (-)
Retinopati diabetik proliferatif ditegakkan
berdasarkan temuan adanya
neovaskularisasi
Retinopati diabetik proliferatif stadium dini:
neovaskularisasi (+)
Stadium lanjut ditegakkan karena
sudah terjadi perdarahan vitreous
Tatalaksana:
Kontrol TD, lipid, dan gula darah
Foto koagulasi
Panretinal proliferatif DR
Makular laser menghancurkan mikroaneurisma
di makula
Grid laser non-iskemik difus makular edema
Retinopati Hipertensi
Berdasarkan gejala pada pasien ini
termasuk mata tenang visus turun
perlahan. Pasien memiliki riwayat HT
& DM yg mengarahkan ke retinopati.
Gejala klinis retinopati HT: pada
funduskopi ditemukan fenomena
cotton wool spot + av crossing +
copper wire.
Visus
Keywords: Mata kanan hanya bisa melihat
lambaian jari 1 m
Visus 6/6 : dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang orang normal dapat melihat huruf
tersebut dari jarak 6 meter.
Visus 6/30 : dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang orang normal dapat melihat huruf
tersebut dari jarak 30 meter
Visus 1/60 : hanya dapat menghitung jari dari
jarak 1 m.
Visus 3/60 : hanya dapat menghitung jari dari
jarak 3 m.
96. B. Hipermetropia
Keywords: wanita 18 tahun, kabur melihat
dekat. VOD S+2.00, VOS S+1.50
Hipermetropi: Keadaan mata yang tidak
berakomodasi memfokuskan bayangan di
belakang retina
Tanda subjektif:
Mata lelah.
Sakit kepala : frontal / fronto temporal headache.
Silau.
Astenophia akomodatif.
Tanda objektif:
Ukuran bola mata tampak lebih kecil
Diameter cornea lebih kecil dari normal
Pupil mengecil ( miosis)
COA dangkal
Komplikasi:
Strabismus konvergen
Amblyopia
Primary narrow angle glaucoma