Anda di halaman 1dari 59

MATERI MATA

TIM UKMPPD UNIV MALHAYATI


BANDAR LAMPUNG

Kelainan Refraksi

MATA MERAH

Konjungtivitis

Astigmatisma

Trauma Mata

Trauma Mekanik Bola Mata

Trauma Tumpul pada Lensa

Trauma Kimia

KATARAK

Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit saraf mata yang berhubungan dengan peningkatan
tekanan bola mata (TIO Normal : 10-24mmHg)
Ditandai : meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang
Jenis Glaukoma :
Primer yaitu timbul pada mata yang mempunyai bakat bawaan, biasanya bilateral dan
diturunkan.
Sekunder yang merupakan penyulit penyakit mata lainnya (ada penyebabnya) biasanya
Unilateral

Mekanisme : Gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sitem


drainase sudut kamera anterior (sudut terbuka) atau gangguan akses humor
akueus ke sistem drainase (sudut tertutup)
Pemeriksaan :
Tonometri : mengukur tekanan Intraokuler (TIO)
Penilaian diskus optikus : pembesaran cekungan diskus optikus dan pemucatan diskus
Lapang pandang
Gonioskopi : menilai sudut kamera anterior sudut terbuka atau sudut tertutup

Pengobatan : menurunkan TIO obat-obatan, terapi bedah atau laser

Klasifikasi Glaukoma
Oleh Sugar, glaukoma dibedakan:
Glaukoma Primer
Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
Kongenital

Glaukoma Sekunder komplikasi dari


kondisi tertentu (ex. Trauma, katarak
fakolitik, eveitis, dll)
Glaukoma absolut: terdapat gejala glaukoma
tetapi diikuti dengan peningkatan TIO dan
gonoskopi negatif

Glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan


berdasarkan
keluhan mata buram
penurunan tajam penglihatan, cupping (penggaungan
papil > 0,3 diameter papil)
gonioskopi sudut terbuka
TIO normotensi
tidak ditemukan edema atau injeksi konjugtiva/subkonjungtiva

Glaukoma sudut tertutup primer peningkatan


TIO mendadak, penurunan tajam penglihatan
tiba-tiba keluhan nyeri mata/sakit kepala
dominan, dan biasanya disertai injeksi
konjungtiva/subkonjungtiva serta edema
palpebra. Glaukoma jenis ini sering juga disebut
sebagai glaukoma akut

Tatalaksana Glaukoma Akut

Tujuan : merendahkan tekanan bola mata secepatnya


kemudian bila tekanan normal dan mata tenang operasi
Pada serangan akut :
Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit,lalu 1 jam selama 24
jam
Asetazolamide 500mg IV,lalu 250mg tab setiap 4 jam
Dapat juga diberikan Manitol 1.5-2MK/kgBB dalam larutan 20%
atau
urea IV
Gliserol 1g/kgBB badan dalam larutan 50%
Mata yang tidak dalam serangan juga diberikan miotik untuk
mencegah serangan
Pemakaian simpatomimetik yang melebarkan pupil
berbahaya

Glaukoma akut kegawatdaruratan oftalmologi


Segera turunkan tekanan intraokular dengan
azetazolamid IV atau oral bersama dengan obat
topikal (siklopegik pilokarpin 2-4% 6gtt/hari, @1gtt).
Dapat diganti dengan latanoprost, apraklonidin,
timolol 0.25-0.5%)
Pilokarpin untuk kontraksi siliar dan mengkonstriksi
pupil agar tidak terjadi iskemia iris. Sudah jarang dipakai
dan banyak digantikan oleh latanoprost.
Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous
humour.
Steroid topikal kadang dipakai untuk mengurangi
inflamasi
intraokuler sekunder.
Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai
untuk mengurangi volume vitreous.

Setelah tekanan intraokuler turun iridotomi


perifer. Tujuan operasi adalah untuk membuat
hubungan permanen antara bilik mata depan dan
belakang agar iris bombe terlepas.
Tindakan yang juga dapat dilakukan:
trabekulektomi. Syarat = belum ada sinekia
anterior perifer.
Jika gagal lakukan:
a.ALPI (argon laser peripheral iridoplasty).
b.IRIDEKTOMI PERIFER (operasi biasa).
. Jika unilateral, mata kontralateral perlu di iridotomi perifer
laser untuk tujuan profilaksis.

Retinopati

Keratitis

BLEPHARITIS VIRUS

ASTHENOPIA

Eye strain : an ophthalmological condition that manifests itself through nonspecific


symptoms such as fatigue, pain in or around the eyes, blurred vision, headache and
occasional double vision
Symptoms :
blurred vision,
ghosting and blurring of the image,
distortion of the shape and size of the observed objects,
inflammation of the eyes,
lacrimation,
eye fatigue, increase in temperature,
feeling of discomfort, pain, or burning rubber.
a headache, and irritability
Causes :
After using computer, regardless of the type of monitor.
Prolonged driving, especially at dusk and at night.
The work requires constant visual attention.
Prolonged reading.
Daily television viewing.
Incorrect glasses.
Wrong to illuminate in the living room and in the workplace.

Presbiopia
Keywords: Tidak bisa melihat jauh + dekat,
usia 45 tahun Presbiopia
Terjadi mulai umur 40 tahun
Gangan akomodasi:
Kelemahan otot akomodasi
Kurangnya elastisitas lensa

Koreksi dgn SP (+) :

40 tahun : Sp +
45 tahun : Sp +
50 tahun : Sp +
55 tahun : Sp +
> 60 tahun : Sp

1,00 D
1,50 D
2,00 D
2,50 D
+ 3,00 D

Konjungtivitis
Gejala pada mata dibedakan atas 4
kelompok:
Mata merah visus turun mengenai media
refraksi, mis. keratitis, uveitis, glaukoma akut
Mata merah visus tidak turun tidak
mengenai media refraksi, mis. Konjungtivitis,
skleritis, episkelritis, hordeolum, pterigium,
pinguekula
Mata tenang visus turun perlahan: katarak,
ARMD, retinopati hipertensi/DM
Mata tenang visus turun mendadak: ablasio
retina, neuritis optika, oklusi arteri/vena
retina

Pterygium
Pterygium merupakan pertumbuhan jaringan
fibrovaskular berbentuk segitiga yg tumbuh
dari konjungtiva menuju kornea.
Dibagi menjadi 4 grade yakni,
grade 1 : puncak pterygium mencapai tepi limbus
grade 2 : melewati limbus kornea tapi tak lebih
dari 2 mm
grade 3 : pterygium sudah melebihi grade 2 tetapi
tidak melewati pinggiran pupil dalam keadaan
cahaya normal,
grade 4 : pertumbuhan sudah melewati pupil
sehingga menganggu penglihatan

Penyakit Mata
Pinguikula:
Endapan putih-kuning di dekat limbus
karena degenerasi serat kolagen
konjungtiva

Penyakit Mata
Pseudopterygium:
Konjungtiva yang menempel di kornea

Hifema
Diagnosis: Hifema ec trauma tumpul mata
Tatalaksana awal pada trauma tumpul: siklopegik/relaksasi
dengan pilokarpin dan steroid topikal untuk meredakan
peradangan
Secepatnya harus di rujuk ke dokter mata untuk irigasi
dengan memasukkan probe ke segmen anterior mata
(BMD) untuk mengeluarkan hifema (parasintesis:
kompetensi dokter spesialis mata) harus segera
dilakukan pada hifema yang penuh untuk mencegah
penyerapan hifema (darah) ke kornea blood staining
kornea (kebutaan permanen harus dilakukan keratoplasti)
Pada hifema minimal (< BMD, visus belum turun) dapat
diberikan terapi awal tanpa parasintesis, karena dapat
resorbsi spontan

Hordeolum
Keywords: nyeri kelopak mata, massa berfluktuasi
Hordeolum
Infeksi fokal pada kelopak mata yang menyerang
Kelenjar Zeis hordeolum eksterna
Kelenjar Meibom hordeolum interna

PatGen: sumbatan orifisium kelenjar stasis sekresi


infeksi, biasanya oleh S. aureus (90%)
PF: nodul nyeri di tepi kelopak mata
Tata laksana:

Biasanya self-limiting, sembuh dalam 1-2 minggu


Kompres hangat, masase
Antibiotik topikal
Insisi+drainase bila ukuran besar atau pengobatan
konservatif tidak berhasil

Chalazion
Peradangan kronik, noninfeksi, akibat
merembesnya sekresi kelenjar (Meibom atau
Zeis) ke jaringan sekitar dan memicu reaksi
inflamasi
Nodul tidak nyeri, beda dengan hordeolum

Meibomitis meibomian gland dysfunction


Kelainan sekret kelenjar Meibom mata kering

Blepharitis
Inflamasi pada kelopak mata
Gatal, panas, mata merah berair, krusta,
fotofobia, nyeri
Peradangannya difus

Miastenia gravis
Keywords: Perempuan, diplopia,
kedua kelopak mata terasa berat.
Muncul setelah beraktivitas. PF:
ptosis pada mata kiri dan kanan.
Diagnosis: B. Miastenia gravis

Miastenia gravis
Gangguan autoimun, kelemahan otot akibat
antibodi yang memblok reseptor asetilkolin
pada postsynaptic neuromuscular junction
Awalnya menyebabkan kelemahan otot
mata (ptosis, diplopia), lalu ekstremitas dan
pernafasan menyebabkan disfagia, sesak
nafas, disartria
Kelemahan otot bertambah setelah
beraktivitas, dan membaik dengan istirahat

Endolftalmitis
Gejala dan tanda:
Nyeri mata, kemerahan, buram, dan riwayat operasi katarak.
Pasien tidak memakai obat mata dengan patuh.
Injeksi silier, konjuctiva kemosis, COA keruh, hipopion, TIO
normal per palpasi.

Endoftalmitis: inflamasi pada rongga intraokular


(aqueous/vitrous humor)
Endogen: penyebaran hematogen dari fokus infeksi lain
Eksogen: inokulasi langsung, mis. Dari bedah mata, benda
asing, trauma
Tanda/gejala:
mata merah, nyeri, bengkak, visus turun
Kelopak merah dan bengkak, hipopyon, chemosis, edema kornea,
sekret purulen

Tata laksana: antibiotik, steroid, sikloplegik (atropin),


vitrektomi

Penyakit Mata
Endoftalmitis:
Radang humor aqueous
visus menurun, mata
merah, nyeri di dalam
riwayat trauma

Panoftalmitis:
Radang seluruh lapisan
mata

Uveitis anterior:
Iritis atau iridoiklitis
Nyeri jarang, fotofobia,
merah, visus bisa menurun,
riwayat penyakit sistemik

Ulkus kornea
Defisiensi vitamin A
(keratomalacia)
Virus herpes: ulkus dendritik
Jamur: lesi satelit dan
hipopion
Protozoa: sangat nyeri,
berhubungan dengan lensa
kontak dan kolam renang
Trauma, exposure: letak
sentral
Entropion dan trichiasis:
letak perifer
Akibat penyakit sistemik:
ulkus Mooren

Kekeruhan
Cairan
lensa
Iris
Bilik mata
depan
Sudut bilik
mata
Shadow
test
Penyulit

Insipien

Imatur

Matur

Hipermatu
r

Ringan

Sebagian

Seluruh

Masif

Normal

Bertambah

Normal

Berkurang

Normal

Terdorong

Normal

Tremulans

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

(-)

(+)

(-)

Pseudoposit
if

Glaukoma

Uveitis,
glaukoma

Jenis katarak (berdasarkan


proses)
Katarak insipien
Kekeruhan terjadi di perifer korteks dan biasanya belum
menimbulkan gangguan tajam penglihatan.

Katarak imatur
Kekeruhan terjadi di posterior nukleus lensa dan belum
mengenai seluruh lapisan lensa (masih ada bagian yang jernih).
Mulai menimbulkan gangguan penglihatan.

Katarak matur
Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa dan terjadi penurunan
penglihatan yang sangat tajam

Katarak hipermatur
Bila katarak matur dibiarkan akan terjadi pencairan korteks dan
nukleus tenggelam ke bawah (katarak Morgagni) sehingga
merembes keluar dari kapsul lensa dan bisa menyebabkan
peradangan pada struktur mata yang lain atau lensa akan
menjadi keriput karena terus kehilangan cairan (shrunken
katarak)

Jenis Katarak (Klasifikasi)


Lain
Katarak senilis: karena usia lanjut
(pengeruhan lensa degeneratif)
Katarak sekunder: sekunder dari penyakit
mata sebelumnya, misalnya uveitis, atau
ada riwayat operasi sebelumnya
Katarak komplikata: akibat komplikasi dari
penyakit tertentu misalnya DM
Katarak traumatika: ada riwayat trauma,
kekeruhan berbentuk seperti bintang

Koreksi MiopiLensa sferis terlemah


Pada kasus, penglihatan pasien kabur saat
melihat papan tulis. PF: segmen anterior
tenang, visus 3/6 maju dgn pinhole. Pasien
didiagnosis miopi.
Tatalaksana: koreksi menggunakan lensa sferis
(-) terlemah dengan hasil visus yang maksimal
Berkebalikan pasien hipermetropia untuk
koreksi terbaik digunakan lensa sferis +
terkuat (berhubungan dengan rumus titik jauh
dan dioptri: berbanding terbalik)

Ambliopia
Tidak membaik dengan koreksi
Amblyopia, or "lazy eye, adalah
kehilangan kemampuan mata untuk
melihat detail. Biasanya paling sering
ditemukan pada anak-anak
Skotoma: bintik buta
Heminanopia: hilangnya sebagian lapang
panjang (seluruh kanan atau seluruh kiri)

Retinopati Diabetik
Nonproliferatif
Mikroaneurisma, hemoragik

Preproliferatif
Soft and hard exudate

Proliferatif
Neovaskularisasi

Proliferatif lanjut
Perdarahan vitreous

Retinopati diabetika
Retinopati diabetik non-proliferatif: soft
exudate (+), hard exudate (+), cotton wool
spot (+), neovaskularisasi (-)
Retinopati diabetik proliferatif ditegakkan
berdasarkan temuan adanya
neovaskularisasi
Retinopati diabetik proliferatif stadium dini:
neovaskularisasi (+)
Stadium lanjut ditegakkan karena
sudah terjadi perdarahan vitreous

Klasifikasi selain non proliferatif rujuk


Non-proliferatif: mikroaneurisma (+), perdarahan
retina (+), cottow wool spots (+), neovaskular (-)
Preproliferatif: multiple perdarahan di semua
kuadran (+), venous beading (+), intraretinal new
vessels (+)
Proliferatif: neovaskularisasi di diskus (+),
perdarahan retina (+)
Advanced proliferatif: vitreous haemorrhage (+),
tractional retinal detachment (+), neovascular
glaucoma (+)
Makulopati (pada late onset DM): makula edema
atau makula iskemik

Tatalaksana:
Kontrol TD, lipid, dan gula darah
Foto koagulasi
Panretinal proliferatif DR
Makular laser menghancurkan mikroaneurisma
di makula
Grid laser non-iskemik difus makular edema

Vitrektomi perdarahan retinal,


menghilangkan traksi retina dan repair retinal
detachment, makula edema akibat traksi
vitreous

Retinopati Hipertensi
Berdasarkan gejala pada pasien ini
termasuk mata tenang visus turun
perlahan. Pasien memiliki riwayat HT
& DM yg mengarahkan ke retinopati.
Gejala klinis retinopati HT: pada
funduskopi ditemukan fenomena
cotton wool spot + av crossing +
copper wire.

Visus
Keywords: Mata kanan hanya bisa melihat
lambaian jari 1 m
Visus 6/6 : dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang orang normal dapat melihat huruf
tersebut dari jarak 6 meter.
Visus 6/30 : dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang orang normal dapat melihat huruf
tersebut dari jarak 30 meter
Visus 1/60 : hanya dapat menghitung jari dari
jarak 1 m.
Visus 3/60 : hanya dapat menghitung jari dari
jarak 3 m.

Visus 1/300 : hanya dapat melihat


lambaian tangan.
Visus 1/ ~ : hanya mengetahui ada /
tdknya cahaya
Visus membaik dengan uji pinhole
kelainan refraksi dapat dikoreksi
dengan kacamata

96. B. Hipermetropia
Keywords: wanita 18 tahun, kabur melihat
dekat. VOD S+2.00, VOS S+1.50
Hipermetropi: Keadaan mata yang tidak
berakomodasi memfokuskan bayangan di
belakang retina

Tanda subjektif:
Mata lelah.
Sakit kepala : frontal / fronto temporal headache.
Silau.
Astenophia akomodatif.

Tanda objektif:
Ukuran bola mata tampak lebih kecil
Diameter cornea lebih kecil dari normal
Pupil mengecil ( miosis)
COA dangkal

Terapi: koreksi dengan lensa spheris positif yang


terkuat yang memberikan visus terbaik sehingga
sinar difokuskan di retina

Komplikasi:
Strabismus konvergen
Amblyopia
Primary narrow angle glaucoma

Anda mungkin juga menyukai