Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif yang
menunjukkan segala sesuatu yang terjadi secara alamiah dalam kelas dan apa adanya
tanpa manipulasi. Penelitian berhubungan langsung dengan subjek penelitian, data
yang diperoleh berupa kata-kata dan lebih mementingkan proses daripada hasil.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), PTK sebagai
bentuk kajian kelas yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan (guru atau pendidik)
untuk meningkatkan kemantapan rasional dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, dan memperbaiki
praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan (Dasna, 2008: 13).
Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus.
Tiap siklus dilaksanakan perbaikan-perbaikan yang ingin dicapai melalui tahap
refleksi. Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model Kemmis dan M.C
Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Adapun skema siklus penelitian model Kemmis dan
M.C Taggart dapat digambarkan pada gambar 3.1.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaan tindakan adalah merencanakan
dan menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk penelitian, meliputi menyiapkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), materi pelajaran,
menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi keterlaksanaan proses
pembelajaran model TTW (Think Talk Write) , lembar observasi pemecahan masalah
dan soal test formatif yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

14

15

Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus Berikutnya

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & MC Taggart


B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan
Kehadiran peneliti pada penelitian ini adalah bertindak sebagai perencana,
pelaksana proses pembelajaran, pengumpul data, pengolah data sekaligus pelapor
hasil penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dibantu oleh guru
fisika kelas X-IPA 1 sebagai observer.
C. Kancah Penelitian
Kancah penelitian ini adalah dilakukan dalam satu kelas X-IPA 1 di SMAN 1
Lawang. Sekolah ini beralamat di Jalan Pramuka No 152 Lawang, Malang. Sekolah
ini adalah salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kabupaten Malang
dan merupakan salah satu sekolah unggulan.

16
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-IPA 1 SMAN 1 Lawang, semester
genap tahun ajaran 2015/2016. Siswa kelas X-IPA 1 SMAN 1 Lawang berjumalah 34
siswa dalam satu kelas yang terdiri dari 11 laki-laki dan 23 perempuan. Alasan
peneliti memilih SMAN 1 Lawang karena SMA ini masih menerapkan model
pembelajaran yang berpusat pada guru dan belum menggunakkan pendekatan
saintifik.
E. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti, peserta didik dan guru yang
menjadi observer. Peneliti sebagai pemberi tindakan, peserta didik sebagai subjek
penelitian dan guru sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung. Data yang
diperoleh dari penelitian ini adalah keterlaksanaan model pembelajaran TWT (Think
Talk Write) , pemecahan masalah dan prestasi belajar peserta didik. Berikut uraian
untuk masing-masing data yang diperoleh dari sumber data:
a. Keterlaksanaan model pembelajaran TWT (Think Talk Write)
Keterlaksanaan model pembelajaran ini sebagai bentuk ketercapaian proses
pembelajaran sesuai dengan RPP. Data keterlaksanaan model pembelajaran
ini berupa presentase rencana pembelajaran dengan model pembelajaran yang
berhasil dilaksanakan pendidik selama pembelajaran berlangsung.
b. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah peserta didik merupakan suatu permasalahan yang
dihadapi peserta didik dan peserta didik harus menemukan solusinya dengan
menggunakkan model pembelajaran TWT (Think Talk Write). Indikator
pemecahan masalah dapat dilihat dari aspek afektif yaitu kerja sama,
menghargai pendapat teman, mengajukan pendapat. Sedangkan, aspek
psikomotorik yaitu melakukan tahap pembelajaran sesuai prosedur. Dalam
penelitian ini peningkatan pemecahan masalah peserta didik diketahui
berdasarkan peningkatan rata-rata presentase pemecahan masalah dari siklu I
ke siklus II melalui rubrik dan lembar observasi.
c. Prestasi belajar
sumber data prestasi belajar peserta didik diperoleh dari hasil test belajar
fisika pada setiap akhir siklus. Peningkatan prestasi belajar ditunjukkan dari
peningkatan nilai siswa dikelas pada siklus I dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh pada siklus II.

17
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakkan teknik
sebagai berikut:
a. Persiapan awal
Sebelum masuk kelas untuk melakukan observasi, terlebih dahulu peneliti
mengadakan pertemuan dengan observer yang bertujuan untuk menyamankan
persepsi mengenai semua instrumen yang akan diisi oleh observer dan yang
telah dibuat oleh peneliti.
b. Observasi
Selama penelitian berlangsung, observer berusaha mengamati semua
tingkah laku siswa yang tercatat dalam lembar observasi. Observasi ini
bertujuan untuk mengamati cara pemecahan masalah siswa bersama dengan
kelompoknya. Selain itu lembar observasi juga digunakan untuk mengamatai
tahapan pembelajaran yang dilakukan pendidik selama dikelas apakah sudah
sesuai dengan tahapan model pembelajaran TWT (Think Talk Writer).
c. Catatan lapangan
Selain menuliskan dilembar observasi semua kejadian didalam kelas
dicatat didalam catatan lapangan oleh observer. Catatan lapangan ini
digunakan sebagai data pendukung untuk data penelitian sehingga diharpkan
semua data penting dapat dikumpulkan dalam penelitian ini. Data-data dicatat
melalui catatan lapangan antara lain berbagai informasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang meliputi suasana kelas, kegiatan siswa dan kegiatan guru.
d. Tes hasil belajar
Setelah pembelajaran selesai dilakukan tes tulis untuk tiap peserta didik.
Tes hasil belajar ini dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes diberikan
dengan maksud untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah
pemberian tindakan.

18
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif
dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif merupakan teknik pengolahan
data dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk paparan data secara deskriptif
tentang temuan-temuan selama penelitian berlangsung. Paparan data mengacu pada
catatan lapangan, data lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi hasil
belajar ranah afektif, lembar observasi hasil belajar ranah psikomotor dan nilai tes
pada akhir siklus. Data-data tersebut disajikan dan dievaluasi secara naratif.
Analisis data kuantitatif digunakan sebagai alat pendukung ketercapaian hasil
penelitian yang dijabarkan dalam bentuk presentase dan anka. Teknik analisi data
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Keterlaksanaan Model Pembelajaran TWT (Think Talk Write)
Keterlaksanaan model pembelajaran ini dapat diukur dengan menggunakkan
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran TWT (Think Talk Write).
Analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Memberikan skor pada masing-masing tahapan pelaksanaan pembelajaran
sesuai kriteria yang ditentukan.
2. Menjumlahkan skor yang didapat seluruhnya, dirata-rata dan dihitung
presentase

keterlaksanaannya

dengan

menggunakkan

persamaan

presentase menurut Arikunto (2003).


Presentase keterlaksanaan =

Berdasarkan hasil perhitungan presentase keterlaksanaan proses pembelajaran


akan dapat menentukan kualitas model pembelajaran TWT (Think Talk Write).
Indikator keberhasilan untuk keterlaksanaan proses pembelajaran adalah 80%.
Kriteria taraf keterlaksanaan akan disajikan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase Keterlaksanaan

Taraf Keberhasilan

86% r 100%

Sangat Baik

74% r 85%

Baik

61% r 73%

Cukup

50% r 60%

Kurang

32% r 49%

Gagal

(Diadopsi dari Arikunto, 2003)

19
b. Pemecahan masalah
Analisis data untuk keberhasilan pemecahan masalah peserta didik dapat
dihitung menggunakkan rumus sebagai berikut:
Presentase

Keberhasilan

Indikator keberhasilan untuk pemecahan masalah peserta didik adalah 85%.


Deskripsi yang dijadikan penentu tingkat keberhasilan tindakan untuk aspek
pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel 3.2 dan penentuan taraf keberhasilan
pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.2 Deskriptor Aktivitas Peserta Didik
Aspek

Indikator

Afektif

Kerja sama
Menghargai pendapat teman
Mengajukan pendapat
Menjawab pertanyaan

Psikomotor

Melakukan

percobaan

sesuai

prosedur
Tanggap dalam melaksanakan tugas
Kerja sama kelompok

Tabel 3.3 Penentuan Taraf Keberhasilan Aktivitas (Pemecahan Masalah)


Persentase Aktivitas

Taraf Keberhasilan

80-100%

Sangat Baik

66-79%

Baik

56-65%

Cukup

40-55%

Kurang

0-39%

Sangat Kurang
(Diadopsi dari Arikunto 2007)

20

c. Prestasi Belajar
Analisis data untuk peningkatan prestasi belajar peserta didik dilakukan
dengan membandingkan skor prestasi selama penerapan model pembelajaran
TWT (Think Talk Write). Peningkatan prestasi belajar peserta didik juga
dianalisis untuk membandingkan skor prestasi belajar pada siklu I dan siklus
II. Peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila mempunyai nilai tes
75, sehingga indikator keberhasilan prestasi belajar adalah 75 yang
sebelumnya sudah ditetapkan. Untuk mencari ketuntasan belajar klasikal
dapat menggunakkan rumus berikut:
Ketuntasan

Belajar=

H. Prosedur Penelitian
1. Pendahuluan
Melakukan observasi pendahuluan untuk mengetahui keadaan awal peserta didik,
guru dan sekolah sebelum melakukan tindakan pada siklus I.
2. Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(observation) dan refleksi (reflection). Secara rinci tahap-tahap dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
Tahap I: Perencanaan Tindakan I
Perencanaan pembelajaran dipersiapkan sebagai upaya mencapai
percepatan pembelajaran yang telah direncanakan. Perencanaan tindakan ini
difokuskan pada aktivitas pendidik dan aktivitas siswa. Beberapa hal yang
dipersiapkan dalam tindakan ini adalah: (1) membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) soal-soal tes formatif serta kunci
jawabannya, (4) instrumen untuk merekam proses pembelajaran yaitu lembar
observasi keterlaksanaan model pembelajaran TWT (Think Talk Write) dan (5)
instrumen untuk melihat aktivitas belajar peserta didik yang berupa lembar

21
observasi pengamatan pemecahan masalah siswa baik dalam aspek afektif
maupun psikomotor.
Tahap II: Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan rencana tindakan
yang telah disusun pada tahap I. Peneliti bertugas menjadi pendidik dalam
kegiatan pembelajaran model TWT (Think Talk Write). Sedangkan pendidik
dari sekolah berperan sebagai observer dengan tugas menganalisis
pembelajaran dan mengisi lembar observasi.
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, sebelum dilaksanakan kegiatan
penelitian, terlebih dahulu ditentukan tata cara dalam pembelajaran. Adapun
urutan selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah:
a) Pendidik membuka pelajaran
b) Pendidik membagi teks bacaan berupa LKS yang memuat situasi
masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan
c) Siswa membaca LKS (think) dan mempelajarinya serta membuat
catatan dari hasil bacaannya secara individual untuk dibawa keforum
diskusi
d) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas
LKS (talk) dalam posisi ini guru sebagai mediator lingkungan belajar
e) Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan hasil kolaborasi berupa
catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write)
Tahap III: Observasi Tindakan I
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran,
observasi ini digunakan untuk merekam segala kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh pendidik dari sekolah.
Tahap IV: Refleksi Tindakan I
Tahap ini merupakan tahap pengamatan secara rinci yang telah
dilakukan dan berserta dengan hasilnya. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan penarikan kesimpulan mengidentifiksi kekurangan dan kelebihan
kegiatan model pembelajaran TWT (Think Talk Write) yang dilakukan pada
siklus I. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai pertimbangan untuk
menindak lanjuti tindakan selanjutnya pada siklus II.

22
b. Siklus II
Tahap I: Perencanaan Tindakan II
Kegiatan yang dilakukan adalah membuat rencana pelaksanaan
pemeblajaran berupa RPP, LKS, kisi-kisi soal test dan lembar observasi.
Selain itu pada siklus ini juga dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan
hasil refleksi dari siklus I.
Tahap II: Pelaksanaan Tindakan II
Secara umum pelaksanaan pada tahap II ini sama dengan siklus I tetapi
telah dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai hasil refleksi siklus I. Peneliti
bertugas menjadi pendidik dalam kegiatan pembelajaran sedangkan pendidik
daris ekolah menajdi observer dengan tugas mengisi lembar observasi.

Tahap III: Observasi Tindakan II


Tahap ini dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembelajaran,
observasi ini digunakan untuk merekam segala kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh pendidik dari sekolah.
Tahap IV: Refleksi Tindakan II
Tahap ini bertujuan untuk membahas peristiwa yang terjadi pada
pembelajaran dalam siklus I dan siklus II, sehingga dapat dilihat peningkatan
yang terjadi pada siklus I dan siklus II.

Anda mungkin juga menyukai