BAB I
PENDAHULUAN
mengaktifkan dan mendorong siswa untuk bekerja secara ilmiah, selama ini
pembelajaran IPA di SMPN 1 Baureno lebih banyak menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Realitas menunjukkan sebanyak 55 % nilai IPA di
kelas VII H dari hasil ulangan harian kurang dari KKM Individu yang
ditentukan sekolah yaitu sebesar 75. Sedangkan rata rata nilai kelas adalah
74,50. Ini menunjukkan bahwa selama ini prestasi belajar siswa di kelas VII H
dalam mata pelajaran IPA Fisika masih rendah. Hal ini disebabkan kurangnya
B. Rumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di ambil dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Bagi Siswa
a.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
itu
meliputi
aspek
kognitif
(pemahaman,
kecerdasan),
tentu
sesuai dengan kaidah ilmiah seperti jujur, disiplin, rendah hati, menghargai
orang lain dan lain sebagainya. Dalam kaitan prestasi bidang studi fisika ini
justru antara aspek kognitif dan yang lainnya harus mempunyai suatu
keseimbangan.
sehingga
tercipta
komposisi
yang
menggerakkan
dari
atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah dunia
siswa dibawa ke dunia guru atau pengajar. Guru akan memberikan
pemahaman tentang isi dunia itu.
Adapun tujuan Quantum Teaching menurut
Bobby (2003:4)
Segalanya berbicara
Menurut Bobby (2003:7) segalanya dari lingkungan kelas hingga
bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran,
semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b).
Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh
karena itu, Kathy Wagone
10
berpesan bahwa
Teaching
merupakan
salah
satu
jenis
strategi
11
12
13
14
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu
kekurangan waktu dalam mencapai target kurikulum. Sering terjadi
guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi
pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat
memanfaatkan media secara maksimal. Dengan media, guru tidak
harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab hanya
dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah
memahami pelajaran.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran
menjadi efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar
lebih mendalam dan untuh. Bila hanya dengan mendengarkan
informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami
pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan
melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media,
maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat berlangsung kapanpun dan
dimanapun diperlukan
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar secara leluasa, kapanpun dan
dimanapun, tanpa bergantung pada keberadaan seseorang guru.
Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program
pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat
15
dikuasai siswa adalah Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan
gerak lurus berubah beraturan serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menggunakan atau menerapkan strategi Quantum Teaching
pada Pembelajaran IPA Fisika di SMP khususnya pada materi gerak diharapkan
siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
17
berikut :
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaa
n
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaa
n
?
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto dkk, 2007:9)
Dari gambar diatas dapat dijelaskan prosedur dalam penelitian ini
adalah :
1. Siklus I
17
18
a. Perencanaan
1. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah dan mencari
penyebab masalah melalui observasi langsung terhadap proses
pembelajaran.
2. Menyusun perangkat pembelajaran ( RPP, LKS) tentang materi gerak
lurus
3. Menyusun instrumen pengamatan yang meliputi lembar pengamatan
pengelolaan kelas, lembar pengamatan aktifitas siswa, tes hasil belajar
serta lembar angket untuk mengetahui respon siswa.
4. Menyiapkan media, alat, dan bahan (papan luncur, mobil mainan,
stopwatch ) yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1.
2.
3.
( Fase
Tumbuhkan)
4.
5.
6.
19
7.
8.
c. Pengamatan
1.
2.
3.
d. Refleksi
Guru dan observer merangkum hasil pelaksanaan pembelajaran
sebagai acuan apakah pembelajaran dilanjutkan ke siklus II atau tidak.
Dalam melakukan refleksi ini guru dibantu oleh teman sejawat yang juga
bertindak sebagai observer.
Siklus II
a.
1.
Perencanaan
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi
pada siklus I.
20
2.
3.
Menyusun
instrumen
pengamatan
yang
meliputi
lembar
Pelaksanaan
Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu
penerapan strategi Quantum Teaching dalam materi Gerak lurus .
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
c.
Pengamatan
21
22
dengan
menerapkan
strategi
Quantum
Teaching
dapat
23
apabila dalam satu kelas siswa yang aktif secara individu minimal 85 %
dari keseluruhan siswa
3. Respon siswa
Setelah data terkumpul dianalisis dengan rumus sebagai berikut :
Nilai respon siswa =
Skor Siswa
Skor Maksimal
x 100
x 100 %
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi setiap siklus
a. Data rencana, pelaksanaan, pengamatan refleksi setiap siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, diantaranya :
24
Kegiatan Awal
a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan
dengan menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang
gerak lurus.
b) Guru memulai dengan pernyataan : pernahkan kalian bepergian
dengan kereta api ? bagaimana gerak kereta api ?
c) Guru
menugaskan
siswa
untuk
membentuk
kelompok
25
a)
Kriteria
Tidak Aktif
Frekuensi
25,80
26
70
Aktif
23
74,19
Keterangan
Tuntas
Belum Tuntas
Frekuensi
22
9
%
70,96
29,03
Dari tabel 4.2 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa
yang tuntas baru mencapai 70,96% dan yang belum tuntas 29,03%,
sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan
yaitu minimal 85% siswa sudah tuntas belajar. Untuk memperbaiki
pelaksanakan pembelajaran terutama agar hasil belajar siswa dapat
27
Kriteria
Positif
Frekuensi
24
77,41
<70
Negatif
22,58
Dari tabel 4.3 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa
yang memberikan respon positif 77,41% dan yang memberikan respon
negatif 22,58%, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah
ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap
pembelajaran. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama
agar respon siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang ditentukan
maka pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II.
d. Refleksi ( Reflection)
Melalui tindakan refleksi akan diketahui kelebihan dan kekurangan
yang dilakukan dalam pelaksanaan. Dari data hasil pengamatan dicari
penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang. Dari data yang diperoleh
setelah penelitian siklus I dilaksanakan, maka terdapat beberapa hal yang
perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu :
1) Aktivitas Siswa
28
dengan
kegiatan
belajar
mengajar
sehingga
kurang
29
Siklus II
Pada siklus II ini peneliti tetap menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran fisika materi gerak lurus.
Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala
sesuatu
yang
berkaitan
dengan
kegiatan
pembelajaran
dan
30
Kegiatan Awal
a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan dengan
menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang gerak lurus
berubah beraturan.
b) Guru memulai dengan pernyataan : Apa yang terjadi dengan kereta
api yang direm ? bagaimana kecepatannya?.
c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan
4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok melakukan
percobaan seperti yang ada pada LKS.
2) Kegiatan Inti
d)
dilakukan.
Tampak
beberapa
siswa
dalam
kelompok
31
Kriteria
Tidak Aktif
Frekuensi
12,90
70
Aktif
27
87,10
32
hasil
tes
prestasi
yang
dilakukan
setelah
Kriteria
Tuntas
Belum Tuntas
Frekuensi
28
3
%
90,32
9,68
Dari tabel 4.5 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa
yang tuntas mencapai 90,32% dan yang belum tuntas 9,68%, sehingga pada
siklus II sedah melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85%
siswa sudah tuntas belajar, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
3. Data Hasil Respon Siswa
Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus II
Nilai
70
Kriteria
Positif
Frekuensi
28
90,32
<70
Negatif
9,68
Dari tabel 4.6 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa
yang memberikan respon positif 90,32 % dan yang memberikan respon
negatif 9,68%, sehingga pada siklus II sudah melebihi indikator yang telah
ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap
pembelajaran. Sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
33
d. Refleksi ( Reflection)
Dari data yang diperoleh setelah penelitian siklus II, maka ada
beberapa hal yang perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu :
1) Aktivitas Siswa
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus
II yang mencapai 87,10% yang sudah melebihi indikator yang telah
ditentukan. Hal tersebut disebabkan siswa sudah bisa beradaptasi dengan
pembelajaran Quantum Teaching dengan baik, selain itu siswa juga sudah
trampil melakukan percobaan. Perhatian dan bimbingan guru pada tiap
kelompok membuat siswa cenderung lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Hasil Belajar Siswa
Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus
II terjadi peningkatan yaitu ketuntasan klasikal mencapai 90,32%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami materi
dengan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Dengan demikian
hasil belajar siswa lebih meningkat
3) Respon Siswa
Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus II
mencapai 90,32%. Secara klasikal siswa sudah menunjukkan respon
positif terhadap pembelajaran.
34
B. Pembahasan
Dari data-data hasil penelitian dilakukan pembahasan sebagai berikut :
1. Aktivitas Siswa
Tabel 4. 7 Persentase peningkatan aktivitas siswa siklus I dan II
Data yang diperoleh
Hasil
Peningkatan
35
Siklus I
Frekuensi
%
siswa yang tuntas
23
Siklus II
Frekuens
%
74,19
i
27
87.10
12,91%
Indikator 85 %
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa aktivitas siswa
dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal
ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih
memberi kesempatan siswa untuk aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam
kelompok.
100
90.32
77.41
80
60
40
20
0
Siklus I
Siklus II
Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan
dapat digambarkan dengan histogram berikut :
36
Siklus I
Frekuensi
%
22
70,96
Siklus II
Frekuens
%
i
28
90,32
Peningkatan
19,36%
Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa hasil belajar
siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I
sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar
19,36%. Hal ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa
lebih termotivasi dalam belajar karena pembelajaran dikemas dengan
menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Hasil belajar siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat
digambarkan dengan histogram berikut :
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
90.32
70.96
Siklus I
Siklus II
37
Grafik 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II
3. Respon Siswa
Tabel 4. 9 Persentase Peningkatan respon siswa siklus I dan II
Hasil
Data yang
diperoleh
siswa yang
memberi respon
positif
Indikator 85%
Siklus I
Frekuensi
24
77,41
Siklus II
Frekuens
%
i
28
90,32
Peningkatan
12,91
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa respon siswa
dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal
ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih senang
dalam belajar dan siswa juga merasa pembelajaran Quantum Teaching
merupakan hal yang baru bagi mereka.
Respon siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat
digambarkan dengan histogram berikut :
38
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
90.32
77.41
Siklus I
Siklus II
Grafik 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II
Dari pembahasan hasil penelitian selama siklus I dan siklus II
nampak bahwa hasil belajar, aktivitas siswa maupun respon siswa pada
pembelajaran fisika materi gerak lurus dengan strategi pembelajaran
Quantum Teaching mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan
demikian hipotesis penelitian
meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus kelas VII H SMP
Negeri 1 Baureno Bojonegoro dapat diterima.
39
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching materi gerak lurus
dilakukan dengan cara mengorganisasi siswa dalam
kelompok untuk
40
menyelesaikan
tugas
yang
diberikan
dengan
langkah-langkah
Strategi
pembelajaran
Quantum
Teaching
dapat
meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus pada siswa kelas
VII H SMP Negeri 1 Baureno Kabupaten Bojonegoro pada
Tahun
B. Saran
1.
Bagi Guru
Strategi
materi lain ataupun mata pelajaran lain agar prestasi belajar siswa
meningkat.
2.
Bagi Sekolah
41
Strategi Pembelajaran
alternative bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. 2008. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Bandung: Maestro.
Sekolah.
42