JUDUL PROGRAM
POTENSI PEMANFAATAN SEDIMEN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI
ALO SEBAGAI PENGENDALIAN SEDIMENTASI KE DANAU
LIMBOTO
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Imam Nugraha Suryana (Ketua) NIM. 471 413 009, Angkatan 2013
Rizky Hizrah Wumu (Anggota 1) NIM. 471 414 011, Angkatan 2014
I Wayan Dika Agus Sucipta (Anggota 2) NIM. 451 412 013, Angkatan 2012
Tober Mardain (Anggota 3) NIM 471 413 005, Angkatan 2013
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KOTA GORONTALO
2014
ii
Daftar Isi
Lembar pengesahan ..........................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................iii
Ringkasan ..........................................................................................................iv
Bab 1. Pendahuluan ..........................................................................................1
Bab 2. Tinjauan Pustaka ..................................................................................3
Bab 3. Metode Penelitian ..................................................................................6
Bab 4. Biaya dan Jadwal Kegiatan ..................................................................8
Daftar Pustaka ...................................................................................................9
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ....................10
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .......17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ...............................................18
iii
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
Sedimen adalah material-material tanah yang terangkut oleh aliran air dari
suatu tempat yang telah mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS)
dan masuk ke dalam suatu badan air secara umum.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Alo yang terletak di Kabupaten Gorontalo
merupakan salah satu sub DAS dari DAS besar Limboto, yang merupakan salah
satu dari sepuluh DAS besar yang ada di Provinsi Gorontalo. Dimana DAS
Limboto ini merupakan daerah tangkapan air Danau Limboto.
Berdasarkan laporan Badan Pengelola DAS Bone Bolango tahun 2004,
terdapat beberapa masalah yang terdapat di wilayah DAS Limboto. Permasalahan
yang terjadi adalah adanya penurunan kualitas sumber daya alam, baik hutan,
tanah dan air, terjadinya erosi dan sedimentasi, dan terjadinya banjir yang hampir
setiap tahun melanda wilayah disekitar DAS Alo bagian hilir. Dimana bencana ini
terjadi tidak terlepas dari akibat terjadinya pendangkalan pada DAS Alo yang
disebabkan oleh masuknya material sedimen ke DAS Alo. Serta terjadinya
pendangkalan Danau Limboto yang diakibatkan oleh masuknya material sedimen
ke danau bersamaan dengan masuknya air sungai yang bermuara di Danau
Limboto. Dimana Danau Limboto sampai saat ini menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat di sekitar Danau Limboto.
Dari penelitian Japan International Coorperation Agency (JICA) pada
tahun 2002, diketahui bahwa DAS Alo merupakan salah satu DAS yang
menyumbang material sedimen terbesar ke Danau Limboto yaitu 0,0342 kg/detik.
Berdasarkan pada data survei terakhir yang dilakukan JICA Study Team,
diperkirakan volume sedimentasi tahunan yang masuk dari DAS Alo ke Danau
Limboto mencapai 5,04 x 106 m3/tahun atau 5.500 m3/km2/tahun. Sehingga
diperkirakan Danau Limboto akan penuh terisi dengan sedimen dalam waktu 25
tahun kedepan jika volume sedimentasi yang masuk ke Danau Limboto tidak
dapat dikendalikan.
Hasil penelitian Lihawa (2009), DAS Alo memiliki sumbangan sedimen
terbesar yaitu 947.187,87 ton dengan SDR mencapai 0,59. Dari penelitian ini
menunjukkan bahwa 59% sedimen yang tererosi akan masuk ke Danau Limboto.
Akibatnya Danau Limboto akan menjadi daratan dikarenakan proses
pendangkalan danau ini.
Dengan keadaan tersebut, dimana terdapat material sedimen yang terbawa
aliran air sungai menuju muara sungai yaitu Danau Limboto, dan berpotensi besar
menjadi penyebab pendangkalan di danau tersebut, maka kegiatan penelitian ini
sungai dan kerapatan aliran. Deskripsi formasi batuan penyusun pada DAS Alo
didasarkan pada Peta Geologi Tahun 1994 Skala 1:250.000 Lembar Tilamuta
(S.Bachri, dkk. 1994). DAS Alo tersusun atas batuan yang berumur Tersier dan
Kuarter. Formasi batuan penyusun pada DAS Alo diuraikan sebagai berikut:
a) Diorit Bone (Tmb)
Diorit Bone dapat dijumpai di sub DAS Molamahu dan sub DAS Alo yang
tersusun atas diorit, diorit kuarsa, dan granodiorit. Umur satuan ini sekitar
Miosen Akhir.
b) Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv)
Terdiri dari breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan riolit. Tebal
satuan diperkirakan lebih dari 1000 m, sedang umurnya adalah Miosen
Bawah- Miosen Akhir. Dapat dijumpai di sub DAS Alo.
c) Formasi Dolokapa (Tmd)
Formasi Dolokapa tersusun atas batulanau, batulumpur, konglomerat, tuf,
tuflapili, aglomerat, breksi gunungapi, lava andesit sampai basal.
d) Batuan Gunungapi Pinogu (TQpv)
Batuan gunungapi Pinogu berumur Tersier, tersusun atas aglomerat, tuf,
lava andesit-basal. Umur geologinya adalah Pliosen.
e) Batu Gamping Terumbu (Ql)
Sebagian DAS Alo tersusun atas batu gamping terumbu berumur Kuarter
yang terdiri dari batu gamping koral. Umur geologinya adalah Holosen.
Adanya struktur geologi yang terdapat di daerah ini menyebabkan batuan
pada daerah ini relatif sudah lapuk. Sehingga sangat mudah tererosi dan
tersedimentasi ke sungai. Struktur geologi yang menyebabkan ini adalah adanya
sesar yang berupa sesar normal dengan jurus mendatar. Sesar normal
menunjukkan pola memancar, sedangkan sesar jurus mendatar umumnya bersifat
menganan dan ada pula yang mengiri.
2.3 Sedimentasi
Tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air dari suatu tempat
yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan masuk ke dalam
suatu badan air secara umum disebut sedimen. Sedimen yang terbawa masuk ke
dalam sungai hanya sebagian saja dari tanah yang tererosi dari tempatnya.
Sebagian lagi dari tanah yang terbawa erosi akan mengendap pada suatu tempat di
lahan di bagian bawah tempat erosi pada DAS tersebut.
Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh aliran air akan
diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan airnya melambat atau terhenti.
Peristiwa pengendapan ini dikenal dengan peristiwa atau proses sedimentasi, yaitu
proses yang bertanggungjawab atas terbentuknya dataran-dataran alluvial yang
luas dan banyak terdapat di dunia, merupakan suatu keuntungan oleh karena dapat
memberikan lahan untuk perluasan pertanian atau permukiman (Sitanala, 2010).
Dampak lainnya dari proses sedimentasi di sungai adalah terjadinya
pengendapan sedimen di dasar sungai yang menyebabkan naiknya dasar sungai,
kemudian menyebabkan tingginya muka air sehingga berakibat sering terjadi
banjir yang menimpa lahan-lahan yang tidak dilindungi. Erosi tanah tidak hanya
berpengaruh negatif pada lahan dimana terjadi erosi, tetapi juga di daerah hilirnya
dimana material sedimen diendapkan. Banyak bangunan-bangunan sipil di daerah
hilir akan terganggu, saluran-saluran, jalur navigasi air, waduk-waduk akan
mengalami pengendapan sedimen. Disamping itu kandungan sedimen yang tinggi
pada air sungai juga akan merugikan pada penyediaan air bersih yang bersumber
dari air permukaan, biaya pengelolaan akan menjadi lebih mahal (Suripin, 2001).
e. Tahap Publikasi
Tahap ini merupakan tahapan publikasi hasil dari penelitian kepada
masyarakat dalam forum-forum seminar ilmiah, sebagai upaya
penyampaian hasil penelitian kepada masyarakat dan juga instansi-instansi
pemerintahan sebagai solusi dalam pengendalian sedimentasi di Sungai
Alo dan Danau Limboto.
Jenis Kegiatan
1.
2.
Studi pendahuluan
Pengambilan data lapangan
Analisis dan pengolahan
data dari lapangan
Pembuatan peta hasil
penelitian
Pembuatan laporan hasil
penelitian
Publikasi hasil penelitian
3.
4.
5.
6.
Ke-1
Waktu (Bulan)
Ke-2 Ke-3 Ke-4
Ke-5
Ket.
DAFTAR PUSTAKA
10
11
12
13
14
15
GPS Oregon
Palu Geologi
Lup
Peta Topografi
Roll Meter
mengukur
arah
penyebaran
sedimen
Digunakan untuk
mengambil
kordinat
di
lapangan
Digunakan untuk
mempermudah
pengambilan
sampel
Digunakan untuk
membantu
pengamatan
sedimen
Digunakan sebagai
peta dasar daerah
penelitian
Digunakan untuk
mengukur
luas
penyebaran
sedimen
12
12
12
12
Tinta Print
Alat Tulis
Lapangan
Kantong Sampel
Baterai GPS
menguji kandungan
sampel
Digunakan untuk
mencetak file-file
penunjang
penelitian
Digunakan untuk
mengisi
tinta
printer
Digunakan untuk
pencatatan
data
yang
didapatkan
dari
lokasi
penelitian
Digunakan untuk
tempat sampel yang
diambil dari lokasi
penelitian
Digunakan untuk
menunjang
penggunaan GPS
Jumlah (Rp)
Rp. 360.000,-
Rp. 40.000,-
Rp. 160.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 150.000,-
24
Rp. 50.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 180.000,-
12
Rp. 20.000,-
Rp. 240.000,-
16
Logistik
Air Mineral
Peralatan P3K
Digunakan untuk
keperluan
di
lapangan
Digunakan
pada
penelitian
di
lapangan
dan
laboratorium
Digunakan untuk
melakukan
pertolongan
pertama
pada
kecelakaan
Rp. 100.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 180.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 600.000,-
Justifikasi
Pemakaian
Harga
Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Rp. 250.000,- Rp. 1.500.000,-
78
Rp. 6.500,-
Kuantitas
Rp. 507.000,-
Publikasi/Seminar
Justifikasi
Pemakaian
Dilakukan
setelah selesai
melakukan
penelitian
Dibuat sebagai
pelengkap
laporan / luaran
penelitian
Digunakan untuk
biaya publikasi /
seminar
hasil
penelitian
Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Rp. 50.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 650.000,-
Rp. 650.000,-
17
Nama/NIM
Imam Nugraha
Suryana
/
471413009
Program
Studi
Teknik
Geologi
Bidang
Ilmu
Geologi
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
2
1
6
2
Rizky Hizrah
Wumu
/
471414011
Teknik
Geologi
Geologi
1
1
1
3
I Wayan Dika
Agus Sucipta /
451412013
Pendidikan
Geografi
Geografi
1
1
1
1
4
Tober Mardain
/ 471413005
Teknik
Geologi
Geologi
1
1
Uraian Tugas
Bertanggungjawab
dalam
pelaksanaan penelitian
Mengkordinir jalannya penelitian
di daerah penelitian dan analisis
di Laboratorium
Melakukan
rapat
bersama
anggota pada setiap minggu dan
sebelum melaksanakan kegiatan
Merencanakan
kegiatan
penelitian di lapangan dan di
laboratorium
Melakukan penelitian lapangan,
analisis
laboratorium,
pengolahan data bersama-sama
dengan anggota
Bersama-sama dengan ketua
dalam melaksanakan penelitian
Melakukan rapat bersama dengan
ketua pada setiap minggu dan
sebelum melakukan kegiatan
Melakukan penelitian lapangan,
pekerjaan
laboratorium,
pengolahan data, dan pelaporan
bersama-sama dengan ketua
Melakukan dokumentasi kegiatan
penelitian
Bersama-sama dengan ketua
dalam melaksanakan penelitian
Melakukan rapat bersama dengan
ketua pada setiap minggu dan
sebelum melakukan kegiatan
Membuat peta topografi lokasi
penelitian
Melakukan penelitian lapangan,
pekerjaan
laboratorium,
pengolahan data, dan pelaporan
bersama-sama dengan ketua
Membuat peta hasil hasil
penelitian
Bersama-sama dengan ketua
dalam melaksanakan penelitian
Melakukan rapat bersama dengan
ketua pada setiap minggu dan
sebelum melakukan kegiatan
Melakukan penelitian lapangan,
pekerjaan
laboratorium,
pengolahan data, dan pelaporan
bersama-sama dengan ketua
18